NovelToon NovelToon
Jejak Metamorfosa

Jejak Metamorfosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Menyembunyikan Identitas / Trauma masa lalu / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:167
Nilai: 5
Nama Author: Garni Bee

Di balik nama Alysa Kirana Putri, tersembunyi tiga kepribadian yang mencerminkan luka dan pencariannya akan kebebasan. Siapakah "Putri," anak ceria yang selalu tersenyum, namun menyembunyikan ribuan cerita tak terucapkan? Apa yang disembunyikan "Kirana," sosok pemberontak yang melawan bukan untuk menang, tetapi untuk bertahan dari tekanan? Dan bagaimana "Alysa," jiwa yang diam, berjalan dalam bayang-bayang dan bisu menghadapi dunia yang tak pernah memberinya ruang?

Ketika tuntutan orang tua, perundungan, dan trauma menguasai hidupnya, Alysa menghadapi teka-teki terbesar: apakah ia mampu keluar dari kepompong harapan dan luka menjadi kupu-kupu yang bebas? Atau akankah ia tetap terjebak dalam tekanan yang terus menjeratnya? Semua jawabannya tersembunyi dalam jejak langkah hidupnya, di antara tiga kepribadian yang saling bertaut namun tak pernah menyatu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Garni Bee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sayap kecil yang tangguh

...Di balik langkah berani, tersembunyi hati yang lelah. Tapi aku tahu, meski rapuh, aku tetap harus terbang....

...🦋...

MAAAMAAAH!"

Seperti biasa, aku terbangun dan langsung berteriak memanggil Mamah. Tapi kali ini, tidak seperti hari-hari sebelumnya, Mamah benar-benar ada di rumah.

"Putri! Berapa kali Mamah bilang, jangan teriak-teriak begitu kalau bangun tidur!" tegur Mamah Siska dengan nada setengah kesal.

Aku mengerjap, masih setengah sadar. "Eh, Mamah ada di rumah?" tanyaku dengan suara serak karena baru bangun.

Mama menghela napas sambil menyilangkan tangan di dada.

"Iya, hari ini Mamah berangkat siangan. Mamah tuh heran sama kamu, kapan sih kebiasaanmu ini bakal hilang? Setiap pagi teriak-teriak manggil Mamah."

Aku menyengir kecil, lalu duduk di tempat tidur.

"Tapi kan Putri kangen Mamah. Biasanya Mamah udah nggak ada pas Putri bangun."

Wajah Mamah Siska yang tadinya tegas perlahan melunak. Ia duduk di tepi tempat tidur dan mencium pipiku.

"Mamah juga kangen. Tapi Putri harus belajar bangun dengan tenang, Putri tau kan Mamah sibuk. Masa anak gadis teriak-teriak? Apalagi teriakan kamu kedengeran sampe bawah, nanti bisa ganggu orang yang lagi belajar di bimbel. Terus nanti kalau bimbel mamah dianggap jelek gimana?"

"Hmm iya mah,"

"Mandi sana, mau sarapan apa?"

"Sandwich! Oh iya, Putri gausah bawa bekel, buat hari ini dan seterusnya ya."

"Terus kamu gak mau makan?"

"Putri jajan di sekolah aja,"

"Aduh anak ini susah kalau disuruh makan nasi, pasti kalau tetep di bawain bekel juga tetep gak bakal di makan. Yaudah uang jajan kamu ditambahin."

Aku tertawa kecil, lalu memeluk Mamah sebentar sebelum akhirnya beranjak untuk bersiap-siap.

...

Beberapa hari kemudian, aku sempat membeli jajan sembarangan dan makan sesuatu yang terlalu pedas. Saat itu, aku sudah merasa lelah karena terus belajar tanpa istirahat yang cukup. Akhirnya, di sekolah, aku merasa tidak enak badan. Perutku melilit, rasa sakitnya tidak tertahankan. Wajahku pucat, keringat dingin mulai mengalir di pelipis.

"Kirana, kamu kenapa?" tanya Salsa khawatir.

"Perut aku sakit banget..." jawabku lirih.

Seketika teman-temanku, termasuk Intan, Gayatri, Alex, Marvin, dan Diaz, langsung mengerumuniku. Mereka panik dan segera memberi tahu guru.

Bu Nia, wali kelasku, langsung menelepon Mamah dan menyuruhku untuk pulang. Tapi aku menolak. Aku tetap bertahan hingga jam pulang sekolah.

"Kirana gapapa kok Bu. Kirana bisa tahan sampai pulang sekolah," ucapku dengan sisa tenaga.

Namun, saat jam pulang, aku bersepeda sendiri pulang ke rumah. Aku menolak ketika teman-temanku ingin mengantarku.

Di jalan, rasa sakit semakin menjadi. Kakiku lemas mengayuh pedal, pandanganku sedikit berkunang-kunang. Tapi aku tetap memaksakan diri sampai akhirnya tiba di rumah.

Begitu sampai, orangtuaku yang sudah menunggu di rumah langsung panik melihat keadaanku yang pucat pasi.

"Putri, kamu kenapa?!" seru Mamah khawatir, segera menghampiriku.

Aku masih berusaha menahan sakit. "Gapapa, Mah... Putri cuma kecapekan..."

Namun, tubuhku sudah tidak bisa diajak kompromi. Aku hampir jatuh kalau saja Papah tidak cepat menangkap tubuhku.

Tanpa berpikir panjang, Mamah dan Papah langsung membawaku ke rumah sakit terdekat. Dokter menyarankan agar aku dirawat untuk pemeriksaan lebih lanjut karena mengalami sakit perut parah dan demam. Tapi aku menolak. Aku ingin pulang. Akhirnya, orangtuaku sepakat untuk merawatku di rumah saja.

Setelah kejadian itu, Mamah dan Papah melarangku jajan sembarangan lagi. Mereka juga memperingatkan ku supaya tidak jajan di tempat yang sebelumnya aku beli.

Aku tidak masuk sekolah selama beberapa hari, tapi aku tetap belajar dan mengerjakan PR di rumah agar tidak tertinggal pelajaran.

...

Memasuki masa remaja, aku berubah drastis. Beberapa tahun berlalu sejak aku menjadi gadis kecil yang ceria dan manja. Kini, semuanya berbeda. Kehidupan mengajarkanku bahwa menjadi kuat adalah cara untuk bertahan.

Aku menjelma menjadi sosok yang dominan, berani, dan sering dianggap sebagai kecil-kecil cabe rawit.

"Intan, ambilin buku catatan di loker gue," kataku santai.

"Tapi, Kirana, aku lagi ngerjain tugas..." jawabnya pelan, tampak ragu.

Aku menatapnya dengan tajam.

"Tan, gue nggak suka ngulang dua kali. Kalau lo mau tetep bareng sama kita, lo tau apa yang harus lo lakukin."

Dengan berat hati, Intan bangkit. Aku tahu dia kesal, tapi dia tidak akan berani melawan. Tidak ada yang berani.

Suatu kali, aku membolos ke pusat perbelanjaan. Hari itu pelajaran matematika terasa begitu membosankan, dan aku lebih memilih untuk menikmati waktu di luar kelas.

"Eh, gimana kalau kita bolos? Gue tau tempat baru yang seru buat nongkrong," ajakku pada teman-temanku.

Salsa menggeleng ragu. "Tapi, Kirana, kalau ketahuan gimana? Kita bisa kena hukuman."

Aku tersenyum santai. " Santai, nanti urusan gue itu."

Akhirnya, mereka setuju. Kami menyelinap keluar dari sekolah dan pergi ke mall. Di sana, kami tertawa, belanja kecil-kecilan, dan makan es krim tanpa beban.

"Pokoknya hari ini kita harus ilangin semua beban hidup kita, lupain semua nya. Hari ini aku jajanin kalian! Asal kalian gak cepuin tentang hal ini kesiapa pun, termasuk orangtua kita."

"Okei siap". Jawab mereka serentak.

Waktu berlalu begitu cepat, dan ketika kami kembali ke sekolah mengambil tas, kelas sudah selesai dan semua murid sudah pulang.

"WAAH UDAH PADA PULANG. KITA BERHASIL GUYSS!" Seru Salsa di kelas dibalas tepukan tangan teman yang lain.

"Huhh aku pikir bakalan ketauan terus dihukum sama guru, TERNYATA BERHASIL YESS!" Gayatri.

"WOY SUMPAH PLONG BANGET GUE HAHAH!" Arum.

Aku hanya tertawa kecil.

"Aman..nggak ada yang tahu kita bolos. Yaudah kita pulang kerumah masing-masing sebelum kita bener-bener dihukum sama ortu kita."

"Oke lah kalau begitu, see you guyss. Besok kita kumpul lagi di tempat biasa di bawah pohon ya!"

Di balik senyumku, aku juga takut dengan resikonya. Tetapi ternyata saat itu aku memang berhasil, kalau pun nanti dapat amukan di rumah tidak masalah bagiku, yang penting temanku bisa tertawa walau cara ku kali ini sedikit menantang. Tapi apa pun resiko nya yang akan terjadi, seperti biasa aku tidak peduli.

...

Hari itu aku sampai di rumah lebih lambat dari biasanya. Setelah puas bolos dan bersenang-senang di mall bersama teman-temanku, aku pikir semuanya akan baik-baik saja. Tapi begitu aku membuka pintu, suara Pamah langsung menyambutku.

"Putri! Kamu dari mana aja?!" serunya dengan nada tinggi.

Aku terpaku di ambang pintu, tidak menyangka akan langsung diserang seperti itu. "P-Papah ada dirumah?"

"Iya, counter sama cafe lagi sepi. Mamah kamu bisa handle sendiri buat sementara waktu, jadi papah liat keadaan kamu dirumah. Eh ternyata kamu malah keluyuran." Jawab papahku dingin.

"Tadi... tadi aku ada tugas kelompok, Pah," jawabku berbohong, berharap alasan itu cukup meyakinkan.

"Tugas kelompok apa cuman main-main! Ternyata kamu merengek mau berangkat sekolah sendiri pake sepeda biar bisa main keluyuran sama temen kamu? Pokoknya ini awal dan akhir kamu boleh keluar rumah sendiri! Kamu bakal dianter Pak Man setiap kemana pun." Papah mendekat, tatapannya tajam.

"Aku mau belajar mandiri, Pah!" Ucapku sedikit gemetar.

"Papah nggak ngerti kenapa kamu jadi kayak gini. Dulu kamu anak yang ceria dan patuh, sekarang malah suka melawan. Kamu tahu nggak, apa yang Mamah dan Papah korbankan buat kamu?!" suara Papah mulai bergetar, dan aku bisa melihat kekecewaan di matanya.

Aku menunduk, tidak bisa menjawab.

Aku hanya mengangguk pelan, menahan air mata yang sudah menggenang. Di satu sisi, aku merasa bersalah, tapi di sisi lain, aku muak dengan semua tekanan ini. Kenapa aku harus selalu menjadi sempurna di mata mereka? Kenapa aku tidak bisa bebas seperti orang lain?

...

Malam itu, aku masuk ke kamar tanpa makan malam. Aku duduk di tepi ranjang, menatap bayanganku di cermin.

"Besok ada pramuka. Huftt..gapapa Put, kamu harus kuat, kamu gak boleh cengeng. Ini bukan apa-apa kan hahah.. Mending sekarang aku belajar aja deh biar bisa lupain omelan Papah tadi, masalah besok bisa dilihat besok." gumamku pelan.

Aku tahu, sebagai ketua tim Kupu-Kupu, aku harus memberikan contoh yang baik. Tapi dengan semua beban ini, aku hanya ingin lari.

Aku menarik napas panjang, mencoba meyakinkan diriku sendiri bahwa aku bisa melewati ini.

" SEMANGAT PUTRII! SMANGAT PUTRI GO! HAHAH" teriakku dari dalam kamar.

Tanpa disadari di luar kamar ada Mbok Sum yang ternyata ia sudah menguping percakapan antara aku dan papah tadi. Mata nya ikut berkaca-kaca, sedangkan mulut nya sedikit tersenyum.

1
Black Jack
wah, jalan ceritanya bikin gue deg-degan 😱
Mulyani: wahh makasih dukungan nya, jangan ragu buat kasih masukan atau sarannya ya..
total 1 replies
Kakashi Hatake
Aku selalu menantikan update dari cerita ini. Jangan sampai berhenti menulis, thor!
Mulyani: Waaaah makasih dukungan nya! Ikutin terus update nya ya..Jangan lupa juga masukan nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!