NovelToon NovelToon
Hasrat Terlarang Istri Yang Diceraikan

Hasrat Terlarang Istri Yang Diceraikan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / One Night Stand / Selingkuh / Cerai / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dark Vanilla

"perceraian ini hanya sementara Eve?" itulah yang Mason Zanella katakan padanya untuk menjaga nama baiknya demi mencalonkan diri sebagai gubernur untuk negara bagian Penssylvania.

Everly yang memiliki ayah seorang pembunuh dan Ibu seorang pecandu obat terlarang tidak punya pilihan lain selain menyetujui ide itu.

Untuk kedua kalinya ia kembali berkorban dalam pernikahannya. Namun ditengah perpisahan sementara itu, hadir seorang pemuda yang lebih muda 7 tahun darinya bernama Christopher J.V yang mengejar dan terang-terangan menyukainya sejak cinta satu malam terjadi di antara mereka. Bahkan meski pemuda itu mengetahui Everly adalah istri orang dia tetap mengejarnya, menggodanya hingga keduanya jatuh di dalam hubungan yang lebih intim, saling mengobati kesakitannya tanpa tahu bahwa rahasia masing-masing dari mereka semakin terkuak ke permukaan. Everly mencintai Chris namun Mason adalah rumah pertama baginya. Apakah Everly akan kembali pada Mason? atau lebih memilih Christopher

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dark Vanilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ibu mertuanya

“For god sake, Everly, itu hanya pura-pura, percayalah padaku!” suara Mason sedikit meninggi. Hingga urat lehernya terlihat. Hal itu membuat Everly kaget.

“Tapi surat itu asli, Mason! Bukan palsu!” pekik Everly tak mau kalah.

“Eve itu sebagai bukti agar orang-orang percaya! Setelah aku menjadi gubernur dan jabatanku stabil, aku akan mencari cara untuk memperbaiki situasimu, aku akan menikahimu kembali. Hanya sampai saat itu! Setelahnya kita akan bersama seperti seharusnya.”

Sebuah ketukan di pintu menginterupsi pembicaraan keduanya. Mason masih akan membuka mulutnya, tetapi ketukan itu kembali terdengar, kali ini lebih kencang. dengan berat hati pria itu beranjak dari Everly, segera membukakan pintu dan menemukan wanita tua dengan rambut disanggul rapi dan berpenampilan elegan.

Itu adalah Rosaline, Ibu dari Mason. 

“Apa yang terjadi dengan kalian berdua? Suara kalian menakuti Lilly Anne. Dia mengira ayah dan ibunya bertengkar.” 

“Ibu, bisakah nanti saja, aku sedang berbicara dengan Everly.” 

“Mason jangan bertengkar saat ada anak dirumah.” Rosaline mengatakannya dengan tegas.

“Ibu aku—

“Lebih baik kau tenangkan Lilly, dia hampir menangis di bawah. Lagipula bukankah Lilly harus sekolah dan kau harus kerja?” 

Mason masih akan protes, tetapi Rosaline menatapnya tajam tak ingin di bantah. 

“Pergilah, Mason.” ucap sang ibu sekali lagi, membuat pria itu mau tak mau menurutinya. 

“Eve, bisakah kita minum teh bersama?” Rosaline beralih pada Everly yang masih terduduk di ranjang.

“Aku sedang tidak ingin minum teh, ibu.” sahut Everly.

“Kalau begitu aku akan menunggumu di ruanganku, sekarang!” ucapnya dengan senyum ramah yang dibuat-buat, lalu pergi begitu saja tanpa mendengar respon menantunya.

Everly mendengus kesal, namun akhirnya pergi menyusul ibu mertuanya. 

Saat ia tiba di ruangan yang dihiasi dengan perabotan mewah dan berbau lavender, Rosaline sudah duduk di sofa dengan posisi anggun, memandang Everly seperti hakim yang siap mengadili. 

Seketika wangi chamomile yang menenangkan semerbak memenuhi ruangan ketika rosaline mengisi cangkir teh di hadapan Everly yang akhirnya duduk di seberang Rosaline. 

Tangannya tetap terlipat di pangkuan, tidak menunjukkan minat untuk menyentuh teh yang telah disiapkan. Ia tahu, percakapan ini tidak akan berakhir dengan ramah.

Rosaline mengangkat cangkir tehnya dengan gerakan anggun, meniup permukaannya perlahan sebelum menyesap sedikit. 

“Kau tahu, Everly?” Rosaline memulai, suaranya rendah dan penuh perasaan. 

“Saat Mason lahir, itu bukan perjalanan yang mudah. Aku dan suamiku menantinya selama delapan tahun. Kami mencoba segala cara—berpindah dari satu dokter ke dokter lain, menjalani perawatan ini dan itu. Aku bahkan sempat hampir kehilangan harapan. Tapi Tuhan akhirnya mendengar doa kami. Aku hamil."

Ia berhenti sejenak, menghela napas panjang. Matanya yang tajam melunak, kembali mengingat masa itu. "Namun ternyata kebahagiaan itu datang dengan ujian besar. Karena komplikasi, aku harus melahirkan lebih awal, jauh sebelum waktunya. Mason kecil lahir dengan ukuran yang bahkan lebih kecil dari sejengkal tangan suamiku. Ia begitu rapuh, begitu kecil… dan harus menghabiskan bulan-bulan pertama hidupnya di inkubator."

Rosaline menatap Everly dengan intens, suaranya mulai bergetar. "Apa kau bisa bayangkan, Everly, melahirkan seorang anak tetapi tak bisa mendekapnya? Tidak bisa menyusuinya? Hanya bisa berdiri di balik kaca, melihat tubuh mungilnya dipenuhi kabel dan selang? Duniaku seakan runtuh saat itu. Dan saat dokter memberitahu bahwa Mason sempat mengalami henti jantung dua kali…"

Ia menggeleng pelan, menenangkan dirinya sebelum melanjutkan. "Kami berdoa, memohon kepada Tuhan. Berjanji, jika Tuhan menyelamatkan Mason, kami akan memberikan segalanya untuknya. Dan Tuhan, sekali lagi mengabulkan doa kami. Mason berhasil melewati masa kritisnya.” tambah Rosaline, sementara Everly masih diam, bertanya-tanya mengapa mertuanya tiba-tiba menceritakan kisah hidupnya.  Mertua yang hanya bicara dengannya jika ada perlu, meskipun mereka satu rumah. 

Dulu Everly sempat merasa keberatan untuk tinggal bersama dengan Rosaline yang nampak sekali tidak menyukainya, namun Everly tidak dapat berbuat banyak, karena tidak mungkin juga Mason menyuruh ibunya keluar dari rumah.

“Hari demi hari, ia tumbuh menjadi anak yang sehat dan anak yang luar biasa pengertian. Tidak pernah meminta apapun, tidak pernah menyusahkan kami, bahkan ketika hidup kami penuh dengan keterbatasan."

Matanya berkabut saat mengenang masa lalu. "Ketika suamiku meninggal, Mason yang masih kecil justru menjadi penguatku. Ia tidak menangis, tidak menuntut apa-apa, meski perekonomian kami carut-marut. Hingga suatu saat, untuk pertama kali akhirnya dia memohon sesuatu padaku….”

Rosaline berhenti, membiarkan kata-katanya menggantung di udara. “Yaitu menikahimu.” Lanjutnya, kembali menyesap tehnya sambil mengawasi reaksi Everly yang tetap datar menunggu kemana arah pembicaraan ini sebenarnya.

“Saat itu, aku tidak tahu harus bagaimana," Rosaline melanjutkan. "Mason masih terlalu belia, terlalu polos untuk memahami apa yang ia inginkan. Tetapi ia memohon. Bahkan mengancam akan pergi jika aku tidak merestuinya. Anak yang selama ini tidak pernah membantahku… akhirnya menentangku demi dirimu. Apa yang bisa kulakukan, Everly? Aku memilih mengalah, karena itu janjiku kepada Tuhan—mengabulkan keinginan anakku."

Rosaline menatap Everly dalam-dalam, suaranya berubah menjadi lebih dingin dan tegas. "Dan sekarang, aku ingin kau tahu satu hal. Aku tidak akan membiarkan siapa pun, termasuk kau, menghalangi kebahagiaan Mason. Aku telah menyerahkan harapanku untuknya saat ia memilihmu. Itu adalah pengorbananku sebagai seorang ibu. Jadi, jika kau tidak bisa memberi apa yang Mason butuhkan, mungkin sudah waktunya kau belajar berkorban juga."

Everly menggigit bagian dalam bibirnya, berusaha mempertahankan ketenangannya, meski rasa panas mulai berkumpul di dadanya. "Apa maksud Ibu?"

Rosaline tersenyum tipis, penuh arti. "Maksudku, kau sudah seharusnya merasa bersyukur. Keluargamu, dengan semua kekacauan dan tragedinya, adalah noda dalam kehidupan Mason. Ayahmu seorang pembunuh, ibumu pecandu narkoba… Apa kau pikir aku tidak tahu?"

Everly membeku. Tidak mungkin Mason yang memberitahu Rosaline, karena bahkan sejak awal Mason lah yang melarangnya untuk menceritakan latar belakang keluarganya pada sang mertua. Pada hari dimana untuk pertama kalinya Everly bertemu Rosaline, ia dan sang suami sepakat untuk mengatakan bahwa Everly adalah anak yatim piatu.  

Rosaline menarik sudut bibirnya ketika Everly tertegun. “Sebagaimana aku mengetahui latar belakangmu dengan mudah, meski kalian menyembunyikannya sedemikian rupa. Bisa kau bayangkan bagaimana mudahnya fakta itu akan ditemukan orang-orang yang berniat menjatuhkan anakku bukan?”

“Pikirkanlah, jangan hanya dirimu, tapi juga Mason, Lilly, dan aku.”

Everly meremas jemarinya. Rasa besi menyebar ke dalam mulutnya ketika ia terlalu kuat menggigit bibirnya karena menahan perasaan sakit. Ia pikir setelah 11 tahun ini, Rosaline sudah sedikit menerimanya sebagai menantu, pada kenyataannya posisinya di rumah ini hanya stuck di satu tempat. Hanya sebatas istri dari Mason dan tak pernah diakui sebagai menantu. 

“Aku mengerti … ibu.”

...(To be continue)...

1
Elvico Kitchen
ceritanya bagus,, suka sama alurnya
Vanilabutter
iya. makasih ya dukungannya. 🥰
Agus Tina
Thor sering2 up ya. Kutunggu .... vote untukmu. Ceritanya bagus ....
Agus Tina
Visualnya pas thor ...
Agus Tina
Awal yang bagus ... suka ...
Vanilabutter: terima kasih kak. terus baca ya /Smile/
total 1 replies
Dewi Rahmawati
ini menarik aku suka🥰
Vanilabutter: terima kasih kak, terus baca ya /Grin/
total 1 replies
Kovács Natália
Wow, luar biasa!
Nụ cười nhạt nhòa
Bagus banget alur ceritanya, tidak monoton dan bikin penasaran.
Mokey D.Luffy
Seru banget! 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!