NovelToon NovelToon
Ketika Kesabaran Berakhir

Ketika Kesabaran Berakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mengubah Takdir
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nurulina

Lestari, yang akrab disapa Tari, menjalani hidup sebagai istri dari Teguh, pria yang pelit luar biasa. Setiap hari, Tari hanya diberi uang 25 ribu rupiah untuk mencukupi kebutuhan makan keluarga mereka yang terdiri dari enam orang. Dengan keterbatasan itu, ia harus memutar otak agar dapur tetap mengepul, meski kerap berujung pada cacian dari keluarga suaminya jika masakannya tak sesuai selera.

Kehidupan Tari yang penuh tekanan semakin rumit saat ia memergoki Teguh mendekati mantan kekasihnya. Merasa dikhianati, Tari memutuskan untuk berhenti peduli. Dalam keputusasaannya, ia menemukan aplikasi penghasil uang yang perlahan memberinya kebebasan finansial.

Ketika Tari bersiap membongkar perselingkuhan Teguh, tuduhan tak terduga datang menghampirinya: ia dituduh menggoda ayah mertuanya sendiri. Di tengah konflik yang kian memuncak, Naya dihadapkan pada pilihan sulit—bertahan demi harga diri atau melangkah pergi untuk menemukan kebahagiaan yang sejati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurulina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 7

"Eh, sembarangan kalau ngomong! Bilang lagi kalau anakku nggak beri nafkah ke kamu? Terus kamu masih hidup sampai sekarang karena siapa? Anakku yang kasih makan!" teriak Bu Ayu, mertua Tari, dengan wajah penuh amarah. Dengan perasaan geram, Bu Ayu langsung menempeleng kepala Tari karena merasa tidak terima dengan perkataan menantunya itu.

Kepala Tari terasa pening, ia mendesah kesal karena efek tamparan tersebut. "Ugh!" desis Tari sambil memegangi kepalanya yang terasa berputar karena tamparan tersebut.

Namun, dalam hati Tari merasa sedikit bingung, "Mana ada mertua yang bisa bikin kepala oneng begini?" pikirnya, berusaha menenangkan diri. Meskipun demikian, ia tetap tidak bisa menahan amarahnya terhadap sikap mertua yang selalu menyudutkannya.

Sementara itu, Sinta, yang berada di samping ibunya, malah tersenyum meledek Tari. "Wek, syukurin! Emang enak!" katanya sambil mengejek kakak iparnya dengan tawa yang menyebalkan.

Tari, yang merasa jengkel dan tidak bisa membalas tamparan Bu Ayu karena perbedaan usia yang jelas terlihat, akhirnya memilih untuk membalas dengan cara yang lain. Tanpa berpikir panjang, ia menoyor kepala Sinta dengan cukup keras.

"Auuuch! Mbak Tari gila!" pekik Sinta, merasakan nyeri di kepalanya akibat toyoran yang cukup mengejutkan itu.

Namun, Bu Ayu tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu. "Bocah gendeng! Apa yang kamu lakukan terhadap anakku, ha?" teriak Bu Ayu, semakin kesal karena Tari berani melawan dan menyakiti anaknya.

Padahal, bagi Tari, itu hanya sebuah balasan kecil untuk tamparan yang baru saja diterimanya. Tidak sebanding dengan perlakuan Bu Ayu yang membuat kepalanya terasa berputar tadi.

"Tapi apa, kalau Bu Ayu merasa begitu sakit hati, kenapa tidak melihat dulu apa yang dia lakukan padaku?" Tari bergumam dalam hati, merasa semakin kesal dengan segala perlakuan yang ia terima di rumah itu.

"Apa sih, Bu?" Tari bertanya dengan santai, tampak tak peduli dengan amarah yang sedang memuncak di wajah Bu Ayu. "Aku loh cuma balas perlakuan ibu yang sudah gak sopan, geplak kepala aku. Karena aku menghormati ibu yang sudah tua bau tanah yang sebentar lagi akan ditimbun di kuburan, jadilah aku balasnya ke Ayu..." seloroh Tari dengan nada sinis, tanpa ragu sedikit pun. Tentu saja, kata-kata Tari itu seperti api yang menyulut amarah Bu Ayu.

Wkwkkk! Tari tertawa terbahak-bahak, menikmati keadaannya yang semakin menegangkan.

Sementara itu, kepala Bu Ayu seperti mulai mengeluarkan asap. Ia sudah sangat marah, wajahnya memerah seperti tomat yang matang, seakan hampir meledak karena terlalu banyaknya amarah yang terkumpul.

"Kamu!" teriak Bu Ayu, suara seraknya hampir tidak terdengar. "Doa'in ibu mati, Tari!" Pekik Bu Ayu, wajahnya semakin memucat. Ia hampir tidak bisa bernapas saking marahnya, matanya melotot tak terkendali.

"Ibuu, sabar, bu. Tarik napas, buang ke udara," ujar Tari cepat-cepat, berusaha menenangkan ibunya yang megap-megap. "Mbak Tari, apa yang kau lakukan ke ibu, ha? Kalau ibu sampai mampus gimana?" Sinta langsung sibuk mengurut dada ibunya, entah karena khawatir atau karena terinspirasi oleh film drama yang sering ia tonton.

"Lebay kalian berdua!" sahut Tari dengan malas, mencoba untuk tidak terlalu ambil pusing dengan drama yang terus berkembang di depannya. "Udah sana kasih air keran, nanti juga baik sendiri," tambah Tari sambil menggelengkan kepala. Ia merasa bosan dengan suasana yang terus seperti ini, dan lebih memilih untuk meninggalkan keributan tersebut.

1
Wanita Aries
Suka ceritanya..
Semangat thor
Wanita Aries
Naudzubillah dpt laki pelit amit2 dah
Wanita Aries
Gila aj dkasih cm 25rb. Uang saku ankq yg SMP itu
Diah Ratna
ceritanya bagus,thor .
Sulfia Nuriawati
udah d perbudak msh mw bertahan helloooo cinta blh goblok jgn y sayang, bersikap lah tunjuk kan bahwa km pny harga yg lbh dr pelakor jg suami g pny otak itu,mn pelit lg dih ogah bnget😡😡😡
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
Nurulina: makasi yaaa🥰
total 1 replies
Aerilyn Bambulu
Aku nunggu update terbaru setiap harinya, semangat terus author!
Nurulina: Waaah makasih yaaaw😍
total 1 replies
Phoenix Ikki
Aku tumpahkan air mata gara-gara endingnya😢
Kazuo
Bikin nagih bacanya 😍
Nurulina: waaah, makasih yaaa🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!