Transmigrasi : Tiba-tiba Menjadi Istri Sang Adipati

Di sepanjang jalan yang berbatu halus, Sekar wulan melangkahkan kaki dengan pikirannya yang melanglang buana. Sekarang semuanya sudah jelas, pecahan- pecahan ingatan Sekar wulan sebelumnya kini sudah menyatu dalam dirinya, di tambah dengan penjelasan dari emban pribadinya, Muti.

Keonaran- keonaran yang di sebabkan olehnya sebelumnya bukanlah tanpa alasan. Ternyata yang seharusnya menikah dengan Adipati Erlangga itu adalah kakak perempuan nya, Raden Ayu Puspita, yang memang sudah di jodohkan oleh Raja sejak dalam kandungan. Namun ayahnya yang licik dan hanya mementingkan satu putri, memikirkan sebuah ide lain, dia sudah meramalkan rencana pemberontakannya akan terungkap oleh Kerajaan, itu sebabnya menikahkan putri pertama nya itu dengan raden kertayasa agar aman di negeri sebrang, sementara Sekar wulan yang memang kelahiran nya saja tidak pernah di harapkan di jadikan tumbal untuk menikah dengan Raden Erlangga dan menanggung kebencian Kerajaan ini sebab keluarga nya yang memberontak.

Sekar wulan sebelumnya memang membenci Raden Erlangga, bahkan di malam pertama mereka saja dia sudah berani mengancunngkan pedang ke hadapan sang Adipati muda yang menjadi suaminya itu.

"Jangan mendekat! aku tak mau di sentuh oleh mu! "

"kenapa kau sangat membenci ku Sekar wulan?"

"Karena kau, aku tak jadi menikah dengan kekasih yang ku cintai, karena kau ayah dan ibuku tiada! "

"Kedua orang tua mu memang harus di hukum matti sesuai perintah Raja, karena rencana pemberontakan yang mereka lakukan. Lalu, kau tak jadi menikah, apakah harus menjadi kesalahan ku?"

"Ya, pokoknya ini semua salah mu. Tak peduli penyebab nya apa, tapi karena kau aku menderita! "

"Segitunya kah kau membenci ku? "

"Ya, sangat benci, hingga setiap hari aku berdo'a pada sang Hyang Widhi agar kau matti saja! "

Setelah itu Raden Erlangga tak pernah lagi ke kamarnya yang berada di bilik kaputren. Pria itu kemudian lebih memilih menyibukkan dirinya dengan pekerjaan sebagai Adipati dan panglima perang Kerajaan hingga berpergian tak kenal waktu.

Namun itulah yang di harapkan Sekar wulan yang sebelumnya. Dia yang sudah teracuni oleh desas-desus jika sang Adipati adalah pria yang kejam dan tak berperasaan justru bersyukur jika Adipati muda itu tak ada di lingkungan Kadipaten.

Lalu berbagai keonaran pun dia lakukan selama sang suami tak ada di lingkungan Kadipaten. Hanya agar reputasi sang raden ikut tercoreng karena tingkahnya dan akhirnya sang raden menceraikannya. Namun soal tercebur nya raden Ayu Agni rara bukan sepenuhnya salah nya, putri dari Tumenggung adiyasa itu memang menaruh permusuhan pada Sekar wulan, sebab tak lain dan tak bukan adalah karena dia menyukai Adipati Erlangga. Waktu itu Sekar wulan hanya membela diri dari bullyan putri manja Tumenggung itu hingga berakhir Agni rara terjatuh ke danau karena kesalahan nya sendiri.

Dan keonaran nya yang terakhir, adalah upayanya untuk bertemu dengan kertayasa di Kerajaan sebrang. Dalam diri Sekar wulan sebelumnya, dia berniat untuk melarikan diri dari Kerajaan ini karena tak tahan dengan hidupnya yang menderita, hingga nekat membuat rencana, menyewa sekelompok orang untuk berpura-pura menjadi bandit, yang kemudian menyergap nya di perbatasan, hanya agar raden Erlangga tahu jika dirinya berencana kabur dan saat di perbatasan dia di serang oleh sekelompok bandit hingga tewas, dan raden Erlangga tak akan bisa menemukan nya dan kemudian dia bisa memulai hidupnya kembali di negeri sebrang, di bawah perlindungan raden kertayasa. Itulah rencananya.

Namun sepertinya takdir tak mengizinkan nya untuk pergi jauh dari Adipati muda itu. Di pertengahan jalan saat dia berniat untuk istirahat bersama Muti, yang dia ikut sertakan dalam pelarian nya. Tiba- tiba kuda yang membawa kereta kudanya hilang kendali dan membawanya hingga ke atas lereng bukit yang curam dan terjal.

Muti yang kebetulan baru kembali setelah mengambil air sontak panik dan berusaha mengejar kuda itu. Namun sampai di atas bukit, kudanya terlepas dari tandu yang berisi Sekar wulan di dalam nya.

Tubuh Sekar wulan terlempar hingga jatuh berguling-guling dari atas bukit, Muti yang melihat itu semakin panik lantas berlari meminta pertolongan hingga bertemu lah ia dengan rombongan raden Erlangga yang memang sedang mencari keberadaan mereka.

Muti pun menjelaskan keadaan nya dan mereka pun melakukan pencarian. Hingga akhirnya Muti yang pertama menemukan Sekar wulan di tengah hutan. Begitu lah bagaimana akhirnya dia bertemu dengan sang suami di tengah hutan dan di bawa kembali ke Kadipaten.

Sekar wulan menghela napas pelan, begitu banyak cobaan dan lika- liku dalam hidup nya, sekarang jika ia meminta perceraian kepada sang Adipati, maka hidup nya akan semakin runyam. Jadi dia berencana untuk membiarkan keadaan seperti ini dulu.

Pantas saja sang Adipati begitu membenci nya namun di satu sisi juga dia melihat tampak ada kesedihan samar di ekspresi yang selalu pria itu perlihatkan.

Sekar wulan yang sekarang percaya, sebenarnya Adipati Erlangga tidak lah sekejam itu. Kesalahpahaman di antara mereka lah yang membuat hubungan mereka berjarak, di tambah kebodohan sekar wulan yang sebelumnya karena cintanya pada raden kertayasa hingga membuat ia menghalalkan segala cara agar bisa kembali ke sisi pria itu, tak peduli jika pria itu sekarang adalah suami dari kakaknya.

"Karena sekarang, diriku yang dulu tidak ada lagi, tak akan ku biarkan kebodohan seperti itu terjadi lagi. Daripada mengejar- mengejar pria yang jelas sudah tak bisa di miliki, bagaimana jika aku memperbaiki hubungan dengan suami yang sekarang?"

Dalam benaknya Sekar wulan mulai berpikir logis. Terlalu banyak yang ia pikirkan hingga tanpa sadar Sekar wulan sudah berjalan terlalu jauh. Dan ternyata dia berhenti di sebuah aula tempat di mana prajurit sedang berlatih.

"Astaga." matanya langsung melotot begitu melihat para prajurit yang sedang berlatih bertelanjang dada, dengan keringat yang mengucur. Badan mereka yang bagus karena latihan yang begitu keras, tanpa sadar membuat Sekar wulan tak mengedip kan mata.

"Pemandangan roti sobek ini tak boleh ku sia- siakan. "

Namun dari arah belakang tengkuknya tiba-tiba di ketuk oleh seseorang membuat ia sontak menoleh, lantas terkejut ketika sepasang mata tajam sedang menatap nya dengan tatapan menghunus.

"Sedang apa kau di sini? "

Suaranya yang berat dan sedikit serak membuat Sekar wulan langsung tersadar dari keterkejutan sesaat. Lalu matanya langsung terpesona begitu melihat badan sixpack.

"Ternyata badan suami ku lebih menggoda dari para prajurit itu, hihihihi. "

Batin Sekar wulan sambil cekikikan sendiri.

Sementara raden Erlangga menatap aneh gadis itu dengan dahi mengernyit. Lalu tersadar tatapan gadis itu tertuju pada perutnya membuat matanya semakin menajam.

"Apa yang sedang kau pikirkan. "

Sekar wulan lantas tersadar, lantas ia menyengir tanpa dosa.

"Hehehe tidak ada kok, tidak ada! "

Namun Erlangga tidak percaya. Tangan kekarnya lantas menggamit lengan mungil Sekar wulan.

"Di sini bukan tempat yang seharusnya di datangi oleh wanita, kemari! " Ajaknya membawa istri nakalnya itu pergi.

*****