NovelToon NovelToon
Dijual Untuk Hamil Anak Ceo

Dijual Untuk Hamil Anak Ceo

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: Mira j

Liana Antika , seorang gadis biasa, yang di jual ibu tiri nya . Ia harus bisa hamil dalam waktu satu bulan. Ia akhirnya menikah secara rahasia dengan Kenzo Wiratama—pewaris keluarga konglomerat yang dingin dan ambisius. Tujuannya satu, melahirkan seorang anak yang akan menjadi pewaris kekayaan Wiratama. agar Kenzo bisa memenuhi syarat warisan dari sang kakek. Di balik pernikahan kontrak itu, tersembunyi tekanan dari ibu tiri Liana, intrik keluarga besar Wiratama, dan rahasia masa lalu yang mengguncang.

Saat hubungan Liana dan Kenzo mulai meluruhkan tembok di antara mereka, waktu terus berjalan... Akankah Liana berhasil hamil dalam 30 hari? Ataukah justru cinta yang tumbuh di antara mereka menjadi taruhan terbesar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mira j, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 25

Tindakan USG telah selesai. Liana dibantu suster untuk membersihkan perutnya dari gel, lalu perlahan bangkit dari ranjang pemeriksaan dan duduk kembali di samping meja dokter.

Dokter menuliskan resep vitamin dan obat penguat kandungan di atas kertas, lalu menyerahkannya kepada Liana. Namun sebelum penjelasan lebih lanjut diberikan, ponsel Kenzo yang sejak tadi diletakkan di dalam saku jasnya berdering keras.

“Maaf, saya keluar sebentar,” ucap Kenzo cepat, melihat nama pemanggil yang cukup penting dari kantor. Ia kemudian melangkah keluar ruangan sambil menerima panggilan tersebut.

Liana memperhatikan pintu yang tertutup kembali, sebelum kemudian menoleh pada dokter yang masih duduk di depannya sambil menyusun berkas.

“Dokter, tadi saya melihat ada dua titik ... tapi... apakah tadi saya salah lihat ?” Liana bertanya ragu.

Dokter menoleh dan tersenyum hangat. “Tidak, Anda tidak salah lihat  Nyonya. memang ada dua kantung bayi berasal dari dua janin. Selamat, Anda sedang mengandung bayi kembar.”

Liana menatap dokter dengan mata membulat kaget. Bibirnya sempat terbuka, namun tak ada suara yang keluar. Hatinya berdegup lebih kencang. Ia benar-benar tak menyangka. “Kembar…?” ulangnya pelan, seolah belum sepenuhnya yakin.

Dokter mengangguk. “Iya, dua kantung janin. Tapi kondisi keduanya sehat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan asal dijaga betul-betul kehamilannya.”

Liana menarik napas dalam-dalam. Ada rasa bahagia yang menyelinap, tapi juga kecemasan yang tiba-tiba menyergap hatinya. Ia memalingkan wajah sejenak ke arah jendela, menatap langit yang tampak cerah.

“Dokter… bisakah… bisakah ini menjadi rahasia kita dulu?” ucapnya tiba-tiba.

Dokter menatapnya, sedikit terkejut. “Maksud Anda?”

“Mohon… jangan beritahu suami saya dulu tentang bayi kembar ini. Ada… sesuatu yang belum bisa saya jelaskan. Ini menyangkut hidup saya dan anak-anak saya.”

Dokter terlihat ragu sejenak, namun melihat wajah Liana yang terlihat tegas sekaligus memohon, akhirnya ia mengangguk pelan. “Baik, Nyonya. Tapi janji saya bisa Anda jaga sampai waktunya tepat, ya?”

Liana mengangguk cepat. “Terima kasih, Dok.”

Tak lama kemudian, pintu ruangan terbuka kembali. Kenzo masuk dengan wajah tergesa.

“Sudah selesai? Maaf, aku harus segera ke kantor sekarang. Ada rapat dadakan,” ujarnya sambil melirik arlojinya.

Liana tersenyum tenang dan berdiri. “Sudah. Ini resep dari dokter. Nanti Maria bisa ambil di apotek.”

“Baiklah, ayo kita pulang dulu. Kamu harus istirahat,” ucap Kenzo seraya meraih tangan istrinya dan menggenggamnya dengan lembut. Kenzo segera pamit dengan dokter.

Liana melangkah di sampingnya,menyembunyikan perasaannya sendiri. Di balik senyumnya, ia sedang menyimpan rahasia besar... rahasia tentang dua nyawa yang kini tumbuh bersamaan di dalam rahimnya.

Perjalanan pulang dari rumah sakit terasa hening bagi Liana. Kenzo duduk di sampingnya, sibuk dengan ponselnya, membalas satu per satu pesan dari tim kantor. Beberapa kali ia menatap Liana, memastikan istrinya baik-baik saja, namun Liana hanya menjawab dengan senyum tipis.

Dalam hatinya, Liana bergulat dengan perasaan yang sulit diuraikan. Ia tengah menyembunyikan sesuatu dari suaminya—bukan karena tidak percaya, tetapi karena belum siap menghadapi segala konsekuensi yang mungkin terjadi. Tentang bayi kembar yang kini tumbuh di rahimnya. Tentang masa depan, dan ketakutannya yang perlahan kembali mengusik.

Mobil akhirnya berhenti tepat di depan villa. Alex dan dua pengawal segera membukakan pintu mobil untuk Kenzo dan Liana. Kenzo membantu istrinya keluar dari mobil, mengantarkannya hingga ke ambang pintu villa.

“Kamu langsung istirahat ya, jangan lupa makan siang, nanti aku suruh Maria siapkan yang ringan dan hangat,” ucap Kenzo lembut sambil menyentuh pelipis Liana.

“Iya,” balas Liana dengan anggukan kecil.

Kenzo mencium kening istrinya pelan. “Aku harus ke kantor sebentar. Rapat ini mendadak, tapi jangan khawatir, kalau sudah selesai aku akan pulang cepat.”

“Pergilah, aku baik-baik saja,” jawab Liana, berusaha tersenyum.

Mereka berpisah di depan pintu. Kenzo kembali ke dalam mobil dan segera melesat menuju pusat kota, tempat perusahaannya berada. Sementara Liana menatap punggung mobil suaminya yang perlahan menjauh, sebuah helaan napas berat terlepas dari bibirnya.

Ia melangkah pelan ke dalam vila. Suasana tenang, hanya terdengar langkah Maria di dapur yang sedang sibuk menyiapkan makan siang.

Liana duduk di sofa ruang tengah, tangannya perlahan menyentuh perutnya yang masih datar. “Kalian baik-baik saja di dalam sana, kan?” bisiknya lembut, hampir tak terdengar.

Ia menatap kosong ke arah jendela. Di balik semua kenyamanan yang kini ia miliki, ada rasa takut yang tak bisa ia abaikan. Ia tahu, menyimpan rahasia terlalu lama bisa jadi bom waktu. Tapi untuk sekarang, ia hanya ingin melindungi anak-anaknya... dan mungkin, juga hatinya sendiri.

Kenzo melangkah gagah melewati lobby utama Wiratama Corporation. Setelan jas hitam yang membalut tubuhnya menambah kesan tegas dan berwibawa. Beberapa karyawan menunduk sopan saat ia melintas, tak satupun berani menyapa selain dengan gestur hormat. Aura dingin dan dominan Kenzo memang dikenal mampu membungkam suasana hanya dengan tatapan.

 Vika yang saat ini hendak melewati  meja resepsionis begitu  melihat Kenzo datang, segera menegakkan tubuhnya, tersenyum manis sambil memperbaiki letak kerah blusnya yang sedikit terbuka.

"Selamat sore, Tuan Kenzo..." ucapnya lembut, penuh harap.

Namun...

Kenzo tak mengucapkan sepatah kata pun. Tatapannya lurus ke depan, tidak menoleh sedikit pun. Seolah sapaan Vika hanyalah suara angin yang tak perlu didengar. Ia berjalan terus menuju lift pribadi.

Jek, sang asisten setia, langsung menghampirinya sambil membawa map rapat.

“Semua tim sudah standby di lantai dua puluh lima, Tuan. Agenda presentasi dari divisi ekspansi sudah disusun sesuai arahan Anda.”

Kenzo mengangguk singkat. “Bagus. Pastikan mereka tidak membuang waktu.”

“Siap, Tuan.”

Mereka masuk ke dalam lift yang langsung tertutup otomatis.

Sementara itu, Vika masih terpaku di depan meja resepsionis. Pipinya memerah, bukan karena malu, tapi karena kesal. Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan rasa kecewa.

“Bahkan menoleh pun tidak…” gumamnya lirih, lalu mendesah panjang.

Namun beberapa detik kemudian, senyum licik mulai merekah di wajahnya.

“Kita lihat saja nanti, Kenzo Wiratama. Akan ada saatnya kau tidak bisa berpaling dariku…”

Tanpa disadarinya, cinta yang Vika kejar bukan sekadar cinta biasa.

Pintu ruang rapat lantai dua puluh lima terbuka otomatis ketika Jek menempelkan akses sidik jarinya. Para direktur dan manajer yang sudah duduk rapi langsung berdiri memberi salam.

“Selamat pagi, Tuan Kenzo.”

Di ujung meja, sedikit terpisah dari kursi-kursi eksekutif, duduk seorang pemuda tinggi dengan jas abu-abu muda. Tatapannya tenang namun tajam, Nara Wiratama—pemegang saham baru yang statusnya baru disahkan oleh Kakek Wiryo beberapa hari  lalu. Walau porsi sahamnya kecil (5%), kedudukannya tetap membuat beberapa orang di ruangan itu canggung.

Kenzo—dengan wibawa dingin khasnya—hanya menangguk singkat, lalu duduk di kursi kepala meja. Jek meletakkan map agenda di depannya.

“Mulai,” perintah Kenzo singkat.

Manajer Divisi Ekspansi (Pak Adrian) berdiri, memutar slide berisi rencana pembukaan cabang di dua kota besar. Grafik pertumbuhan, proyeksi ROI, dan skema pembagian saham mitra asing ditampilkan.

Pak Adrian

“… Mitra di Singapura mengajukan pembagian 35 % saham operasi, Tuan.”

Kenzo mengerutkan alis. Belum sempat ia bersuara, Nara mengangkat tangan.

Nara

“Maaf, boleh menambahkan? Jika kita berikan 35 %, voting right mereka terlalu besar. Saya sarankan maksimal 25 %, dengan hak kendali tetap di kantor pusat.”

Kenzo menoleh—menilai Nara sejenak—lalu mengangguk.

Kenzo

“Pendapat yang sama. Revisi angka menjadi 25 %. Jika mereka keberatan, cari opsi mitra kedua. Deadline satu minggu.”

Pak Adrian mengiyakan buru-buru, mencatat instruksi

Beberapa poin lain dibahas cepat: jadwal ground breaking, alokasi modal, dan timeline perekrutan SDM. Setiap keputusan Kenzo di-backup singkat oleh Nara—tanpa membantah, tapi cukup kritis untuk menunjukkan kalau ia paham angka.

Saat rapat hendak ditutup, Kenzo berdiri terlebih dulu.

Kenzo

“Pastikan proyek ini bebas kelalaian. Saya tidak mentolerir keterlambatan.”

Semua mengangguk. Kenzo melangkah ke pintu—Jek setia di sisi—namun pandangannya sempat bertemu mata Nara. Sekilas, ada saling pengertian,mereka bisa berseberangan dalam banyak hal, tapi soal bisnis, mereka sepakat—perusahaan tak boleh goyah.

Kenzo keluar, Jek mengekor sambil menenteng map. Para manajer menghela nafas lega. Nara tetap duduk beberapa detik, menatap slide yang mulai padam—seraya merenungi betapa cepatnya dia harus beradaptasi di tengah pusaran kekuasaan keluarga Wiratama.

1
Blu Lovfres
Next episode
Blu Lovfres
Next thor
Blu Lovfres
berati kenzo. ceo. ben**ng dn bodoh
masah ga tau dn ga curiga dgn istrinya, keluar masuk luar negri, dgn bebas🤣😅🤭😁😂
Blu Lovfres
nara,orang baik thor jangan seret dia,ke jalan rinto yg jahat
Blu Lovfres
novel yg sangat bagus
Blu Lovfres
,good novel 👍❤️❤️❤️
Adinda
semoga liana lebih pintar menyembunyikan anaknya dan lari menyelamatkan anaknya
partini
cantik tapi murahan macam pelacur cihhhh ,,dia tau Kenzo tuh bego makanya dia PD bangtt
partini
helelh paling kamu mau pakai jurus obat perangsang kaya yg lainnya
kalau yg lain beruntung sih so lihat apakah kamu akan sama yg lain Vika
Adinda
ternyata istri tercintamu hanya mengincar harta mu kenzo
watashi tantides
Nyesel ya pak gara gara nikah lagi😔 Kasian nasib Liana anak kandungnu pak😭
watashi tantides
Sakit banget💔😭 Liana 🫂
watashi tantides
Semoga Kenzo jatuh cinta ke Liana🥰 maaf Claudia istri sah itu semua karna kamu yang mepersatukan Kenzo dan Liana dan yang terlalu tega ke mereka😔
watashi tantides
Sakit banget💔😭
watashi tantides
Please ini mengandung bawang😭
watashi tantides
Mulai tumbuh benih sayang Kenzo ke Liana🥹🤍
Mira j: trimakasih KK dah singgah 🙏🏻💞
total 1 replies
watashi tantides
Liana😭❤️‍🩹
watashi tantides
Liana😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!