NovelToon NovelToon
FAMILY PORTRAIT Anggun Si Gadis Hebat

FAMILY PORTRAIT Anggun Si Gadis Hebat

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Mengubah Takdir / Keluarga / Persahabatan / Angst / Si Mujur
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Bukan salah Anggun jika terlahir sebagai putri kedua di sebuah keluarga sederhana. Berbagai lika-liku kehidupan, harus gadis SMA itu hadapi dengan mandiri, tatkala tanpa sengaja ia harus berada di situasi dimana kakaknya adalah harta terbesar bagi keluarga, dan adik kembar yang harus disayanginya juga.

"Hari ini kamu minum susunya sedikit aja, ya. Kasihan Kakakmu lagi ujian, sedang Adikmu harus banyak minum susu," kata sang Ibu sambil menyodorkan gelas paling kecil pada Anggun.

"Iya, Ibu, gak apa-apa."

Ketidakadilan yang diterima Anggun tak hanya sampai situ, ia juga harus selalu mengalah dalam segala hal, entah mengalah untuk kakak ataupun kedua adik kembarnya.

Menjadi anak tengah dan harus selalu mengalah, membuat Anggun menjadi anak yang serba mandiri dan tangguh.

Mampukah Anggun bertahan dengan semua ketidakadilan karena keadaan dan situasi dalam keluarganya?
Adakah nasib baik yang akan mendatangi dan mengijinkan ia bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TIGA

Thalia yang telah kembali dari tempat parkir, segera meninggalkan motornya sejenak, dan menghambur memeluk sang sahabat.

“Apa yang kamu lakukan?! Masih kurangkah siksaan dari ayahmu?! Ingat Deni! Aku akan mencari tahu kebenaran ucapanmu!” gertak Thalia tak merasa takut sedikitpun pada Deni yang adalah putra dari guru mereka.

“Aku hanya menyampaikan permintaan maaf Tha, sumpah! Aku nggak ngapa-ngapain.”

“Aku nggak mau pulang Tha … bawa aku kemana saja! Hiks … hiks ….” Anggun membenamkan wajahnya dalam pelukan Thalia.

Thalia mengelus perlahan punggung sang sahabat, “Hmm, ayo ke rumahku, istirahat dulu disana, kita pulang sekarang.” Thalia melepas jaketnya, lalu memakaikannya pada Anggun.

Dengan perlahan Thalia memapah Anggun menuju motor yang ia tinggalkan begitu saja di halaman utama sekolah. "Aneh sekali! Tak biasanya sekolah langsung sepi setelah bel pulang sekolah!" gerutu Thalia.

Sementara Anggun masih gemetar tak bisa melupakan hal buruk yang baru saja menimpanya, rasanya ia ingin segera meninggalkan lingkungan itu.

Rumah Thalia tak begitu jauh dari sekolah, lima belas menit mengendarai motor cukup membawa keduanya sampai di sebuah rumah mewah berlantai dua yang terletak di pinggir persawahan, di lingkungan perumahan elit itu.

Seorang pegawai bahkan membukakan pintu pagar agar Thalia dengan mudah memasukkan motornya ke halaman rumah yang bisa terbilang luas dengan taman bunga epik tertata rapi di setiap sudutnya.

"Sudah pulang, Non?" sapa sang pegawai paruh baya dengan setelan babydoll sederhana bermotif batik.

"Iya Mbok, terimaksih dibukakan pintu." begitu halus dan sopan tutur kata Thalia, tak sungkan mengapresiasi pekerjaan kecil pegawai keluarganya.

"Istirahat dulu di sini ya, aku ambil minuman dulu sama camilan," ucap Thalia setelah mengantar Anggun masuk ke kamar Thalia yang luasnya jangan ditanya, sudah pasti mungkin tiga kalinya kamar Anggun.

Anggun mengangguk, duduk merosot dilantai yang beralaskan karpet bulu berwarna coklat susu tepat di tengah-tengah kamar menghadap layar televisi besar.

Ini bukan kali pertama Thalia mengajak Anggun ke rumahnya, jadi anggun pun sudah terbiasa dengan semua kemewahan yang tersaji di sana.

Tak lama Thalia kembali muncul membawa sebuah nampan besar dengan dua gelas jus dan segelas air putih serta sepiring camilan yang sepertinya dibuat langsung oleh tangan si asisten rumah tangga.

"Minum dulu air putihnya, buat dirimu nyaman sebelum teman-teman lainnya datang." Thalia meletakkan nampan di meja di sisi Anggun, lalu kembali bangkit menuju laci di meja tempat televisi tertata disana.

"Aku bantu oles luka-lukamu ya." melihat bekas memerah di hampir sekujur tubuh sahabatnya, Thalia tak mampu menyembunyikan embun yang menggenang di ujung matanya. "Kejam sekali manusia itu!" umpatnya.

Anggun kembali terisak seraya menahan perih saat jemari lembut sahabatnya itu menyentuh luka-luka di beberapa tempat di kaki, pinggang, dan lengan tangannya. "Bagaimana aku bisa pulang dalam kondisi seperti ini, Tha ... hiks ... hiks ...."

"Aku tetap percaya apa yang kamu ucapkan, Nggun. Kita berteman sejak SMP. Aku tahu persis kamu teman seperti apa. Jangan takut, ceritakan semua sebelum teman yang lain datang. Kita hadapi bersama, ya?" Thalia membantu membenahi kembali kemeja seragam Anggun.

Rasa hancur dan terhina kembali membuat tubuhnya gemetar, Anggun membungkus wajahnya dengan kedua telapak tangannya yang tak luput dari cambukan sang guru bejat, kali ini tangisnya yang sedari tadi tertahan, kembali pecah begitu pilu dan menyayat.

Thalia pun tak tega melihat betapa terpukul dan menderitanya sang sahabat, dipeluknya kembali dengan penuh rasa peduli.

"Lepaskan Nggun, luapkan semuanya, kita cari jalan keluarnya sama-sama. Aku percaya kamu kuat," ucap Thalia dengan suara bergetar, tak sadar air mata tulusnya menyatu dengan kegetiran yang dirasakan sang sahabat.

"Bagaiman aku bisa pulang Tha ... aku bersumpah tidak melakukan seperti yang mereka tuduhkan!" teriak histeris Anggun seraya kembali memukul-mukul dadanya, berharap sesak itu segera pergi. "Aku tidak seperti itu Tha!"

Thalia mempererat pelukannya pada sang sahabat, "Aku percaya! Aku percaya kamu Nggun!" Kedua sahabat baik itu tak mampu menahan tangis sesenggukan.

"Rahasiakan ini dari semua orang, Tha. Aku nggak mau ayah dan ibuku merasa terbebani, aku tak bisa membayangkan bagaimana mereka akan hancur jika tahu aku diperlakukan seperti ini, hiks ... hiks ...," pinta puli Anggun diantara isaknya.

"Enak saja! Bagaimana jika guru sialan itu akan mengulanginya lagi? Aku nggak mau hal yang lebih buruk akan menimpamu, Nggun!" Tak tega rasanya, Thalia menelan kekhawatiran itu karena rasa sayang dan pedulinya pada Anggun.

"Enggak Tha ... akan lebih sulit menghadapi bagaimana reaksi keluargaku. Aku tak tahan melihat ayah dan ibuku akan semakin menderita karenaku. Aku akan mencari cara lain Tha ... aku mohon rahasiakan ini ... hiks ... hiks ...." pinta Anggun membungkus ketakutannya.

"Di saat seperti ini, kamu bahkan begitu mengkhawatirkan orang tuamu." Thalia kembali memeluk sang sahabat. "Terus, gimana kamu pulang dengan luka-luka ini? Apa yang akan kamu katakan pada orang tuamu, Nggun?!" Dengan pilu, Thalia kembali memandangi luka-luka memerah di lengan tangan Anggun.

"Bisakah kamu membantuku berbohong sekali lagi?" pinta Anggun lirih seraya membersihkan wajahnya dari airmata menggunakan tisu yang telah disiapkan Thalia sejak tadi.

thalia menatap kelu pada sahabatnya, "Hmmm ... apa itu?"

"Katakan aku jatuh tak sengaja karena berjalan mengantuk, atau terserempet mobil karena aku berjalan terlalu menengah ke jalan raya, atau apapun itu Tha, asal ayah dan ibuku tak mengkhawatirkan banyak hal, hanya untuk meyakinkan mereka, please ... aku mohon lakukan itu untukku, Thalia."

Thalia menghela napas dalam, rasa tak percaya akan begitu kuat sahabatnya itu, membuat air matanya kembali menetes tanpa ijin. Kedua sahabat itu kembali saling berpelukan untuk kesekian kalinya.

"Akan aku usahakan seperti maumu, Nggun. Tapi berjanjilah mulai sekarang jangan berkeliaran sendirian. Apalagi disekolah, kamu harus mengajakku kemana pun kamu pergi. Berhentilah menjadi budak para guru yang sesuka hati sering menyuruhmu membawa ini dan itu, atau mengambil ini dan yang lainnya. Mulai sekarang aku yang akan melakukannya untukmu."

Dilema memang, Anggun termasuk murid teladan yang membuatnya sedikit lebih dekat dengan para guru, tak jarang memang Anggun dimintai tolong menggantikan tugas guru untuk menyampaikan pelajaran di saat guru sedang ada keperluan dinas.

.

.

.

.

Sementara itu di ruang BP, pak Tono masih beradu argumen dengan putranya sendiri.

"Aku kecewa dengan caramu, Yah! Apa selama ini kamu dengan mudah mengkhianati ibu seperti itu?" protes Deni dengan wajah memerah karena menahan amarah.

"Jangan ngawur! Ayah tadi hanya menggertaknya saja! Nggak bermaksud mengganggunya, lagian dia itu apa, dari sisi manapun tetap lebih cantik ibumu."

"Menggertaknya?! Ayah bilang hanya menggertak?!" Emosi Deni mulai memuncak. "Ayah! Aku nggak buta! Dan aku bukan anak kecil lagi! Aku tahu bagaimana itu birahi! Aku tahu apa yang ayah lakukan tadi!"

"Memangnya apa yang kamu lihat?! Jangan sok pintar kamu!"

"Ayah!"

PLAK!!!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Deni. Kali ini justru pak Tono yang lepas kendali.

...****************...

To be continue....

1
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Gawat kl cewek udah berantem😵‍💫
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Kamu juga murah Aulia 😏
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ: murahan
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Nah kan,buaya buntung tuh 😤
Ini Anisa sama temennya kan 😮‍💨
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤭🤣🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Waduh Aulia,kamu ga kasihan sama orangtuamu 😣🥺
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Penipu 😵‍💫
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Dih,
Apa ig nya 🤭
𝕐𝕆𝕊ℍ𝕦𝕒ˢ: /Doge//Doge/

@yoshuasat
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Siapa tuh 🤔
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ayahmu pasti ngamuk tuh 🤣🤣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Anisa jadi cewek ga bener,kasihan sekali 😣
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
kenapa ada libur nya
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Pinter 👍
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
Aulia ternyata ngeselin banget orangnya,nggak tau malu 🙄🙄🙄
lebih cocok jadi anaknya Tono dia 😩
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
siapa yang ultah... semoga Bellia, Bellio /Blush//Joyful/
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
ini ngapain Anisa nyasar disini baaang 🤭🤣🤣🤣 wes jian oleng tenan bang yosh kiii 🙈 baca deh paragraf ko bang 😅😂
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀: idih idih 🤣🤣🤣
semangat bang ✌️😄
𝕐𝕆𝕊ℍ𝕦𝕒ˢ: efek terlalu ngebut🤣🙏🙏
total 6 replies
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
duuh kasian Anggun,dapat kerjaannya doang ... mana harus ngalah sama kakak dan adiknya🥺🤧
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
idiih orang ghila ketemu orang gendheng 😣😣😣
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
kalo ko aja yang ku culik,trus ku buang ke laut buat makanan hiu gimana 🙄🙄🙄
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
pasti berat buat Deni,tapi aku berharap Deni berani bicara jujur tentang perbuatan ayahnya 🥺 karena sudah melanggar hukum, korbannya juga bukan hanya Anggun 🤧 agar ayahnya jera,dan tidak ada lagi Anggun2 lain 😭
🦆͜͡sᴇɴᴊᴀ✍️⃞⃟𝑹𝑨●⑅⃝ᷟ◌ͩ🤎𝐀⃝🥀
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!