Olivia Hazelle Zerga tidak pernah bermimpi akan menjadi orang ke-tiga dalam pernikahan Atharva Kaivan Malik yang merupakan kakak dari sahabatnya.
Kekecewaan Kaivan terhadap istrinya membuat pria itu menjadikan Hazelle sebagai pelampiasan cintanya.
Hazelle yang tahu dirinya hanya dijadikan pelampiasan oleh Kaivan perlahan pergi dari hidup pria beristri itu. Apalagi saat mengetahui dirinya tengah mengandung benih Kaivan, Hazelle tidak ingin rumah tangga Kaivan dan istrinya yang kembali harmonis itu hancur karena dirinya.
"Aku mencintaimu tanpa syarat harus memilikimu, Mas." Olivia Hazelle.
Apakah Kaivan akan tahu jika Hazelle mengandung benihnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19
Hazelle sudah siap untuk penerbangannya ke London, hanya tinggal menunggu beberapa menit saja untuk boarding. Namun kedatangan seseorang mengacaukan rencana keberangkatan Hazelle.
"Hazelle, kita perlu bicara!" Kaivan mencekal tangan Hazelle. Entah datangnya dari mana tiba-tiba saja pria itu sudah berada di depan Hazelle.
"Mas, lepasin!" Hazelle berusaha melepaskan cekalan tangannya dari Kaivan. Namun Kaivan tidak mengindahkan berontakan wanitanya itu, Kaivan tetap berjalan menggandeng tangan Hazelle.
Sampai akhirnya teriakan Arfan berhasil membuat Kaivan menghentikan langkahnya.
"Woy pria brengsek!! Kamu mau bawa kakakku ke mana?"
"𝘒𝘢𝘬𝘢𝘬?"
Kaivan tersenyum smirk, kemudian membalikkan tubuhnya. Matanya menatap tajam pria muda yang baru saja mengatainya brengsek.
"Tolong jaga putraku sebentar!" Sebelum pergi, Kaivan tersenyum pada bocah yang sudah dia klaim sebagai putranya itu.
Kaivan membawa Hazelle entah kemana, dengan langkah terseok Hazelle pun terpaksa mengikuti kemana pria itu membawanya.
"Putraku? Maksudnya apa? Gumam Arfan.
Sementara itu diam-diam Arzelo tersenyum tipis, sangat tipis sampai Arfan pun tidak menyadarinya.
"Uncle, kita pulang saja!"
Arzelo berjalan meninggalkan Bandara. Bocah kecil itu bernapas lega karena gagal kembali ke negara kelahirannya.
Pertama kali menapakkan kakinya di Indonesia, entah kenapa Arzelo merasa nyaman. Seperti ada sesuatu yang membuatnya harus tetap tinggal di negara agraris itu.
Apalagi pertemuannya dengan Kaivan membuat hati Arzelo merasakan perasaan yang sulit di jelaskan. Kaivan yang mengaku sebagai Daddynya, semakin menambah rasa penasaran dihati bocah tampan itu.
"𝘈𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺𝘬𝘶?"
Arzelo ingin sekali menanyakan itu pada Mommynya. Namun setiap kali bocah kecil itu menanyakan siapa Daddynya pada Hazelle, Mommynya itu selalu berakhir dengan kalimat andalannya.
"𝘈𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘔𝘰𝘮𝘮𝘺 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱? 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺𝘮𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘶𝘳𝘨𝘢. 𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘋𝘢𝘥𝘥𝘺𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪 𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘯𝘢!"
Arzelo akhirnya menyerah dan tidak bertanya lagi pada Mommynya, bocah itu memilih untuk mencaritahu sendiri. Karena Arzelo yakin, Daddynya masih hidup dan Mommynya sengaja menyembunyikan hal itu.
Tapi kenapa Mommynya harus menyembunyikan nya?
Apa Arzelo anak yang tidak diinginkan?
Berbagai pertanyaan muncul di otak kecilnya, dan andai Arzelo dipertemukan dengan Daddynya, bocah itu ingin menanyakan langsung pada Daddynya, pertanyaan-pertanyaan yang selama ini membuatnya penasaran.
Sepanjang perjalanan Arzelo dan Arfan sama-sama diam, sibuk dengan pikirannya masing-masing.
Arzelo semakin penasaran dengan pria yang mengaku sebagai Daddynya itu. Dari tatapannya Arzelo sama sekali tidak menemukan kebencian dimata Kaivan. Justru sebaliknya, Arzelo melihat ada kerinduan saat pria itu menatap Mommynya.
"𝘈𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘖𝘱𝘢 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢𝘱𝘶𝘯 𝘤𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢!"
Walaupun berulang kali Opanya pun enggan memberitahu siapa Daddynya, tapi kali ini Arzelo akan memaksa supaya opa kesayangannya itu mau memberitahunya.
Zerga sendiri bukan tidak ingin memberitahu cucu pintarnya itu, hanya saja Hazelle lah yang lebih berhak memberitahu putranya.
"Itu beneran Daddy kamu, Zel?"
Arfan tidak sanggup lagi menahan rasa penasarannya, pria itu pun memilih untuk menanyakan pertanyaan yang sejak tadi mengganggu pikirannya.
Arzelo hanya mengangkat bahunya acuh. Seperti Arfan, bocah itu sebenarnya jauh lebih penasaran.
"Aku tidak tahu, Uncle?" Arzelo memasang wajah sendunya membuat Arfan iba.
"Tapi Zel, pria itu seperti tidak asing. Tapi Uncle lupa pernah melihatnya di mana, ya?" Wajah Kaivan seperti familiar di mata Arfan. Pria itu pun melebarkan tatapannya saat mengingat siapa pria yang mengaku Daddy Arzelo itu. "Uncle ingat!"
Arfan sedikit berteriak membuat Arzelo yang anteng di sampingnya terkejut. Bahkan bocah tampan itu sampai mengusap dadanya karena terkejut.
"Ingat apa, Uncle?" Arzelo memicingkan matanya, bocah itu sangat penasaran ditambah lagi reaksi Arfan yang menurutnya terlalu berlebihan.
"Pria yang mengaku Daddymu itu, Atharva Kaivan Malik. Pengusaha sukses dan kaya raya. Dia sering muncul di televisi dan majalah bisnis, makanya uncle seperti tidak asing dengan wajahnya."
Arfan bercerita dengan sangat antusias, pria itu benar-benar bangga jika keponakannya itu benar-benar putra Kaivan.
"𝘗𝘢𝘯𝘵𝘢𝘴 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘢𝘶𝘳𝘢 𝘡𝘦𝘭𝘰 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘰𝘤𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘶𝘴𝘪𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘪𝘳 𝘥𝘪𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢." 𝘎𝘶𝘮𝘢𝘮 𝘈𝘳𝘧𝘢𝘯.
"𝘈𝘵𝘩𝘢𝘳𝘷𝘢 𝘒𝘢𝘪𝘷𝘢𝘯 𝘔𝘢𝘭𝘪𝘬," 𝘈𝘳𝘻𝘦𝘭𝘰 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘶𝘮𝘢𝘮𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘭𝘪. 𝘌𝘯𝘵𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘦𝘴𝘪𝘳 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘭𝘪𝘵 𝘥𝘪𝘢𝘳𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯.
...----------------...
Sementara itu Kaivan membawa Hazelle ke salah satu apartemen miliknya. Kaivan meminta Hazelle untuk duduk sementara dirinya membawa air minum untuk wanitanya.
Walau dalam keadaan sekesal apapun Kaivan tetap mengutamakan keadaan Hazelle. Kaivan tidak ingin wanita yang sangat dicintainya itu merasa kehausan.
"Minum dulu! Setelah ini banyak yang harus Kamu jelaskan."
Hazelle memicingkan matanya, tiba-tiba saja wanita itu merasa takut jika Kaivan mencampurkan sesuatu ke dalam air minumnya.
"Kenapa tidak minum?" Kaivan mengernyitkan keningnya karena Hazelle menatapnya dengan tatapan curiga. "Jadi Kamu curiga Mas memasukkan sesuatu ke dalam minuman ini?"
Dengan bodohnya Hazelle mengangguk membuat Kaivan terkekeh. Tidak banyak yang berubah dari Hazelle, selain bertambah cantik wanitanya ini pun masih lugu seperti dulu.
Kaivan meminum air yang dia sediakan untuk Hazelle, dengan ekspresi tengilnya pria itu pun memperlihatkan pada Hazelle jika tidak ada yang terjadi pada dirinya setelah minum air itu.
Hazelle pun akhirnya minum dan bodohnya Hazelle minum air dari gelas yang sama dengan yang baru saja Kaivan minum.
"Bilang aja Kamu mau minum bekas Mas," celetuk Kaivan.
Uhuk uhuk
Hazelle sampai tersedak karena celetukan Kaivan itu.
"Maaf, Sayang!" Kaivan menepuk-nepuk punggung Hazelle yang duduk di sampingnya. Pria itu hanya bercanda saja sebenarnya, tidak ada maksud sama sekali untuk membuat wanitanya tersedak.
Hazelle mendelik tidak suka saat mendengar Kaivan memanggilnya dengan panggilan seperti 5 tahun silam.
"Jangan memanggilku seperti itu!"
"Kenapa? Kamu adalah wanitaku, dan selamanya tetap wanitaku!"
Hazelle mengepalkan erat tangannya. Jika dulu dia akan terbuai dengan ucapan Kaivan, tidak dengan kali ini. Hazelle tidak ingin bodoh seperti dulu, cukup satu kali Hazelle bodoh karena tergila-gila dengan pria beristri. Hazelle tidak ingin seperti keledai yang jatuh ke lubang yang sama.
"Cukup, Mas! Hubungan kita sudah selesai 5 tahun lalu."
Kaivan menghembuskan napasnya kasar, pria itu tidak terima dengan ucapan wanitanya. Kaivan mati-matian mencari Hazelle dan wanitanya ini dengan seenaknya bilang jika hubungannya sudah selesai sejak 5 tahun silam.
"Tidak ada yang berakhir, Hazelle! Kamu tetap milikku!" Ucap Kaivan dengan penuh penekanan. "Sekarang jawab aku dengan jujur, bocah tampan itu putraku, kan?"
Hazelle hanya membisu, akan percuma saja jika Hazelle berbohong. Karena Kaivan pasti akan menggunakan segala cara untuk mengetahui kebenarannya.
Namun jika Hazelle jujur, Hazelle takut keberadaan putranya akan membuat rumah tangga Kaivan dan Annette kembali berantakan.
"Namanya Arzelo, dia putraku. Hanya putraku! Walaupun ada darah mu yang mengalir di tubuhnya, bisakah Kamu pura-pura tidak tahu saja?"
Mata Hazelle menyiratkan begitu dalamnya luka yang selama ini dia rasakan, dan Kaivan bisa melihat itu dengan jelas.
Walaupun hati Kaivan merasa bahagia karena bocah tampan itu ternyata benar-benar putranya, namun kalimat terakhir Hazelle membuatnya sangat kecewa dengan wanitanya itu.
"Kamu sudah bahagia dengan Mbak Annette, dan kalian juga sudah memiliki anak." Kaivan mengernyitkan keningnya, namun tetap membiarkan wanitanya itu mengeluarkan apa yang ada dalam isi hatinya selama ini. "Aku mohon, biarkan aku dan putraku juga bahagia!"
"Jadi Kamu menganggap aku dan Annette masih bersama?"
𝘛𝘰 𝘣𝘦 𝘤𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥
ini kotorrr sekali fantasinya 😭😭😭
saudara sendiri 😭😭😭
bikin salah paham aja 🤣🤣
bilang tidak tapi iya