NovelToon NovelToon
Why And Who ( Uncover The Whispers Of The Forgotten)

Why And Who ( Uncover The Whispers Of The Forgotten)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Fantasi Wanita
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: veluna

Ketika mimpi berubah menjadi petunjuk samar, Sophia mulai merasakan keanehan yang mengintai dalam kehidupannya. Dengan rahasia kelam yang perlahan terkuak, ia terjerat dalam pusaran kejadian-kejadian mengerikan.

Namun, di balik setiap kejaran dan bayang-bayang gelap, tersimpan rahasia yang lebih dalam dari sekadar mimpi buruk—sebuah misteri yang akan mengubah hidupnya selamanya. Bisakah ia mengungkap arti dari semua ini? Atau, akankah ia menjadi bagian dari kegelapan yang mengejarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon veluna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

doa yang terpenuhi

-- berhati hatilah dalam berucap krna hal yang menurut mu bercanda bisa membawa bencana ---

{Sophia darnell}

 

Pagi ini aku melakukan rutinitas seperti biasanya sebelum berangkat sekolah. Seperti hari-hari sebelumnya, suasana di rumahku terasa sama—sepi, suram, dan seolah hanya ada aku yang ada di sini, bahkan saat aku pulang semalam tidak ada yang menyambut ku, Tidak ada suara tawa atau percakapan hangat.

Hanya hening yang membuatku merasa seperti terjebak dalam sebuah ruang yang tak pernah bergerak. Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, yang jelas, sejak ayahku pergi entah ke mana, keadaan rumahku jadi seperti ini. Aku mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya, tapi semakin hari, semakin terasa bahwa ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang membuat semuanya jadi terasa begitu berat.

Setelah duduk lama di meja makan, aku memutuskan untuk segera berangkat ke sekolah. Aku tak merasa terburu-buru, karena jarak antara rumahku dan sekolah tidak terlalu jauh. Aku lebih suka berjalan kaki. Bukan karena tidak mampu, tapi aku merasa ada sesuatu yang menenangkan ketika aku melangkah sendiri, menyusuri jalan dengan langkah santai. Selain itu, aku juga bisa sekalian menurunkan berat badan, hehe.

Begitu sampai di sekolah, seperti biasa, Ari sudah menungguku di gerbang. Kami memang begitu—kalau salah satu dari kami datang lebih dulu, dia akan menunggu di gerbang. Pertemanan kami sudah cukup lama. Kami pertama kali bertemu saat SMP, saat itu aku dan dia beda kelas, tapi kelas kami berdekatan. Waktu itu, aku melihatnya duduk sendirian di depan kelas sambil menangis karena tidak membawa baju olahraga. Saat itulah kami mulai berbicara.

Flashback ke masa itu, saat aku baru saja selesai olahraga dan akan masuk ke kelas...

"Hah, panas banget hari ini," ucapku sambil menyeka keringat. Aku baru saja keluar dari lapangan setelah jam pelajaran olahraga. Saat hendak masuk ke kelas, aku melihat seorang siswa duduk sendirian di depan kelas sebelah. Dia tampak kesal dan air matanya jatuh satu per satu. Aku mendekat.

"Kamu kenapa nangis?" tanyaku dengan nada lembut.

"Baju olahraga aku hilang," jawabnya, dengan suara terisak.

Aku teringat bahwa aku membawa dua baju olahraga, dan aku tidak keberatan memberikan satu.

"Aku punya dua, kamu mau yang satu?" tawarku.

Dia terlihat terkejut, tapi kemudian mengangguk ragu.

"Emang boleh?" tanyanya.

"Tentu, ayo ikut aku," jawabku.

Itulah awal mula kami berteman. Sejak saat itu, kami sering berbicara dan menghabiskan waktu bersama. Ari adalah orang yang mudah diajak bicara dia ceria dan juga pengertian, dan dia selalu bisa membuat suasana jadi lebih ringan. Aku merasa nyaman bersamanya, meski di rumah semuanya terasa jauh dari nyaman.

Kembali ke masa sekarang, hari-hariku tetap berlalu begitu saja. Tidak ada yang benar-benar berubah. Keadaan di rumah tetap sama, dan suasana hatiku juga tidak jauh berbeda. Aku terus merasa terjebak dalam rutinitas yang sama, sampai pada suatu hari, ada sesuatu yang benar-benar tak terduga.

Siang itu, seperti biasa, kami berada di kelas, dan suasana terasa sedikit lebih tegang. Ada beberapa teman sekelas yang mulai mengolok-olokku—bukan hal baru, tapi kali ini terasa lebih menusuk. Mereka mulai memanggilku dengan julukan-julukan yang membuat ku risih. Aku mencoba untuk tidak terlalu memperdulikan, tapi lama-lama rasa kesal itu menumpuk.

"Hahaha, Sophia si pemurung, kayaknya nggak pernah bahagia deh," celetuk Dini diikuti dengan tawa anak kelas ku, dini ini memang teman kelasku yang paling menyebalkan.

Aku mencoba menahan emosi, tapi semakin lama aku merasa semakin tertekan. Bahkan, saat mereka mulai mengejekku soal rumah yang selalu sepi dan ayah yang sudah lama pergi, aku merasa seperti ada sesuatu yang meledak dalam diriku. Aku cuma bisa diam, tak bisa membela diri, dan itu yang paling menyakitkan. Aku cuma berharap semua ini cepat berlalu.

Selesai pelajaran, aku melangkah keluar kelas dengan perasaan yang sama sekali nggak enak. Aku duduk di belakang sekolah, di bawah pohon besar, dan mulai merasa sangat lelah dengan semua ini. Sambil menatap langit yang mendung, aku berbisik, "Tuhan, Semoga hari ini ada hal buruk yang terjadi sama mereka, Aku cuma pengen hidup tenang, nggak ada yang ganggu."

Aku nggak tahu kenapa, tapi seolah doa itu keluar begitu saja mungkin karena usdah lelah menjadi bahan olokan mereka, meski aku tahu nggak ada jaminan akan terjadi apa-apa.

Tidak lama kemudian Ari datang dan duduk di sampingku. "Eh, lo kenapa? Kelihatan murung banget," katanya, membuka obrolan dengan nada santai.

"Nggak apa-apa," jawabku, mencoba tersenyum.

Tapi Ari tahu aku nggak bener-bener baik-baik aja. "Nadira, lo jangan bohong deh. Coba cerita." Ari nggak pernah nyerah kalau aku lagi begini.

Aku pun akhirnya bercerita tentang betapa malunya aku dikelas tadi, dan perasaan terjebak yang makin parah.

"Aduh, itu si Dini emang ngeselin banget sih. Tapi lo jangan terlalu dipikirin deh. Mereka cuma asal ngomong aja, tanpa tau kebenaranya," katanya sambil mainin ujung rambutnya.

"Ya tapi capek banget. Nggak ada yang ngerti gue di sini," jawabku dengan nada lebih pelan.

Setelah beberapa saat, kami pun masuk ke kelas lagi, meskipun hati masih berat. Siang itu terasa sangat lama. Hari pun berlalu, dan saat jam pulang tiba, aku merasa lelah baik secara fisik maupun mental. Sambil berjalan pulang, aku kembali berdoa, berharap agar semua ini berhenti.

Namun, malam itu, aku terbangun dan mendapatkan pesan dari Ari. "Sophia lo dengar nggak kabar tentang Dini?"

Aku terdiam sejenak. "Dini? Yang di kelas kita?"

"Iya, katanya dia... meninggal tadi sore," Ari mengetik cepat, seolah tak bisa percaya dengan apa yang baru saja dia baca.

Aku langsung merinding. "Kok bisa?" tanyaku dengan suara bergetar.

Ari hanya mengirim emotikon yang menunjukkan ekspresi terkejut, "Nggak ada yang tahu pasti. Tapi katanya... dia terjatuh di jalanan dan kebetulan ada mobil yang melaju kencang."

Aku terdiam, merasa cemas. "Oh, Tuhan..." gumamku, hatiku mulai terasa sesak. Aku langsung berpikir tentang semua ejekan yang selama ini dilontarkan Dini dan ucapanmu disekolah tadi. Mungkin itu hanya kebetulan, tapi kenapa aku merasa seperti ada hubungan antara doa yang kuucapkan dan kejadian ini?

Aku merasa bingung, terkejut, dan cemas. "Ini terlalu aneh untuk dipercaya," kataku pelan.

Ari membalas dengan pesan singkat, "gue juga nggak ngerti. Semua orang kaget."

Aku merasa kehilangan kata-kata. Namun, satu hal yang pasti—kehidupan tak selalu bisa dijelaskan, dan mungkin, inilah cara dunia memberi tahu aku bahwa terkadang ada hal-hal yang lebih besar dari apa yang bisa kita pahami.

1
flowers
banget 😒👊🥲
flowers
tapi endingnya agak Laen ya 😭👹
flowers
up 🤐
flowers
ha betul juga , 🤔
Why
Hello cantik.. aku mampir, this story so beautiful because you are princess
TAG
itu nenek kebayan/Grin/
TAG
Ari sih mimpiin kamu setiap hari /Facepalm/
TAG
Ibu memang selalu terbaik
TAG
Pahit pasti/Slight/
diegodirga111
bagus
flowers: terimakasih sdh mampir
total 1 replies
banana87
menarik.
lolapaza
next thor
lolapaza
keren thorr
flowers: trmksih
total 1 replies
ǫ ⃟日本 🅰🅻🅸🅰🅽🅰❀❦
semangat /Smile/
flowers: terimakasih udh mampir 🙏
total 1 replies
🇮🇩 LianaLyrashiaa_1805
waduh.. mereka siapa nih?
flowers: hayooo... tebakkk 😼😼
total 1 replies
Cevineine
Semangat thor, semoga banyak yang baca
Cevineine: mampir jg thor
flowers: terimakasih sudah mampir kk
total 2 replies
𝐌𝐚𝐮𝐫𝐚.
Ceritanya bagus, tapi seperti sedang baca diary/Slight/
𝐌𝐚𝐮𝐫𝐚.: Memang bagus, saya merasakan mimpi tersebut.
flowers: makasih review nya kk
total 2 replies
Ahmad Rezky
terima kasih author sudah Singga
Jihan Hwang
keren thor..
mampir juga dikerya ku ya jika berkenan/Smile//Pray/
Ahmad Rezky
semangat author singgah di novel ku ya🤗
flowers: terimakasih dukungannya kk 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!