NovelToon NovelToon
Seharusnya

Seharusnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lu'lu Il Azizi

Tentang sebuah perasaan dan liarnya hati ketika sudah tertuju pada seseorang.
Rasa kecewa yang selalu menjadi awal dari sebuah penutup, sebelum nantinya berimbas pada hati yang kembali merasa tersakiti.
Semua bermula dari diri kita sendiri, selalu menuntut untuk diperlakukan menurut ego, merasa mendapatkan feedback yang tidak sebanding dengan effort yang telah kita berikan, juga ekspektasi tinggi dengan tidak disertai kesiapan hati pada kenyataan yang memiliki begitu banyak kemungkinan.
Jengah pada semua plot yang selalu berakhir serupa, mendorongku untuk membuat satu janji pada diri sendiri.
”tak akan lagi mencintai siapapun, hingga sebuah cincin melekat pada jari manis yang disertai dengan sebuah akad.”
Namun, hati memanglah satu-satunya organ tubuh yang begitu menyebalkan. Untuk mengendalikannya, tidaklah cukup jika hanya bermodalkan sabar semata, satu moment dan sedikit dorongan, sudah cukup untuk mengubah ritme hari-hari berikutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lu'lu Il Azizi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Wajahmu, terlihat jelas sangat rindu dicintai.

Pesek adalah nama yang sengaja aku sematkan untuk memanggil Ain, meskipun dia kerap kali protes karena hal itu.

“tumben chat, si pesek pasti punya niat terselubung.”balasku sambil menyertakan stiker anak kecil berlari.

Baru beberapa sendok aku lanjut menjamah bakso, Ain sudah kembali membalas.

“emang aku sejahat itu? Manggil Pesek lagi!!”balasnya diikuti dengan stiker anak kecil bermuka jeles.

“ku ralat. Ada apa mancung? haha.”balasku berniat menggoda. Karena faktanya Ain memang pesek.

“dahlahh. Marah aku!"Ain membalas dengan cepat, mungkin Ia mulai terpancing.

Botol berisi air dingin tiba-tiba Vika taruh dengan kasar disamping mangkokku.

”HP mulu, habisin dulu baksonya.”ketusnya berhasil mengagetkanku.

”diam!”jawabku cuek. Kembali fokus pada layar HP, mulai mengetik menggunakan tangan kiri karena tangan kananku masih memegang sendok.

“canda Pesek, ada apa? Kau di rumah?”

“gak jadi minta tolong!”balasnya ngambek. Stiker anak kecil memalingkan wajah manyun menjadi tandanya.

Aku mulai senyum sendiri membaca pesan darinya, kebiasaan usil ku kambuh.“huuhhh, untung gak jadi! Lagian aku juga sedang sibuk.”balasku, sekaligus mengirim foto bakso yang sedang ku santap.

“pamer lagi! Mas El jelek, bikin malas!”Ain tambah ngambek, stiker anak kecil menghajar boneka dia spam.

Aku tertawa sebelum kembali mengetik sebuah jawaban.“hahaha sudah-sudah, maaf sekk. Serius, ada apa?”

“nanti, mas El harus kesini! Aku pesan bibit parfum aroma angel heart, mix dengan greentea 30ml non alkohol.”balasnya mengutarakan maksud dan masih menambahkan satu pesan lagi.”tapi aku masih belum ngasih maaf!!”ia masih menggunakan stiker yang sama.

“hieekkkk. Curang!!”balasku masih senyum-senyum sendiri.

“biarin!! Salah sendiri selalu usil. Weekkk."

“terus...”balasku singkat.

“bungkusin bakso yang ada di sebelah lampu merah gak pake kubis!”

“kenapa jadi ada baksonya?!"

“salah sendiri pamer. Gak mau tau! Itu syaratnya, titik.”

“di palak, di paksa, masih dijadikan penjahat pula!”protesku, dengan stiker kartun gantung diri.

“biarin!! Atau aku tak akan mau lagi bikinin kopi. Selamanya!”ancam Ain.

Aku hanya membalas menggunakan stiker yang sama, kartun gantung diri.

“terserah. Gak ada nego. Gak ada protes!!”

Ternyata Vika mengamati raut wajahku, entah sejak kapan.“senyum-senyum sendiri, kau sedang jatuh cinta El?”suara Vika berhasil menyadarkan aku yang lupa dengan kehadiran mereka berdua karena terlalu asyik chat dengan Ain.

”jatuh cinta? Maaf, cintaku cukup mahal.”jawabku asal.

”songong! mana mangkokmu mau sekalian kubawa ke belakang.”timpalnya sembari sibuk membersihkan sisa kuah bakso yang tercecer di etalase menggunakan tisu.

”cinta terbaik hanya akan kuberikan pada dia, wanita dengan jari manis yang telah aku pasang cincin simbol pernikahan.”lagi, aku bicara asal dan berlagak keren, sambil mengusap bibirku dengan tisu.

”terus saja hidup dengan teori-teori indah mu itu. Sampai kau tersadar jika wajahmu saat ini, terlihat jelas! Sangat rindu dicintai.”ucap Vika tanpa menoleh ke arahku seraya pergi membawa mangkok, meninggalkanku yang terdiam tak mampu menjawab. Reno masih fokus dengan HP yang ada di tangan kanannya, dia tidak peduli dengan obrolan terakhir kami.

***

Pukul 19:02 aku tiba di rumah ibuk. Dari sepuluh kamar kos yang ada, mayoritas satu kamar dihuni oleh dua orang. Dulu aku kenal dengan semua penghuninya, tapi sekarang aku merasa asing karena tak ada satupun wajah yang ku kenali. Waktu terasa sangat cepat merubah semua wajah yang tinggal di kosan ini.

Meski berada dalam satu pekarangan, tapi rumah ibuk dan kamar-kamar kos memiliki halaman yang terpisah, banyak motor terparkir di halaman kos namun suasana begitu tenang.”lagi musim UTS kah.”gumanku sendiri.

”assalamungalaikum..”aku berdiri di depan pintu ruang tamu, setelah turun dan memarkir motor vario warna putih di halaman.

”wangalaikumsalam.”suara Ain terdengar dari balik pintu, tidak perlu waktu lama untuknya berjalan menuju pintu.

”krakk...”suara gagang pintu.

”mana pesananku Mas?”tanpa basa basi dia langsung menagih. Sesaat setelah pintu terbuka dengan mata yang tertuju pada kedua tanganku, kosong.

”malas! Aku kan penjahat, bebas dong ingkar janji.”jawabku cuek. Masuk ke dalam rumah melewati Ain yang masih berdiri memegang gagang pintu.

Aku menoleh ke arah Ain sebentar, sebelum melewatinya.”lagian niatku kesini karena kangen sama Ibuk, weekkk.”lanjutku bicara, menuju sumber suara TV yang ada di sebelah ruang tamu.

”maasssss!!”teriak Ain gemas, sambil membuka pintu dengan sempurna.

”emang aku gak bawa apa-apa.”lagi, jawabku santai dan terus berjalan.

”mana masss!!”rengek Ain mulai mengikuti ku dari belakang, mirip anak kecil menagih janji tentang mainan baru. Ia memasang wajah manyun, lalu menarik hoodie ku dari belakang.

Aku terhenti mendadak karena tarikannya, membuat Ain kaget dan menabrak punggungku, terkesan seperti dia sedang memelukku dari belakang. Untuk sesaat waktu terasa seperti terhenti. Hening, dengan posisi kami yang belum berubah.

”deg..deg..deg...”

Jantungku bereaksi, entah karena kaget, protes, atau malah menikmati sensasinya.

“Ain!! Pelankan suaramu, ada apa to.”Ibuk memecah hening dengan suara khasnya, dengan reflek pula Ain mendorongku, cukup kuat.

”tanya saja mas El yang jelek ini Bik. Usil terus!”protes Ain dengan suara tak kalah keras.

”kenapa aku?!”lagakku sambil menoleh ke arahnya. Sepintas aku melihat wajahnya seperti memerah, meski aku sendiri juga cukup salah tingkah karena moment barusan.

”halahhh. Ngaku!!”dia mencubit kuat lengan atasku. Aku meringis menahan sakit sekaligus tawa karena sukses menggodanya.

”ampun!! Sakit sekk, ambil sendiri di gantungan leher motor.”ucapku sembari mengusap lengan bekas cubitannya, tanpa menjawab Ain nyelonong menuju arah motorku yang terparkir di halaman.

Ternyata Ibuk sudah beranjak dari depan TV dan berjalan ke arahku.”buk.”sapaku sambil mencium punggung tangan beliau.

”dari mana le.. sehat?”tanya Ibuk mengajakku duduk di ruang tamu.

”alhamdulilah buk, dari toko bawain pesanan Ain.”jawabku duduk pada sofa panjang tepat di depan laptop Ain yang masih menyala, juga ada beberapa buku di atas meja yang sama. Sedangkan Ibuk, beliau duduk pada sofa kecil yang hanya muat untuk satu badan, disamping kiri depanku.

”Ain, bikinin kopi kakakmu.”perintahnya tanpa menggeser posisi. Dari dulu ibuk jarang sekali menyebut namaku, beliau selalu menggunakan kata kakak jika berhubungan dengan Ain maupun anak-anaknya, mungkin karena aku memang yang paling tua dari mereka.

Hanya saja saat ini kedua anak beliau masih dalam masa pendidikan, itu sebabnya rumah ini jadi terasa sepi.

”emooh!!”Ain menjawab lugas dari arah dapur.

Ibuk diam, beliau hanya menggelengkan kepala.

”adikmu pesan apa le..?”Ibuk kembali menoleh ke arahku yang sedang memandang wajah Ain pada wallpaper laptopnya.

”manis.”entah kenapa tiba-tiba hatiku berkata seperti itu.

”ehh...itu buk. Anu.. Ain pesan parfum.”jawabku kikuk karena kaget juga salah fokus.

Tidak lama berselang Ain bergabung di ruang tamu membawa dua porsi bakso yang sudah ia taruh pada mangkok, lalu ia duduk di sofa yang sama denganku.

”kok bakso?”tanya Ibuk pada Ain yang sudah menaruh bakso tepat di depan beliau. Ain tak menjawab, cuma cengengesan sendiri. Menyandarkan HP pada tempat tisu, sepertinya ia sedang menonton film.

”hasil malak itu buk! Aku di paksa.”sahutku melirik Ain.

”mulai lagi!!!”protesnya tanpa menoleh, sepenuhnya dia fokus pada layar HP, sambil mulai menyantap makanan kesukaannya.

“mana kopiku Sekk.”tanyaku, sengaja ingin menggangunya yang mulai makan.

”ambil sendiri di dapur.”jawabnya sewot, masih dengan posisi yang sama.

”hiss, Ain! Ambilin dulu kopi kakakmu.”ibu menyela, beliau juga mulai memakan semangkok bakso yang sudah di siapkan keponakannya itu.

”emohh bik!! Salah sendiri usil.”Ain tetap keras kepala.

aku tersenyum dengan sebuah ide.”gapapa buk, aku ambil sendiri.”

Aku berjalan lewat belakang sofa, dan tepat ketika sudah berada di belakang Ain. Tanpa aba-aba, kuambil paksa sendok yang sedang ia gunakan, berhasil.

”bibiikk!! lihat mass. Usil terus.”Ain menoleh ke arah ibuk, memasang wajah melas berharap mendapat pembelaan, di susul dengan bibir manyunnya yang semakin maju.

“lee...! Jangan ganggu adikmu yang sedang makan. Kalian itu, kalau bertemu selalu saja begini.”Ibuk menggelengkan kepala, lagi.

1
Riyana Dhani@89
/Good//Heart//Heart//Heart/
mr sabife
wahh alur ceritanya
mr sabife
luar biasa ceritnya
mr sabife
bagus dan menarik
mr sabife
bgusssss bnget
mr sabife
Luar biasa
queen.chaa
semangat terus othorr 🙌🏻
Charles Burns
menisan 45menit biar setengah babak
Dale Jackson
muach♥️♥️
Dale Jackson
sedang nganggur le
Mary Pollard
kelihatannya
Wayne Jefferson
gilani mas
Wayne Jefferson
siap ndoro
Alexander Foster
mubadzir woii
Alexander Foster
mas koprohh ihhh
Jonathan Barnes
kepo kek dora
Andrew Martinez
emoh itu apa?
Andrew Martinez
aku gpp kok kak
Andrew Martinez
kroco noob
Jonathon Delgado
hemmbbbb
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!