NovelToon NovelToon
Mengubah Takdir

Mengubah Takdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Time Travel / Mengubah Takdir / Penyeberangan Dunia Lain / Fantasi Wanita / Kontras Takdir / Menjadi Pengusaha
Popularitas:113.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Carrot_Line

Kehidupan kali ini sangat buruk, Fen Hui ingin mengubah nasib nya. Tidak seperti kehidupan sebelumnya, dia hidup serba kecukupan. Tapi kali ini hidupnya tidak mudah, makan hanya dengan kentang dan ubi. Gandum yang ditanam di ladang tidak bisa dimakan! ayah yang selalu mengutamakan belajar dan bersenang-senang. Datang kerumah hanya untuk mengeruk uang ibunya, tidak bisa dibiarkan! kali ini Fen Hui ingin makan enak dan hidup nyaman sama seperti dikehidupan sebelum nya.

Jadwal update;Selasa,Rabu,Kamis,Sabtu dan, Minggu.

Libur Reguler;Senin dan Jum'at.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carrot_Line, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lelaki itu datang

Malam itu keluarga kecil Fen tengah menikmati makan malam, kentang kukus dan sayur bening menjadi hidangan yang lezat. Fen Xiang mengambil kentang paling besar, dia memakannya dengan lahap. Ibunya tidak protes apapun, karena tau putra tertua nya hari ini berkerja terlalu keras di ladang. Mereka telah mengumpulkan banyak gandum, panen tahun ini sedikit lebih banyak dari yang kemarin.

"A Niang, apakah Ayah akan pulang setelah panen selesai?"tanya Fen Qian pelan.

Setengah hasil dari panen gandum mereka akan di gunakan untuk bayar pajak pada pemerintah, setengahnya lagi akan dijual. Separuh uangnya diberikan pada Ayah mereka dan sisanya untuk kebutuhan makan.

"Seperti biasanya."jawab Fen Hua sekenanya.

Fen Xiang merasa sulit untuk menelan makanannya, dia tidak rela jerih payah Ibu dan Adiknya dimakan semua oleh Ayah mereka. Apa lagi tahun ini ujian Sarjana akan dimulai kembali, sudah jelas mereka harus mengeluarkan uang untuk membeli peralatan belajar.

"Sebentar lagi ujian akan dimulai, ayah pasti meminta banyak uang."lanjut Fen Qian,"a niang aku tidak mau mengeluarkan 1 jiao lebih, kita bahkan hanya mendapatkan 10 sen setengah tahun ini."

Fen Hua terdiam, dia tau anak-anak nya tidak mau hidup sulit berkelanjutan. Tapi apa dia bisa menolak memberikan uang pada suaminya? Itu sangat sulit, mengingat tangan kasar itu tidak segan untuk memukuli mereka.

"Tenanglah, ayah tidak akan mengambil lebih dari 10 sen."Fen Hua merasa tidak yakin dengan ucapannya.

Makan malam menjadi lebih hening sekarang, Fen Mei tidak tau pembahasan Ibu dan Kakak nya. Setelah kenyang dia memiliki tidur di pangkuan Fen Hui. Dia sudah menghabiskan satu sen hari ini, dan Fen Hui memintanya untuk merahasiakan hal itu dari ibu dan kakak-kakak mereka. Tidak masalah selama dia bisa membeli banyak makanan enak, pagi besok dia harus mengumpulkan banyak kunyit dan jahe lagi.

"Kakak ayo tidur, aku sangat mengantuk."Fen Mei menarik tangan Fen Hui untuk pergi ke kamar.

Rumah mereka memiliki 2 kamar, 1 kamar untuk ibu nya dan 1 kamar lagi untuk ketiga putri keluarga Fen. Fen Xiang lebih memilih tidur diruang yang biasa dijadikan ruang tamu dan ruang makan. Dia merasa harus berjaga, karena dirumah mereka laki-laki hanya dia seorang.

Tok...tok...

Mendengar suara pintu diketuk Fen Hua membuka pintu rumahnya, lelaki tua dengan rambut beruban terlihat dari balik pintu.

"Ayah mertua, kenapa kau datang malam-malam begini?"

"Masuklah."

"Tidak perlu, aku tidak akan lama."ucap Fen Jiao.

Fen Jiao adalah kepala keluarga besar Fen, dia datang kemari untuk memberikan 5 sen pada menantu nya. Fen Hua terkejut dia merasa tidak enak karena di beri uang.

"Ayah mertua, bagaimana aku bisa menerima uang itu? Sedangkan mencari uang sangat lah sulit,"

Fen Jiao mengibaskan tangan,"aku tahu anak ku sering pulang saat panen selesai, dia pasti akan meminta uang pada mu. Gunakan saja ini, Ibu mertua mu juga tidak keberatan."

Dengan enggan Fen Hua menerima uang itu,"ayah mertua kau sangat dermawan, kebaikan ini akan selalu menantu ingat."

"Hmm... Aku pergi sekarang."

"Berhati-hatilah dijalan!"

Fen Hua bernafas lega, dia menyimpan uang itu baik-baik. Setidaknya mertuanya sangat baik, anak-anak nya masih bisa makan enak nanti.

Pagi-pagi buta Fen Hua pergi ke ladang lebih awal, dia akan menyelesaikan pekerjaan nya yang terakhir. Lalu sama seperti ibunya Fen Hui dan Fen Mei pergi kaki bukit untuk memanen kunyit dan jahe, mereka juga harus pergi diam-diam agar tidak ketahuan warga desa.

Kalau tidak mereka akan ketahuan dan dilaporkan pada Ibu mereka! Bisa-bisa pemasukan uang mereka terhenti.

"Aku ingin membeli panekuk lobak lagi."

"Aku akan memberi mu 2 sen hari ini."bibir tipis Fen Hui melengkung keatas.

"Terimakasih."Fen Mei berpikir dia bisa menyimpan 1 sen di tabung bambunya.

Dia dan Kakaknya membuat celengan dari tabung bambu, itu berguna untuk menyimpan banyak uang. Tepat di jam 8 pagi kedua kakak beradik itu sudah berada di pasar. Seperti janjinya dengan lelaki dewasa kemarin, Fen Hui bertemu kembali.

"Hai Paman, kau datang tepat waktu."Fen Hui menyapa dengan ramah.

"Apakah Paman akan membeli dagangan kami? Lihat kunyit dan jahe yang baru dipetik ini sangat segar."Fen Mei tidak mau diam, dia juga ingin menyambut baik pelanggan pertama hari ini.

Lelaki itu tertawa melihat tingkah lucu Fen Mei,"baiklah, aku membeli 5 kg kunyit masukkan saja kedalam keranjang ini nak."

"Wahh, anda sangat baik aku akan menimbangnya dengan tangan jika Paman ragu benar atau tidak. Timbang saja dirumah kalau kurang datang saja kemari aku akan menambahkan nya."

Fen Mei memperhatikan gerakan cepat tangan Fen Hui, dia merasa kagum. Sepertinya kakak perempuan satu ini sangat pandai berhitung.

"Kakak, berikan paman itu bonus."bisik Fen Mei.

Alis kanan Fen Hui menarik, dia sedikit tersenyum tangan nya mengambil segenggam kunyit tambahan. Lelaki dewasa di depannya merasa senang, dia mendengar bisikan gadis kecil itu.

"Ini Paman, aku memberikan sedikit bonus karena Paman membeli banyak."

"Hahaha...sangat baik! Ini uang nya, kalau bisa aku ingin kau memisahkan 5kg kunyit setiap harinya untuk ku bagaimana?"

Fen Mei mengangguk dengan antusias, dia akan mencari banyak kunyit untuk Paman didepannya. Sementara Fen Hui sedikit ragu, kunyit sangat banyak saat ini. Tapi tidak selamanya banyak kalau terus menerus diambil.

"Aku menerimanya, tapi Paman kami tidak bisa mempertahankan menjual kunyit jangka panjang."ucap Fen Hui.

Lelaki itu paham, kunyit liar yang mereka petik pasti akan habis suatu saat jadi dia memakluminya."tidak apa-apa nak, aku membutuhkan kunyit untuk restoran ku."

"Kalau begitu kami akan menjual 5 kg kunyit selama kunyit liar masih ada."angguk Fen Hui.

"Baik, panggil aku Paman Tian."

"Paman Tian berhati-hati dijalan."Fen Mei melambaikan tangan nya saat lelaki itu pergi.

Seorang nenek tua berjalan mendekat, dia memperhatikan kunyit dan jahe. Malam ini keluarga nya akan memasak daging, melihat kedua bumbu itu sangat segar dia memutuskan untuk membelinya.

"Berapa setengah kilo Jahe dan kunyit?"

" 2 sen, nek."

"Aku akan membeli keduanya masing-masing setengah kilo."

"Baik,"

Fen Hui melayani dengan cepat, dia memberikan sedikit bonus. Dia tidak mau pelit, meskipun harganya murah tapi bagi para petani 1 sen sangat berharga.

"Aku menyukai cara pelayanan mu gadis kecil."nenek tua itu memberikan 4 sen pada Fen Hui.

Sepeninggalan nenek itu, beberapa orang datang untuk membeli. Dagangannya sedikit lama untuk habis karena tidak seramai kemarin. Setelah selesai menghabiskan dagangan, Fen Hui menghitung uang nya dengan cermat.

"Kakak, bagaimana kau bisa berhitung?"tanya Fen Mei penasaran.

Pada masa ini belajar sangat lah sulit, jika bisa itu mengeluarkan banyak uang. Kebanyakan para pelajar hanya laki-laki dari keluarga yang memiliki uang lebih. Membaca dan berhitung sangatlah tidak mudah untuk dipelajari.

"Aku mempelajari nya."

"Bisakah mengajari ku juga?"tanya Fen Mei penuh harap.

Fen Hui tidak menjawab, dia memberikan 2 sen untuk Fen Mei. Memasukkan semua uangnya kedalam kantung kain serut. Gadis kecil itu langsung berlari menghampiri penjual panekuk, kembali 1 panekuk dan kembali.

"Kau tertarik untuk belajar Mei'er?"tanya Fen Hui penasaran.

Adiknya mengangguk dengan antusias, dia merasa senang saat melihat Fen Hui menghitung banyak uang. Suara lembut menyembuhkan beberapa nominal membuat nya sangat senang.

"Aku bisa mengajari mu nanti, kita berkeliling dulu."

Fen Mei mengangguk, dia menggandeng tangan Kakak dan berjalan bersama. Sesekali menggigit panekuk lobak nya, mereka berhenti didepan toko daging.

"Bibi aku ingin membeli 1 pon daging tidak berlemak."

Wanita tua didepannya merasa senang, akhir-akhir ini banyak orang membeli daging babi penuh dengan lemak untuk dijadikan minyak. Sementara daging tanpa lemak jarang ada yang membelinya.

"Ya.. ya... Aku akan memotongnya dan menimbangnya."

Wanita tua itu memotong daging dan mengikat nya, daging segar terlihat sangat mahal itu membuat Fen Mei takut. Dia menarik ujung pakaian lengan Fen Hui.

"Kakak, itu sangat mahal aku takut uang nya kurang."bisik Fen Mei cemas.

"Tidak apa-apa, uang kita cukup."balas Fen Hui sedikit berbisik.

"Nah ini,"

Fen Hui menerima daging itu, dia menanyakan harganya dan langsung membayar."kita akan membeli minyak canola dan garam."

"Eum..."Fen Mei tidak bisa berkata-kata.

Dia menuruti Kakak nya saja, begitu pulang dan sampai dirumah. Kakaknya sibuk berkutat di dapur dia akan memasak daging tumis. Dan kentang serta beberapa sayuran liar sebagai pendamping nya.

Menyiapkan makan malam, sebelum ibu dan kakak nya pulang. Sore itu pintu rumah terbuka sosok jangkung dengan pakaian putih rapih muncul dari balik pintu.

1
Anonymous
k
lily
👍👍👍👍
lily
kewarasan minim gak tuh😂😭
lily
emang enak 😂😂😂
Me Ta
sayang sekali fen Hui ngga punya keahlian beladiri
Jasmin Melor
Luar biasa
Nur Lela
luar biasa
AbC Home
Luar biasa
Siesca Anwar
Terima kasih thor ceritanya sangat bagus
Ni Ketut Patmiari
semangat ya thor💪
Ni Ketut Patmiari
ttep semangat thor, karyanya bagus👍
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
Qimti Sa
good
Erna Fkpg
tk kirain tersesat dihutan dan mendapat peninggalan ilmu bela diri dan harta seperti cerita kolosal lainnya
Erna Fkpg
bagus tidak ada yg durhaka klau atah macam itu
Erna Fkpg
baru kali ini membaca tokoh utamanya benar2 miskin dan lama kayanya dan masak tubuhnya gk risih gk dibersihkan kan tokihnya dr masa depan masak gk ada sungai untuk mandi
Murni Dewita
finish
Yurniati
sukses selalu dalam berkarya thorr
Yurniati
tetap semangat terus thorr
nurul rahma2020
Terima kasih thor,, ceritanya sangat bagus😘,,, meskipun gk rela udah end😄.. lanjutkan novel barunya thor tetap semangat 💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!