NovelToon NovelToon
Hasrat Seorang Gangster

Hasrat Seorang Gangster

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Persaingan Mafia
Popularitas:324.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: linda huang

Darson Rodriquez seorang gangster yang menculik Gracia Vanessa, dan dijadikan sebagai pemuas ranjang selama tiga hari. Gracia yang dijual ibu tirinya harus menerima penderitaan yang tiada akhir.

Bagaimana Gracia bisa terlepas dari genggaman Darson yang berniat menjadikan dirinya sebagai simpanan? bukan tanpa sebab bos gangster tersebut sengaja gadis itu berada di sisinya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lupa Dengan Janjimu!

Darson menarik tubuh Gracia ke atas kasur dan menindihnya, nafasnya berat dan matanya penuh nafsu. Tanpa peringatan, ia mencium gadis itu dengan brutal sambil merobek pakaiannya.

"Jangan!" teriak Garcia, yang berusaha mengelak ke samping, namun usahanya sia-sia. Tangan Darson mencengkeram kuat, menahannya di tempat.

"Kau hanya akan menjadi milikku. Aku bisa melakukan apa saja yang aku mau!" ujar Darson dengan nada mengancam, sementara bibirnya turun mencium leher gadis itu.

Gracia berusaha melawan, mencoba menggunakan seluruh tenaga yang tersisa, namun tubuhnya kalah kuat dari pria itu. Teriakannya hanya terdengar seperti musik di telinga Darson yang semakin menggila.

Dengan satu tarikan kuat, Darson merobek pakaian gadis itu hingga tersisa bra dan kain tipis yang menutupi mahkotanya.

"Tidak... tolong jangan melakukannya lagi. Lepaskan aku...," jeritan Gracia terdengar serak, bercampur tangis.

Namun Darson tidak berhenti. Ia menarik bra gadis itu hingga terlepas, memperlihatkan dua gundukan besar dan kenyal yang membuatnya semakin bernafsu.

Darson semakin mengila, melumat dua gundukan besar itu dengan rakus. Tangan kanannya meremas dengan keras, berulang kali, tanpa ampun. Gracia berusaha melawan, tubuhnya menggeliat dan tangannya menolak dengan sia-sia. Ketakutan semakin mencengkeram hatinya, membuat tangisnya pecah.

"Tolong lepaskan aku!" tangisan Gracia semakin memilukan, namun bagi Darson itu hanya bumbu yang menambah kesenangan.

Dengan satu gerakan cepat, Darson melepaskan kemeja dan juga celananya, meninggalkan dirinya dalam keadaan hampir telanjang. Ia merobek kain tipis yang tersisa pada tubuh Gracia, kini gadis itu tanpa sehelai benang pun. Gracia menjerit, ketakutan merajalela dalam dirinya. Tubuhnya menggigil, namun Darson tidak peduli. Tangan-tangannya yang kuat menahan gadis itu, menyiapkan diri untuk aksi berikutnya yang lebih brutal dan mengerikan.

"Aahh!" Jerit Gracia, suaranya penuh derita. "Sakit! Tolong hentikan!" tangisannya semakin menjadi, namun Darson tidak memperdulikannya.

"Tolong hentikan!" pinta Gracia, suaranya penuh dengan kepasrahan dan ketakutan. Namun, permohonannya hanya terdengar seperti bisikan yang hilang di telinga Darson yang semakin menggila.

Tidak lama kemudian, Darson mencapai puncak kenikmatan. Dengan dorongan yang semakin cepat dan kasar, ia mengoyangkan pinggulnya tanpa henti. Setiap gerakannya penuh dengan kekuatan dan kebrutalan, menyebabkan Gracia tercekik oleh rasa sakit yang semakin menjadi-jadi.

Tidak lama kemudian, Darson menghentikan aksinya dan mengeluarkan pusakanya. Sementara Gracia yang kewalahan akhirnya tertidur pulas, tubuhnya terkulai lemah di atas kasur.

Cuaca mulai gelap, langit yang sebelumnya cerah kini berubah mendung, seolah mencerminkan suasana hati yang mencekam di dalam kamar hotel. Gracia masih belum bangun, terlelap dalam kelelahan dan rasa sakit yang menyiksanya.

Sementara itu, Darson duduk di sofa, menikmati minuman keras yang ia tuangkan dalam gelas kristal. Asap rokok mengepul dari mulutnya, memenuhi ruangan dengan bau tajam. Matanya yang dingin dan penuh kebencian menatap gadis itu yang tidur dalam posisi telungkup.

"Gracia Vanessa, ternyata kamu tidak mengenalku lagi. Keluargamu sama saja dengan dirimu yang tidak tahu malu. Jangan salahkan aku bertindak seperti itu," batin Darson, bibirnya menyunggingkan senyum sinis.

Di luar kamar hotel, dua anggota Darson sedang berbisik, mereka berdiri berjaga dengan sikap waspada.

"Baru kali ini bos bermain wanita. Selama ini hanya dengan istrinya sendiri. Kenapa harus gadis ini? Selain itu juga sampai 3 hari," bisik salah satu dari mereka dengan nada heran.

"Tidak tahu! Kita hanya ikut perintah saja. Sisanya jangan ikut campur!" jawab yang lain dengan nada tegas, mencoba mengakhiri percakapan yang tidak perlu.

Sementara itu, di rumah keluarga Vanessa, suasana tampak berbeda. Thomas Vanessa, beserta istrinya Aniza, dan putrinya Beautiful duduk di ruangan keluarga yang mewah. Senyum kebanggaan terpancar dari wajah Aniza saat ia memandang putrinya.

"Beautiful, uang sudah dapat. Kamu bisa pergi ke luar negeri untuk belajar. Kamu harus banggakan nama keluarga kita!" ucap Aniza dengan senyum penuh kebanggaan.

"Benar! Uang sebanyak ini tidak mudah untuk didapatkan," lanjut Thomas, suaranya penuh kepuasan.

"Tidak tahu bagaimana dengan Gracia sekarang?" tanya Beautiful dengan senyum sinis, matanya berkilat dengan rasa superioritas.

"Sekarang dia pasti sedang melayani gangster itu. Kita dapat bayaran yang tinggi. Gangster itu dapat keperawanan adikmu dan kita dapat uangnya," jawab Aniza tanpa rasa bersalah, suaranya tenang seolah yang dibicarakannya adalah hal biasa.

"Papa, terima kasih karena sudi melakukannya untukku. Aku akan bekerja dengan baik dan mengharumkan nama baik keluarga kita," ucap Beautiful dengan nada manis, penuh rasa terima kasih yang tulus meskipun dasarnya adalah pengkhianatan.

"Tidak apa-apa! Gracia mirip dengan ibunya. Sama-sama pelacur. Masa depan kita hanya mengandalkanmu. Sementara anak itu, aku tidak pernah mengakuinya," ujar Thomas dengan nada dingin, penuh kebencian yang terpendam lama.

Senyum puas menghiasi wajah mereka, sementara di tempat lain, Gracia merasakan penderitaan yang tak terbayangkan, menjadi korban dari ambisi dan ketamakan keluarganya sendiri.

Di sisi lain, Darson keluar dari kamar hotel, dua anggotanya menyapa dengan hormat. Mereka berdiri tegak, siap menerima perintah.

"Selidiki kemana saja Gracia Vanessa selama ini! Cari tahu siapa saja di keluarganya, apa saja yang dia lakukan, dan dengan siapa dia bergaul!" perintah Darson dengan nada tegas dan dingin, matanya menunjukkan keseriusan yang menakutkan.

"Baik, Bos," jawab mereka serentak, menundukkan kepala dengan penuh hormat sebelum bergerak cepat untuk menjalankan tugas mereka.

Darson kembali ke kamarnya, langkahnya berat dan penuh determinasi. Ia berdiri di samping Gracia yang masih belum sadarkan diri.

Pandangannya tajam menatap gadis itu, matanya dipenuhi kebencian yang mendalam. tidak tahu pasti apa sebabnya ia begitu membenci gadis itu, namun rasa bencinya tak dapat ia kendalikan.

Ia kemudian menarik selimut yang menutupi tubuh Gracia, menyingkirkannya dengan gerakan kasar. Tanpa ragu, ia melepaskan jubah tidurnya, membiarkan dirinya tanpa sehelai benang pun. Gracia yang masih dalam kondisi tidak sadar dan telungkup, tubuhnya dengan mudah ia balikkan menjadi posisi berbaring.

Darson membuka pangkalan paha gadis itu dengan kekuatan, membuat Gracia tampak rentan dan tak berdaya. Dengan tanpa ampun, ia melakukan penyatuan dengan gadis itu, dorongannya keras dan brutal.

Ia bergerak maju mundur tanpa henti, setiap gerakannya penuh kekerasan dan nafsu yang mengerikan. Karena merasakan sentuhan dan perih yang tak tertahankan, Gracia terbangun dan merintih kesakitan.

"Jangan!" ucapnya dengan suara serak, matanya yang penuh ketakutan melihat pria itu yang sedang berada di atas tubuhnya. Tubuhnya lemas, terasa seperti dicabik-cabik dari dalam.

"Gracia Vanessa, ingat dengan wajahku. Jangan kau melupakannya. Aku akan menghantui hidupmu!" kecam Darson, suaranya penuh dengan kemarahan dan ancaman.

Wajah Gracia yang pucat semakin memucat, matanya kehilangan cahaya dan tubuhnya tak berdaya. Akhirnya, rasa sakit yang tak tertahankan membuatnya kembali tidak sadarkan diri, tenggelam dalam kegelapan yang menutupi kesadarannya.

Setelah tiga hari penuh penderitaan, Darson melempar sejumlah uang ke wajah Gracia yang duduk di atas kasur dengan wajah pucat. Selain melayani nafsu pria itu, ia juga tidak menelan makanan apapun.

Siang itu, tubuhnya hanya ditutupi selimut tebal dan tanpa pakaian."Aku bukan pelacur," teriak Gracia dengan marah sambil membuang uang itu kembali ke wajah Darson. "Kau adalah pria brengsek!"

Darson tersenyum sinis, tatapannya penuh ejekan. "Wanita memang suka berpura-pura. Keluargamu sama sepertimu, hanya suka pada uang. Mereka menjual tubuhmu. Apa bedanya dirimu dengan mereka?"

"Kau tidak mengenalku," balas Gracia dengan suara bergetar menahan amarah. "Jangan menuduhku sembarangan. Aku tidak butuh uangmu. Bawa pergi untuk membeli peti mati untuk dirimu sendiri," teriaknya kesal.

Darson mendekat, mencubit dagu Gracia dengan erat. "Dengar baik-baik! Aku akan mendatangimu kapanpun aku mau. Ibu tirimu itu mata duitan. Tubuhmu ini sangat berguna bagiku. Setelah aku bosan, aku akan menjualnya kepada pelangganku," kecam Darson dengan suara rendah dan dingin.

Gracia merasa hatinya hancur, namun ia tidak menunjukkan kelemahannya. Ia hanya menatap Darson dengan penuh kebencian, tekadnya semakin kuat untuk melawan nasib buruk yang menimpanya.

"Kau adalah bajingan!" ketus Gracia dengan mata berkaca-kaca.

"Apakah kau sudah lupa dengan janjimu? Apa yang kau alami sekarang adalah balasan dari kebohonganmu," ujar Darson.

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan, Janji apa maksudmu? kau adalah pria terkutuk," ketus Gracia.

***

Hai, teman-teman! jangan lupa mampir untuk memberi dukungan. harap komentar ketika ada kesalahan dalam penulisan🙏🙏🙏

1
Al Vian
lanjut thor
Aisyah Nuha
jdi ikutan 😭😭😭😭
Lisa Halik
thorrrr
Anisah Nisah
divinisi suami yg ga boleh d pertahankan suami kaya gitu mending buang ajalah kasian juga sama Gracia tertekan terus
Anisah Nisah
aq tau yg sering melakukan hb dengan alice itu pasti bukan Darson melainkan anak buahnya makanya setiap mau melakukan hb d minta untuk mematikan lampunya
Isnanun
ayo Max keluarkan isi hati mu berkata dengan jujur Max
Anisah Nisah
aduh..
gimna y nasib Gracia ini pasti rencana zanella semoga aja darson ga percaya
Al Vian
ayo Thor buat Darson menyesal
Lisa Halik
sedihnya max junior
yuning
belum baca kok udah mewek duluan akunya
Iqnesya🥰
lagi tegng"nya cerita nie jng lama lama up nya
Bu Kus
ayo max katanya isi hatimu yang sebenarnya
Yunix Pratama
semakin seru ceritanya Thor
Ny Kan
bagus
Ny Kan
lanjut thorrr
wiemay
seru, gak sabar menunggu kelanjutan nya
Jax Maxll
Max, meski umur mu 5tahun tapi kamu berhak menentukan Kehidupanmu. selama ini Mama Gracia sudah cukup Menderita menerima Kesakitan yg diberikan Papa Darson. Mama Gracia dan Max berhak mendapatkan Kebahagiaan dri org yg Tulus Mencintai dan Memberikan Kasih Sayang. lebih baik di Cintai drpd Mencintai. semangat thor 💪 Greget dan Sedih mendengar Tangisan Pilu Max 😭
Iqnesya🥰
next thor
wiemay
betul bnget nic
hkm itu pasti udh disuap darson
Bundanya Aulia
😅😅bs aja Thor,,,.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!