Mistis dan hal ghoib bagi Nayla hanyalah mitos sebelum dia mengalami kejadian yang membuatnya terpaksa mempercayai hal-hal yang berbau suprantural itu setelah mengalaminya sendiri.
Meninggal akibat konspirasi suami dan kakak angkatnya, Nayla hidup kembali ditubuh seorang gadis dengan nama yang sama dengannya yang memang telah disiapkan untuknya.
Siapakah orang yang sengaja membangkitkan jiwa Nayla?
Mampukah Nayla membalaskan dendam dan menguak teka-teki kehidupannya?
Penasaran...
Ikuti kisah Nayla dalam membalas dendam yang sarat akan hal mistis dan ghoib, yang tentunya sangat menegangkan dan membuat jantung kita berdegub kencang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GANJALAN HATI
Lucas terbangun di rooftop rumah sakit dalam keadaan linglung.
Hal terakhir yang dia ingat, dia pingsan setelah diteror oleh arwah Nala di dalam lift ketika hendak pergi menuju ruang rawat Gisel.
Mengingat kembali apa yang terjadi semalam, membuat bulu kudi Lucas berdiri seketika.
"Apa itu semua hanya ilusiku semata karena rasa bersalah dalam hatiku yang cukup dalam? Tapi, semua yang terjadi semalam, sungguh nyata!".
Lucas terus berguman, mencoba mencari jawaban atas semua hal yang terjadi pada dirinya.
Ia terlihat begitu linglung, semua hal yang terjadi perlahan mulai menggerus kewarasannya.
Meski masih bingung, namun melihat matahari sudah mulai tinggi, Lucas pun segera bangkit dan turun untuk melihat kondisi istrinya setelah berhasil melewati masa kritis kemarin.
Karena tidak ada lift yang menuju rooftop, Lucas pun terpaksa turun menggunakan tangga darurat.
Sepanjang perjalanan menuju ruang rawat Gisel, Lucas yang beberapa kali mendapatkan telepon dari sekretarisnya menjadi tak konsen karena harus membagi konsentrasinya antara pekerjaan dengan sang istri yang kondisinya kembali buruk.
Setelah turun dua lantai, Lucas yang merasa detak jantungnya semakin cepat dan keringat dingin mengucur deras ditubuhnya, menghentikan langkahnya.
Sekarang, Lucas harus segera meminum obatnya karena suasana hatinya sedang mengalami fluktuasi emosi yang tidak wajar sehingga bisa memicu serangan panik yang dimilikinya.
Lucas khawatir Gisel mengetahui penyakitnya dan takut membuat kondisinya semakin memburuk karena mengkhawatirkannya.
Setelah obat yang dia minum larut dimulut, Lucas pun kembali melanjutkan langkahnya menuju ruang rawat dimana Gisel berada.
Baru saja pintu dibuka, Gisel yang sudah berada diatas ranjang setelah ditemukan oleh salah satu perawat yang hendak menyuntikkan obat kepadanya mendapatinya pingsan di kamar mandi, melihat kedatangan Lucas, kedua matanya memerah dan hatinya merasa sedikit lega karena sekarang dia tak lagi sendiri, ada suami yang akan menjaganya.
“sayang...”, panggil Gisel dengan suara lemah.
“Iya sayang, kamu sudah bangun. Bagaimana keadaanmu?”, tanya Lucas sambil berjalan cepat menuju ranjang dimana istrinya terbaring lemah dengan wajah penuh kekhawatiran.
Gisel mengusap dadanya, “sudah tidak sakit lagi, hanya masih lemas saja”.
Melihat wajah pucat sang istri, Lucas sebenarnya tak ingin berdebat, tapi jika hal ini tak dia utarakan, kecemasan dalam hatinya tak akan mereda.
“Sebenarnya apa yang sudah terjadi, Gisel? Bukankah kamu bilang jika jantung Nayla sudah tak lagi menolakmu. Tapi tadi dokter bilang, jika jantung ini masih belum bisa menerima tubuhmu sepenuhnya?bahkan jika diteruskan, kemungkinan kondisimu akan semakin buruk cukup besar”, ucapnya dengan tatapan menyelidik.
Gisel terdiam, mana mungkin dia mengatakan kepada Lucas yang sebenarnya, jika hingga kini jantung Nayla masih menolak tubuhnya.
Jika Lucas tahu, maka otomatis pria itu akan mengikuti saran yang diberikan oleh dokternya terdahulu, mencarikan lagi pendonor jantung yang cocok untuknya, dan hal itu tak Gisel inginkan.
Sampai kapanpun, dia tak akan menyerah pada jantung Nayla, karena ini sudah menjadi ambisinya.
“Maafkan aku sayang. Bukannya aku ingin membohongimu, hanya saja, aku tak ingin membuatmu khawatir dengan kondisiku”, ujar Gisel sambil memasang wajah penuh kesedihan.
Melihat ada air menggenang dipelupuk mata sang istri, Lucas yang hendak kembali bersuara pada akhirnya harus menelan bulat-bulat semua kata yang telah dia siapkan.
Gisel yang melihat wajah bersalah Lucas pun berniat memanfaatkan kesempatan itu agar suaminya tak lagi mendesaknya.
“Maaf, maaf jika aku lagi-lagi membuatmu khawatir. Aku hanya terlalu banyak pikiran saja akhir-akhir ini. Apalagi sikap mamimu yang tak bersahabat, serta hujatan netizen terhadapku, membuatku semakin tertekan”
Gisel pada akhirnya melimpahkan masalah ini kepada Linda dan para netizen maha benar yang hingga kini tak berhenti meneror dan terus memberikan umpatan kasar keadanya, untuk mengubah fokus Lucas, dan hal itu ternyata berhasil.
“Ya sudah, nanti aku akan bicara lagi dengan mami agar tak memperlakukanmu dingin seperti itu. Untuk masalah di internet, aku sudah berusaha untuk meredamnya, jadi kamu tak perlu kahwatir lagi. Sekarang yang perlu kamu lakukan hanya beristirahat dengan baik agar bisa cepat keluar dari rumah sakit”
Ucapan Lucas membuat senyum diwajah Gisel perlahan mulai terbit.
Hal ini tentu saja membuat hati Lucas merasa lega meski dia masih menyimpan sedikit ganjalan didalam hati.
Drtttt...
Ponsel Lucas kembali berdering, melihat jika itu datang dari perusahaan, Gisel yang tak ingin suaminya sampai dipecat terpaksa merelakan pria itu pergi meski dia masih sedikit takut jika ditinggal sendirian.
“Ini sudah siang. Aku rasa, hantu tak akan berani muncul disiang bolong seperti ini kan”, guamnya dalam hati.
Lucas yang melihat kegelisahan istrinya, menoleh dengan tatap penuh selidik. “Ada apa? Kenapa raut wajahmu tiba-tiba menjadi cemas seperti itu?”, tanyanya sedikit khawatir.
Gisel yang tak ingin suaminya terlambat dan mendapatkan masalah di kantor pun menggeleng pelan, “Tidak terlalu mendesak. Kita bisa membicarakan hal ini setelah kamu kembali dari kantor”, ucapnya sambil tersenyum.
Lucas yang melihat jika hal yang ingin disampaikan oleh sang istri tampaknya tak terlalu mendesak pun pada akhirnya memutuskan untuk segera berangkat kekantor setelah mengecup kening Gisel dengan lembut.
“Istirahat dengan baik dan jangan pikirkan apapun. Jika ada sesuatu, segera kabari aku”, ucap Lucas berpesan.
“Iya. Kamu juga, fokuslah bekerja agar bisa cepat selesai dan bisa menemaniku dirumah sakit”, jawabnya sambil tersenyum hangat.
Melihat jika istrinya tampak baik-baik saja, Lucaspun segera keluar dari ruang rawat Gisel menuju parkiran untuk mengambil mobil dan melajukannya menuju perusahaan.
Sepeninggalan Lucas, Kunti yang sejak tadi sudah datang dan menyaksikan interaksi keduanya merasa jijik.
Jika bukan karena Nayla, enggan rasanya dia berada dalam satu ruangan dengan wanita jahat ini.
Tiba-tiba Kunti mengibaskan tanganya.
Triiing....Pyaarrr....
Gelas yang ada diatas nakas, samping ranjang Gisel tiba-tiba jatuh dan pecah, berserakan dilantai.
Gisel yang merasa janggal, segera mengedarkan pandangannya, menyapu setiap sudut yang ada dalam kamar ruang rawatnya.
Tak mendapatkan apapun, Gisel pun segera menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.
Tiba-tiba dari bawah, tangan kasar dan dingin mencengkeram pergelangan kakinya.
Gisel yang tak bisa menggerakkan badannya ataupun mengeluarkan suara hanya bisa pasrah ketika kedua tangan yang tak dia ketahui milik siapa menariknya dengan keras hingga tubuhnya terlempar ke lantai rumah sakit yang dingin.
Akibat tarikan yang cukup kencang, jarum infus ditangan Gisel terlepas secara paksa dan darah segar langsung mengucur deras ditelapak tangan sebelah kiri, membuat Gisel mengernyit kesakitan.
Setelah badan Gisel bisa digerakkan, Ia yang hendak bangkit kembali terjatuh dalan posisi duduk ketika Kunti menampilkan wajahnya yang sangat menyeramkam.
"Aaarghhhh! Setan!", teriak Gisel histeris sebelum dua kembali pingsan.