NovelToon NovelToon
I Love Tentara

I Love Tentara

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni / Pengawal
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Clavi Ra

Gadis yang baru saja lulus SMK langsung di kirim orang tuanya ke asrama militer yang sangat jauh dari perkotaan.

Dari situlah kesya bertemu dengan kapten
yang terkenal dingin dan tegas.

"Ih kenapa lo ngikutin gue mulu sih, suka lo sama gue heh"

"Kalo iya kenapa"

"Dasar kapten gila"

"Apa kamu bilang hah"


Mau tau kelanjutan kisahnya burun baca!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clavi Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

03

"Selamat tinggal asrama, pokoknya pagi besok gue harus bisa kabur dari tempat ini, em tapi lewat mana ya" Aku mengingat ada sebuah pagar jeruji yang tidak terlalu tinggi mungkin aku bisa kabur lewat situ ketika tadi Abi menjelaskan asrama ini.

Keesokan harinya aku sudah siap untuk kabur dari asrama ini tapi lagi lagi suara ketukan pintu membuat ku harus tak mau membuka pintu dengan langkah gontay "Ayo kita sarapan bersama" "ogah lo aja gue gak laper" "kriuk.... kriuk" sial kenapa perut ini berbunyi di waktu yang tidak tepat "Kamu yakin hem" mungkin tidak ada salahnya aku untuk mengisi perut ini agar pelarianku berjalan dengan sempurna "oke ayo kita makan" Aku keluar dan pergi meninggalkan Abi yang masih berada di ambang pintu kamarku.

Setelah selesai sarapan aku kembali ke kamar dan menyiapkan keperluan yang akan ku bawa "em bawa apa ya hp terus dompet em.... apa lagi ya baju?, em enggak deh nanti malah ngerepotin aja, udah bawa ini aja" aku memasukan semua barang yang aku siapkan ke dalam tas ransel warna hitam itu.

Ketika melihat bahwa situasi sudah aman aku langsung keluar dari bangunan itu. Aku yang tidak melihat adanya jalan tanpa sengaja menabrak tubuh tegap seseorang " eh soory gue gak sengaja " "makanya kalo jalan itu pake mata" aku melihat pria di depanku ini dia adalah pria yang sama di tempat makan kemarin dan pria yang sudah memancing emosi ku. "K-E-F-I-N" Aku mengeja setiap huruf yang ada di bet namanya "oh ternyata nama lo itu KEFIN TO" Aku menekankan kalimat terakhir ku. Tiba-tiba dia langsung pergi meninggalkan ku seperti dia tidak perduli. Aku mahar aku ingin mengejarnya dan menjambaknya tapi aku urungkan niat itu, aku kembali fokus ke tujuh awalku yaitu kabur dari tempat ini.

Setelah sampai di taman belakang aku langsung melompati pagar pembatas itu tapi gelang ku tersangkut di antara kawat-kawat itu, aku mencoba melepaskan sangkut ini tapi sayang suara seseorang mengagetkan ku "Woy siapa di sanah?" karena kaget aku langsung menarik tangan ku dan pergi dari tempat itu.

Aku terus berlari hingga aku berada di hutan yang sangt rimbun dan menakutkan. Aku berjalan dengan menyelusuri hutan yang gelap ini, entah sedah berapa lama aku berjalan di hutan ini tapi kurasa langit sedah mulai menampakkan senjanya. Aku mulai menyadari ternyata sedari tadi aku hanya berputar-putar apa aku tersesat? Aku mulai gelisah bagaimana aku akan kabur kalo aku saja tidak tau kemana aku harus pergi, kurasa pelarian ku gagal.

Saat ini hari sudah mulai gelap, suara burung hantu terdengar nyaring di telinga, aku sungguh takut saat ini sampai suara lolongan serigala mengagetkan ku, aku pun langsung lari secepat mungkin sampai kakiku tersandung oleh akar pohon yang sangat besar. saat akan bangkit kakiku terasa sakit, aku rasa kakiku terkilir "Aw sakit kaki gue, ini gimana udah mulai gelap kaki keseleo lagi" Aku menangis di hutan itu sendiri yan.

Sampai suara langkah kaki membuat ku was-was hingga sadar tangan seseorang yang menyentuh pundak ku aku yang kaget reflek meninju orang itu.

"Buk.... "

"siapa lo hah, ayo sini gelut ama gue braninya kok sama prempuan" Orang itu menyeka sudut bibirnya kurasa sudut bibirnya ada darah akibat tonjokan kuat ku.

"Kamu ini kenapa, saya kesini cuma mau bawa kamu pulang ke asrama, kenapa kamu malah tiba-tiba mukul saya?" Aku yang tau ternyata orang itu Abi hanya menunjukkan deretan gigiku saja. "Ayo bangun" Dia mengulurkan tangan nya untuk ku, Aku pun langsung menerima uluran tangan itu "aw.... sakit" "Di sebelah mana sakitnya hm?" Aku menunjukkan kaki ku yang tadi terkilir "Olah ini kamu terkilir, tahan ya" "Emang lo mau ngapain" Aku melihat nya yang masih mengamati kakiku hingga dia memijit kakiku itu "Aaaaaa.... sakit bego" Aku memukul lengannya ya aku tau pukulan itu tidak membuat nya sakit "Jang banyak gerak nanti malah gak sembuh" " Tapi sakit " "makanya jangan kabur-kaburan kaya gitu jadi kaya gini kan" Aku tertawa melihat dia yang seperti menghawatirkan ku "kenapa kamu tertawa apakah ada yang lucu hm" "lo yang lucu tau gak" "hah apa kamu bilang" "enggak gue gak bilang apa-apa".

" Udah saya pijit, tapi itu gak bakal langsung sembuh, jadi ayo " Abi membungkukkan badanya di depan ku "Untuk apa" Tanya ku "Ayo saya gendong kamu gak akan sanggup jalan" "gak perlu gue sanggup kok" Aku pun berdiri ketika akan melangkah kaki ku terasa sakit lagi "aw... " "udah di bilang kok ngeyel ayo saya gendong kita harus balik ke asrama sebelum waktu semakin gelap" Aku yang tak ingin berdebat pun hanya menurutinya saja, aku naik di punggung tetapnya dan merangkul kan tangan ku ke leher nya agar aku tidak jatuh.

"Gimana lo tau kalo gue pergi dari asrama?" "karena ini" Abi menunjukkan sebuh gelang berbandul huruf k yang berwarna warna hitam itu " Lo dapet dari mana gelang itu?" tanyaku karena terahir gelang itu menyangkut di pagar kawat.

"Saya ke kamar kamu untuk mengajak kamu berkeliling ke luar asrama, tapi kamu tidak ada di kamar, saya kawatir kamu kenapa-napa jadi saya lari kebutuhan kevin melihat katanya kamu pergi ke taman blakang membawa ransel, saya langsung pergi dan ada tentara yang lapor pada saya kalo ada seseorang yang menyelinap, dan saya menemukan gelang ini. Kenapa kamu kabur dari asrama? " "gue gak suka di sini gue mau pulang" kataku sambil menatap kaosong jalan di depan "Berjuang saya bakalan bantu kamu untuk keluar dari pulau ini" "Caranya?" tanyaku dengan tampang polos "Caranya dengan memperbaiki sikap kamu" Abi menjewer pipiku, tidak sakit hanya aku sedikit kaget dan reflek memukul punggungnya.

Udah tiga puluh menit kami berjalan, Aku rasa Abi sudah mulai lelah karena menggendong ku "Bi istirahat dulu pasti lo udah capek kan" "Kalo kita istirahat kita akan lama sampe ke asrama" "Emang masih jauh ya" "Lumayan satu jam lagi" Aku yang mendengar itu langsung terkejut sebenarnya Aku sudah jalan berapa lama dan apakah sejauh itu aku berjalan, pantas saja kakiku terasa pegal sekali. "Terus gimana lo bisa nemuin gue padahal ini di hutan dan gak mungkin lo pake GPS karena di sini kan gak ada internet" "Seorang tentara harus bisa menghafal jalan apalagi hutan seperti ini" "Gimana caranya?" Entahlah akhir-akhir ini aku sangat kepo dengan kehidupan para tentara "Kalo kamu belajar kamu pasti bakal bisa" Aku hanya menganggukkan kepala ku.

"Abi berhenti" Abi menghentikan langkah kakinya "kenapa?" tanyanya kepada ku " Turunin gue" "untuk?" "pake nanya lo, cepetan turunin gue" Abi pun langsung menurunkan ku karena aku terus saja memukulinya "Ada apa kenapa kamu minta turunin, perjalanan kita masih jauh lo" "em gue laper" kataku sambil menunjukkan deretan gigiku dan memegangi perut ku yang sudah keroncongan. "Tunggu saya carikan kamu makanan dulu" Abi langsung lari masuk ke dalam hutan aku yang melihat itu langsung meneriakinya "Abi.... woy.... Abi" Abi tidak merespon teriakan ku kurasa ia tidak mendengarkannya, sampai aku tidak bisa melihatnya lagi, aku hanya tertunduk di sebuah pohon yang sangat besar ternyata di sini sangat menyeramkan.

Aku bermain ranting entahlah apakah Abi kesal kepadaku karena aku tadi memukulnya dan ia meninggalkan ku yang cerewet ini sendiri di tengah hutan yang menakutkan. "Ini di makan dulu" Aku mendongakan kepalaku dan aku melihat Abi yang dibasahi oleh kringat, sesekali ia pun menyeka keringatnya di pelipis yang basah akan keringat "maaf menunggu lama soalnya saya harus manjat pohon Mangga agar.... " belum menyelesaikan ucapannya Aku langsung berhamburan di pelukanya dan menangis di dada bidang Abi "Lo jahat kenapa lo gak bilang gue kalo lo mau cari makan, gue kawatir tau" Aku memukul dada bidang Abi di sini aku meluapkan semua emosi ku sedari tadi "Maaf tadi saya gak sempat bilang sama kamu, uadh jangan nangis lagi jelek tau" mendengar itu aku menyeka air mataku dan mencubit perut Abi "Aw kenapa saya di cubit" "makanya jangan ngeselin" "yaudah nih makan" Abi menyodorkan mangga yang sudah matang itu di hadapan ku aku mengambil dan langsung memakannya. Abi yang melihatku makan dengan asik pun ikut duduk di sebelah ku dan ikut memakan mangga yang tadi Abi petik.

Setelah selesai makan kami mulai berjalan lagi, tidak hanya Abi yang jalan karena aku di gendong oleh Abi makanya aku tidak berjalan "Bi lo gak capek apa gendong gue?" "Capek si tapi emang kamu kuat buat jalan enggak kan yaudah saya gendong tapi ini gak gratis ya" "jadi lo perhitungan sama gue heh?" "bukan gitu, saya cuma mau kamu janji satu hal sama saya" " apaan? jangan anah-aneh lo kalo aneh-aneh gue tinju lo" "enggak aneh kok saya juma mau kamu berubah aja" "lo ya pengen banget gue berubah kenapa?" "karena itu misi kusus saya yang di berikan oleh Ayah kamu" "Ayah?" "iya Ayah kamu adalah atasan saya jadi dia memerintahkan saya untuk membimbing kamu dan menjaga kamu" Aku yang mendengar itu hanya diam jadi selama ini Abi terus menjagaku karena perintah dari Ayah.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang akhirnya kami sampai di asrama. Aku pun langsung turun dari gendong Abi lalu ada mbok Iyem yang menghampiri Aku dan Abi " ya allah nak dari mana aja dari pagi sampai melem begini kok baru pulang embok kawatir loh nak" mbok Iyem pun memeluk ku, ku rasa mbok Iyem sangat kawatir padaku "Dia mau kabur dari asrama mbok eh malah kesesat di hutan untung ada saya" "ya ampun kenapa nak kesya mau pergi si dari sini? padahal embok itu seneng banget loh kalo nak kesya mau tinggal dan bantuin embok masak di sini" mendengar itu aku jadi teringat akan Bunda, Aku pun memeluk mbok Iyem dan menangis di pelukan sang sangat hangat itu.

"Mbok bawa Kesya kedalem yang dan obati kakinya tadi kesleo" "Iya nak Abi, ayo nak kita kekamar kamu" Aku pun dibawa ke kamar oleh mbok Iyem, setelah di kamar mbok Iyem mengobati kakiku dan aku pun mandi lalu ganti baju. mbok Iyem pergi dari kamarku aku pun pergi ke meja belajar yang terletak di samping jendela, aku melihat jendela itu sandu itu yang aku rasakan. Selama ini aku tidak pernah merasakan perasaan seperti ini mungkin karena aku terlalu sibuk dengan dunia ku sendiri sampai aku tidak sadar ternya hidup tidak terlalu berat.

"Gue bakalan berubah dan buktikan ke semua orang kalo gue bisa berubah...... "

***

1
Anrai Dela Cruz
Suka sejak awal
Dálvaca
Mantap!
vera: makasih kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!