Syakira Maulida seorang perempuan agamis cantik terlahir dari kelurga konglomerat tapi tak di anggap oleh keluarganya bahkan oleh ayah kandungnya sendiri. ditambah ia memiliki ibu dan saudara tiri yang begitu kejam
Tiba_tiba ia di jodohkan dengan pengusaha muda yang terkenal dingin dan misterius bernama Fattan Bagaskara.
Jika biasanya malam pertama menjadi malam bahagia bagi pengantin. Maka tidak untuk Syakira karena di malam itu laki_laki yg baru saja menikahinya itu mengatakan memiliki kekasih dan tidak akan sudi menyentuhnya sehingga membuat pernikahan mereka terasa menyakitkan bagi Syakira apalagi Fattan yg selalu menfitnah dan menghinanya.
"Bukan aku yang akan menyesal jika kehilangan mu, tapi kamu yang akan menyesal jika kehilangan orang seperti aku." _syakira maulida.
Akankah fattan yang tak benar_benar mengerti arti cinta dan kasih sayang akan hidup bahagia bersama syakira? Atau ia akan menyesal karena kebodohannya kehilangan orang yang ternyata begitu berarti baginya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Kinara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Kedua
"Pokoknya aku harus segera menikahkan Fattan, supaya ia meninggalkan perempuan gak bener itu !! " ucap Imelda dalah hati.
Setelah bersi tegang dengan putranya itu, nyonya Imelda langsung pergi meninggalkan putranya karena ia tidak ingin emosinya lebih meledak. Sekarang ia sedang duduk merenung ditaman rumahnya, memikirkan siapa perempuan yang akan ia jodohkan dengan putranya itu.
"Kok aku jadi kepikiran Syakira ya, baru pertama kali bertemu, gadis itu sudah membuatku jatuh hati . Cantik, lembut juga elegant . " ucap nyonya Imelda dengan tersenyum saat teringat bayangan syakira dibenaknya.
"Kenapa aku gak jodohin dia sama fattan aja? Rasanya akan senang sekali bisa punya menantu seperti syakira , dan Fattan pun pasti mudah jatuh cinta kepada gadis cantik itu, aku yakin dia anak baik. "
Imelda langsung mengambil handphone nya dan menghubungi seseorang.
"Frans tolong kamu cari tau tentang perempuan bernama syakira maulida, kemarin aku bertemu dia di dekat cabang toko kue anita yang ada dijakarta, sepertinya dia bekerja disana! "
"Baik nyonya! "
" Saya tunggu secepatnya! " ucap Imelda sambil menutup telepon.
Saat baru saja syakira akan masuk kedalam rumah, tiba -tiba terdengar pertengkaran antara ayah dan ibu tirinya itu
"Bagaimana bisa, saham perusahaan menurun mas? " sentak Inggit dengan kaget
"Aku juga tidak tau inggit!" kata Surya sambil mengacak rambutnya
"Jadi mulai sekarang jangan menghambur hamburkan uang, dengan belanjaanmu yang tak jelas itu ! "
"Masss-"
"Dan satu lagi didik anakmu dengan baik inggit, jangan biarkan dia terus ke bar, pulang malam bahkan minum minum gak jelas! Bikin malu saja! " ucap Surya dengan marah kepada inggit.
Inggit pun langsung emosi mendengar perkataan surya
"Anak si pengkhianat itu yang membuat kelurga kita malu, bahkan jadi sial! Ucapnya sambil menunjuk Surya "Bukan anakku " tambahnya
"Syakira kuliah dengan beasiswa, bahkan dia selalu mendapatkan nilai cumlaude dikampusnya, semenjak SMA aku sudah tak memberinya uang. Berbeda dengan sisil dia hanya bisa menghamburkan uang, bahkan membuatku kerepotan harus menutup media karena berita berita buruknya yang beredar itu! "
"Masss!!!! Kamu sadar gak? sadar! kamu baru saja membela anak dari orang yang telah mengkhianati bahkan menghancurkan hidupmu! "
Ucap Inggit dengan emosi dan langsung meninggalkan surya begitu saja.
Deg -
Sedangkan Syakira dibalik pintu dia meneteskan air matanya, baru pertama kali ia mendengar ayahnya membelanya, biasanya ayahnya selalu dingin bahkan tak peduli kepadanya. Saat Syakira kecil, ketika ia hanya punya dua boneka, sedangkan sisil hampir mempunyai satu lemari boneka , ia masih harus mengalah saat sisil masih ingin merebut bonekanya, dan ayahnya tak pernah sedikitpun menunjukan kasih sayang padanya. Ia benar-benar dianggap antara ada dan tiada.
Sekarang untuk pertama kalinya ia mendengar ayahnya membelanya ,sungguh membuat Syakira terharu. Ia merasa dicintai ,karena mungkin dari lahir ia tak pernah merasakan cinta dari siapapun, itu yang dipikirkan syakira, hanya bi sumi sang ART yang perhatian padanya.
"Pah! " ucap Syakira menghampiri ayahnya itu
Surya pun langsung tersentak kaget ketika melihat syakira ada dibelakangnya .
"Jangan tanyakan apapun yang akan membuatku semakin membencimu! "
Ucap Surya langsung pergi meninggalkan syakira
Deg -
kata kata yang begitu menyakitkan, bagaimana mungkin ada seorang ayah yang tega mengatakan membenci anaknya didepan anaknya sendiri . Lelah sungguh lelah, itulah yang syakira rasakan, mencari cari alasan mengapa semua ini terjadi padanya ,mengapa Ayahnya begitu membencinya, mengapa Ibunya selalu disebut pengkhianat .
Tak terasa air mata pun menetes membasahi pipinya, surya masih mengepalkan tangannya tanda dirinya masih emosi. Menyesal itulah yang ia rasakan saat ini.
"Maafkan aku, sungguh melihatmu sangat membuatku sakit ,karena melihatmu mengingatkan aku akan pengkhianatan orang yang paling aku cintai. " ucap Surya dalam hati.
Dikediaman Bagaskara
"Jadi bagaimana Frans? " tanya perempuan yang sudah tak muda, tapi masih terlihat cantik itu .
"Ini hasil penyelidikan tentang nona Syakira nyonya ."
"Nona Syakira sepertinya gadis yang baik juga cerdas nyonya, terbukti dari dia sering mengikuti kegiatan sosial bahkan mendapatkan nilai cumlaude dikampusnya. "
Imelda tersenyum mendengar penuturan sekretaris kepercayaan suaminya itu " ya,,, dia memang anak baik dan cerdas." jawab Imelda sambil tersenyum. Sebenarnya setelah pertemuan tak sengaja antara dirinya dengan syakira waktu itu, ia juga pernah tak sengaja melihat Syakira sedang membantu seorang nenek menyebrang jalan, tapi sayang dirinya sedang terburu buru jadi tak bisa menghampiri Syakira.
"Nyonya,,, nona Syakira juga ternyata adalah putri dari tuan Surya Nugroho. "
"Apa? Jadi Syakira putri Surya Nugroho?"Tanya Imelda yang tampak kaget ketika mendengarnya.
"Betul nyonya, dan sekarang saham perusahaan Nugroho sedang menurun drastis, dan mereka meminta kita untuk menjadi insvestor diperusahaanya! "
" Baiklah,,, terimakasih atas informasinya Frans, kamu boleh pergi."
"Baik nyonya, saya permisi " ucap Frans dan langsung pergi meninggalkan atasannya itu.
"Pokoknya aku harus bisa menjodohkan Fattan denga Syakira. "Ucap Imelda dengan semangat
Dia pun langsung melihat berkas tentang Syakira, yang diberikan Frans barusan.
"Ada no telepon Syakira juga ternyata, aku langsung telepon aja ya, ngajak dia ketemu langsung. "
Setelah selesai sholat dan mengaji tiba tiba handphone syakira berbunyi
"No tak dikenal "ucapnya dalam hati
"Hallo assalamualaikum. "
"Wa'alaikumussalam, ini dengan nona Syakira? "
" Iya saya sendiri siapa ya? "
" Ini tante Imelda, kita pernah tak sengaja bertemu didekat toko love bakery ."
"Oh iya tante,,,,,,,,,,,,, "
Sampe akhirnya Syakira pun setuju untuk bertemu imelda dikafe pelangi saat jam makan siang besok
Setelah lama mengurung diri akhirnya fattan pun keluar dari kamarnya, ia langsung membuka kulkas untuk mengambil air minum.
"Fattan, " ucap Imelda saat melihat Fattan yang ada didapur. "Pokoknya Mommy akan menjodohkan kamu dengan perempuan pilihan Mommy, " tambahnya dengan tegas.
"Terserah mommy!! Karena memang aku tak punya hak untuk menolakkan? Bahkan untuk menentukan pasangan hidupku sendiri " ucap Fattan melengos pergi sambil membawa botol minum ditangannya.
Hari hari berlalu pertemuan antara Imelda dan Syakira pun membuahkan hasil seperti yang imelda inginkan. Akhirnya Syakira mau dikenalkan dengan fattan bahkan ia mau dijodohkan dengan laki -laki tersebut. Tentu saja itu tak terlepas dari rencana imelda yang menekan Surya untuk setuju menjodohkan antara Fattan dan Syakira.
"Nanti saat jam makan siang temui perempuan yang akan mommy jodohkan dengamu ,mommy kirim alamatnya, jangan mengecewakan mommy, atau kamu akan membuat mommy kesakitan! " ucap Imelda yang saat ini tengah sarapan bersama putranya itu.
"Hmm-"
"Fat-"
"Iya mom iya! " Fattan pun langsung menjawab sebelum mamanya itu mengomel panjang kali lebar. "Aku kekantor dulu, ada meeting pagi ini." tambahnya
Tiba dikantor aura dingin Fattan kembali mendominasi tapi itu malah membuat para wanita tergila gila padanya. Ia pun langsung menaiki lift khusus petinggi dan sampailah dirungan CEO
"Noah berkas untuk meeeting pagi ini sudah selesai ?" tanya fattan pada sekretaris yang saat ia tiba langsung mengikutinya itu
"Sudah tuan, ini. "
"Dua jam lagi meeting dimulai, sekarang kamu boleh pergi. " ucap fattan.
Setelah sekretaris nya itu pergi Fattan langsung sibuk melakukan pekerjaanya.
Saat jam makan siang tiba seorang perempuan cantik dengan hijab birunya sedang duduk sambil mengaduk ngaduk minuman yang baru ia pesan.
Sampai akhirnya seorang pelayan datang bersama seorang peria " ini meja no 15 atas nama nyonya Imelda tuan, " syakira pun mendongkak ke atas untuk melihat pria dan pelayan tersebut " pria itu " gumam Syakira dengan terkejut saat melihat peria yang akan dijodohkan dengannya.
"Dengan nona Syakira Maulida ?" ucap Fattan setelah duduk sambil menatap lekat perempuan yang akan dijodohkan dengannya
"Iya tuan Fattan Bagaskara. " ucap Syakira balik menatap laki laki didepannya ini. " ternyata laki laki menyebalkan ini yang akan dijodohkan dengan ku ," tambah Syakira dalam hati.
"To the point saja kenapa engkau mau menerima perjodohan ini? " Tanya Fattan setelah beberapa detik mereka terdiam
"Karena aku tak bisa menolak perjodohan ini! Dan aku harap tuan tak bertanya alasannya !" Jawab Syakira Karena kalo ia menjelaskan mengapa ia tidak bisa menolak perjodohan tersebut, maka ia harus menceritakan keadaan keluarganya dan tentu saja Syakira tak ingin! sangat tak ingin!
" Ternyata alasan perempuan ini sama denganku, " ucap Fattan dalam hati sambil menatap lekat syakira yang sangat terlihat santai berbicara dengannya. " Cantik dan elegant, "tambahnya dalam hati.
"Memangnya kamu bersedia menikah tanpa cinta?" tanya Fattan kembali
"Memang nya menikah perlu cinta?, bukannya dalam Syarat dan Rukun pernikahan tak ada yang namanya cinta? "jawab Syakira, dan langsung menyeruput es nya kembali.
Fattan pun mendengus mendengar jawaban syakira.
Fattan Bagaskara
Syakira maulida
