NovelToon NovelToon
COLD WORDS

COLD WORDS

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Kisah seorang pria yang tidak lagi mau mengenal cinta, karena bayang masa lalu yang terlalu menyakitinya. Begitu banyak cinta yang datang dan mencoba mengetuk.
akankah ada sosok perempuan yang mampu mengubah kehendaknya?
adakah perempuan yang akan mampu mencuri perhatiannya?
ikuti kisahnya dalam cerita author "COLD WORD"
kisah ini hanya berdasarkan imajinasi author saja. jika ada kesamaan nama tokoh, ataupun latar, merupakan suatu kebetulan yang dibetul-betulkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

COLD WORD ---3

Tama menghirup udara dari jendela kamarnya sampai memenuhi seluruh dadanya yang tadinya terasa sesak.

Ingatan tentang sore tadi cukup membuatnya mengalihkan sejenak dari ingatan mimpi buruk, dan panggilan-panggilan tak asing namun sangat menyiksanya.

Tama yang terbangun di jam-jam dini hari, selalu tak bisa kembali tidur. Setelah semua terkendali, ia memilih menyalakan laptop dan mengerjakan beberapa hal yang berkaitan dengan pekerjaannya. Entah merevisi atau memulai mengerjakan beberapa pekerjaan lainnya.

Dikantor pun, Tama harus bekerja lebih banyak menggunakan kepalanya, jadi ia pun jarang sekali menggunakan mulutnya. Bahkan untuk hal penting pun, ia sering hanya meninggalkan catatan singkat yang ia tempel di meja salah satu team yang bekerja dengannya.

Presentasi-presentasinya pun lebih banyak ia lakukan dengan metode ai dan animasi yang bergerak, sehingga ia hanya cukup menerangkan beberapa hal detail.

Untuk membagi tugas pekerjaan dalam team yang dipegangnya pun, ia lebih sering menggunakan pesan whatsapp grup, atau melalui email dan Faks.

Tama jarang sekali mau menerima panggilan telepon. Ia hanya akan memandangi layar ponselnya saat ada panggilan masuk. Sampai si penelepon memberinya pesan "Tolong angkat! Ini penting!" Tama baru akan mau menerima panggilan telepon, atau menelepon balik.

Hanya keluarganya saja yang bisa selalu ia terima ketika memanggilnya melalui panggilan telepon. Entah apa yang membuatnya seperti itu.

"Tama... Belum tidur?" ibunya mengetuk pintu, saat melihat lampu di kamar Tama masih menyala.

Tama bangkit dan membuka pintu kamar.

"Kebangun Mah." jawab Tama sambil berdiri di ambang pintu.

Bu Yani menghela nafas, menatap sang putra, lalu memeluknya hangat, dan menepuk pelan punggung putranya.

"Kita ngobrol yuk, sambil bikin teh?" ajak Bu Yani.

"Mamah istirahat saja, sebentar lagi aku pasti juga ngantuk lagi." jawab Tama membalas pelukan ibunya.

"Mamah juga kebangun. Belum bisa balik merem." kata Bu Yani lembut.

"Hmm... Ya udah ayok." Tama akhirnya menuruti yang dikatakan ibunya.

Bu Yani membuatkan teh di dapur, sedangkan Tama menunggu ibunya,duduk dimeja makan.

"Apa mimpi buruk lagi?" tanya Bu Yani sambil menyerahkan gelas berisi teh panas untuk Tama.

"Enggak. tadi kebangun aja tiba-tiba." jawab Tama berbohong, tak ingin ibunya ikut memikirkan banyak hal untuknya.

"Baguslah kalau begitu." kata Bu Yani lalu menyeruput teh.

"Kalian malam-malam malah ngeteh." pak Badi, ayahnya Tama muncul.

"Mamah terbangun, kebetulan Tama juga terbangun, jadi aku ajak Tama bikin teh nemenin mamah."

"Papah juga mau deh." pak Badi ikut duduk di meja makan di kursi samping Tama.

"Papah juga kebangun? Atau mencari mamah?" kelakar Tama.

"Kamu kayak ngerti soal perempuan saja. Sok-sokan godain papah. Hahahaha..." pak Badi membalas Tama.

"Papah kok ngomongnya gitu." protes Bu Yani.

"Cobalah buka hati untuk perempuan. kan banyak perempuan cantik diluar sana. Jangan terpaku pada satu hal yang akan terus menyakitimu." kalimat emas pak Badi malam itu.

"Dipikir gampang apa, aku nggak mau lagi ngasal milih perempuan." jawab Tama serius.

"Ya jangan ngasal juga. Cari perempuan itu yang seperti mamahmu. Cantik, pinter masak, pinter didik anak, pinter ngurus rumah." kata pak Badi sambil melirik istrinya.

"Hmm,,, terima kasih pujiannya, jadi lelaki itu juga harus seperti papahmu. Bisa menjaga keluarga dengan baik." Bu Yani membalas pujian suaminya.

"Kalian ini sengaja." kata Tama manyun.

"Mamah sama papah nggak banyak menuntut. Hanya berharap kamu bahagia. Tapi mau bagaimana lagi, kita keluarga besar, dan kamu tahu kakek buyutmu seperti apa." kata pak Badi sambil mengelus kepala putranya.

"Mamah tahu kamu bukan pria sembarangan. Kamu pasti bisa menemukan kebahagiaan, juga bisa menjaga nama baik keluarga." Bu Yani juga menepuk punggung putranya.

"Oh, iya. Pah, ada sedikit masalah di kantor. CEO menginginkan akuisisi perusahaan yang selama 5 tahun belakangan ini kami menjadi sponsor utama. Tapi sepertinya syarat dari anak perusahaan agak membingungkan, menurut papah, apa yang harus aku lakukan?" Tama mengalihkan pembicaraan.

"Bagaimana keadaan keuangan di anak perusahaan itu?"

"Sedikit terguncang, dua kali mengalami produk gagal kirim karena tak sesuai jadwal." kata Tama mode serius.

"Naikkan harga saham. Buat mereka agar mau menjualnya. Lalu beli menggunakan nama lain. Berusahalah memegang setidaknya 30%jumlah saham. Dengan begitu, jalan terbuka mudah untuk mengeksploitasi akuisisi."

"Semudah itukah?"

Tama memang sering belajar banyak hal dari papahnya. Meski sekarang pak Badi hanya mengolah pabrik mebel kecil, namun sebelumnya ia lama bekerja di perusahaan asing.

Jadi belajar dan bertukar pendapat dengan papahnya adalah pelajaran terbaik untuk Tama, sebelum ia berhadapan dengan atasannya.

"Aku sudah mengantuk lagi. Kita balik tidur yuk." kata Tama sambil menyeruput teh sampai tetes terakhirnya.

"Oke. Papah juga harus bangun pagi. Banyak yang harus dibereskan besok pagi-pagi di pabrik."

Tepat jam 02.25, keluarga kecil itu kembali masuk kamar dan melanjutkan istirahat.

Tama pun merebahkan badan ke atas kasur. Menerawang sebentar ke langit-langit, tak terasa ia pun terlelap.

.

.

.

Tama seorang pemuda yang dibiasakan hidup sehat oleh keluarganya. Jam setengah 6 pagi, ia pasti bangun, setelah mendengar alarm.

"Mah, aku lari-lari pagi." pamit Tama setiap pagi sambil melongok ibunya yang sibuk di dapur.

"oke hati-hati, jangan terlalu lama." pesan ibunya pun selalu sama.

"Papah, aku lari pagi dulu." pamit Tama pada ayahnya yang sibuk mengerjakan sesuatu di ruang kerjanya."

"Hmmm.. hati-hati, sambil cuci mata, kalau ada yang cantik, bawa pulang." berbeda dengan Bu Yani, pak Badi selalu memberi pesan yang berbeda, sambil menggoda Tama.

Tama berlari setiap pagi. Ia mengambil jalur yang berbeda tiap harinya, agar tidak bosan. Paling lama, Tama berlari pagi 30 menit.

Dengan telinga yang disumpalnya menggunakan earphone, Tama begitu menikmati olahraga rutinnya tiap pagi sambil mendengarkan musik-musik kesukaannya.

Jika bosan berlari, terkadang ia sepedaan pagi. Terkadang pak Badi dan Bu Yani ikut menemani Tama bersepeda. Biasanya mereka melakukan olahraga bersama saat weekend.

Udara pagi ini terasa segar, dengan matahari pagi yang mulai menyembul memberikan kehangatan bagi semua yang sudah mulai beraktivitas pagi itu.

"Mas!! mas Tama!!" seseorang memanggilnya saat ia berlari.

Tama menoleh, mencari sumber suara, dengan ekspresi datar andalannya, Tama berhenti menunggu seseorang yang memanggil tadi sedang berlari berusaha mengejar dirinya.

"Mas Tama, terima kasih ya, berkat mas Tama, anak saya bisa lolos dan diterima kerja." kata seorang ibu dengan dua kantong belanjaan di tangan kanan dan kirinya.

Tama tersenyum sopan sambil mengangguk disertai senyuman tipis.

"Saya tidak melakukan apa-apa, Bu. Semua murni karena kemampuan Dewi." jawab Tama.

"Tapi kalau bukan karena mas Tama yang memberikan informasi lowongan pekerjaan, anak saya pasti masih terlantung-lantung mencari pekerjaan." kata si ibu lagi.

"Hmmm... Saya hanya berbagi info saja, Bu."

"Mas!!! Tunggu!!" dari kejauhan, terdengar seseorang memanggil Tama sambil melambaikan tangannya.

"Siapa dia ,mas?" tanya si ibu tetangga.

...****************...

To be continue...

1
HARTINMARLIN
semoga aja Tyas sama Tama berjodoh
Marlina Bachtiar
nah loh ketemu lg sama Tama,jodoh tuh 🤣
Marlina Bachtiar
apa itu adiknya Tyas🤔
Marlina Bachtiar
pasti Tama tuh yg lg jalan, ketahuan kl Siska bukan pacarnya 🤭
Marlina Bachtiar
waduh takut Tyas cemburu ya 🤣🤣
Marlina Bachtiar
jangan lihat luarnya yg penting rasanya 👍
Marlina Bachtiar
pasti ngarep di anterin Tama 🤣🤣
Marlina Bachtiar
ternyata bapak" jg baca ya 🤭
HARTINMARLIN
bagaimana jalan kehidupan mereka berdua?.... akankah mereka berdua kejenjang pacaran 🤔🤔
HARTINMARLIN
lanjut lagi
HARTINMARLIN
sepertinya Tama mulai ada rasa suka kepada Tyas
HARTINMARLIN
hati-hati
HARTINMARLIN: iya typo nya 🤭🤭
𝒀𝑶𝑺𝑯: 😁😁😁 typo bunda
total 2 replies
HARTINMARLIN
semoga aja Tama bilang pacarnya 🤭🤭
🍁𝕬𝙮ͨ𝙚ͥ𝙨ꙵ𝙝ⷮ𝙖ⷽ❤ͽ֟֯͜᷍ꮴ❣️🔵
terpesona kah kamu "tama
Marlina Bachtiar
jgn balikan lg deh 😣
Marlina Bachtiar
temenan aja,jgn minta lebih 🤭
Marlina Bachtiar
waduh 🤣
Marlina Bachtiar
mimpi 🤣
Marlina Bachtiar
pura" tidur aja Tyas 🤫
HARTINMARLIN
lanjut lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!