NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Sang Teknisi

Jerat Cinta Sang Teknisi

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Deyulia

Jabar, Teknisi senior yang jatuh cinta lagi pada Operator di mesin yang ia pegang. Setelah beberapa tahun menduda, ini kali pertama dia jatuh cinta lagi. Operator baru itu namanya Clara masih muda dan cantik, tapi pemalu.

  Mungkin inilah jalan cinta Jabar yang mulus bak jalan tol. Ketika Jabar memberi tumpangan pada Clara untuk berteduh di rumahnya karena hujan yang lebat, beberapa orang tetangga sempat heran dan curiga. Namun, Jabar tidak kalah gertak, dia mengaku kalau Clara adalah istri barunya yang baru beberapa hari dinikahi.

  Apakah kebohongan Jabar akan terendus massa ataukah ini jalan cintanya untuk yang kedua kali naik pelaminan? Natikan kisah serunya di karya "Jerat Cinta Sang Teknisi".

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deyulia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 Hujan Yang Lebat

Satu Minggu Kemudian

   "Cla, hari ini kamu lembur sampai jam 7 malam di bagian repair. Hasil solder PCB model DCX di bagian IC nya ada yang kering, kamu repair kaki IC nya dengan solder. Kemudian ada komponen jumper AI yang lepas, kamu tinggal pasang saja sesuai lokasi. Lihat sample dan gunakan template saat mengecek," perintah Kak Vita pada Clara yang terlihat masih ragu sebab dia sama sekali belum pengalaman di bagian komponen AI atau me-repair.

   "Jangan takut, nanti di sana kamu nge-repair bersama dengan Mbak Citra. Kamu bisa ikuti Mbak Citra, lama-lama kamu juga pasti bisa, kok." Kak Vita mencoba meyakinkan Clara yang terlihat ragu karena sama merasa tidak memiliki pengalaman di departemen AI.

   Clara yang sudah bersiap untuk pulang, terpaksa mengurungkan niatnya, sebab Kak Vita keburu datang dan memberitahu bahwa dia harus lembur.

  "Siap, Kak," ujarnya terdengar masih ragu.

   "Semangat Cla, kamu nanti di ruang repair pasti dikasih tahu sama Mbak Citra mana yang harus di-repair dan bagaimana caranya," hibur Ira yang sore ini pulang duluan karena tidak disuruh lembur.

   "Ok Kak Ira, terima kasih semangatnya." Clara segera membereskan barang-barang miliknya, kemudian kakinya melangkah menuju ruang repair. Di sana dia bertemu Citra, seorang Repairer yang sudah senior. Dia terlihat baik dan menyambut Clara dengan senang hati. Tentu saja, sebab Citra yang selalu sendiri di ruang repair, kini ada yang menemani.

  "Wah, kebetulan deh. Ada teman, nih," seru Citra senang seraya mempersilakan tempat duduk untuk Clara di sampingnya.

  Kepergian Clara ke ruang repair, tidak luput dari pengawasan Jabar. Jabar tersenyum penuh makna.

  "Si Cantik itu disuruh lembur, pulangnya bisa samaan dong," kata Jabar dalam hati, begitu girang. Cowok kepala tiga yang terlihat masih umur 25 tahun itu, mengembangkan senyum sampai tubuh Clara menghilang di balik tembok ruang repair.

  "Clara, kamu Checker baru mesin 10, ya?" tanya Citra mengawali obrolan mereka sebagai kata sambutan awal.

  "Iya, Mbak." Clara hanya mampu menjawab pendek saja, sebab dia merasa belum kenal dekat dengan Citra.

  "Kenalkan saya Citra, panggil saja Citra," ujarnya memperkenalkan diri sambil menyalami Clara. Clara langsung menerima uluran tangan Citra. Benar kata Kak Vita, Citra baik banget, dia sangat ramah dan menyambut orang baru dengan baik.

  "Saya Clara, panggil saja Cla. Kalau saya belum paham betul cara me-repair, mohon dikasih tahu, ya, Mbak," pinta Clara berharap. Citra mengangguk dengan senyum di wajahnya.

  "Kamu bisa mengamati saya dulu, setelah itu kamu bisa langsung praktek," ujarnya mulai memberi arahan. Clara dengan senang hati dan semangat memperhatikan kinerja Citra yang gesit dan terlihat gampang.

  "Kamu nanti akan bisa seperti saya, awal-awal susah, tapi lama-kelamaan gampang," ujarnya tidak henti memotivasi. Clara tersenyum gembira mendapat arahan Citra.

  "Iya, Mbak."

  Dan hari itu merupakan hari pertama bagi Clara di ruangan repair, belajar me-repair komponen sampai bisa me-repair sendiri.

  "Wah, kamu cerdas. Kamu sudah bisa me-repair walau hanya beberapa kali melihat saya," puji Citra senang. Dengan demikian, pekerjaan dia akan sedikit mudah dan cepat selesai, hingga PCB reject di belakangnya sisa satu Magazine.

  "Lihat, Cla. Magazinenya hanya tinggal satu lagi. Pekerjaan kita akan segera selesai, dan besok tidak akan ada PCB reject yan on hold," sorak Citra benar-benar bahagia. Karena merasa punya partner baru yang cerdas di bagian repair.

  "Ini semua berkat Mbak Citra yang dengan sabar membimbing Cla," ujar Cla.

  "Ok, Cla. Gas, supaya besok pekerjaan saya sedikit. Kalau banyak, otomatis kamu harus ke sini lagi," ujarnya sembari tersenyum. Cla semakin semangat, terlebih memiliki partner kerja yang baik.

  Citra dan Clara akhirnya bisa menyelesaikan PCB reject sebelum jam tujuh malam.

  "Selesai deh. Ok, kita beres-beres Cla." Clara mengikuti Citra membereskan barang miliknya ke dalam tas.

  "Keluarnya nanti barengan saja sama yang lain. Sini, duduk dulu." Citra mencegah Clara yang sudah berdiri. Dan Clara pun kembali duduk.

  "Rumah kamu di mana dan asli mana, Cla?" lanjut Citra.

  "Cla numpang di rumah tante, di daerah Jati Asih, Bekasi," sahut Cla.

  "Ya ampun, jauh banget Cla. Mana kamu pulangnya malam. Lalu kamu kerja ke sini diantar atau pakai motor sendiri?" tanya Citra terbelalak.

  "Cla naik angkot."

  "Angkot ke sana memang masih banyak, sih. Tapi, biasanya penumpangnya sedikit dan saya khawatir. Kalau malam begini, lebih baik kamu naik metro mini saja, penumpangnya banyak. Tapi, ya harus hati-hati, sebab di dalam metromini banyak copet," peringat Citra membuat Clara sedikit takut.

  "Wahhh, seperti itu, ya, Mbak?"

  "Besok-besok kamu ngontrak rumah saja. Itu di belakang pabrik ini banyak rumah yang disewakan walau hanya kamar per kamar. Tapi masih lebih baik daripada kamu tinggal ke Jati Asih. Kalau saya belum menikah, pasti saya tumpangin kamu tinggal hari ini di rumah kontrakan saya," tutur Citra merasa iba.

  "Tidak apa-apa, Mbak. Saya nanti naik angkot saja. Mudah-mudahan tidak ada rintangan," harapnya walau hati was-was.

  "Ya sudah, ayo kita keluar. Ini sudah jam tujuh," ajak Citra menuju keluar ruangan. Sebelum keluar pabrik, Clara dan Citra menggesek dulu punch card atau kartu pekerja.

  Langit begitu mendung, para karyawan tetap maupun yang masih training berhamburan menuju parkiran motor. Begitupun Citra, dia berlari menuju seseorang yang diduga suaminya.

  "Cla, saya duluan. Suami saya sudah menjemput. Cepetan, hujan keburu turun," peringat Citra sembari melihat langit yang bergemuruh.

  "Iya Mbak, hati-hati, teriak Clara, bersamaan dengan itu tiba-tiba hujan turun sangat lebat, sehingga Clara urung melangkahkan kakinya keluar dari gerbang pabrik.

  "Dek, tunggunya di dalam, hujan sangat lebat, nanti kamu kedinginan." Seorang Sekuriti berusia sekitar 40 tahun mengingatkan Clara untuk berteduh di dalam pabrik saja. Namun, Clara lebih baik memilih di emperan pabrik sembari menunggu hujan reda. Nasib baik dia tidak sendiri, ada yang lainnya yang berteduh di sana.

  Satu per satu, para karyawan yang berteduh mulai surut, tinggal Clara dan seorang pekerja senior bagian molding. Clara masih lega sebab masih ada teman yang menunggu. Namun tidak berapa lama, jemputan perempuan itu datang saat sebuah mobil Rusa berhenti tepat di depan gerbang pabrik.

  "Mari, Dik, saya duluan, ya. Jemputannya sudah datang," pamitnya seraya tersenyum pada Clara tanpa bermaksud mengajak. Clara manggut dengan hati yang begitu sedih. Kini dia sendiri.

  Melihat orang lain sudah pulang dengan jemputannya masing-masing, ada rasa iri dan sakit di dalam hati Clara.

  Ya Allah, hujannya lebat. Alamat lama banget nih, keluhnya dalam hati dengan perasaan yang sedih. Mengingat orang lain sudah dijemput oleh orang-orang terdekatnya. Sedangkan dirinya, boro-boro ada yang mau jemput. Yang ada keluarga dari tantenya itu malah senang jika Clara tidak pulang.

  Wajar saja, sebab Clara hanya numpang di saudara sepupu almarhum ayahnya, yaitu Tante Riana. Clara baru sebulan tinggal di rumah Tante Riana. Namun perangai buruk sudah mulai diperlihatkan tante Riana, sejak dua minggu Clara tinggal di sana.

  "Cla, kamu masih di sini?" tegur seseorang yang baru dua minggu terakhir ini suaranya selalu mengisi ruang hatinya. Siapakah dia?

1
Noviyanti
Ceritanya menarik dan cukup menghibur, alurnya juga bagus. semangat terus authornya
Lina Zascia Amandia: Hehhe... mksh Kak Novi. Karya Kak Novi lebih bagus.
total 1 replies
Noviyanti
eh kok cepet amat udahannya, udah happy ending aja nih.
Lina Zascia Amandia: Iya Kak Nov. Soalnya udah kehilangan ide.
total 1 replies
Noviyanti
syukurlah hardi sadar diri
Teteh Lia
ikut senang untuk kebahagiaan semuanya.
Lina Zascia Amandia: Terimakasih Teh kehadirannya...
total 1 replies
Teteh Lia
ya kan bang... ada yang ngarep lho. ngapain jadi pebinor. ok
Teteh Lia
begitu donk bang Hardi. jangan bermusuhan
Nasir
Bagus, ceritanya pendek gak bertele2.
Teteh Lia
padahal Clara nya juga ga pernah ngerespon bang Hardi kan ya.
Lina Zascia Amandia: Nggak kayaknya Kak...
total 1 replies
Teteh Lia
lagian si Hardi. Maruk banget... udah punya cewe, malah ngincer cewe lain juga.
Noviyanti
hehe kasian si hardi itu
Noviyanti
ya dia udah nikah cuma belom pesta doang di
Noviyanti
wah apa orang itu si hardi ya?
Lina Zascia Amandia: Mungkin..
total 1 replies
Teteh Lia
malah kena skak balik. wkwk
Lina Zascia Amandia: Mksh Teh...
total 1 replies
Teteh Lia
malu ga tuh. udah ngata-ngatain. eh salah ...🤭
Teteh Lia
mereka udah nikah. kali. yang ada elu yang bakal malu.
Noviyanti
hore jeboll juga
Lina Zascia Amandia: Wkwkkwk
total 1 replies
Noviyanti
persiapannya sungguh sangat matang ya, baru pulang jabar maen hajar aja
Noviyanti
wah bisa jadi
Lina Zascia Amandia: Hehheheeh
total 1 replies
Noviyanti
bukan naksir lagi, tapi udah jadi bini bang
Ihda Rozi
lanjut
Lina Zascia Amandia: Ok....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!