NovelToon NovelToon
Harus Menikah

Harus Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / One Night Stand / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:24k
Nilai: 5
Nama Author: xoxo_lloovvee

Penyesalan memang selalu datang terlambat, itulah yang dialami gadis cantik bernama Clara.

Efek mabuk dan ketampanan seorang pria bernama Dean, ia sampai kehilangan kesuciannya di malam itu dan mengandung.

Ia tak punya pilihan lain selain harus menikah kontrak dengan Dean.

Saat Clara berharap akan cinta Dean, masa lalu Dean terus mengganggunya.

Apakah ia bisa menggantikan posisi wanita pengisi hati Dean pada akhirnya?

Atau semuanya akan berakhir sesuai tanggal batas akhir kontrak pernikahan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xoxo_lloovvee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

03

Clara kini berada tepat di depan rumahnya di kampung. Perutnya terasa mual hendak muntah, mungkin karena mabuk perjalanan dan juga bawaan bayi ini. Ia melangkahkan kakinya menuju rumah yang sudah sangat ia rindukan itu.

"Clara!"

Clara menoleh pada sumber suara. Seorang wanita tua dengan pakaian lusuh setengah berlari ke arahnya.

"Kok tidak bilang ndo kalau pulang?" Ia memukul lengan Clara, sangat ingin memeluk putri bungsunya itu tapi sadar bahwa ia masih belum membasuh diri, pakaiannya masih bercampur lumpur dan keringat.

"Kalau bilang yo ndak surprise Bu," ucap Clara yang merasa seolah bebannya terangkat semua dengan keberadaan ibunya.

"Ayo cepat masuk, istirahat. Bapakmu sebentar lagi pulang." Ibu Clara mendahuluinya masuk ke rumah sederhana bercat hijau yang sudah memudar.

Clara adalah putri bungsu dari dua bersaudara. Kakaknya, Lidya, yang terpaut tiga tahun sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak umur dua tahun. Ia dan suaminya berada di perantauan di pulau lain. Pulang ke rumah hanya setahun sekali.

Suasana rumah yang Clara rindukan membuat segala gundah gulananya menepis. Ruangan familiar membuat hatinya sejuk seolah segala beban di pundaknya menghilang.

Dalam kamar kecil miliknya dan kakaknya, berjejer photo-photo mereka. Ibunya menempelkan semua itu saking rindunya pada kedua putrinya.

Jarak tempat Clara bersekolah dengan kampungnya sekitar empat jam perjalanan. Hal itu membuat ibunya melarang Clara pulang terlalu sering, kecuali bila ada libur panjang.

"Clara, mandi dulu ndo."

Suara ibunya membuyarkan segala kenangan manis di rumah itu.

"Iya, Bu."

Clara melangkah keluar membawa handuknya. Di dapur ibunya sudah selesai membasuh diri dan siap-siap memasak untuk makan malam. Clara ingin membantu tapi ibunya memaksanya mandi.

"Cepat mandi sana, Bapakmu sebentar lagi pulang."

"Iya, Ibu," ucap Clara masih memeluk ibunya dari belakang.

Selesai Clara mandi ayahnya sudah pulang dan menikmati kopi di dapur sambil berbicara pada istrinya.

"Pulang kok ndak kasih kabar ndo?"

"Niatnya bikin surprise Pak," ucap Clara sambil menyalami ayahnya.

"Yo tetap harus kabarin ndo. Gimana kalo ada apa-apa di jalan?" omel ayah Clara tak terima dengan alasan Clara itu.

"Iya, Bapak. Clara janji deh ndak gitu lagi." Omelan orang tuanya yang biasanya membuatnya kesal kali ini terasa sangat melegakan.

"Ya sudah, istirahat sana ndo. Kita makan tunggu Bapakmu selesai mandi. Ayo Pak, buruan mandi."

Mereka bertiga makan malam dengan penuh percakapan. Orang tuanya terus menanyakan kuliahnya dan apa kabar sahabat-sahabatnya, terutama Gina yang dekat dengan keluarganya.

"Apa kamu sudah punya pacar?" tanya ayahnya mendadak yang membuat Clara tersedak.

"Kamu ndak papa ndo?"

"Ndak apa-apa, Bu." Clara menenangkan ibunya.

"Jadi udah punya toh?" desak ayahnya.

"Hush, nanya gitu."

"Sudah Bapak," ucap Clara berbohong. Ia mau mengatakan tidak ada tapi sebentar lagi ia akan membuat pengakuan mengejutkan. Jadi mau tak mau ia harus berbohong.

"Siapa namanya? Satu kampus sama kamu?" Ibunya yang sama penasarannya terus bertanya.

"Namanya Dean, Bu. Tidak satu kampus sama Clara."

"Kok bisa kenal? Kenal di mana?" cecar ibunya. Ayah Clara hanya bisa geleng-geleng melihat kelakuan istrinya. Ia sangat tahu bahwa istrinya seingin itu menanyakan tentang hal itu, makanya ia yang memulai pembicaraan.

"Kenal dari Gina. Teman satu SMA-nya dulu."

"Oalah. Sudah berapa lama kalian pacaran?"

"Ibu, tanyanya pelan-pelan. Ndak usah segitunya," seloroh ayahnya sambil menghabiskan makanannya.

"Masih baru beberapa bulan Bu." Dada Clara terasa sesak karena kebohongan-kebohongan yang terus ia katakan. Tapi pilihan apa yang ia punya.

Malamnya Clara tidak bisa tidur. Sudah pukul dua belas malam dan rasa kantuk tak kunjung datang.

Ia seharusnya berbicara malam itu tentang masalahnya tapi nyalinya menciut. Tak sanggup rasanya menghancurkan hati kedua orang tuanya itu.

Ia menuju dapur untuk mengambil segelas air lalu duduk merenung di salah satu kursi kayu yang dibuat ayahnya. Ia terlalu hanyut dalam pikirannya sendiri sampai tak menyadari kehadiran ibunya.

"Kok nda tidur?" suara lembut ibunya mengejutkannya. Ibunya duduk di sebelahnya. "Ada masalah apa? Bilang saja sama Ibu."

"Ndak ada masalah apa-apa Bu," ucap Clara menunduk, menghindar dari tatapan ibunya. Sudah tak sanggup rasanya ia terus berbohong seperti itu.

"Kamu sakit ndo?" tanya Ibu Clara yang tahu betul bahwa putrinya itu berbohong. Pasti ada sesuatu yang sulit untuk dibicarakan.

Clara menggeleng. "Clara baik-baik aja Bu."

"Cerita saja sama Ibu." Ibu Clara menepuk lembut tangan Clara, memberikannya sentuhan yang menghangatkan hati Clara.

Sebab itulah, air mata Clara yang tertahan mengalir deras. Ia langsung memeluk ibunya saat rasa bersalah itu meluap. "Ibu... Maafin Clara," isaknya.

"Cerita saja Ndo." Ibunya dengan lembut membelai rambut Clara.

"Clara... Clara hamil Bu," isak Clara. Ia sudah pasrah.

"Dean yang hamilin kamu?" tanya ibunya tanpa nada marah. Membuat Clara yang ketakutan merasa lebih tenang.

"Iya Bu."

"Ayah Ibunya Dean sudah tahu?"

"Belum Bu."

"Dean-nya mau tanggung jawab? Kalau dia tidak mau nanti Ibu sama Bapak datangin orang tuanya." Suara Ibu Clara yang lemah lembut mengeras.

Clara melepas pelukannya. Wajahnya basah karena air mata. "Dia mau Bu. Dean mau tanggung jawab. Tapi..."

Clara menelan salivanya. Sangat sulit mengatakan hal yang sebenarnya.

"Tapi apa?" Suara berat ayahnya mengejutkan keduanya. Ia sedari tadi menguping pembicaraan anak dan istrinya. Ia juga sama tahunya bahwa putrinya sedang dalam masalah. "Ayo kita ke kota, Bapak mau ketemu sama pacarmu itu."

"Pak. Dengerin Clara dulu," ucap Ibu Clara menenangkan suaminya yang sudah naik darah.

"Dean mau tanggung jawab Pak."

"Terus? Orang tuanya yang tidak setuju?" desak ayah Clara.

"Bukan begitu Pak. Dean bilang jika kami menikah maka kehidupan kami akan di bawah pas-pasan. Karena itu..."

"Jangan berpikir untuk membuang anak itu ndo. Anak itu anugerah dari Tuhan. Mau kalian hidup miskin kah, melarat kah, itu tanggung jawab kalian. Tapi jangan pernah berpikir untuk membuang anak itu. Kalau Dean memaksa nanti Bapak yang bicara. Masalah uang, Bapak masih bisa bantu walau sedikit."

Clara merasa pikirannya semakin semrawut. Apa yang harus ia katakan pada Dean? Semuanya terasa semakin berat. Seandainya ada cara untuk mengulang waktu, berapapun harganya akan ia bayar.

"Ndo, saran ibu, kalian pertahankan anak ini. Kalau kalian menikah, ibu bantu sebisanya." Perlakuan ibu Clara kembali menenangkan pikiran Clara yang semrawut. Ayahnya kembali ke kamar dengan marah, memaksa untuk bertemu dengan Dean. Untung ibunya memberi pengertian agar ayahnya lebih tenang.

"Minggu depan Ibu sama Bapak ketemu sama Dean ya. Kalau bisa sama orang tuanya juga."

"Iya Bu."

Entah bagaimana selanjutnya. Ia bahkan tak berani membayangkan bagaimana orang tua Dean akan bertindak.

1
Felicia amira
luar biasa
NurAzizah504
Masih nyicil, ya, bacanya, Thor. Tpi, aku kash dukungan terus, kok
xoxo_lloovvee: iya thor, aku jga nyicil kok baca punyamu, santai ajaa
total 1 replies
NurAzizah504
Apalagi tipikal kayak ibunya Dean /Sob/
NurAzizah504
Waduh
NurAzizah504
Ga sanggup mengecewakan ibu dan bapak /Sob/
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
berarti sama bapa doang dong beda ibu
xoxo_lloovvee: iya kak hehe
total 1 replies
OkitaNiken
berarti saudara tiri dong, bukan saudara kandung
xoxo_lloovvee: ah gitu ya, yah aku salah dong 🤣 intinya ya mereka sedarah sih
OkitaNiken: kan beda ibu beb, satu ayah beda ibu itu namanya saudara tiri bukan kandung
total 3 replies
OkitaNiken
What?
NurAzizah504
Gara2 mrka, bayi yang ga salah pun hars menanggung akibatnya /Frown/
NurAzizah504
Clara, bar2 sekali kamu, ya /Facepalm/
OkitaNiken
Ehhh, Villains utama kita ternyata bodoh ya... ngapain punya hp rahasia kagak di bawa, malah di taruh di rumah
xoxo_lloovvee: begitulah, dia mengira dia aman
total 1 replies
𝕗𝕠𝕣𝕣𝕫𝕒𝟘𝟝𝟘𝟡
lanjutttttt...
semangat author.../Rose//Rose//Rose//Rose//Heart/
xoxo_lloovvee: terimakasih ♥️♥️♥️

Tunggu terus updatenya ya 🤗
total 1 replies
Zizi
ku ksi 2 iklan kak biar tmbh smngt❤️
Zizi
hayo wkwkwk
Zizi
4 jam?/Gosh/
Bilqies
jahat banget edho
Bilqies
gila sih Edo....
habis ngambil Bella mau ngambil Clara

pengen gue 👊👊
xoxo_lloovvee: obsessed sama dean dia tuh 😂
total 1 replies
Bilqies
terus Clara mau di kemanain Thor
xoxo_lloovvee: ga kemana² 🤭
total 1 replies
Bilqies
aq kq jadi senyesek ini ya Thor baca karyamu

sumpah nyesek banget 🥺🥺
Bilqies
kasihan banget Clara...
smape segitunya dia ngehindar dari dean
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!