NovelToon NovelToon
The Stones

The Stones

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Danny I.P

seorang penyihir terdampar, menemukan sebuah batu aneh dan dicuri oleh muridnya, muridnya mencoba mengambil batu itu tapi berhasil dikalahkan, sang penyihir menjaga batu itu dengan ketat dan beberapa tahun kemudian seseorang mencoba membangkitkan sang zulian mencoba merebut kembali batu itu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danny I.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 3

Kerajaan Bahemoth menjulang tegak di bagian barat daratan Esferion, menjelma menjadi pusat kegelapan yang menguasai cakrawala. Tanah tandus yang meluas di sekelilingnya menjadi saksi bisu akan kekuasaan gelap yang memerintah di sana. Di balik bentengnya yang megah, tersembunyi rahasia-rahasia yang menyeramkan, menggiring ketakutan yang menggigil dalam hati siapa pun yang berani mendekat.

Dalam kesunyian yang mencekam, Kerajaan Bahemoth menjadi tempat kediaman bagi ras iblis yang menyembunyikan kekejaman di balik wajah mereka yang merayu. Kehadiran mereka menggetarkan jiwa, menyiratkan ancaman yang menggantung di udara. Di masa lalu, kerajaan ini diperintah oleh dua sosok yang menakutkan: Bahemoth yang kejam dan Diablo sang pemburu cahaya. Namun, kematian Diablo oleh tangan Zulian telah mengukir luka yang dalam dalam sejarah kelam kerajaan ini. Sekarang, bayang-bayang kegelapan merajalela di setiap sudut, mengingatkan akan bahaya yang mengintai di balik keheningan yang menakutkan.

"Apakah dia sudah memberitahukan keberadaan batu itu, Cobra?" tanya Zulian dengan kekesalan di wajahnya.

"Dia masih tidak mau bicara, Yang Mulia Zulian," tunduk Cobra.

"Sialan, bilang pada nenek tua itu, kalau dia tidak memberitahukan batu itu maka dia akan kubunuh secepatnya," balas Zulian dengan kesal.

"B... baik, Yang Mulia," kata Cobra sebelum pergi menuju penjara bawah tanah.

Meylin, seorang gadis, lebih sering disuruh untuk melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu dan mengepel layaknya seorang pembantu.

Arsitektur kerajaan ini berwarna abu-abu gelap secara keseluruhan, dan singgasananya terbuat dari pedang-pedang para pejuang atau bahkan pimpinan mereka.

"Meylin!" panggil Zulian dengan keras.

Meylin langsung mendatangi pimpinannya itu dan menunduk dengan hormat.

"Kenapa kau lama sekali?" tanya Zulian hampir kesal.

"Maafkan saya, Tuan, tadi saya menyapu di lorong sebelah sana," balas Meylin.

Zulian mempercayainya, lalu tiba-tiba Cobra datang. "Salam, Yang Mulia Zulian, kata nenek itu dia tidak takut sama sekali," kata Cobra terengah-engah.

"Bawa dia sekarang, aku tunggu di sini," perintah Zulian.

Meylin melirik Cobra dan bertanya pada Zulian, "Apa yang akan kau lakukan pada nenek itu?"

"Ayolah, aku hanya bermain-main, jangan khawatir," jawab Zulian dengan senyum yang agak mencurigakan.

Tak berselang lama, Cobra membawa nenek itu dihadapan Zulian. "Ini, Yang Mulia Agung," kata Cobra.

"Meskipun begitu, aku tidak akan pernah memberitahumu tentang batu itu. Kau dengar itu, Zulian!" sahut nenek itu spontan.

"Kenapa? Mengapa kau tidak mau memberitahukannya?" tanya Zulian.

"Persetan dengan pertanyaanmu itu, Zulian. Kalau pun aku memberitahumu tentang batu itu, mungkin sudah dibawa oleh seseorang," sahut nenek itu dengan yakin.

"Siapa? Siapa yang membawanya?" spontan Zulian terkejut mendengarnya.

"Kau belum pernah mendengar ramalannya, ya?" sahut nenek itu.

Zulian seketika berdiri dari singgasananya. "Ramalan apa yang kau maksud!?"

"Aku akan memberikanmu sebuah ramalan. Tak lama lagi, sosok monster akan bangkit dari tempat tidurnya, dan sang keturunan akan mengambil jiwanya," jawab nenek itu.

Entah mengapa, kaki Zulian menggetar dengan sendirinya. "Anda baik-baik saja, Tuan?" tanya Meylin melihat ke arah kaki pemimpinnya.

"Berani sekali kau mengatakan itu!" sahut Cobra. Dia ingin memukul nenek itu, tapi ditentang keras oleh Zulian.

"Dimana keturunannya?" tanya Zulian sambil berjalan ke arah nenek itu.

"Berapa kalipun kau berusaha, kau tidak akan pernah mendapatkan informasi apapun tentang keturunan itu, Zulian!" seru nenek itu.

"Bunuh dia!" perintah Zulian, menunjuk ke arah nenek itu, dan menatap Cobra seakan-akan menyuruhnya untuk membunuhnya.

Cobra langsung paham, dan ia menusuk pisau ke tubuh nenek itu hingga meneteskan darah.

"Setidaknya ini yang bisa kulakukan untuk menjaganya," kata nenek itu.

"Kenapa kakiku gemetar sekali?" Zulian bertanya pada dirinya sendiri.

"Apakah ini pertanda bahwa aku akan mati ditangan keturunan itu? Aku harus mencarinya, hidup atau mati," sahut Zulian.

Dia kembali ke singgasananya, dan memanggil Meylin dan Cobra.

"Iya, tuanku," sahut mereka berdua.

"Bawa keturunan itu ke sini, hidup atau mati, dan aku mungkin tahu di mana dia berada," sahut Zulian percaya diri.

"Dimana, Yang Mulia Agung?" tanya Cobra penasaran.

"Kota Syon, atau kusebut kota penyihir putih nan agung. Hahahaha," tawa Zulian seperti orang gila.

"Cepatlah pergi kalian berdua!" seru Zulian dengan kesal.

"Mari, kita pergi sekarang," jawab Cobra.

Mereka berdua pun pergi ke kota Syon untuk mencari keturunan yang diramalkan itu.

Zulian pergi ke altar dan mengucapkan mantra yang panjang.

"Oh kegelapan yang agung, bangkitkanlah sosok ini padaku, sang raja agung sekaligus pendiri kerajaan ini, Bahemoth!"

Seketika, altar menyala, asap hitam muncul dan membentuk tubuh retak dengan pakaian mewah. Tubuh yang pucat, gigi runcing, mata lebar, dan mirip mayat hidup dibandingkan iblis.

"Kau, apakah kau yang membangkitkanku?" tanya Bahemoth datar.

"Ya, aku membangkitkanmu, dan aku adalah Zulian. Salam kenal," jawab Zulian.

"Jadi, kau yang namanya Zulian?" tanya Bahemoth.

"Tentu, kenapa?"

"Kau pasti kenal dengan sosok Diablo, dia selalu membicarakanmu di neraka dan itu benar-benar membuatku muak," balas Bahemoth.

"Omong-omong, kenapa kau memanggilku?" balas Bahemoth dengan agak penasaran.

"Karena aku ingin menaklukkan dunia, dan kau adalah pion terbaikku saat ini," jawab Zulian.

"Kau gila! Aku tidak pernah ingin menjadi pionmu, atau pion siapapun. Aku adalah Bahemoth, sosok iblis yang ditakuti semua orang!" marah Bahemoth.

"Tapi sekarang kau sudah mati, kau hanyalah mayat hidup tanpa arti, bukankah begitu?" kata Zulian dengan yakin.

"Lagian, kalau kau mati, kau akan masuk neraka dan hidup sengsara di sana untuk seumur hidupmu. Namun, kalau ingin pergi, kau tidak bisa karena kau terikat padaku, dan itu tidak bisa diakhiri kecuali kau sudah melakukan tugasmu," tambah Zulian.

"Sial, jadi aku terjebak begitu? Lagian, apa yang kamu inginkan dariku? Dan apa untungnya aku sebagai pionmu?" Bahemoth mengejek Zulian dengan nada yang penuh kebencian.

Zulian hanya tersenyum, senyuman sinis terukir jelas di wajahnya. "Kau memang terjebak. Aku menginginkan kekuatanmu karena hampir setara dengan dewa Esferion. Kau bisa menjadi menteriku dan mengambil alih daerah yang kau jarah. Namun, jika ada orang yang berbakat dalam hal apapun, bawalah dia padaku," ujarnya dengan dingin.

"Lagian, tugasmu hanya sederhana untuk saat ini," tambah Zulian dengan nada meremehkan.

"Apa?" tanya Bahemoth, matanya memancarkan kemarahan yang mendalam.

"Ambil busur panah yang ada di hutan Iyin. Para elf hutan itu lemah dalam pertarungan jarak dekat, biasanya mereka handal hanya menggunakan busur biasa," jawab Zulian dengan nada acuh tak acuh.

"Biarkan aku berpikir terlebih dahulu," balas Bahemoth dengan suara yang gemetar oleh amarahnya.

1
Selviana
Aku sudah mampir nih kak.Jangan lupa mampir juga di karya aku yang berjudul ( Terpaksa Menikah Dengan Kakak Ipar)
🥀°°~°°Dita Feryzha🌺🌺
cerita yang sangat bagus, tentang perang, sihir drakula, penulisan juga sudah bagus, semangat terus ya thor, jangan pernah putus asa untuk terus berkarya💪💪💪😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!