terinspirasi dari film: Takut Gak Sih.
menceritakan seorang You Tuber dengan nama Chanel Takut Gak Sih yang membuat konten untuk membongkar kasus kematian para arwah gentayangan dari berbagai daerah dan pulau.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
misteri tangisan bayi part 1
Seminggu berlalu begitu saja semenjak kejadian di restoran steak viral itu, nama tim Takut Gak Sih semakin terkenal khususnya di semarang.
Selama seminggu ini tim Takut Gak Sih memilih untuk tidak membuat konten terlebih dahulu, renacannya hari senin mereka akan kembali membuat konten, mereka akan mengunjungi tempat sesuai dengan saran para penonton konten mereka.
Sore di hari sabtu telah tiba... Galang duduk di kamarnya sembari menscrol video di instagram, sembari rebahan layaknya pengangguran.
Sesekali ia menggaruk burungnya sendiri kemudian mencium baunya, begitulah kegiatan Galang selama liburan ini, Galang tidak perlu mengkahwatirkan tentang uang karena setiap Galang menyelesaikan kasus dia mendapatkan bayaran yang sangat besar dari Cahaya, begitu pula dengan Atmo dan Vina ya walaupun bayarannya tidak sebesar Galang.
Ketika Galang sedang menonton video reels sembari memeluk guling tiba tiba terdengar sebuah suara tangisan bayi dari luar.
"Oeekkk... ooeeeeekk...!!!" Suara itu terdengar cukup keras, membuat Galang sedikit terganggu namun Galang tidak memperdulikannya ia masih rebahan dengan ekspresi cuek.
Galang berpikir mungkin itu hanya ibu ibu lewat yang menggendong bayi sedang menangis.
Tapi suara itu tidak kunjung hilang malahan terdengar semakin keras, Galang menggaruk kepalanya dengan malas, ia berjalan menuju ke jendela dan menatap ke luar.
Suara tangisan itu tiba tiba menghilang.
Galang baru menyadari satu hal, rumah cahaya sangat besar halamannya juga sangat luas, sementara jalan setapak cukup jauh dari kamar Galang, mustahil tangisan bayi bisa terdengar sangat nyaring.
Namun Galang masih berpikir positif, mungkin saja tadi ada salah satu pembantu yang lewat dan menggendong bayi bukan ibu ibu yang lewat di jalan setapak depan.
"Tapi selama aku tinggal di sini, ngga pernah aku lihat ada pembantu yang bawa bayi..." Batin Galang.
Galang mengangkat bahunya dengan cuek, ia menutup gorden jendela itu kemudian duduk di bibir ranjang, baru saja Galang duduk suara tangisan bayi itu kembali terdengar.
Perasaaan Galang pun semakin tidak enak.
"Doorrr!" Tiba tiba Cahaya mengagetkan Galang dari belakang.
Galang tersentak, "astaghfiruallah Ay, kamu bikin orang jantungan aja!" Ucap Galang.
"Habisnya aku panggil panggil kamu malam bengong, aku masuk ke kamarmu juga karena pintunya kebuka..."
"Emmm.... tadi aku denger suara Bayi nangis, di luar Ay. Tapi pas aku caru kok ngga ada ya?"
"Bayi? Salah denger mungkin kamu lang, di rumah ini ngga ada bayi. Udahlah ayo kita jalan jalan sore aja di luar, dari pada kamu di sini rebahan aja.." ucap Cahaya.
Galang mengangguk.
"Aku ajak Vina juga ya, lang. Biar rame."
Ketika mereka berdua sedang menuju ke kamar Vina, mereka berdua melihat dua wanita setengah paruh baya yang merupakan pembantu di rumah ini, mereka bernama Bi Tiwi dan Bi Indah.
Mereka berdua terlihat sedang mengetuk ngetuk pintu kamar Dina, seorang pembantu yang jauh lebih muda di bandingkan mereka.
"Ada apa ya ini?" Tanya Cahaya penasaran.
"Eh... Non Cahaya, Mas Galang. Ini non Dina dari tadi ngga keluar keluar, kerjaannya di tinggal gitu aja padahal sore ini tugasnya dia buat nyuci piring..." ucap Bi Tiwi.
"Mungkin Dina lagi sakit ketiduran Bi, udah biarin aja. Nyuci piring bisa entar..." jawab Cahaya.
"Baik, Non." Bi Indah dan Bi Tiwi akhirnya pergi dari depan kamar Dina.
Galang dan Cahaya kembali melanjutkan langkah kaki mereka, ketika Galang dan Cahaya sudah sedikit menjauh.... sesosok bayi terlihat berdiri di depan pintu kanar Dina, ya bayi itu bisa berdiri. Di sekitar mata bayi itu menghitam layaknya panda, tubuh bayi itu juga tampak terlumuri darah seolah baru saja keluar dari rahim.
Setelah mengajak Vina akhirnya ketiganya jalan jalan sore di sekitar situ. Setelah beberapa saat ketiganya merasa lelah, akhirnya baik Galang maupun Vina dan Cahaya duduk di sebuah taman dengan sebotol air mineral di tangan mereka.
"Gimana kabarnya para hantu Lang?" Celetuk Cahaya sesaat ketika mereka baru duduk.
"Eh..?? Kok pertanyaan aneh gitu, Ay? Ya mana aku tahu masa harus di tanya apa kabar.." jawab galang.
"Lah... kan mereka teman kamu..." jawab Cahaya.
"Bener itu Ay, Galang emang cocok jadi temennya hantu.." sahut Vina.
"Lah...?? Berarti kalian berdua hantu juga dong, kan kalian teman aku juga, haha.."
"Iya juga ya... hahaha..."
"Oh ya Lang, waktu itu Atmo kenapa ya? Kok dia kayak kesurupan gitu?" Tanya Vina.
Galang termenung sesaat, "sebenarnya Atmo itu punya khodam..." jawab galang.
"Hah?!!" Cahaya dan Vina kaget bukan kepalang.
"Masa sih..? Tapi kalau bener beruntung banget hidup Atmo itu ya.. walaupun kulitnya kaya tanah sengketa tapi dapet mbak anita yang cantiknya setara dokter kecantikan..." celetuk Vina.
"Hus! Jangan ngomong gitu Vin, tapi iya juga sih. Kok mbak Anita bisa mau sama Atmo, apa jangan jangan di pelet dia.." celetuk Cahaya.
"Heh, jangan ngomongin orang gini dong. Siapa tahu emang mbak anita beneran suka sama Atmo, dia mungkin wanita yang ngga mandang fisik. Lagian aku ngga lihat tanda tanda pelet di sekitar mbak anita..." sahut galang nada suaranya terdengar tidak suka karena Cahaya dan Vina menuduh yang tidak tidak.
"Ya maaf Lang.. kamu sih Vin!"
"Eh.. kok malah nyalahin aku Ay.."
"Udah ngga usah salah salahan. Kalian juga harus tahu satu hal tentang Atmo, khodamnya tidak mau kalau Atmo tahu bahwa ia memiliki khodam, ngga tahu alesannya apa..." ujar Galang.
Cahaya dan Vina mengangguk mengerti.
"Oh ya Ay, tadi Dina pembantu rumahmu ijin sama aku mau pulang kampung dulu, katanya ibunya sakit, dia ngga ijin sama kamu karena waktu itu kamu lagi tidur.." ujar Vina.
"Hah? Pantes aja dia ngga keluar keluar dari kamar, ternyata ibunya lagi sakit. Tapi kenapa dia ngga bilang sama Bi Tiwi dan Bi Indah kalau dia mau ijin pulang."
"Mungkin karena Dina ngga sempet pamitan sama mereka.."
"Emmm... gimana kalau besok kita jenguk ibunya Dina?" Sahut Galang.
"Boleh juga itu, Lang. Atmo di ajak ngga?"
"Ajak aja biar rame.."
"Oke..."
Setelah berbincang bincang sesaat mereka semua kemudian berdiri dan hendak kembali ke rumah.
Wus..!!!
Tiba tiba Galang mendengar suara udara terbelah, seperti ada seseorang yang berlari di belakangnya.
Galang menoleh kebelakang, tidak ada siapapun hanya kursi kosong dengan sekitarnya bunga bunga dan semak, serta pohon yang cukup besar.
Galang mengangkat bahunya cuek, "mungkin kucing..." batinnya kemudian berjalan menyusul Cahaya dan Vina.
Apa yang tidak di ketahui Galang, dari balik pohon besar itu kepala bayi kecil terlihat mengintip, bayi yang sama seperti bayi yang berdiri di depan kamar Dina.
***
Apa hubungannya bayi itu dengan Dina? Dan ada misteri apa di balik tangisan bayi itu...?
Penasaran yuk langsung cek bab selanjutnya... jangan lupa komen dan kasih bintang lima agar author semangat updatenya.