NovelToon NovelToon
Skandal Cinta Terlarang Menantu & Mertua

Skandal Cinta Terlarang Menantu & Mertua

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Terlarang
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: naisa strong

( Maaf jika ada ketidak nyamanan dalam membaca untuk bab 2-5, karena sedang saya revisi, sesuai arahan Editor Kesayangan Terimakasih)

Suamiku

Please!

Ketahuilah jika ayahmu sering bermain mata dengan ku.

Aku sudah menolaknya, namun ternyata ...

maaf jika aku mencintainya juga karena uangnya dan perhatiannya.

Selamat membaca 😘

#Cinta tak Direstui #cinta terlarang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naisa strong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tuan Kino Memuntahkan Apa Yang Dimakannya

" Tidak ... tidak itu penting. Karena memang nasi goreng sama omelette ini terlihat asing di lidah saya. Dan saya baru mencobanya hari ini." Tuan Kino yang memainkan bibir dan mulutnya yang masih memegang alat makan dan mengunyah sisa makanan yang masih tersisa di dalam mulut. " Siapa yang buat bi?" tanya Tuan Kino yang ingin menghabiskan nasi goreng yang tinggal satu sendok makan tersisa di piringnya.

Bersamaan dengan Tamarin yang seketika retina matanya mau lepas diikuti sesak nafas tiba-tiba.

" Nona Tamarin Tuan." bibi yang kemudian menundukkan kepala dengan sepuluh jemari saling menggenggam ketakutan, karena takut dimarahin jika nona Tamarin ikut andil mengerjakan tugas rumah yang menjadi bagian pekerjaannya.

Seketika wajah Tuan Kino berubah. Satu sendok nasi goreng yang tersisa di atas piring yang akan dia masukkan ke dalam mulut, dia urungkan.

Uog

Uog

Tuan Kino tiba-tiba berusaha memuntahkan nasi goreng dan omelette yang sudah masuk ke dalam perutnya hingga mencekik-cekik lehernya sendiri supaya makanan yang dimasak oleh wanita melarat itu keluar dari perutnya.

" Ayah ... " Fox yang melongo melihat reaksi ayahnya.

Begitu juga dengan Nyonya Mint yang seketika menoleh dan bangkit berlari kecil mengekori Tuan Kino yang berlari lebih dulu ke wastafel dapur rumahnya.

Sementara Tamarin yang sudah lemas. Mengeluarkan ******* nafas diikuti dengan pejaman kedua kelopak mata dan menutupnya dengan kedua telapak tangannya.

Seakan pasrah dengan apa yang akan dikatakan oleh ayah mertuanya lagi terhadapnya.

Selain kata melarat, umpatan apa lagi yang tersemat?

Tuan Kino masih membungkukkan punggung berusaha memuntahkan tanpa sisa sarapan paginya di depan wastafel yang tidak jauh dari meja makan rumahnya.

" Ayah ... ayah tidak papa?" tanya Nyonya Mint sedikit panik yang berusaha akan memijit tengkuk leher suaminya namun dia urungkan karena takut jika suaminya malah akan melempar kelima jarinya ke udara.

" Hah ... " setelah lega Tuan Kino mulai berdiri tegak dan kembali mencuci mulutnya.

" Buang semua makanan yang ada di atas meja makan!

Jangan ada yang menyentuhnya! apalagi memakannya!"

Teriak Tuan Kino marah hebat suaranya menggelegar hingga ke semua sudut rumah.

Seluruh asisten rumah tangga berdiri kaku untuk lima detik. Berusaha menerjemahkan setiap kata hingga kalimat yang sudah di ucapkan oleh Tuan Kino. Bos besar dalam rumah yang perintahnya pantang untuk dilawan oleh siapapun.

" Tunggu apalagi!"

" Cepat!"

Teriakan demi teriakan serasa memecahkan selaput telinga. Terlebih Fox selaku suami dari Tamarin yang merasa terhina oleh sikap ayahnya yang sangat keterlaluan menurut nya.

Seluruh asisten berusaha lari di meja makan dan membereskan semua hidangan yang tersaji di meja makan dan memasukkan ke dalam kantong besar berwarna hitam sebagai wadah tempat sampah.

Fox yang berdiri geram dengan mengepalkan seluruh jari-jari pada genggamannya ketika melihat semua asisten sedang membuang makanan pagi yang dibuat oleh istrinya.

Sementara Tamarin berusaha menelan ludah dengan sangat sulit. Sedikit merinding dengan keangkuhan ayah mertuanya yang bahkan sampai membuang semua makanan pagi ini.

Gila

Ini sih gila

Aku tidak pernah membayangkan memiliki ayah mertua sekejam ini. Tadinya ... aku pikir ... dia akan memuntahkan yang dimakannya saja. Tapi ini ...

Seluruh kakinya melemas seketika. Pasokan udara dalam paru-parunya menghabis untuk sementara. Irama jantungnya juga tidak kalah karuan terdengar jelas hingga ke udara.

" Ayah." Nyonya Mint yang berusaha meredam amarah suaminya.

" Ssst." Bersamaan kelima jemari tangan kiri Tuan Kino yang dia lambungkan ke udara. " Pergilah kamu bekerja Bu! aku tidak butuh nasihatmu! jika itu berkaitan dengan menantu dari anak kesayanganmu." Wajah tidak suka ketika harus menyebut nama Tamarin itu semakin terlihat nyata.

" Tapi yah ... " ulang Nyonya Mint untuk meredam kembali amarah membuncah dari Tuan Kino.

" Cukup!"

Nyonya Mint yang tidak tahu musti berbuat apa terhadap suaminya. Namun dia masih tetap berdiri tidak jauh sekitar satu meter di belakang suaminya dan enggan meninggalkan rumah untuk segera berangkat ke kantor karena masalah antara menantu versus ayah mertua ini belum kelar.

Sementara itu. Tuan Kino terus memberikan ultimatumnya dari kejauhan tempat berdiri di dapur bersama istrinya dan Fox yang berdiri di meja makan dan tidak meninggalkan kursinya berikut istrinya yang berdiri di sampingnya.

" Jangan biarkan wanita itu membuat sarapan pagi untukku! jika ingin membuatkan untuk suaminya, terserah! tapi jangan untukku!" ultimatum bertubi-tubi yang keluar dari mulut seorang Tuan Kino. " Apa kalian dengar?" nada bentak di ujung tanya dari Tuan Kino.

Para asisten yang berbaris di depannya hanya mengangguk dan menunduk atas perintah dari Tuan besarnya.

Fox yang tidak sabar menunggu ayahnya kembali ke meja makan, namun karena ayahnya tidak kunjung kembali akhirnya dia memutuskan memutar tubuhnya dan melangkah kan kaki menuju dimana posisi ayahnya berdiri.

Namun sialnya, baru tiga langkah dia maju, kelima jemari lentik milik Tamarin meraih pergelangan tangan nya. Menahan nya untuk tidak melanjutkan peperangan pagi ini, karena baginya tidak apa-apa jika harus menelan umpatan sebagai menantu melarat dari mulut ayah mertuanya. Karena memang itu benar adanya demikian. Jadi Tamarin berusaha kebal dada dan telinga untuk menghadapi ayah mertuanya. Bahkan dia akan sangat berjanji jika suatu hari dia bisa menaklukkan hati sekeras baja ayah mertuanya dengan ketulusan dan kebaikan nya sebagai menantu di rumah itu.

" Sayang, aku tidak papa. Kamu sebaiknya berangkat!" senyuman lebih lebar yakni lima senti itu dia tunjukkan kepada suaminya yang menatap kasihan padanya. Dengan meraih punggung tangan suaminya dan mengelus punggung suaminya dengan pelan berulang supaya dada suaminya padam dari kobaran panas api pagi ini.

" Aku berangkat ya." Kecupan bibir yang Fox sentuhkan ke puncak kepala milik istrinya.

Fox lantas melangkahkan kaki untuk menuju garasi dimana mobilnya terparkir disana.

Sementara ibunya juga sama ketika melihat Fox sedang berjalan meninggalkan situasi genting ini ketimbang menghadapinya hingga menguras emosi. Karena pada dasarnya, sebaik apa itu seseorang, jika Tuan Kino sudah tidak menyukainya dari awal. Dia pasti akan mempermasalahkannya meskipun itu hal yang paling kecil dilakukan oleh menantunya.

" Fox ... tunggu ibu!" Nyonya Mint yang langsung berlari ke arah putra kesayangannya.

Sementara tinggal Tamarin dan juga Tuan Kino yang berada di dalam rumah. Tamarin yang akan naik tangga menuju lantai dua kamarnya dengan Fox.

" Tunggu!" suara Tuan Kino yang memanggil Tamarin hingga langkahnya berhenti.

Tuan Kino yang sudah berdiri dihadapannya dan akan naik menuju lantai dua pula menuju kamar pribadinya dengan Nyonya Mint yang letaknya bersebelahan dengan kamar Fox dan Tamarin.

" Tunggu saya selesai naik ke atas dan masuk ke dalam kamar. Baru kamu naik tangga ini." tegasnya kepada Tamarin dengan sangat kasar seperti mertua yang najis dan jijik terhadap menantunya.

" Iya." jawab pasrah Tamarin tidak punya daya. Siapa dia? dia hanya wanita sebatang kara. Hanya rumah bekas milik orang tua yang dijual harganya tidak seberapa. Lalu bisa apa dia? kecuali patuh dan tunduk pada setiap perkataan Tuan Kino yang menyiksa batinnya.

Tuan Kino kemudian naik ke atas lantai dua. Menapaki anak tangga satu persatu di hadapannya hingga memandunya menuju ke ke kamarnya.

Setelah punggung itu lenyap di balik pintu kamarnya, barulah Tamarin menaiki anak tangga menuju kamarnya. Tamarin berjalan dengan mengumpulkan sekuat tenaga yang dimilikinya, setelah hatinya dibuat remuk tak bersisa oleh ayah mertuanya. Penghinaan demi penghinaan yang dilontarkan oleh mulut mertua nya sungguhlah membakar telinga.

Dia mencoba menyembunyikan tangisnya dari balik wajah kuatnya di depan suami yang dicintainya. Berkata meronta aku tidak sakit hati ... aku tidak sakit hati. Namun pada kenyataannya semua itu sangat sulit dia tepis.

BERSAMBUNG

1
Anonymous
bgsss
Noerlina Akbar
Kecewa
Ervina T
Luar biasa
Ristieriswanharti
tokohnya nama² permen hahahaa
mungkin author nya penyuka permen
SUSANTI SUTISNA
anakny pasti kopiko
MommaBear
Luar biasa
Safa Almira
suka de
Rama Rame
merusak moral anak bangsa
Hani Agil
Luar biasa
zeetatakoya
ya harusnya kan tamarin dibawa aja kalo kerja keluar kota gitu, toh tamarin juga selalu dirumah
Lala Comel
cerita yg paling teruk yg sy pernah baca. yg akhirnya org jahat boleh bahagia. hahahaha..so funny. from malaysia
Sri Watigustami
kayaknya othornya ne pecinta permen..😁
ping ping
kita tnggu selanjutnya kiss dan relaxa dan masih banyak lagi yg akan muncul ....love candy tapi bagus si biar gak nyinggu nama org yg punya
Rika Anggraini
good
Leon
top
maulida fitry
👍
Sri Astuty Rodriquez
kecewa
Novie Achadini
fox sama kelly aja tamarin sana si tua gila
naisa strong: baca sampai tamat Kaka...kelanjutannya akan ada balasan...😂
total 1 replies
Novie Achadini
ayah yg jahat. smoga ada bakasannya
Novie Achadini
abg tua hila
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!