Semuanya berawal dari sebuah perjodohan, seorang pria tampan bernama Lionard Demitri yang membuat seorang gadis ceria seperti Airin, mengalami kehancuran begitu besar dalam hidupnya.
Kebodohan yang Airin lakukan, adalah mencintai suaminya dengan sepenuh hati. Hingga dia tahu jika ternyata suaminya menikahinya karena dia mempunyai kemiripan dengan perempuan di masa lalunya.
Airin hanya di jadikan istri bayangan oleh Lion. Tidak ada cinta untuk dirinya, semuanya hanya sebuah cinta sepihak.
"Tidak bisakah aku menggantikan Vei untuk kamu? Tidak bisakah Airin yang ini kamu cintai, bukan Airin yang harus menjadi Verina"
Dengan penuh harapan Airin mengatakan itu pada suaminya. Namun harapan rapuh yang dia miliki, harus hancur dalam sekejap.
"Kau berharap cinta dariku? Haha.. Sampai kapanpun tidak akan pernah kau dapatkan!"
Ketika hanya menjadi istri dengan bayang-bayang masa lalu suaminya. Tapi, Airin tetap bertahan. Meski entah dia akan bisa melewatinya atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengorbanan Airin Untuk Cintanya
Jantung Lion berdetak kencang, kakinya seolah tidak menapaki bumi saat dia mendengar jika Airin berada di Rumah Sakit. Dalam pikirannya, Airin mengalami kecelakaan dan dalam kondisi yang parah.
Berlari menyusuri lorong rumah sakit dengan diikuti oleh Chris. Lion sempat berhenti karena kakinya yang terasa begitu lemas, nafasnya berderu kencang, dadanya juga terasa sangat sesak.
"Lion, kau tenang dulu. Kita belum tahu kenapa Airin berada disini. Sebaiknya kita tanyakan dulu apa yang terjadi pada Airin sampai berada disini" ucap Chris sambil menepuk bahu sepupunya.
Chris menanyakan keberadaan Airin pada perawat di bagian pendaftaran. "Pasien bernama Airin Ayudia? Apa ada disini?"
"Tunggu sebentar, saya akan carikan dulu"
Chris mengangguk, dia menunggu dengan Lion disampingnya yang terlihat panik dan gelisah. Jika hari ini dia benar kehilangan Airin untuk selamanya, maka dia tidak akan bisa bagaimana cara menjalani hidupnya. Karena sebuah penyesalan yang belum sempat dia tebus permintaan maaf dari Airin.
"Em, maaf Tuan ini siapa ya? Apa ada hubungan dengan Airin Ayudia?"
"Saya suaminya" ucap Lion.
Perawat itu terlihat diam kebingungan, dia melihat kembali ke arah layar komputer di depannya. "Em, sebenarnya Nona Airin adalah pendonor untuk salah satu pasien kami"
Deg... Jantung Lion benar-benar seakan berhenti berdetak. Hampir kehilangan keseimbangannya jika dia tidak berpegangan pada meja pendaftaran itu. Lion mengatur nafasnya yang tiba-tiba terasa sesak. Chris memegang tangannya, mencoba menahan Lion agar tetap mengendalikan dirinya.
"Apa maksudnya? Dan dimana Airin berada sekarang?" tanya Chris.
"Nona Airin melakukan tes kecocokan beberapa hari lalu untuk menjadi pendonor bagi pasien kami yang bernama Verina. Dia mendonorkan satu ginjalnya tadi malam. Dan operasi sudah berjalan lancar"
Lion memejamkan matanya dengan perasaan yang tidak karuan. Dia memegang dadanya sendiri yang begitu sesak. Airin? Istrinya bahkan rela mendonorkan satu ginjal untuk Verina, perempuan di masa lalunya. Lalu, Lion akan bersikap seperti apa sekarang? Karena yang jelas, Airin melakukan ini hanya karena dia berpikir Lion harus kembali dengan Verina, itu artinya dia yang harus berkorban dan membuat Verina sembuh.
"Lalu dimana Airin sekarang? Kami ingin bertemu dengannya"
"Em, tadi beberapa jam setelah operasi selesai, pasien langsung dipindahkan oleh keluarganya. Sudah ada yang membawa pasien keluar dari rumah sakit dan akan dipindahkan ke rumah sakit lain"
"Rumah sakit mana?" tanya Lion, dia tidak bisa kehilangan Airin sekarang.
"Em, itu menjadi rahasia keluarga pasien. Karena mereka hanya meminta untuk membawa Nona Airin saat itu juga dan menjamin akan melanjutkan perawatan dengan baik di rumah sakit lain. Tapi sepertinya mereka membawanya ke Luar Negara"
Kaki Lion benar-benar lemas, dia bahkan hampir terjatuh ke atas lantai jika tidak Chris yang menahannya. Tatapannya tiba-tiba kabur, kepalanya pusing dan dadanya sesak.
"Lion, kau harus tenang" Chris memapah Lion pada kursi tunggu disana. Dia membantu sepupunya duduk. "Kita akan cari tahu kemana Airin dibawa. Tapi jika benar itu adalah keluarganya, mungkin itu adalah Ayahnya. Kita coba tanyakan padanya"
Lion menyandarkan kepalanya di dinding, memejamkan matanya. Dunianya seolah hancur berantakan dalam sekejap. Tanpa sadar air mata lolos begitu saja, dadanya masih merasakan sesak yang luar biasa. Membayangkan dia akan benar-benar kehilangan istrinya.
Chris hanya menghela nafas pelan melihat keadaan sepupunya saat ini. Sekarang Chris mencoba menghubungi Kakek dan mengatakan apa yang sedang terjadi, dia juga meminta Kakek untuk tanyakan keberadaan Airin pada Ayahnya yang berada di Luar Negara.
"Sekarang kita pulang dulu, kita pergi ke rumah Kakek. Kita harus minta bantuan Kakek jika seperti ini"
Lion mengusap kasar air mata yang lolos begitu saja di pipinya. Dia menatap Chris dengan tatapan sayu yang sudah tidak ada harapan apapun lagi. Seolah semua harapannya hilang dalam sekejap, dunianya berantakan hanya dalam hitungan detik. Sejak kabar jika Airin telah pergi, maka semuanya serasa hancur dalam seketika.
Mereka akhirnya pergi ke Mansion Demitri, Kakek dan orang tua Chris juga orang tua Lion sudah berada disana. Menunggu mereka. Ketika sampai disana, Lion hanya diam seolah dia tidak mampu lagi menjelaskan apapun. Tubuhnya sudah sangat lemas hanya dengan mendengar kabar istrinya pergi. Dan sebelum pergi, dia rela mendonorkan ginjal untuk Verina. Perempuan di masa lalu Lion.
Plak... Satu tamparan keras yang diberikan oleh Niviana. Dia begitu marah dan kecewa dengan sikap anaknya ini. "Jadi, selain kamu menikahinya hanya karena dia mirip dengan perempuan masa lalu kamu. Tapi, kamu juga bersikap begitu jahat padanya? Lionard! Sebenarnya apa yang dalam pikiranmu?"
Niviana mengusap air matanya yang sudah lolos sejak tadi, sejak dia mendengar apa yang terjadi pada menantu perempuannya itu.
"Lion, Mama benar-benar tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran kamu. Airin itu gadis yang baik, dia bahkan begitu menurut sama kamu, dia menantu yang baik, tapi kamu menyia-nyiakan dia"
Lion menunduk air matanya kembali mengalir di pipinya. "Aku menyesali semuanya, Ma. Aku akan mencari keberadaan Airin dan membawanya kembali padaku"
"Tidak perlu!" teriakan seseorang membuat semuanya menoleh dan ternyata itu adalah Yulita. Entah sejak kapan dia datang. Yulita berjalan ke arah Lion, tersenyum sinis pada pria di depannya. "Tidak perlu mencari Ririn lagi. Dia pergi atas keputusannya, biarkan dia menjalani kehidupannya sendiri. Lagi pula, dia tidak akan pernah kembali lagi padamu!"
"Sayang" Chris langsung menghampiri istrinya. "Kamu tenang dulu ya, Lion sudah menyesali..."
"Gak perlu Lion! Kamu tidak perlu menyesali semuanya. Kamu harusnya bahagia dengan kepergian Ririn. Karena apa? Karena kamu sendiri yang minta dia pergi dari kehidupan kamu, iya 'kan? Sekarang dia pergi dan dia mengatakan padaku, jika sebelum dia pergi, dia hanya akan mengembalikan perempuan yang paling kamu cintai"
Yulita berkata seperti itu dengan menangis sesenggukan, ikut merasakan rasa sakit yang pasti lebih besar dirasakan oleh sahabatnya selama ini.
"Ririn bilang sama, jika mencintai itu harus berkorban untuk kebahagiaan orang yang dia cintai. Dan ya ... dia rela mendonorkan satu ginjalnya untuk Verina, perempuan yang sangat kamu cintai. Jadi sekarang, tidak perlu mencari Ririn lagi. Dia juga tidak akan mengganggu hidupmu lagi, Lion!"
"Yulita, aku mohon apa kamu tahu dimana Airin sekarang? Aku berjanji akan berubah, aku sudah menyesali semuanya, bahkan aku sudah jatuh cinta padanya. Yulita, aku mohon"
Yulita menangis dengan sejadi-jadinya, Chris langsung merangkul bahu istrinya ini. Melihat Yulita yang benar-benar ikut hancur atas kehancuran sahabatnya sendiri.
"Aku juga gak tahu!" teriaknya dengan isak tangis. "Saat tadi pagi aku kembali melihatnya di rumah sakit, dia sudah tidak ada. Airin sudah ada yang membawa pulang, dan aku tidak tahu siapa itu... Hiks... Aku tidak tahu siapa yang membawanya pergi"
Lion mengusap wajah kasar, dia benar-benar dibuat bingung sekarang. Bagaimana dia bisa menemukan Airin, jika Yulita saja tidak tahu dimana Airin sekarang.
"Kakek juga sudah menelepon Ayahnya, tapi dia juga tidak mendapatkan kabar apapun dari Airin"
"Tapi tidak mungkin Ayahnya tidak melihat berita yang tersebar tentang Lion dan Verina, Kek. Kenapa Ayahnya tidak datang kesini?" tanya Chris heran.
Yulita tersenyum miris mendengar pertanyaan suaminya. Dia mengusap kasar air mata yang terus mengalir.
"Dari kecil, Airin lebih banyak menghabiskan waktu bersama pengasuhnya. Dia tidak tahu dicintai orang tua lengkap, dia tidak merasakan kasih sayang seorang Ibu, karena sejak kecil dia tidak pernah dimana Ibunya dan seperti apa wajahnya. Ayahnya? Hanya memberikan fasilitas, memberikan dia uang, mobil, dan semua kebutuhannya, tanpa dia memberikan perhatian, waktu dan kasih sayangnya. Jadi, apa yang terjadi pada Airin, tidak akan terlalu berpengaruh baginya. Bahkan dia cenderung tidak peduli. Jadi, tidak mungkin Ririn kembali ke rumah Papanya"
Lion memejamkan matanya, air mata kembali mengalir di pipinya, namun terasa sia-sia. Karena ternyata tidak akan merubah apapun, semuanya sudah terjadi dan Airin juga tidak akan kembali.
"Jadi, puaskan Lion? Menyakiti perempuan yang sudah banyak menyimpan luka selama ini? Airin tidak pernah berani menolak sejak dia kecil, karena yang dia tahu dia harus menurut pada Papanya dan orang-orang disekitarnya. Kamu pasti tahu tentang itu, karena selama dia tinggal sama kamu, pasti kamu melihat sifat itu. Dia juga menuruti kamu 'kan, saat dia harus memotong rambutnya hanya agar terlihat semakin sama dengan Verina"
Yulita memeluk suaminya dan semakin terisak. Membayangkan apa yang sudah terjadi dengan sahabatnya. Airin melewati begitu banyak luka selama ini, dan Yulita baru tahu sekarang.
"Maafkan aku Airin" lirih Lion dengan menundukan wajahnya. Air mata terus mengalir di pipinya.
Bersambung
verina sudah sembuh yg di cari briyan,,mungkin selama ini si bryan yg slalu membantu dan slalu berada di samping verina sehingga nyaman bersama bryan....Airin dan verina sehat sehat berdua...semoga secepatnya di ketahui oleh ayah dan ibunya bahwa mereka saudara kembar...
is ok lah demi cinta habis itu pergi jauhhhhh SE jauh jauhnya ya Airin cari kehidupan baru move on
Dan seperti nya ibu nya Verina menyembunyikan rahasia besar 🤨🤨🤨
Lion bahagia ya kamu sekarang karena Verina sdh kembali , setelah ini sebaiknya kamu lepas kan Airin
Biar kan Airin pergi dngn cinta nya