Gabriel Atmaja seorang CEO muda yang suka bergonta ganti pasangan. Malam itu dia harus menyalurkan hasratnya dan menyuruh asisten kepercayaannya untuk mencari seorang wanita bayaran untuk menyalurkan hasratnya. Naya Reynita gadis cantik yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri setelah orangtuanya meninggal. Harta orangtuanya telah dikuasai oleh pamannya dan dia memperlakukan Naya seperti pembantu dirumahnya sendiri.
Malam itu saat dia baru pulang kerja dan menunggu bus yang lewat, dia diculik oleh dua orang pria yang tak dikenal untuk dibawa ke hotel. Sejak malam itulah kehidupan Naya berubah drastis karena selain kehilangan kesuciannya dia juga hamil sehingga membuat dia diusir dari rumahnya sendiri.
Akankah Naya akan bertemu dengan pria yang sudah menodainya?
Ataukah dia akan hidup bahagia hanya dengan anaknya kelak?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rianti45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Keesokan harinya saat Naya bangun badannya sangat letih dan bagian bawah terrasa nyeri saat dia bergerak. Tapi ada yang lebih mengejutkan Naya adalah ada tangan melingkar memluknya erat membuat Naya langsung menghadap kesamping. Disampingnya ada seorang laki-laki tampan yang tak dikenal sehingga ingatan Naya kembali saat malam dihalte dan dia langsung menyadari jika dia telah kehilangan sesuatu yang selama ini dia jaga dengan baik tapi telah direnggut oleh seseorang yang tak dikenal.
Naya langsung mengambil baju dan tasnya untung saja tasnya ada disana jadi dia tak bingung bagaimana dia akan pulang. Dengan menahan rasa perih dibagian bawahnya dia keluar dari kamar hotel itu dan terpaksa memesan taksi karena badannya benar-benar lelah. Naya merasa jijik pada tubuhnya tapi dia tak bisa menyesalinya karena itu semua sudah terjadi yang dia pikir sekarang bagaimana caranya memberi alasan pada tante dan omnya.
"Darimana kamu semalaman gak pulang?"kata tante Sarah.
"Aku menginap dirumah teman tan."kata Naya.
"Bagus ya, menginap tak bilang sama kami dulu. Kamu tau kamu itu hanya numpang disini jadi kalau mau kemana-mana izin dulu. Kecuali kalau kamu mau minggat dari rumah ini silahkan."kata tante Sarah.
"Ma, ada apa sih pagi-pagi berisik banget?"kata om Dito yang baru turun dari lantai 2.
"Ini keponakan kamu jam segini baru pulang."kata tante Sarah.
"Kamu baru pulang Nay?"kata om Dito.
"Iya om, semalam aku menginap dirumah temanku."kata Naya.
"Kok gak kasih kabar sama om kalau gak pulang?"kata om Dito.
"Maaf om, lain kali aku akan minta izin dahulu."kata Naya.
"Ya sudah kamu bersiap sana hari ini kuliah 'kan?"kata om Dito.
"Enak saja, masak dulu buat sarapan."kata tante Sarah.
"Memangnya mama gak masak apa? Sudah tau kalau Naya gak pulang itu seharusnya mama dong yang masak."kata om DIto.
"Papa suruh aku masak."kata tante Sarah.
"Iya memangnya kenapa kalau aku suruh kamu masak?"kata om Dito.
"Pa, kalau aku masak nanti kuku ini bakalan rusak gak mau mama."kata tante Sarah.
"Ya sudah malam ini pesan makanan saja buat mama sama Reyna, papa sama Naya makan diluar."kata om DIto.
"Ya sudah mana duitnya?"kata tante Sarah.
"Bukannya kemarin papa baru kasih uangnya memangnya sudah habis?"kata om Dito.
"Ya habislah pa, kemarin aku gunain buat perawatan sama Reyna."kata tante Sarah membuat om Dito menghera nafasnya sambil mengeluarkan dompetnya dan memneri beberapa lembar uang pada istrinya.
"Pa, kok cuma segini sih?"kata tante Sarah.
"Itu sudah cukup buat beli makan ma. Sudah aku mau berangkat dulu, kamu Nay cepat ganti baju sana nanti telat."kata om Dito yang tak ingin jika istrinya menyuruh Naya melakukan sesuatu karena terliat jika keponakannya itu sedang kelelahan.
Naya sendiri setelah mendengar perkataan om Dito langsung saja pergi dari sana menuju kamarnya, dia mandi terlebih dahulu. Saat dikamar mandi Naya menangis dan mengosok badannya supaya hilang bekas tangan laki-laki itu. Naya berharap semoga dia tak bertemu dengan lelaki yang sudah tak mengambil kesuciannya.
Selesai mandi dia langsung bersiap untuk berangkat ke kampus, dia akan berangkat lebih awal untuk memberi sarapan dikantin. Sedangkan dikamar hotel Gabriel baru bangun dan mencari keberadaan perempuan yang dia tiduri tadi malam tapi tak ada dikamar itu. Tapi saat dia melihat jam sudah siang dan Gabriel ingat jika hari ini ada meeting langsung saja masuk ke dalam kamar mandi.
Dia akan melupakan kejadian semalam karena dia tak melihat perempuan tadi pagi, mungkin perempuan itu hanya mencari uang saja makannya menjual dirinya tanpa Gabriel tak tau jika anak buahnya menculik Naya. Selesai bersiap Gabriel langsung saja turuun ke bawah karena Nuno sudah menunggunya. Sedangkan Nuno yang ada didalam mobil gelisha seandainya tuan mudanya tanya tentang perempuan yang menemaninya tadi malam bagaimana. Soalnya Nuno sendiri tak tau identitas perempuan yang bersama Gabriel tadi malam.
"Kamu kenapa No?"kata Gabriel yang melihat jika Nuno terlihat sangat gelisah.
"Gak papa tuan muda, kita langsung ke perusahaan sekarang tuan muda?"kata Nuno.
"Langsung ke perusahaan memangnya mau kemana lagi?"kata Gabriel.
"Siapa tau tuan muda mau sarapan terlebih dahulu?"kata Nuno.
"Gak sempat sebentar lagi meeting akan segera dimulai, meeting ini sangat penting aku gak mau gagal mendapatkan proyek ini."kata Gabriel membuat Nuno langsung lega karena Gabriel tak bertanya siapa perempuan yang bersamanya seperti yang sudah-sudah.
Nuno setelah mendengar itu langsung menjalankan mobilnya, benar saja saat mereka sampai ruang rapat mereka hanya menunggu Gabriel dan Nuno datang. Papa Dava yang melihat Gabriel tumben telat langsung saja memandangnya tapi tak berbicara nanti dia akan tanya pada putranya setelah selesai meeting.
"Maaf kalau saya hari ini terlambat tadi ada masalah sedikit."kata Gabriel.
"Gak papa, mari kita mulai rapat hari ini."kata papa Dava.
Mereka semua mulai berbicara serius tapi diantara ide para karyawan hanya satu yang menurutnya sesuai dengan desain yang diminta oleh klien. Gabriel langsung saja bertanya-tanya tentang ide karyawan itu dan menyuruh karyawan itu serta yang lainnya membantu untuk membuat desain itu menjadi sempurna. Para karyawan bernafas lega karena ada salah satu desain yang Gabriel sukai jika tak ada maka mereka akan begadang lagi dan kena marah. Apalagi desain ini harus diselesaikan soalnya besok mereka harus presentasi ke klien.
Beda lagi dengan Naya yang datang ke kampus dengan wajah kusutnya, membuat Dini yang meihatnya bingung ada apa dengan temannya karena Naya gak seperti biasanya.
"Kamu kenapa kok kusut banget gitu Nay?"kata Dini.
"Gak papa aku lagi kelaparan nih tadi gak sempat makan."kata Naya.
"Ya sudah biar aku pesanin kamu mau makan apa?"kata Dini.
"Pesenin aku bubur ayam sama teh anget aja, nih uangnya."kata Naya sambil menyerahkan uang 50ribu ke Dini.
"OKe tunggu sebentar."kata Dini tanpa mengambil uang yang dikasih oleh Naya membuat Naya hanya mengelengkan kepalanya saja.
Naya sambil menunggu dia membuka bukunya ada satu materi yang belum dia pahami, dia akan bertanya pada dosennya agar lebih jelas lagi. Naya berharap supaya dia bisa tetap dapat beasiswa sehingga uang gajinya bisa dia tabung. Naya ingin membeli sebuah rumah kecil hasil jerih payahnya sendiri dan dia juga bisa terbeas dari tante Sarah dan Reyna yang suka memerintah itu.
"Nih buburnya, kamu tu kenapa kok aku liat daritadi ngelamun terus?"kata Dini.
"Gak papa, kamu dengar ada rumah yang dijual murah gak didaerah sini?"kata Naya.
"Kenapa kamu mau beli rumah sendiri? Lalu rumah peninggalan orangtua kamu gimana?"kata Dini.
"Aku gak akan mungkin bisa memilikinya lagi karena rumah itu sudah dikuasai oleh om sama tanteku."kata Naya sambil menghera nafasnya.