Jian Feng, seorang anak haram dari keluarga bejat, dipaksa menikahi Lin Xue, gadis cantik namun cacat dan sekarat.
Dipertemukan oleh takdir pahit dan dibuang oleh keluarga mereka sendiri, Jian Feng menemukan satu-satunya alasan untuk hidup: menyelamatkan Lin Xue. Ketika penyakit istrinya memburuk, Jian Feng, yang menyimpan bakat terpendam, harus bangkit dalam kultivasi. Ia berjanji: akan menemukan obat, atau ia akan menuntut darah dari setiap orang yang telah membuang mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11- Perburuan dan batuk keras
Setelah berjalan-jalan sejenak di Kota Sungai Besi, Jian Feng memutuskan untuk mencari penginapan yang paling murah namun layak.
Setelah bertanya kepada beberapa penduduk setempat, ia akhirnya menemukan sebuah penginapan kecil di sudut kota.
Dia masuk ke dalam dan memesan satu kamar untuk satu bulan dengan harga dua puluh koin perak. Ini adalah langkah perencanaan jangka panjang pertamanya.
"Lin Xue, apa kau ingin sesuatu lagi?" Jian Feng berjalan menaiki tangga kayu yang berderit menuju kamar nomer 1 di lantai dua. Tapi setelah menaiki tangga, Ia tidak mendengar jawaban apapun.
Dia menoleh ke belakang dan melihat Lin Xue ternyata tidur pulas di pundaknya. Wajahnya tampak tenang ketika berada di dekat Jian Feng. "Dasar gadis ini! Ternyata sudah tidur. Sepertinya dia kelelahan, ya."
Jian Feng membuka kunci kamarnya. Ruangan itu memang sederhana: agak sempit, dengan perabotan yang usang. Namun, kasurnya tampak bersih dan jendelanya menghadap ke halaman belakang yang tenang. Setidaknya ini sudah bagus untuk mereka.
"Tidur yang nyenyak ya." bisik Jian Feng. Ia menidurkan Lin Xue di satu-satunya kasur yang tersedia. Ia menyelimuti Lin Xue dengan hati-hati, memastikan gadis itu tidak kedinginan.
Jian Feng kemudian keluar dari kamar untuk mencari pekerjaan. "Sisa uangku hanya sedikit. Aku harus mencari pekerjaan agar dapat menghidupi Lin Xue." Ia teringat papan pengumuman pencari kerja yang sering ada di pusat kota.
Dia pergi mencari papan pencari kerja tersebut dan akhirnya menemukannya di dekat Balai Kota. Di sana, cukup banyak poster yang dipasang orang untuk mencari pekerja.
"Mungkin aku akan mengambil yang bayarannya lebih tinggi. Tidak apa-apa susah juga." tekad Jian Feng, melirik ke semua poster.
Dan akhirnya, ia mengambil salah satu poster dan menuju tempat orang yang membutuhkan bantuan itu.
**"Mencari tanaman herbal Bunga Darah di Hutan Bayangan, yang terkenal penuh serigala. Bayarannya Tiga puluh koin perak."**
"Ini lumayan." gumam Jian Feng sambil memasukkan poster tersebut.
Setelah berjalan, ia akhirnya sampai di rumah yang memberikan pekerjaan. Seorang pria paruh baya yang tampak baik hati, bernama Tuan Qin.
"Tuan, apakah Anda yang menempelkan ini? Jika benar, saya ingin mengambil pekerjaannya." Jian Feng dengan sopan mendatanginya.
Tuan Qin menyambut Jian Feng dengan ramah. "Syukurlah jika ada yang ingin mengambil pekerjaan dariku. Cukup susah mendapatkan orang yang ingin mengambil pekerjaan ini; mungkin mereka takut dengan serigala dan bayarannya kurang."
Jian Feng dan Tuan Qin akhirnya setuju. Bayarannya akan dibayar setelah Jian Feng mengambil tanaman herbal di hutan.
Setelah diberi tahu hutan yang mana, Jian Feng dengan hati-hati masuk ke sana. Hutan ini tampak tenang, bahkan terlalu tenang. Bau belerang dan besi samar-samar tercium di udara.
"Serigala selalu berkelompok dan sekarang mereka sedang mengawasiku." Jian Feng bergumam, matanya tajam. Ia melemparkan pisau kecilnya ke arah semak-semak.
CLEB!
Pisau tersebut mengenai sesuatu di balik semak-semak, diikuti oleh lolongan rendah yang tertahan.
"Kena kau! Ayo cepat keluar! Aku harus segera kembali sebelum Lin Xue bangun." seru Jian Feng. Ia menggunakan Cincin Penyimpanan dan mengeluarkan pedang yang sangat bagus—warisan Master Luo.
Puluhan serigala berukuran besar muncul, mata mereka kuning dan dipenuhi hawa membunuh. Mereka bersiap menerkam Jian Feng.
Tapi Jian Feng tidak gentar. Ia menggunakan Langkah Kilat dan dengan cepat sudah berada di depan salah satu serigala. Pedangnya menusuk kepala serigala itu, membunuhnya seketika.
Serigala alfa, pemimpin kawanan, melolong. Serigala lainnya melompat secara bersamaan untuk menggigit Jian Feng.
"TEKNIK PEDANG PETIR EMAS!"
Jian Feng mengalirkan Qi sehingga petir biru dan emas mengelilingi pedangnya. Pedang itu menjadi bilah petir murni. Dengan kecepatan luar biasa, ia mengalahkan semua serigala tersebut, termasuk sang alfa, dalam waktu kurang dari satu menit.
Jian Feng sangat senang. Ia kemudian menumpuk mayat-mayat serigala—semuanya adalah bahan baku yang bagus—dan memasukkannya ke dalam Cincin Penyimpanan.
"Serigala ini akan aku jual nanti. Sekarang aku harus mencari tanamannya dulu." Jian Feng masuk lebih dalam dan mengumpulkan tanaman herbal sesuai yang diminta oleh Tuan Qin.
Setelah itu ia kembali dan Tuan Qin sangat senang. "Luar biasa! Aku sangat senang kau mendapatkan tanamannya. Ambillah ini dan jika kau butuh pekerjaan lagi, datang saja kepadaku."
Jian Feng bahkan menerima bayaran lebih, menjadi lima puluh koin perak, sebagai bonus karena kecepatannya dan keberaniannya. Ia sangat senang dan bersyukur.
Jian Feng kembali ke penginapan, berjalan ke kamar nomor 1. Baru sampai di depan pintu kamar, langkahnya terhenti.
"OHOK! OHOK! OHOK!"
Matanya melotot. Ia mendengar Lin Xue batuk keras.
"Lin Xue!" Dia membuka pintu dan masuk ke dalam.