Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3.Hari pertama sebagai istrimu?,gurumu?
SMA Sabumi,sebuah sekolah swasta terkenal yang ada dikota A,tempat para anak orang kaya bersekolah.
Sebuah yayasan sekolah besar,yang banyak menjadi incaran bagi tenaga tenaga pendidik untuk bisa mengajar disana.
Karena hanya lulusan dari universitas universitas ternama yang biasanya diterima mengajar disekolah bergengsi itu.
Itu pun harus melalui seleksi ketat atau lewat jalur rekomendasi senior disana.
Anandita sangat beruntung bisa menjadi pengajar disini,meskipun dia agak ketar ketir saat mendengar khabar yang beredar tentang bagaimana mereka biasanya memperlakukan guru baru,tapi Anandita berusaha untuk tetap optimis.
Walaupun hari pertama mengajar harus diwarnai sandiwara terlambat bangun dan terlambat sampai disekolah.
pukul 8.00 Anandita baru sampai diarea sekolah SMA Sabumi.
Bel sekolah pasti sudah berbunyi dari tadi karena sekarang suasana sekolah sudah sunyi hanya ada satpam yang berjaga diposnya saat Anandita baru turun dari ojek online yang dia naiki.
Setelah memberikan ongkos ketukang ojek online Anandita segera berjalan menuju pos satpam untuk minta dibukakan pintu pagar agar dia bisa masuk kedalam area sekolah.
"Permisi pak maaf menggangu, bisa minta tolong bukakan pintu pagar depan sekarang"
"maaf dek mau cari siapa ya,sekarang sudah pada masuk kelas kalau adek ada keperluan dengan murid disini nanti aja tunggu jam pulang sekolah"
"maaf pak saya mau ketemu pak Markus,sudah ada janji dengan beliau bisakan"
"adek keponakannya pak Markus ya,saya baru tau pak Markus punya keponakan semuda ini setau saya pak Markus keluarganya sudah pada tua"
"Maaf pak saya bukan keponakannya pak Markus saya kesini bertemu pak Markus untuk wawancara jadi guru menggantikan pak Handoko"
"oh maaf bu,saya kira keponakan pak Markus karena ibu masih kelihatan sangat muda"
"makasih pak pujiannya tapi saya sudah berumur 23 tahun bulan kemaren"
"wah nggak nyangka,saya kira ibu baru berumur 18 tahun,kalau begitu silahkan masuk bu"ucap satpam itu ramah,sambil membukakan pintu pagar sekolah.
"Mari saya antar keruangan pak Markus"tawarnya sambil berjalan didepan Anandita menuju kantor guru yang jaraknya lumayan jauh dari pintu depan sekolah.
sepertinya aku harus berangkat lebih pagi mulai besok supaya tidak terlambat karena sekolah ini sangat besar,gumam Anandita sambil mengikuti satpam itu berjalan.
"ini bu ruangannya"tunjuk si satpam pada Anandita.
"makasih banyak pak"balas Anandita sambil berjalan masuk keruangan kantor guru yang sangat besar.
Untung ruang kepala sekolah letaknya terpisah denhan ruang guru,kalau tidak bakal tersesat aku mencari ruangannya batin Anandita.
tok tok..
"Permisi pak"
"masuk,ada perlu apa kalau mau mendaftar sekolah harusnya keruang administrasi bukan kesini,apa waktu didepan pos satpam tadi tidak diberi tau"
"sudah katanya ruang kepala sekolah disini pak"
"iya,ini memang ruang kepala sekolah,mana walimu biar aku bicara langsung"
"saya sendirian pak,saya kesini, mau menyerahkan surat rekomendasi ini pak"
"mana saya lihat,anak muda sekarang memang tidak ada tatakramanya untuk urusan sekolah saja tidak mau diatur sama orang tua maunya ngurus sendiri sok bisa"
Anandita duduk sambil mendengarkan ocehan dari pak Markus yang ngomel tidak jelas.
'Sabar Anandita ini baru hari pertama wajar kalau banyak yang belum percaya kemampuanmu,tapi nanti buktikan bahwa kamu bisa,'suara hati Anandita.
setelah membuka surat yang diserahkan oleh Anandita pak Markus tampak mengernyitkan keningnya seolah tak percaya bahwa gadis yang duduk dihadapannya adalah seorang guru karena penampilannya lebih mirip gadis remaja dengan rambut panjang yang diikat tinggi keatas.
"ehem,jadi anda adalah guru baru yang akan menggantikan pak Handoko mengajar biologi"
"benar pak seperti tertulis dalam surat rekomendasi saya"
"ya baiklah karena anda sudah datang dan hari ini kebetulan pak Handoko tidak ada jadi anda bisa mulai mengajar sekarang,apakah anda bisa"
"saya bisa"
kalau begitu biar pak Darius yang akan mengantar anda kekelas XII IPA 2 dan juga menunjukan dimana meja anda"
"baik pak saya permisi"Anandita pun langsung keluar dari ruang kepala sekolah dengan perasaan lega.
Satu rintangan sudah terlewati,ucapnya dalam hati.
"selamat pagi"sapa seorang pria saat Anandita baru keluar dari ruang kepala sekolah.
"pagi"
"kenalkan saya Darius yang akan mengantarkan anda berkeliling"
"oh ya saya Anandita panggil saja Dita supaya lebih mudah"
"wah nama yang cantik secantik orangnya"ucap pria itu sambil berjalan disamping Anandita.
"makasih pujiannya"balas Anandita dengan tersenyum sopan.
"ini ruangan Anda,boleh aku panggil kamu saja agar terkesan lebih akrab"
"ya,tidak masalah"
"baiklah sekarang kita kekelas penuh teror itu"
"maksudnya"
"bukan apa apa"
Kelas XII IPA 2 terletak diujung bangunan utama lumayan jauh kalau aku berjalan dari ruangan kantorku batinku sepertinya untuk menghemat waktu saat mengajar aku bisa istirahat diperpustakaan atau di kantin sekolah, batin Anandita.
"ini kelasnya"
"makasih sudah mengantar kesini"
"ya,bisa minta nomor ponselmu"
"ha,untuk apa"
"kita sama sama mengajar disini jadi wajar kalau aku punya nomor ponselmu agar lebih mudah saat menghubungimu nanti"
"oo,ini"Anandita memberikan ponselnya agar Darius bisa mencatat nomor ponsel miliknya.
"baiklah nanti kuhubungi,selamat mengajar"ucap Darius lalu pergi meninggalkan Anandita didepan kelas.
Dari dalam kelas terdengar suara gaduh dari para murid yang berceloteh,Anandita menarik nafas dalam sebelum memutuskan masuk kedalam kelas.
"kamu bisa Anandita,kamu pasti bisa"gumamnya memberi semangat untuk dirinya sendiri.
"selamat pagi anak anak"sapanya berusaha bersikap berwibawa didepan para murid dikelas itu.
"pagi bu!!!!"
"perkenalkan saya guru biologi kalian yang baru ,menggantikan pak Handoko yang sudah pensiun"
"wah ibu benar seorang guru,kenapa unyu sekali"celetuk seorang murid pria.
"iya,ibu terlalu muda untuk jadi guru,ibu lebih cocok jadi belahan jiwaku"
"ehem,boleh ibu absen kalian sebagai perkenalan"
"dengan senang hati bu,"
"baik kita mulai"Anandita mulai mengabsen satu persatu murid yang ada dikelas itu dari yang laki laki sampai yang perempuan.
"Gavin Putra Bagaskara"
"ada"
seketika Anandita tersentak mendengar suara orang yang disebutkan namanya.
"kamu.."Anandita serasa tak percaya pria yang menikah dengannya tadi malam ternyata muridnya sendiri.
Anandita hanya memandang pria itu berjalan duduk menuju kursinya.
"hai bro,dari mana saja lo baru datang jam segini"
"kawin"jawab gavin dengan santainya,membuat Anandita yang mendengarnya langsung terbatuk.
"gila lo kita nggak ketemu semalam aja lo udah kawin,emang perawan mana yang lo kawinin"
"tu"gavin menunjuk Anandita dengan dagunya membuat Anandita langsung melotot kearahnya.
"gila lo masak kawin dengan guru sendiri,nggak lucu tau"
Anandita bernafas lega saat mendengar teman yang mengajak bicara gavin mengangap itu hanya candaan saja.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁