Kehidupan Weni semakin memburuk semenjak dia menikah dengan Aldi Wijaya. Weni mengira dia akan bahagia dengan pernikahan nya dengan Aldi, tetapi semua nya salah.
Hingga Weni memutuskan untuk pergi karena sudah lelah dengan semua nya.
"Maaf aku menyerah, dan aku akan pergi sesuai keinginan kamu"
Weni Widjadja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Mertua
Weni langsung membuka Laptop milik diri nya dan langsung saja melihat-lihat lowongan pekerjaan. Dia akan segera mencari pekerjaan karena uang tabungannya sudah menipis.
Tetapi hingga malam hari ia masih saja tidak mendapatkannya. Weni sudah pasrah dan langsung saja menutup Laptop nya.
"Bagaimana kalau aku tidak mempunyai pekerjaan, aku akan makan pakai apa" gumam Weni menundukan kepala nya.
"Aku gak boleh lemah, aku pasti bisa dan aku akan mencoba mencari lagi besok. Tapi bagaimana aku mengambil semua persyaratannya di rumah, percuma gelar tinggi juga tapi ijazah nya di rumah pasti mereka tidak akan percaya" gumam nya lagi.
"Kalau aku pulang dan mengambil itu semua pasti Bunda akan curiga" ucap Weni dengan bingung.
Weni menghela nafas dan membaringkan tubuh nya yang lelah akan kenyataan yang di ucapkan oleh Aldi.
Hingga Weni benar-benar terlelap dengan mata yang agak bengkak, bahkan jejak setelah menangis pun masih ada disana.
***
*Kota B
Aldi dan Lauren baru saja tiba di Kota B. Mereka langsung cek in di Hotel bintang 5 disana.
Lauren bergelayut manja di lengan Aldi, bahkan tanpa tahu malu nya.
"Ayo sayang kita bersenang-senang" ucap Aldi dengan membawa masuk Lauren ke kamar Hotel yang sudah ia pesan.
Mereka tanpa tahu malu nya saling rangkul, cium dan bermesraan di muka umum. Bahkan ada banyak yang mencibir tingkah mereka.
"Ahhh lelah nya" ucap Lauren dengan merebahkan tubuh nya di ranjang.
Aldi langsung saja menghampiri dan memeluk nya dengan erat. Tanpa basa-basi ia langsung saja men*i*m Lauren dengan penuh gai*ah.
Dengan penuh gairah mereka saling mengecap dan meraba, bahkan tanpa sadar mereka sudah polos.
Aldi melakukan hubungan terlarang tersebut dengan Lauren, mereka tidak sadar dengan kelakuannya yang mampu membuat hati seseorang tersakiti.
Setelah selesai, mereka langsung saja berpelukan dan terlelap karena merasa sangat lelah.
**
Pagi hari nya, Weni sedang membersihkan seluruh penjuru Apartemen, kecuali kamar Aldi.
Setelah selesai, ia menghela nafas melihat sang suami yang tidak pulang. Bahkan sampai saat ini dia tidak mempunyai nomor telepon nya.
"Bahkan umur pernikahan kita baru terhitung jari, tetapi kamu sudah membuat nya hancur" gumam Weni meringis.
Weni langsung saja menuju ke dapur, ia akan masak untuk diri nya. Untung saja uang nya cukup untuk membeli sayuran.
"Aku masak satu menu saja, buat nanti dan besok yang lainnya" ucap Weni tersenyum.
Lalu Weni langsung saja berkutat dengan alat di dapur, ia mencoba untuk melupakan sakit yang di torehkan oleh suami nya.
Hingga tidak sampai 1 jam , masakannya sudah matang dan ia langsung saja menata nya di meja makan.
Setelah di rasa cukup, Weni langsung saja bergegas ke kamar nya untuk mandi.
Selesai bersiap, Weni langsung saja melahap makanan nya sendirian.
"Bukan ini yang aku mau, Tuhan" batin Weni dengan sakit.
Ting Tong.
Weni langsung tersadar dan mengeryit siapa yang datang pagi-pagi begini.
Ceklek.
"Weniiii" pekik Ibu mertua nya bahagia.
"Ehh Bundaa" balas Weni kikuk.
"Ayo masuk Bun, Yah" ajak Weni sopan.
Mertua nya mengangguk dan berjalan masuk ke dalam Apart tersebut.
"Bunda, Ayah, Weni ambil minuman dulu ya" pamit Weni.
"Iya sayang" balas Mia, Ibu mertua Weni. Sedangkan Ajo, sang Ayah mertua hanya tersenyum saja.
Ajo melihat kesekeliling Apartemen tersebut, entah mengapa dia merasa sesuatu yang tidak baik disana.
Ajo langsung berdiri dan melihat kesana kemari di Apartemen tersebut. Ia mencari sang Putra tetapi tidak dapat menemukannya.
Setelah puas, Ajo kembali lagi ke ruang tamu. Ternyata disana sudah ada Weni.
"Suami kamu dimana, Wen?" tanya Mia
"Ma mas Aldi sedang kerja, katanya ada pertemuan di luar Kota, Bun" jawab Weni dengan sedikit gugup.
"Kapan berangkat nya?" tanya Ajo meneliksik.
"Tadi pagi-pagi sekali, Yah" jawab
Ajo hanya menganggukan kepala saja. Lalu mereka mengobrol dengan sangat hangat.
Mia dan Ajo memang sangat menyukai Weni sejak dulu, tidak hanya cantik dan pintar tetapi ia juga sangat baik.
Weni di ajak berbelanja oleh mertua, awalnya Weni menolak tetapi Ibu mertua nya sangat memaksa.
"Kamu sekalian belanja kebutuhan dapur ya, biar Ayah dan Bunda yang bayar" ucap Ajo yang di angguki oleh Mia.
"Gak usah, Ayah" tolak Weni halus.
"Pokok nya gak ada penolakan" tegas Mia.
Weni menghela nafas dan menganggukan kepala saja. Setelah itu, mereka langsung saja berangkat ke Mall yang lumayan dekat disana.
Sesampai nya di Mall, Weni hanya mengikuti Ibu mertua nya saja. Sedangkan Ayah mertua nya sedang ada keperluan mendesak terlebih dulu.
"Nak, lihat ini" ucap Mia dengan tersenyum.
"Baguss Bun, pas di Bunda" puji Weni dengan tersenyum.
Mia terkekeh dan langsung memilih kembali beberapa pakaian. Ia juga memilih untuk Weni.
Setelah selesai di Mall, mereka kini langsung saja ke supermarket terbesar disana.
Mia dan Weni memilih beberapa bahan makanan, sayuran ,daging dan yang lainnya. Weni dan Mia sangat ahli dalam memilih bahan untuk di makan.
"Bunda, kenapa banyak sekali" ucap Weni dengan menganga melihat belanjaan yang hampir dua troli.
"Stock sayang" balas Mia tersenyum.
Weni menggelengkan kepala nya dan mengikuti sang mertua menuju kasir.
Setelah selesai berbelanja, mereka memutuskan untuk makan siang terlebih dulu karena memang sudah terlewat.
"Bun, Ayah kemana?" tanya Weni saat mereka sudah duduk di restoran.
"Ada kerjaan sedikit, katanya" jawab Mia tersenyum.
"Nah tuh Ayah mu" ucap Mia menunjuk Ajo yang baru saja masuk ke sana.
Weni tersenyum dan mengangguk saja. Lalu mereka memesan makanan.
"Nak, apa kamu ingin bekerja?" tanya Ajo
"Mau Ayah, aku sebenarnya sangat ingin karena di Apart juga bete" jawab Weni.
"Yaudah kamu ngurus Restoran Bunda yang ada di sini saja, nanti setelah ini kita kesana" ucap Mia dengan cepat.
"Benarkah, Bunda?" tanya Weni memastikan.
"Iyaa sayang" jawab Mia tersenyum lembut.
"Mau Bundaa" ucap Weni dengan bahagia.
Lalu mereka makan terlebih dulu sebelum membahas lagi yang lainnya.
Weni merasa sangat beruntung, karena ia tidak perlu susah lagi mencari pekerjaan untuk menyambung hidup nya kelak.
"Aku bersyukur mempunyai mertua yang sangat baik, bahkan ia mau memberi ku pekerjaan. Aku takut suatu nanti mereka tahu pernikahan apa yang aku jalani bersama Putra nya. Semoga saja kamu dapat berumah, Mas" batin Weni meringis.
Setelah dirasa cukup, mereka lalu pergi menuju ke Restoran yang akan di kelola oleh Weni. Sepanjang perjalanan, Mia terus saja bercerita pada menantu kesayangannya tersebut.
.
.
.
yg gak baik itu bram sama Weni dan keluarga nya
kalo orang jahat pasti saling mendukung sesama penjahat