Assalamu'alaykum
Selamat datang di karyaku dan terima kasih sudah membaca dan mendukung cerita ini.
🌺
WARNING!!
KARYA MENGANDUNG BAWANG DAN KEHALUAN TINGKAT TINGGI BAHKAN DILUAR NALAR MANUSIA NORMAL!
Pernahkah kalian berfikir jika anak genius itu ada? Jika di film mungkin sudah kita temui, yang berjudul baby bos.
Di dalam dunia nyata, kehadiran anak jenius memang jarang terjadi, namun mereka juga memiliki bukti Ekisitensi yang dapat dilihat dari begitu banyaknya kemajuan yang terjadi saat ini.
Namun bagaimana ketika kalian dipertemukan dengan anak genius berusia 2 tahun yang bisa menggebrak dunia dengan hasil ciptaannya.
🌺🌺
Fajri Hanindyo. Sang Anak genius, memiliki IQ yang sangat tinggi Yaitu 225. Ia lahir dari malam dimana rusaknya mahkota Fajira, sang ibunda. Dengan otak yang genius tanpa sadar, ia bekerja sama dengan Ayahnya dan membuat Fajri menjadi anak yang kaya raya dalam waktu singkat ketika berhasil memproduksi mesin rancangannya sendiri.
Irfan yang yang begitu mendambakan sentuhan Fajira berusaha untuk membuat gadis itu kembali kedalam pelukannya. Keegoisannya runtuh, ketika ia berhasil menemukan Fajira dan juga mendapatkan bonus seorang anak yang tampan yaitu Fajri.
bagaimana kisah selanjutnya? yuk baca cerita ini.
terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bucin fi sabilillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Dia Hadir!
Sreek...
Fajira merobek cek dengan nominal 100 juta itu dan meletakkannya kembali di rasa meja, kejadian itu sukses membuat Annisa menelan ludahnya kasar.
Sombong sekali wanita ini, kalau tidak mau kenapa tidak memberikannya saja kepada saya. huh dasar tidak tau diri.
Mereka segera melangkah keluar dengan menggunakan lift khusus untuk CEO. Berjalan pelan seolah tidak terjadi sesuatu. Sehingga tidak menimbulkan fikiran negatif dari orang lain atau sebagainya.
Annisa mengantarkan Fajira pulang ke kontrakannya dengan sedikit paksaan karna Fajira menolak untuk di antarkan pulang. Dalam hening mobil terus melaju dengan kecepatan sedang membelah padatnya kota metropolitan.
💖💖
Saat ini Fajira tengah bekerja di restoran seperti biasanya, Sudah hampir satu bulan ia bertahan setelah kejadian itu. Rencananya ia akan pindah pada akhir bulan ini, tepat ketika masa kontrakan habis dan ia sudah menerima gaji beserta pesangonnya.
Hari ini ia merasa tidak enak badan dengan kepala pusing yang berdenyut dan perut yang terasa sangat tidak enak. Keadaannya menjadi bahan perhatian oleh karyawan yang lain.
"Ji, kamu gak papa?" tanya Zayn cemas.
"aku baik kak, mungkin karna kecepean aja" lirih Fajira sambil memegang kepalanya.
"betul gak papa? izin aja gimana?"
"aku besok udah berhenti kerja Kak, gak mungkin aku izin sakit hari ini!"
"minum obat dulu ya, biar lebih baikan,"
"iya."
Fajira meminum obat pereda sakit kepala, lalu ia bersandar sebentar menunggu obat itu bereaksi. Ia teringat dengan satu hal yang membuatnya ketakutan.
Bulan ini aku belum datang bulan, harusnya dua hari yang lalu aku sudah dapat. Semoga saja benih laki-laki bajing*n itu tidak tumbuh di dalam rahimku.
Ia memejamkan matanya sejenak sebelum bekerja kembali. Huh! ada satu hal yang harus ia kerjakan ketika pulang nanti. Beruntung ia mendapatkan shift pagi sehingga sore ini ia bisa pulang dan beristirahat.
Semua pekerjaan ia lakukan, mulai dari membersihkan meja dan lantai, bahkan mencuci piring, begitulah keseharian wanita cantik itu.
Setelah waktu kerjanya habis, Fajira langsung bergegas untuk pulang ke kontrakan, namun ia memilih untuk singgah sebentar di apotek untuk membeli barang yang akan menjadi penentu kehidupannya untuk masa depan nanti.
Setibanya di rumah, Fajira segera mengganti pakaian kerjanya dengan pakaian rumah. Sebelum memasuki kamar mandi ia menatap lama benda kecil yang ada di tangannya berdoa semoga tidak ada hasil yang membuatnya semakin terpuruk.
"tuhan kali ini jangan membuatku kembali merasakan putus asa. Cukup sudah rasanya engkau memberikan ujian yang begitu berat kepadaku!" ucapnya sebelum melangkah menuju kamar mandi.
Ia menampung sedikit air kencing di dalam wadah dan memasukkan tespek itu kedalamnya. Fijiran gadis cantik itu kembali menerawang.
"eh tespeknya," ucap wanita itu setelah sadar dari lamunannya.
"tolong tuhan, jangan ada lagi masalah dalam hidupku!" Perlahan ia melihat hasil yang di tunjukkan oleh tespek itu.
deg,...
Jantungnya berdetak semakin cepat dengan air mata yang menetes. Ia tersedu melihat garis dua tertera pada benda kecil keramat yang sedang ia pegang. Fajira mengelus perut rata itu dengan lembut.
Kamu hadir secepat ini nak? kamu alasan kenapa Bunda sering sakit belakangan ini?.
Ia sungguh bingung dengan apa yang ia rasakan, antara senang atau ia harus sedih. Lama termenung memikirkan apa yang harus di lakukan setelah ini dengan anak yang sudah bersemayam di dalam rahimnya.
Apa aku gugurkan saja? Tapi bukankah ini suatu keberuntungan di dalam kesengsaraan? Dia hadir untuk menemani hari sepiku.
"aaarrgghhh!" ia menjambak rambutnya frustrasi.
"apa aku beri tau saja laki-laki itu? iya lebih baik besok aku pergi ka kesana dan memberitahukan hal ini kepadanya!" Fajira berucap dengan sungguh-sungguh namun sejurus kemudian semangatnya pudar mengingat laki-laki itu tidak menginginkan benihnya tumbuh sama sekali.
Huft,... aku harus mempersiapkan semuanya hari ini. Pergi jauh dari kehidupannya dan memulai hidup baru kita berdua ya nak. Temani Bunda sampai kapan-kapan ya, sayang.
💖💖
Tiga tahun kemudian...
"Nenek, Fajri, Bunda berhasil mendapatkan beasiswa penuh untuk kuliah!" pelik Fajira ketika ia mendapatkan Beasiswa penuh dari Bank Besar milik negara untuk melanjutkan pendidikannya sesuai dengan cita-cita yang ia inginkan.
"Bunda, dapat beasiswanya?" tanya laki-laki kecil berumur dua tahun dengan mata berbinar senang.
"iya sayang. Bunda mendapatkannya! Hah, semoga selepas ini hidup kita bisa lebih baik, aamiin," ucap Fajira bahagia sambil memeluk tubuh putra kecilnya yang tampan itu.
"Hore!" sorak Fajri dengan senang.
"nenek mana sayang?"
"tadi nenek ke kamar mandi Bunda, tapi belum keluar sampai sekarang" Fajira segera bergegas untuk pergi ke kamar mandi dan melihat keadaan wanita paruh baya yang sangat berjasa dalam hidupnya itu.
"nenek?" pekik Fajira melihat perempuan paruh baya itu sudah tidak bernafas lagi.
Jatuh sudah air mata mereka yang melihat wanita paruh baya itu sudah meninggalkan mereka berdua.
Dengan bantuan dari masyarakat sekitar mereka segera menguburkan nenek Ira. Wanita paruh baya yang menjadi super Hero bagi Fajira dan Fajri. Mereka hanya saling memeluk dan menumpahkan kesedihan karna kehilangan nenek Ira yang sudah menyelamatkan Fajira yang sedang mengandung.
Kala itu, Fajira baru saja tiba di terminal waktu dini hari, tanpa sadar ia pingsan di terminal yang sudah tidak terlihat kehidupan lagi disana. Hingga nenek Ira menemukannya tergeletak di jalan dan membawa gadis itu pulang ke gubuk reotnya, setelah ia sadar dari pingsan.
Fajira yang tidak memiliki pekerjaan setelah kepindahannya, memilih untuk berjualan gorengan keliling. Ia bisa mendapatkan untung bersih 100 ribu jika semua gorengannya habis terjual. Itu yang ia lakukan selama mengandung, hingga Fajri mulai bisa memberinya uang dengan tangan ajaibnya.
Fajira dan Fajri mengingat kembali momen kebersamaan mereka dengan nenek Ira. Wanita hebat yang membuat ibu satu anak itu kuat menghadapi cacian dan cobaan dari orang sekitar sehingga jadilah ia seperti sekarang, wanita tangguh yang siap melakukan apa saja untuk membesarkan anak sematawayangnya sendiri.
"Aji sayang. Kamu jangan tinggalkan Bunda ya, Nak!, hanya kamu yang Bunda miliki saat ini," ucap Fajira dengan genangan air mata.
"iya bunda, Aji janji akan jadi anak yang patuh dan bisa membanggakan bunda!" ucap Fajri memeluk sang Ibunda.
"kita pulang ya, nak!" Fajira kembali menatap makam nenek Ira yang akan ia rindukan setelah ini. Lalu kembali pulang dengan menggendong pria kecil nan tampan itu.
Setibanya di rumah, beruntung masih ada orang yang berkenan untuk pergi melayat ke gubuk reot itu, Sehingga membuat hati Fajira yang tadinya merasa sangat sedih dengan apa yang terjadi saat ini, perlahan menghangat dan mencoba untuk ikhlas dengan apa yang terjadi.
Ia teringat dengan beasiswanya kuliah yang ia dapat dengan nilai paling tinggi dari semua peserta yang mendaftar. Beruntung Setelah kuliah nanti ia akan menempati salah satu asrama yang di sediakan bagi penerima beasiswa itu bersama dengan anaknya.
"sayang, gak lama lagi kita akan pindah ke rumah yang lebih layak. Aji mau kan bantu, Bunda?"
"mau Bunda, Aji bisa bantu bunda apa saja!" ucapnya dengan tersenyum lebar.
"anak pintar. Sekarang tidur siang lagi ya!" Fajira mengajak pria kecil itu untuk beristirahat karna ia memang mengajarkan kedisiplinan dari kecil kepada Anak sematawayangnya itu.
Fajrianda Hanindyo, Anak yang terlahir dari hasil hubungan yang tidak di sengaja pada malam yang menyakitkan bagi Fajira. Anak itu tumbuh dengan segudang kepandaian, mulai dari bidang ilmiah bahkan teknik mesinpun ia bisa melakukannya.
Di usianya yang baru menginjak dua tahun, pria kecil itu sudah pandai membaca dan memahami maksud dari penjelasan ilmu yang ada di dalam buku yang ia baca, bahkan ketika umurnya yang baru menginjak satu tahun, Fajri sudah fasih untuk berbicara.
Sehingga beberapa orang tua meminta Fajri untuk mengajarkan anak-anak mereka tentang pelajaran sekolah. Dengan di bantu oleh Fajira mereka sudah memiliki 10 orang siswa yang ikut belajar di rumahnya dengan bayaran sekitar 150 ribu satu bulan.
Selain itu, pria tampan milik Fajira ini juga bisa memperbaiki mesin-mesin kecil hanya dengan melihat dan menganalisa saja, walaupun belum kuat untuk mengerjakannya namun ia bisa memberitahu dimana letak kerusakan pada mesin tersebut. Seperti mesin air, motor, dan lain halnya.
Bahkan ketika listrik mati di rumahnya, ia bisa mengolah berbagai jenis mesin-mesin rusak yang ia dapat dari tempat sampah ataupun ia minta dari masyarakat, menjadi mesin ginset tenaga surya yang membantu mengurangi pengeluaran untuk biaya listrik bulanan mereka.
Fajira yang memang sudah pintar di tambah dengan bibit premium dari CEO gila itu, bagaimana tidak anaknya bisa seperti ini. Terkadang ia di buat geleng kepala oleh Fajri yang mampu berfikir di luar nalar anak seusianya.
Hiks jika ada uang aku akan bawa anakku ke psikolog untuk melihat berapa tinggi IQ yang ia miliki.
Begitu jeritnya ketika mendapati Fajri membuat dan menciptakan hal baru dari barang yang sudah tidak di pakai lagi. Sementara bocah laki-laki itu hanya menatap bundanya dengan senyum manis memperlihatkan gigi susu yang belum cukup.
Seperti saat ini, entah kemana anak itu kabur seharian. Namun Fajira sudah hafal kemana dia pergi bermain, yaitu bengkel mobil yang terletak tak jauh dari sana. Anak itu dengan tampang ceria membawa sesuatu yang baru untuk bundanya yaitu mesin printer.
Ketika hendak melihat ada orang yang membuang mesin itu, dengan berani Fajri meminta dan membawanya ke bengkel. Ia preteli satu persatu bagian itu dan memperbaiki kerusakan dengan barang sisa elektronik yang ia titipkan di bengkel. Dan berhasil mesin itu hidup kembali dan berfungsi. Ia membawanya dengan troli yang sudah lama di buat untuk membantunya membawa barang-barang yang baru.
"Bundaa?" panggilnya.
"iya nak, kamu dari mana sayang?"
"dari bengkel, Bunda. Aji ada sesuatu untuk, bunda" ucapnya dengan sedikit rona merah di wajahnya.
"apa itu, sayang?" ucap Fajira dengan antusias.
"sebentar lagi Bunda akan kuliah, pasti butuh mesin ini nanti, jadi tadi... bla...blaa.." ia menceritakan bagaimana ia memperbaiki mesin itu, sehingga membuat Fajira meringis karna tidak paham dengan ocehan anak geniusnya.
"pintar, terima kasih anak Bunda yang paaaaling tampan muach muach. Ihh udah acem mandi dulu yuk!"
"hehehe iya, Bunda."
Fajira memandikan anaknya sambil sesekali bermain busa sekedar menyadarkan laki-laki itu terhadap masa kanak-kananya yang sudah melenceng dari batas wajar anak seusianya.
💖💖💖
TO BE CONTINUE
Ayo tinggalkan jejaknya agar aku bisa tau siapa yang membaca cerita ini.
terima kasih🤗