Aeleasha Alister gadis remaja, dipaksa menikah oleh keluarga hanya semata kerena uang. Aeleasha yang saat itu baru berumur 17 tahun mau tidak mau menyanggupi permintaan orang tuanya.
Aeleasha dinikahkan dengan putra sulung dari keluarga Carnier, Aciel Aarava Carnier, yang sering dikenal dengan tuan muda dingin. Aeleasha yang berpikir jika dia menikah dengan Acial akan mendapatkan kebahagian tetapi itu malah berkebalikan dari yang dia pikirkan. Aciel terus menyiksa Aeleasha dengan alasan yang tidak jelas, walaupun itu bukan perbuatan Aeleasha.
Aeleasha mulai muak dengan semua siksaan Aciel, dia tidak mau peduli lagi apa kata orang tentang dirinya, Aeleasha mengajukan surat cerai pada Aciel. Aciel tidak menolah bahkan dia sangat menerima perceraian ini karena Aciel menggangap Aeleasha hanya memanfaatkan dirinya dan nama keluarganya.
Selesai bercerai dengan Aciel, Aeleasha pergi keInggris melanjutkan belajarnya. Aeleasha kembali lagi ke Indonesia setelah 7 tahun lamanya di Inggris. Anehnya takdir malah mempertemukan mereka lagi dalam status yang berbeda dan penampilan yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Acin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
Pria dengan jas hitam berjalan dikoridor rumah sakit, wajahnya tidak menampilkan ekspresi apa pun sangat datar hanya ada aura dingin menyelimutinya. Tubuhnya mendadak kaku dan kakinya berhenti bergerak karena mendengarkan nama yang sangat dia rindukan.
Aciel menatap dua dokter yang berseragam jas putih, tengah bergosip, salah satu mereka memegang map biru ditangannya. Mereka tidak sadar kalau mata tajam Aciel terus mengawasi mereka berdua.
"Dokter baru itu bernama Aeleasha-kan, beruntung sekali dokter Andra." Ungkap Dokter yang membawa map biru.
"Aku setuju denganmu, Dokter Aeleasha tampak sangat ramah. Harapanku hanya satu..." Kata Dokter yang menaruh kedua tangannya dibelakang kepalanya.
"Dia belum punya pacar." Kata mereka berdua kompak, lalu terkekeh senang. Tubuh mereka langsung kaku, didepannya tengah berdiri seseorang yang menghalangi langkah mereka.
"Kalian bilang siapa?" Tanya Aciel dengan nada galaknya, Mereka berdua saling bersitap.
"Dokter Andra, Dokter Aeleasha." Mereka berdua mengatkan pendapat yang berbeda. Dokter yang mengatakan nama Aeleasha mendapatkan tatapan tajam dari Aciel.
"Aeleasha." Gumam Aciel wajahnya tampak kusut dan matanya menatap nanar "Dimana dia sekarang." Aciel menguncang tubuh dokter itu.
"Dia bersama dokter Andra ditaman." Jawab Dokter yang ada disampingnya, tangannya menunjuk keluar. Aciel melepaskan tanganya, dia berjalan dengan cepat melangkah menuju tempat yang ditunjuk, langkah kakinya yang cepat mendadak melambat.
Aciel mengepalkan tangannya, "Sadarlah Aciel, hanya namanya saja yang sama." Pikir Aciel, tangannya meremas dadanya yang sesak, dirinya berjalan berbalik menuju tempat yang seharusnya dituju.
Aciel mengambil langkah dengan lebar, walaupun begitu pikirannya tidak sesuai dengan hatinya. Aciel membalikkan langkah kakinya lagi menuju taman dan berlari dengan langkah lebar menuju pintu keluar.
"Aku harus memastikannya dulu." Gumam Aciel dalam hatinya, dia terus melangkah sampai tidak sadar kalau wanita yang dia cari berjalan melewati dirinya.
Mata Aciel sempat meliriknya tapi terhalangi karena wanita itu tiba-tiba berjongkok membetulkan sepatunya sehingga mukanya tertutup rambutnya. Aciel terus berjalan pergi, Aeleasha selesai dengan sepatunya kembali berjalan pergi.
Aciel memperbaiki napasnya yang berantakan, matanya mengitari taman. Tapi dia tidak menemukan apa yang dia cari, matanya terus celinggukkan memperhatikan sekelingnya. Dia duduk dikursi taman, menunduk putus asa ketika tidak melihat apa yang dikatakan mereka.
"Aciel?" Gumam seseorang, dia melangkah mendekati Aciel yang tertunduk. Tangannya terulur menepuk pundak Aciel, Aciel mendongakkan kepalanya melihat siapa sebenarnya orang yang berani menepuk pundaknya ini.
"Andra." Gumam Acie, dia tiba-tiba berdiri membuat Andra mengelonjak kaget karenanya. Aciel memegang pundak Andra, mengoyangkannya dengan kasar.
"Dimana Aeleasha?" Aciel mengucapkannya dengan penuh harapan, Andra mengerutkan keningnya berpikir.
"Ah.. Maksudmu Dokter Aeleasha?" Tanya Andra lagi, Aciel menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat, seperti seorang anak kecil yang berhasil menemukan permen kesukaannya.
"Entahlah tadi aku meninggalkannya disini, aku kembali mengajaknya makan siang bersama tapi dia sudah itidak ada." Jawab Andra mengangkat pundaknya tidak tau, tangan Aciel lepas dari pundak Andra kembali keposisi semula.
Dia kembali duduk, meratapi nasibnya yang malang. Andra duduk disamping Aciel dengan tatapan penasaran, ingin sekali dia bertanya pada Aciel bagaimana dia bisa mengenal Aeleasha sementara Wanita itu baru saja masuk kerja hari ini.
"Bagaimana kamu bisa mengenalnya? Siapa dia? Apa kamu mengenalnya?" Begitu banyak pertanyaan melintas dikepala Andra. Tapi, dia hanya bisa menelannya dan menyimpannya rapat-rapat dalam hatinya.
" Sebenarnya, apa yang membawamu kemari?" Andra menatap tangannya yang terlipat. Aciel tidak menjawab, dia berdiri lalu melangkah pergi dengan salam singkat meninggalkan Andra dengan perasaan kesal.
Aciel berjalan menuju tempat yang seharusnya dia tujuh dari tadi tapi tidak dia lakukan karena harus mencari tau wajah dari pemilik nama itu.
tak tertata
gk bisa komen lah....