Cerita ini berpusat pada perjalanan Anita, seorang wanita yang dikhianati, dan bahkan dibunuh secara semu oleh suaminya Hendric dan sahabatnya Reina-semua karena hasrat akan harta dan kekayaan. Malam yang mengubah segalanya terjadi di Jakarta, ketika Anita menyaksikan perselingkuhan keduanya dan mendengar rencana mereka untuk mengorbankannya. Dalam kepanikan, dia melarikan diri tapi terjebak di tepi tebing, kemudian dilemparkan ke lautan. Namun, takdir mempertemukannya kembali.
ima tahun kemudian, dia muncul sebagai Natasya, kuat dan penuh tekad untuk membalas dendam dan membongkar kebenaran. Di tengah semua itu, ada Ryujin-seseorang yang mencintainya dengan tulus dan selalu ada di sisinya, menjadi pijakan emosional dan kekuatan dalam perjuangannya menuju keadilan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20.Hari Pernikahan Hendric Dan Reina
Hari 14 Juli 2025 — hari yang telah ditunggu oleh Hendric dan Reina, hari di mana mereka akan menikah secara megah di sebuah hotel bintang lima di pusat Jakarta. Langit terlihat cerah dan biru, tanpa secercah awan — seolah-olah semuanya sedang berjalan sesuai rencana. Hotel dihiasi dengan ribuan bunga mawar merah dan putih, lampu-lampu indah menyinari setiap sudut, dan tamu undangan yang mengenakan pakaian mewah mulai tiba satu per satu. Acara pernikahan ini dijadwalkan untuk disiarkan langsung di saluran TV swasta — bukti seberapa megah dan penting acara ini bagi keluarga mereka.
Reina bangun pagi dengan hati yang penuh kebahagiaan. Dia mengenakan gaun pengantin putih yang sangat megah, dibuat oleh desainer terkenal dari Paris — gaun yang dihiasi dengan ribuan manik-manik dan permata, dengan ekor yang panjang mencapai dua meter. Rambutnya diatur dengan rapi, dihiasi bunga mawar putih, dan riasan wajahnya membuatnya terlihat lebih cantik dari biasanya. "Hari ini, aku akan resmi menjadi istri Hendric. Semua yang aku inginkan akan menjadi milikku," bisiknya sambil melihat cermin, tersenyum dengan penuh kesombongan.
Di ruangan pria, Hendric juga sedang bersiap. Dia mengenakan jas hitam yang rapi, dasi hitam, dan sepatu kulit yang mengkilap. Wajahnya terlihat cemas dan ragu-ragu — pikirannya selalu tergesa-gesa ke Natasya, yang selama ini telah membuatnya merasa sesuatu yang dia tidak pernah rasakan sebelumnya. "Aku harus melupakan dia. Hari ini, aku akan menikahi Reina," bisiknya sambil mengambil cincin pernikahan dari meja. Tapi di dalam hati, dia tahu bahwa dia tidak bisa melupakan Natasya — setiap senyum dan tatapannya selalu ada di pikirannya.
Setelah semua tamu tiba, acara pernikahan dimulai. Musik piano lembut terdengar di ruangan, dan Reina berjalan perlahan menuju altar, di mana Hendric sedang menunggu. Dia ditopang oleh ayahnya, yang tersenyum dengan penuh kebahagiaan. Seluruh tamu memandangnya dengan kagum, memuji kecantikannya dan keindahan gaunnya. Reina merasa sangat bangga — dia tahu bahwa dia adalah pusat perhatian hari ini.
Namun, semuanya berubah saat pintu hotel terbuka lagi. Seorang wanita mengenakan gaun biru tua yang megah, dihiasi dengan ribuan permata yang mengkilap di bawah cahaya lampu, memasuki ruangan. Rambutnya terurai panjang hingga pinggang, dan parasnya yang indah membuat seluruh pandangan tamu beralih kepadanya. Itu adalah Natasya. Dia berdiri di pintu, tersenyum dengan lemah, dan matanya langsung mencari Ryujin — yang baru saja tiba dan berdiri di sudut ruangan.
Reina melihatnya dengan mata yang penuh kebencian. "Apa yang dia lakukan di sini?" bisiknya dengan marah, tapi tetap tersenyum agar tamu tidak curiga. Hendric juga melihat Natasya, dan jantungnya berdebar kencang — dia tidak menyangka bahwa Natasya akan datang ke pernikahannya.
Natasya mendekati altar dengan langkah yang tenang dan percaya diri. Dia berhenti di depan Hendric dan Reina, tersenyum dengan lemah. "Selamat atas pernikahan kalian!" katanya dengan suara yang jernih dan jelas, sehingga seluruh tamu bisa mendengarnya. "Kalian tampak sangat serasi!"
Reina menyombongkan diri, mengangkat dagunya dengan bangga. "Terima kasih," jawabnya dengan suara yang menyakitkan. "Setidaknya aku sudah resmi menjadi istrinya! Tidak seperti orang lain yang hanya bisa menginginkannya dari jauh."
Natasya mendekati Reina, membisikkan kata-kata yang hanya mereka berdua yang bisa mendengar. "Apakah kamu yakin bahwa Hendric mencintaimu, atau ada alasan lain? Apakah dia menikahi mu karena cinta, atau karena rahasia yang kamu miliki?"
Reina terkejut, mata membelalak. "Jangan omong kosong!" bisiknya dengan marah. "Aku adalah istri yang sahnya, dan itu yang paling penting!"
Natasya tersenyum, tidak terganggu. "Kita lihat saja, Reina. Sebentar lagi, kamu akan tahu apa yang sebenarnya terjadi." dia kemudian berbalik dan pergi dari altar, menuju pintu keluar. Ryujin melihatnya pergi, dan tanpa berpikir panjang, dia mengikutinya. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya Natasya rencanakan — dia tahu bahwa hari ini adalah hari yang penting untuknya, hari di mana dia akan membalas dendam pada Hendric dan Reina.
Di lorong belakang hotel, Natasya bertemu dengan Ines, yang sedang menunggu dengan handphone di tangannya. "Ines, apa yang terjadi dengan rekaman itu?" tanya Natasya dengan suara yang tenang.
"Rekaman itu masih di tangan Reina, Natasya," jawab Ines. "Dia menyimpannya di tasnya yang selalu dia bawa. Hanya dengan rekaman itu, kita bisa membuktikan bahwa mereka yang telah membunuhmu lima tahun lalu — bahwa itu bukan bunuh diri, melainkan pembunuhan yang direncanakan."
Ryujin berdiri di balik dinding, mendengar seluruh percakapan mereka. Dia tidak terkejut — dari awal, dia sudah menduga bahwa Anita (Natasya) kembali untuk membalas dendam, dan dia sudah berusaha mencari kebenaran di balik kematiannya. Dia tahu bahwa Hendric dan Reina memiliki rahasia yang besar, dan dia bersedia membantu Natasya membongkarnya.
Tiba-tiba, telepon Ryujin berbunyi. Itu adalah Doni. "Ryujin, aku sudah sampai di hotel. Dimana kamu?" tanya Doni.
Ryujin keluar dari balik dinding, membuat Natasya dan Ines terkejut. "Ryujin???" teriak Natasya dengan kaget, mata penuh kekhawatiran. "Apa dia mendengar percakapan kita? Gawat kalau dia mendengar!" bisik Ines kepada Natasya.
Natasya mendekati Ryujin, bertanya dengan suara yang lemah. "Sudah berapa lama kamu di sana?"
Ryujin tersenyum lemah. "Aku baru tiba di situ," jawabnya, tidak ingin membuatnya cemas. Doni kemudian datang, melihat Ines yang berdiri di samping Natasya. "Siapa wanita yang ada di sebelahnya?" tanya dia.
"Dia, Ines — asisten sekaligus teman dekatku," jawab Natasya.
Ines tersenyum, memanjat tangan. "Halo, namaku Ines!"
"Nama ku Doni — teman sekaligus sepupu Ryujin!" jawab Doni dengan senyum.
Mereka kemudian kembali ke ruangan acara pernikahan, di mana upacara pernikahan telah selesai. Hendric dan Reina telah menandatangani surat pernikahan, dan tamu mulai bersorak dan membunyikan botol sabun. Reina tersenyum lebar, merasa bahwa dia telah memenangkan perang — dia adalah istri Hendric yang sah, dan tidak ada yang bisa menggantikannya.
Namun, Natasya hanya tersenyum. Dia mengingat hari pernikahannya dengan Hendric lima tahun yang lalu — hari di mana dia juga mengenakan gaun pengantin putih, berdiri di altar, dan menerima buket bunga dari Hendric. Dia ingat bagaimana dia merasa sangat bahagia pada hari itu, berharap bisa hidup bahagia bersama Hendric selamanya. Tapi semua itu hancur ketika Reina muncul dan mencuri segalanya dari dia — pernikahannya, perusahaannya, bahkan kehidupannya. "Berbahagialah Reina sebentar lagi kamu akan merasakan hal yang lebih menyakitkan dari yang aku rasakan," bisiknya dengan suara yang lemah, mata penuh dendam.
Setelah acara makan malam selesai, tamu mulai pulang satu per satu. Hendric dan Reina bersiap untuk malam pertama mereka sebagai suami istri — mereka akan tinggal di kamar suite hotel yang megah, yang telah dihiasi dengan bunga mawar dan lilin. Reina merasa sangat senang — dia tahu bahwa malam ini akan menjadi malam yang tak terlupakan.
Namun, semuanya berubah saat telepon Hendric berbunyi. Itu adalah manajer perusahaan BNF. "Pak Hendric, maaf mengganggu — perusahaan kita mengalami masalah besar! Kita mengalami kerugian hingga mencapai milyaran rupiah karena saham kita tiba-tiba turun drastis! Semua klien kita membatalkan kontrak, dan bank ingin mengambil kembali pinjaman kita!"
Hendric terkejut, wajahnya memerah karena kemarahan. "Apa yang kamu katakan? Bagaimana bisa?"
"Kita tidak tahu, Pak. Tapi ini sangat serius — perusahaan bisa bangkrut jika tidak ada solusi segera!"
Hendric menghela nafas dengan berat. Dia melihat Reina yang sedang menunggu dengan harapan, dan merasa sangat bersalah. "Ada masalah di perusahaan, aku harus pergi sekarang!!" katanya.
Reina terkejut, mata penuh air mata. "A-apa? Ini malam pertama kita setelah menikah! Apakah harus pergi sekarang ini, di malam pertama kita?"
"Ini sangat penting, aku harus pergi sekarang!!" jawab Hendric, segera mengambil jasnya dan pergi meninggalkan kamar.
Reina terjatuh di kasur, menangis histeris. "Hyaaaaaa!!!!!!" suaranya terdengar menyakitkan, seakan dia tidak bisa menerima bahwa Hendric pergi meninggalkan dirinya begitu saja di malam pertama.
Masih eps 1😭😭