Diceritakan kisah seorang gadis bernama Ellieora Sparkle, gadis muda berumur dua puluh satu tahun yang memiliki sifat bebas dan menghabiskan sebagian hidup nya untuk berpesta setiap malamnya, karena ia merasa kalau dia adalah putri satu-satunya dari pemilik perusahaan ternama.
Namun kebebasan nya sangat di tentang keras oleh ayah nya yang memiliki karakter tegas.
Ibu Ellie adalah seorang yang lembut dan penuh kasih sayang, ia selalu mendukung keputusan yang putri nya buat.
Hingga suatu hari, ayah nya yang sudah lelah dengan kelakuan putri semata wayang nya, yang selalu saja berpesta dan membuat ulah yang tidak masuk kedalam akal nya, ia menikahkan Ellie dengan seorang pria tampan dan kaya raya bernama Tuan Felix Donovan seorang CEO muda yang di rumorkan memiliki kehidupan bebas seperti Ellie.
Tanpa perlawanan Ellie pun setuju untuk menikahi Tuan Donovan, karena ia fikir hobby party nya tidak akan terganggu selama ia menikah dengan pria yang memiliki kehidupan bebas seperti nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggrek Timur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20 CIUMAN YANG BERTUBI-TUBI
"Kamu kenapa sayang kok tiba-tiba berubah marah?" ucap Felix yang masih saja penasaran dengan ku.
"Aku tidak apa-apa.." sahut ku dengan ketus
"Oh..aku tahu rupanya kamu cemburu ya hehehe" ungkap Felix dengan percaya diri
"Ih..apaan sih!!" sahut ku sembari menepis tangan nya, karena Felix mencubit pipiku.
"Ayok tidur bersamaku" ucap Felix sembari menggendong ku, dan membawaku ke kamar nya.
"Apaan sih, lepaskan...!!" teriak ku yang merasa malu, karena pada saat keluar terlihat pelayan masih berada di ruang tamu membereskan gelas bekas tamu yang datang tadi.
Walau aku memberontak sekuat tenaga, namun aku masih saja tidak bisa melepaskan diri dari Felix.
Hingga kami sampai di kamar lantai atas, lalu Felix membaringkan ku diatas tempat tidur, dan dia mulai menciumiku.
Seolah aku terbawa suasana, aku pun menerima ciuman Felix tanpa menolak nya.
Saat Felix menghentikan ciuman nya, aku masih menenangkan nafasku yang terengah-engah.
Dan Felix tersenyum ke arah ku, lalu berkata
"Tidur lah..." ucap Felix sembari tersenyum nakal ke arah ku.
Lalu ia mengecup keningku dan mengucapkan selamat malam.
Dengan segera aku menarik selimut hingga menutupi kepala dan wajah ku karena merasa malu terhadap nya
Selama ini aku mencoba ketus dan seolah menghindar terhadap nya, namun aku mau saja ketika ia menciumi ku.
Seolah tidak terjadi apa-apa Felix berbaring dengan tenang di samping ku, sembari memeluk ku.
Hingga pagi menjelang, aku yang terbangun masih dalam pelukan nya.
"Hmmm..mau kemana? Tidur lah sebentar lagi" ucap Felix saat aku berusaha melepaskan diri dari pelukan nya
"Aku ada kuliah lagi" sahut ku sembari meronta-ronta
"Baiklah..aku antar ya ke kampus" ucap nya lagi
"Tidak perlu, aku bisa sendiri dan terbiasa sendiri kemanapun" sahut ku lagi
Lalu Felix membuka mata nya dan tangan nya meraih wajah ku agar aku saling berhadapan dengan wajah nya.
Tak lama setelah kami saling berhadapan, Felix menciumi ku dengan ganas nya, hingga ku gigit bibir nya.
"Aw..." teriak Felix saat aku gigit bibir nya
lalu dengan segera aku berlari menuju toilet.
Jantung ku berdegup sangat kencang, seperti orang yang baru saja melihat hantu.
Aneh nya lagi, kenapa sekarang aku selalu menikmati setiap ciuman dari Felix.
"Apakah aku sudah jatuh cinta pada Felix?" gumamku dalam hati
Dengan segera aku membersihkan tubuhku, lalu berpakaian dan berdandan yang rapih, karena pagi ini aku mulai masuk kuliah.
"Sayang aku antar ya, kalau kamu tidak mau ku antar, tidak usah pergi kuliah..dirumah saja dengan ku!" teriak Felix sesaat setelah kami selesai sarapan
"Tidak perlu, aku bisa berangkat sendiri" sahut ku dengan santai
"Baik, kalau begitu aku akan menelepon rektor bahwa kamu akan absen hari ini karena masih sakit!" ucap nya dengan nada mengintimidasi
"Hahahaha...memang nya kamu teman nya rektor, asal telepon saja" ungkap ku menertawakan kelakuan nya yang seperti anak kecil, kebetulan asisten Felix yang berada di ruang makan dengan kami pun ikut tertawa.
"Nyonya apakah anda tidak tahu? Bahwa tuan menyumbang kan tiga gedung di kampus anda, atas nama anda?" ungkap sang asisten
Sontak pernyataan asisten nya itu membuat ku kaget.
"Bagaimana bisa? Atas nama ku?" sahut ku menanggapi perkataan asisten
"Benar nyonya, Saat anda sakit selama satu Minggu Tuan menyumbangkan tiga gedung agar nyonya bisa tetap kuliah walau anda lama sakit" terang asisten menjelaskan lagi
"Kamu ini bodoh atau kebanyakan uang sih!! Kan walau tidak masuk kuliah aku bisa mengambil cuti nanti nya, atau tinggal memberikan surat keterangan dokter saja bahwa aku sedang sakit!!" terang ku sembari menekan nada pembicaraan ku
"Bukan karena itu nyonya, memang benar tuan kebanyakan uang, tapi tuan tidak bodoh, tuan hanya terlalu mencintai anda hingga tuan tidak mau anda kenapa-napa di kampus" ungkap asisten sembari tersenyum serta menutup bibir nya yang menertawakan Felix.
"Ekheeem.." terdengar Felix batuk-batuk, ia memberi kode pada asisten nya untuk menghentikan pembicaraan nya dengan ku.
"Jadi bagaimana? Masih mau aku antar atau tetap akan pergi sendirian ke kampus?" tanya Felix menegaskan
"Yasudah lah...aku bisa apa!" sahut ku dengan cuek sembari berjalan meninggalkan nya.
Aku kembali ke kamar atas untuk mengambil tas dan binder, setelah itu kembali turun ke lantai bawah.
Felix dan asisten nya sudah berada di dalam mobil menungguku.
"Bruk.." suara pintu mobil saat aku tutup
Dan sopir pun mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan rendah.
"Kalau ada apa-apa kamu bisa langsung memberitahuku, jangan seperti kemarin kamu sakit tapi tidak memberitahuku!" ungkap Felix saat kami mulai melaju.
"Iya..." sahut ku singkat
"Aku tidak mau memberitahu mu karena tidak mau mengganggu pekerjaan mu" tambah ku menerangkan nya
"Kamu ini tidak bisa membedakan mana yang urgent dan tidak!!" sahut nya sembari mencubit hidung ku, terlihat asisten menyapa kaca spion dan tersenyum memandangi kelakuan kami di dalam mobil.
Entah kenapa aku merasa nyaman, saat Felix berkata jika terjadi sesuatu aku bisa mengandalkan nya.
"Iya..iya.." sahut ku dengan santai sembari mengusap hidungku yang di cubit nya.
"Selesai kuliah, kamu harus cepat mengabariku, aku akan menjemput mu lagi, aku tidak mau kalau terjadi apa-apa" ungkap nya lagi
"Siap bos..." sahut ku, sontak perkataan ku membuat Felix gemas, ia menarik tubuh ku yang berada di samping nya ke dalam dekapan nya seraya berkata
"Istri kecil ku ini pembangkang ternyata ya..akan aku hukum nanti di rumah!!" ucap Felix berbisik ke telingaku.
Sontak perkataan Felix membuat ku memberontak walau sedang dalam pelukan Felix. Yang aku bayangkan adalah Felix menghukum ku dengan cumbu an. Hingga membuat ku bergidik seketika.
Sesampai nya di depan kampus, aku mengambil tas dan binder ku, terlihat asisten turun dengan cepat untuk membukakan pintu mobil, saat aku akan turun Felix menarik tangan ku, lalu ia mencium ku.
"Aku akan menjemput mu setelah selesai" ucap Felix setelah selesai mencium.
Aku berlari meninggalkan mobil Felix dengan muka memerah.
"Kurang ajar..!! Dia selalu mencium ku dengan sembarang!! Kenapa dia selalu mencium ku tanpa izin!!" gumamku dalam hati
Tiba-tiba saja Jessica yang berada di belakang ku, menarik lengan ku
"Ellie ...kamu diantar siapa?" tanya Jessica setelah aku menghentikan langkah ku
"Aku diantar sopir ku!" terang ku dengan gugup sembari menyembunyikan wajah ku yang memerah.
"Wajah mu kenapa merah?" tanya Jessica lagi
"Maklum lah, aku kan baru sembuh dari sakit" terang ku lagi menjelaskan sambil berbohong
"Oia..aku lupa, tapi Ell..aku tadi lihat itu bukan mobil dari keluarga mu" ungkap Jessica keheranan
"Iya itu mobil kantor nya Papa.." terang ku lagi berbohong
Tak lama akhir nya kami pun sampai di dalam kelas. Dan aku bisa menarik nafas dengan lega, karena bisa terhindar dari pertanyaan Jessica yang merasa curiga dengan keberadaan mobil yang mengantar ku.
Saat di dalam kelas, aku kembali memikirkan kejadian semalam. Mulai dari Felix menggendongku masuk ke dalam kamar nya, lalu ia mencium bibir ku hingga ku gigit, dan kejadian yang baru saja terjadi, saat aku kembali di cium nya di dalam mobil.
"Apakah benar seperti yang asisten nya katakan, bahwa Felix mencintai ku?" tanyaku dalam hati, dan tiba-tiba saja lamunan ku dibuyar kan oleh kedatangan Rilley dan Jhon yang menghampiri ku.