NovelToon NovelToon
Menjebak Jodoh

Menjebak Jodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Pernikahan Kilat / Romansa
Popularitas:72.7k
Nilai: 5
Nama Author: Yutantia 10

Jodoh dicari ✖️

Jodoh dijebak ✔️

Demi membatalkan perjodohan yang diatur Ayahnya, Ivy menjebak laki-laki di sebuah club malam untuk tidur dengannya. Apapun caranya, meski bagi orang lain di luar nalar, tetap ia lakukan karena tak ingin seperti kakaknya, yang menjadi korban perjodohan dan sekarang mengalami KDRT.

Saat acara penentuan tanggal pernikahan, dia letakkan testpack garis dua di atas meja yang langsung membuat semua orang syok. ivy berhasil membatalkan pernikahan tersebut sekaligus membuat Ayahnya malu. Namun rencana yang ia fikir berhasil tersebut, ternyata tak seratus persen berhasil, ia dipaksa menikah dengan ayah janin dalam kandungan yang ternyata anak konglomerat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

Ivy kembali ke kamar tamu untuk bersiap-siap, namun matanya langsung melotot saat melihat baju yang akan ia pakai. Gamis! What, memakai gamis? Apa gak salah ini? Sambil berdecak, memperhatikan dengan seksama gamis abu-abu berbahan katun tersebut. Salah dia juga sih, tadi main terima saja, gak dicek dulu. Tapi kalau pun dicek, apa yang sampai bibirnya mengucap penolakan? Astaga, sepertinya hari ini akan jadi sejarah dalam hidupnya, bukan karena harus tes DNA, tapi karena ini pertama kalinya ia memakai gamis.

Setelah mengganti piyamanya dengan gamis, ia berputar-putar di depan cermin. Dilihat dari kanan, kiri, depan, bahkan belakang, sungguh tidak cocok. Vibesnya kenapa jadi kayak emak-emak mau ke pengajian gini. Sumpah, pengen nangis rasanya. Mana gak ada sisir, gak ada make up pula. Ya Allah, semoga hari ini pas jalan dengan keluarga Yasa ke rumah sakit, ia tak dianggap sebagai pembantu mereka.

Tok tok tok

"Vy, udah siap belum?" panggil Yasa dari balik pintu kamar tamu.

"Bentar lagi, Yas," sahut Ivy.

"Ya udah, gua tunggu di ruang tamu."

Ivy tertunduk lesu. Sebenarnya bukan belum siap, tapi tak akan pernah siap keluar dengan penampilan seperti ini. Pengen ngakak campur nangis rasanya, punya anak perempuan kayak gini aja, Papanya dengan PD nya minta mahar 1 milyar. Mimpi. Mana minusnya banyak lagi, selain gak bisa masak, juga bukan wanita sholehah, sholat aja seingatnya, malah lebih sering lupanya daripada ingat.

Dengan langkah yang dipaksakan, Ivy keluar dari kamar. Sambil terus menunduk, berjalan menuju ruang tamu.

Yasa, cowok itu sampai bengong melihat penampilan Ivy. Dan sialnya, malah gak bisa nahan tawa.

Ivy berdecak kesal. "Kayak emak-emak ya?"

"Enggak kok, cantik."

"Alah bohong, orang kamu ketawa," memutar kedua bola matanya malas. Ia berjalan menuju sofa single, lalu duduk disana dengan gerakan sedikit kasar. Kedua lengannya dilipat di dada, bibirnya cemberut.

"Bentar ya, nunggu Mama dulu, masih siap-siap."

Ivy nyengir, semoga saja nanti, Mamanya Yasa gak jauh lebih cantik daripada dia. Fix, kalau seperti itu, beneran ia akan dianggap pembantu saat jalan dengan mereka. Ia melirik Yasa yang masih terus tertawa, seketika, berasa diri mirip badut.

"Jangan cemberut gitu," ujar Yasa.

"Kenapa, makin jelek ya?"

"Tuh tahu."

"Sialan!" gumam Ivy, kedua alisnya menyatu, geram.

Beberapa saat kemudian, Mama Sani dan Papa Yusuf datang. Dan tatapan Mama Sani, langsung tertuju pada Ivy. Emang agak aneh sih ngeliatnya, sedikit kedodoran, tapi bagus juga, vibes anak bandelnya tersamarkan. Langsung terlihat seperti ukhti-ukhti.

"Ikut Tante sebentar," ajak Sani.

"Mah, ini udah siang loh," gerutu Yusuf, melihat jam di tangannya. Sebenarnya sudah kesal dari tadi, gara-gara nungguin bininya dandan gak selesai-selesai. Udah jadi nenek juga, tapi masih pengen terlihat seperti gadis, heran dia.

"Bentar doang." Sani mengajak Ivy ke dalam kamar, lalu mendudukkannya di depan meja rias. "Pakai aja yang kamu mau. Butuh lipstik sama aliskan?"

"Hehehe," Ivy tersenyum absurd. Mungkin karena sesama wanita, jadi faham. Ia melihat beberapa make up di atas meja, tak satu pun ada yang merk nya sama dengan punyanya. Mungkin efek selera yang berbeda karena faktor u. Ia mengambil sunscreen paling pertama, karena itu pelindung untuk kulitnya.

"Kulit kamu bening banget, meski tanpa make up," Mama Sani memperhatikan Ivy dari cermin. "Cuma kayak ada yang kurang aja karena alisnya botak dan bibirnya pucat."

"Saya memakai produk saya sendiri, Tante," Ivy sekalian promo. Tapi mau promo pun, muka Mama Sani udah kinclong, mana mungkin tertarik. Awalnya saja, ia mengira itu Kakaknya Yasa, karena terlihat masih sangat muda. Tapi apa sih yang gak bisa dilakukan kalau ada uang. Mau cantik plus awet muda mah gampang kalau ada modal.

"Loh, kamu punya usaha skincare?"

"Baru merintis sih, Tante. Join sama teman yang kebetulan seorang dokter kulit," sahut Ivy sambil memakai pensil alis. "Sebagai percobaan, muka saya sendiri," ia terkekeh pelan.

"Wah, bagus itu. Masih muda jiwa enterpreneur nya udah tumbuh."

Ivy menatap Sani dari cermin sambil tersenyum. "Saya kurang cocok kerja di perusahaan Papa, jadi ya alternatifnya, bikin usaha sendiri. Tapi belum ada toko fisiknya, baru jualan online aja."

"Gak papa, udah bagus. Mengawali sesuatu itu memang gak mudah, yang penting jangan putus asa. Eh, kamu mau pakai hijab sekalian gak?"

Gerakan tangan Ivy yang sedang membentuk alis, seketika terhenti mendengar kata hijab.

Sani membuka almari, memilah-milah koleksi hijabnya, sampai akhirnya mengambil sebuah hijab segi empat yang cocok dipadu padankan dengan gamis yang dipakai Ivy. "Kayaknya ini cocok deh dipakai kamu," menunjukkan pada Ivy.

Mampus! Teronggokan Ivy tercekat, tak kuasa untuk bilang tidak. Ia bahkan sudah lupa, kapan terakhir kalinya pakai hijab, mungkin kalau tidak salah, terakhir kali saat kematian ibunya. Lebaran pun, ia tak pernah memakai hijab.

"Pakai ini ya?" tanya Sani sekali lagi.

"I, iya Tante." Ivy merutuki diri sendiri yang tak bisa menolak. Hati dan mulut aduhai tidak sinkron. Ia menelan ludah susah payah saat hijab tersebut disodorkan padanya. Ia buka lipatannya, lalu otaknya mikir keras, bagaimana cara memakai hijab segi empat tersebut.

"Kenapa, gak suka model segi empat? Tante gak punya pasmina yang cocok dengan gamis kamu.

"Bu, bukan itu, Tante."

"Lalu?" Sani mengernyit bingung.

"Sa, saya gak tahu cara makainya."

"Hah!" Sani langsung melongo. "Kamu nonis?"

"Islam sih, tapi islam KTP."

Sani langsung tepok jidat. Kalau beneran nantinya Yasa menikah dengan Ivy, tugas putranya itu pasti berat. Ia lalu membantu sekaligus mengajari cara memakaikan hijab pada Ivy.

Di ruang tamu, Yusuf sudah ngomel-ngomel gak karuan. Ia memang paling benci yang namanya menunggu. "Panggil Mama kamu, suruh buruan!" titahnya pada Yasa.

"Kenapa gak Papa aja?"

"Kamu di suruh malah balik nyuruh. Buruan!"

Yasa tersenyum simpul, "Bilang aja, kalau Papa gak berani manggil Mama, apalagi nyuruh cepet-cepet."

"Kata siapa gak berani, Papa cuma males aja. Buruan!" mendelik kesal ke arah Yasa.

"Iya, iya!" Yasa baru berdiri, namun Mamanya dan Ivy, muncul lebih dulu dari dalam. Seketika, tatapannya tertuju pada Ivy. Gadis itu terlihat sangat berbeda, tak seperti Ivy yang tadi atau malam itu bersama dia.

"Cantik juga, pantesan kamu langsung mau diajak tidur," bisik Papa Yusuf di telinga Yasa.

"Apaan sih, Pah!" Yasa menyikut pelan Papanya. "Aku itu gak sadar."

"Dari gak sadar, eh kok enak, lanjut lah, gass!"

Yasa cuma bisa geleng-geleng.

"Ayo berangkat!" Sani menggandeng Ivy, keluar lebih dulu. Ia mengajak Ivy duduk di bangku belakang, sementara Yasa dan Yusuf di depan.

1
jumirah slavina
ngapain minta maaf mulu sih...
lu hamidun d'luar nikah emank salah.,
minta maaf sm Allah bukan sm dia...
orang kamu gak tau apa² tentang dia..
itu nama'y jodoh elu ntu s' Ilyas...

prihatin boleh atas rasa yg d'miliki Alis kandas tapi itu salah dia juga udah d'tolak Ilyas berulang kali., itu nama'y gak jodoh...
jumirah slavina
sebenar'y Yasa gak salah lo
jumirah slavina
jederrrrrrr...
bumi gonjang ganjing.....
Kar Genjreng
judaaaarrr bagai di sambar guludug ga si Elice 💔langsung potek hati nya Alice langsung kicep tidak berani membuka
mulutnya lagi,,,, runtuh seketika dunia Alice,,, langsung lemes dengkul nya ya El
kurang Gresek bagaimana lagi coba
padahal sudah berjuang sekuat tenaga
ternyata. Bang Yasa mau menikah maaf
El Bang Yasa sudah. bercocok benihya
,😭😭😭😭 kasian sekali niat antar
rendang malah rendang hati,,,
Esther Lestari
Kasihan Alice...tapi kan selama 5 tahun ini, bagaimanapun Alice ngejar Yasa, menyatakan cinta, kenyataannya Yasa gak pernah menanggapi.
Jadi Alice terlalu pede dan berharap.
Kasihan Ivy, pasti merasa bersalah sudah merebut Yasa.
MACA
sesakit lis😭😭😭😭
Rina Damayanti
kasian si alice tp lebih kasian ivy, hidup tanpa cinta seorang ayah tertekan abis ini ivy merasa bersalah takut makin gak mau di nikahin yasa karna ngerasa gak enak
Esther Lestari
Itu calon istri ayangmu Alice.
Duh gak kebayang gimana reaksi Alice
Yuyun Yunita
hancur banget itu hati nya alice😔
semoga alice gk terpuruk😔
dan semoga ada pengganti yasa.. semangat ya alice💪dunia gk akan kiamat walaupun jodohmu bukan yasa
MACA
jeder jeder⚡⚡⚡⚡⚡
Septi
huahhh sakit hati pastinya Alice
Septi
Nuh dan Yasa kompak ngebully 🤣
Eva Karmita
💔💔💔💔 Yasa kenapa langsung to the poin kasihan Alice langsung patah hati luka tapi tidak berdarah 💔🥺😭
Rahmawati
hah kepotek potek dah hati alice
Siti Dede
Serasa disambar petir tante Alice Tembok
Oma Gavin
wkwkwk Alice kalah gercep sama Ivy jadinya yg dapet yasa yg berani jebak hingga hamil, maaf ya alice ternyata jodohnya ivy
lyani
nggak usah mencak2 Al.....kalian memang blm jodoh
Ayesha Almira
sejauh apapun kt syng,kagumi..klo blm jodah mo d kt pa,smga alice lapang dada...
lyani
lupa nya ketinggalan Thor....Ampe kaget bacanya
Hani Ekawati
Jederr....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!