Awas! 21+🙈
Yutasha Geraldine, biasa di panggil Yuta. Perempuan yang suka berhalusinasi, sehingga ia menjadi penulis novel online di sebuah platform yang ada di negri ini.
Perempuan yang punya keinginan novelnya di terbitkan itu, di buat pusing tatkala orang tuanya memberitahukan perihal perjodohannya dengan anak teman papanya.
Yuta mengatakan pada orang tuanya, bahwa dirinya sudah tidak virgin lagi. Membuat orang tua Yuta marah dan kecewa. Mereka ingin Yuta membawa laki-laki itu untuk meminta pertanggungjawaban karena telah menodai putrinya.
Yuta mencari orang yang tepat untuk di jadikan suami bayaran. Hingga ia menemukan lelaki berkaca mata tebal yang merupakan kakak seniornya di kampus. Yuta terus membujuk lelaki itu agar mau menerima tawaran darinya.
Penasaran kan? Cus ah kepoin cerita mereka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Bojo
Belum juga reda rasa kesalnya pada Erlangga, ia sudah menerima pesan singkat di ponselnya. Lalu Yutasha menggeser layar di ponselnya, membaca pesan dari orang yang membuatnya kesal barusan. Ya, siapa lagi jika bukan Erlangga.
Erlangga\ jangan lupa, bilang sama Om dan Tante. Tiga hari lagi keluargaku akan datang melamarmu. Good night, calon bojo.
Yutasha menggeleng pelan kepalanya setelah membaca pesan dari Erlangga. Tidak sedikit pun ada niat untuk membalas pesan itu. Toh, besok juga akan bertemu di kampus. Pikirnya.
Yutasha melangkah masuk kedalam rumahnya, menaiki undakan tangga menuju lantai dua dimana kamarnya berada. Sebelum Yutasha masuk ke dalam kamar, ia melihat pintu kamar adiknya yang terbuka sedikit. Lalu melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar adiknya yang berada di samping kamarnya.
"Belum tidur, Dek?" tanya Yutasha yang melihat adiknya masih berkutat dengan buku di meja belajar yang terdapat di kamar itu.
"Belum, Mbak. Masih belajar, besok mau ada ujian mingguan," jawab Arkha menoleh sekilas pada Yutasha. Lalu melanjutkan fokusnya pada buku di hadapannya.
"Dek," panggil Yutasha. Kini dirinya merebahkan tubuhnya di ranjang empuk milik Arkha.
"Hmm,"
"Mbak mau menikah. Bagaimana menurutmu?" Yutasha menatap plafon di kamar Arkha yang banyak di tempeli bintang-bintang buatan Arkha.
"Ya ... terserah Mbak saja. Emang Mbak mau putus kuliah? Mbak kan masih muda. Kenapa tidak mengejar cita-cita Mbak yang ingin menjadi penulis terkenal itu? Lalu menerbitkan novel-novel Mbak, yang telah Mbak tulis selama ini?" Arkha menutup bukunya, kemudian berjalan menuju ranjang yang tengah di tiduri oleh Yutasha. Lalu ia duduk di sebelah kakaknya.
"Kamu tahu, Dek? Papa sama Mama sebenarnya menjodohkan Mbak dengan anak teman Papa yang berada di Surabaya. Namun Mbak menolak, karena tidak mau hidup Mbak di kekang nantinya dan tidak di perbolehkan mengejar impian, Mbak. Mungkin lebih parahnya lagi, Mbak tidak di ijinkan untuk melanjutkan kuliah," Yutasha menjeda ceritanya, lalu menatap sang adik yang juga tengah menatap dirinya.
Jarang sekali ia bisa bercerita seperti ini dengan adik laki-laki nya tersebut. Karena kesibukan mereka yang tidak pernah mempunyai waktu yang tepat untuk memiliki waktu berdua.
"Apa kamu pernah jatuh cinta, Dek?" tanya Yutasha tiba-tiba.
"Pernah lah, Mbak! Emang Mbak tidak kenal siapa adikmu ini? Lelaki tampan yang selalu menjadi idola sekolah di manapun kita berpindah tempat," ucap Arkha tegas, terkesan menyombongkan diri. Namun itulah kenyataannya.
Arkha Al-Fatih Gabino, remaja tampan, berperawakan kurus dan tinggi serta kulit putih, hidung mancung, alis tebal, bibir tipis, mata yang sedikit sipit. Membuat remaja berusia tujuh belas tahun itu selalu menjadi pusat perhatian, di manapun dirinya berpijak. Namun, ia bukan lah seorang playboy yang memanfaatkan ketampanannya. Meskipun pernah jatuh cinta, namun tak sekalipun ia pernah menjalin kasih.
Dia adalah adik satu-satunya yang Yutasha miliki. Meski usia mereka terpaut cukup jauh, namun tidak membuat keduanya saling menjauh. Bahkan mereka selalu bertukar cerita ataupun pikiran.
Arkha adalah seorang remaja yang pintar. Bahkan nilainya selalu menjadi peringkat pertama, di manapun mereka pindah. Karena pekerjaan papanya yang merupakan seorang karyawan perusahaan, dan menduduki jabatan yang lumayan. Mereka harus siap, jika sewaktu-waktu papanya di pindah tugaskan.
Karena hal itu pula, membuat Arkha membulatkan tekadnya. Belajar semaksimal mungkin, menjadi pria yang sukses dan mempunyai perusahaan sendiri itulah obsesinya.
"Emang Mbak belum pernah jatuh cinta?" tanya Arkha pada sang kakak. Yutasha pun menggeleng.
"Jadi, semua adegan romantis yang Mbak tulis di novel itu...,?" Arkha tercengang mendapati kenyataan bahwa kakaknya belum pernah merasakan jatuh cinta.
"Mbak tau dari membaca novel lain," jawab Yutasha seraya menyengir.
"Ya Allah...! Kamu itu MasyaAllah banget sih, Mbak...! Pantas saja, di setiap ada adegan romantis, rasanya sedikit hambar. Lha wong penulisnya saja belum pernah merasakan desiran aneh yang menyeruak di hati," Arkha menggeleng kepala, bagaimana bisa kakaknya menulis sebuah adegan romantis yang bahkan belum pernah dia rasakan.
Jangan lupa, like di setiap part😉