My Perfect Husband
“Dasar anak nakal, papa bilang kamu pulang sekarang juga..!! Kalau tidak, papa akan blokir semua kartu kreditmu!!” teriak papa saat menelpon ku
“Apa sih paaah...? Gak bisa lihat anak nya senang, sedikit-sedikit menyuruh ku pulang” sahutku dengan nada merajuk
“Papa bilang pulang sekarang juga..!!” teriak papa lagi seperti Auman harimau yang akan menerkam mangsa nya
“iya..iya aku pulang” sahut ku dengan nada kesal
Lalu tak lama setelah aku menutup telepon dari papa, aku berpamitan pada teman-teman ku yang masih berpesta
“Guys ..I have to go home now!! Papa sudah menelponku barusan” ucap ku pada teman-teman yang lain.
“Yah...gak asik lu!! Like a child who is restrained hahaha” sahut salah satu teman ku dengan nada mengejek, mengatai ku seperti anak kecil yang di kekang oleh orang tua, atas perkataan nya aku tidak marah, karena aku merasa memang itu kenyataan nya.
Setelah menempuh perjalanan dari club menuju rumah selama dua puluh menit, akhir nya aku sampai di rumah. Perlahan aku membuka pintu dan menutup nya kembali.
“Glek...” terdengar suara pintu saat aku tutup, ternyata papa sedang menungguku berdiri dengan tongkat kayu di tangan nya, rupa nya papa bersiap akan memukul ku, sontak setelah melihat tongkat di acungkan kearah ku, aku berlari mengitari rumah sembari berteriak “Tolong...tolong..maaaa..tolong” teriak ku mencari-cari mama yang tak kunjung aku lihat.
“Ada apa sih ribut malam-malam? Malu sama tetangga kalau terdengar” sahut mama menanggapi teriakan ku
“Papa tuh mah, mau pukul aku pakai tongkat” terangku menjelaskan keadaan yang sedang terjadi pada mama
“Sudah lah pah..sudah malam, malu sama tetangga kalau terdengar” ungkap mama menasehati papa
“Biarkan saja ma..!! Biar semua orang tahu kelakuan nya seperti apa!! Papa malu ma..malu!!” teriak papa menjelaskan bahwa ia malu memiliki anak sepertiku.
Dengan polos nya aku menyahuti perkataan papa
“Malu kenapa pa? Kan aku tidak menjual diriku di pasaran?” ucapku yang membuat emosi papa semakin menjadi jadi
“Tuh lihat..anak kesayangan mu, melewati batas kesabaran ku ma..!! Hasil didikan mu!!” hardik papa ke arah mama
“Lah..kok jadi nyalahin ke mama sih!!?? Kan yang pergi aku bukan mama!!” sahut ku menanggapi perkataan papa yang menyalahkan mama.
“Dasar anak gak tau di untung kamu ya!! Harus papa nikahin kamu, biar papa tenang tidak selalu memikirkan mu tiap malam!!” teriak papa lagi sembari melempar tongkat ke lantai, membuat bibi yang sedang tertidur terbangun dan menghampiri kami di ruang keluarga.
“Bi..tolong bawa Ellie masuk ke dalam” perintah mama pada bibi, setelah mama melihat bibi mengambil tongkat papa yang tergeletak di lantai.
“Baik Bu..” sahut bibi ,lalu bibi menarik lengan ku untuk mengikutinya masuk ke dalam, dan akupun menuruti nya.
Sambil masuk ke dalam, aku sembari menggerutu
“Awas ya papa...lihat saja besok, aku akan semakin menjadi-jadi” gerutuku sembari berjalan
“Non..Bibi sarankan, Non jangan terlalu sering keluar malam, para tetangga sudah bergosip kalau Non memiliki kehidupan yang bebas, mungkin papa malu dengan omongan tetangga” terang bibi menjelaskan bahwa tetangga sudah mulai bergosip tentang ku yang selalu keluar malam.
“Siapa bi?? Yang bergosip tentang ku? Memang nya hidup nya sudah pada benar semua? Sudah pada insyaf semua? Berani-beraninya komentarin hidup orang lain!!” hardik ku pada bibi
“Iya..tapi memang gak baik Non, kalau anak gadis keluar malam mungkin papa takut terjadi apa-apa sama Non..” terang bibi lagi dengan nada agak di tekan. Lalu aku masuk ke dalam kamar ku dan mengunci pintu nya, jaga-jaga takut papa masuk mengejarku sampai ke dalam kamar.
Keesokan pagi, saat terbangun bibi menyuruhku untuk segera turun ke lantai bawah untuk sarapan
“Non..sudah di tunggu ibu sama bapak di meja makan” teriak bibi membangunkan ku di balik pintu kamar ku
“Iyaaaa...” sahut ku membalas teriakan nya bibi di luar.
Tanpa mandi dan menggosok gigi terlebih dahulu, aku langsung turun ke lantai bawah menuju ruang makan.
Sesampai nya di meja makan, terlihat papa yang masih marah kepadaku.
“Pagi Ma...” sapaku saat aku duduk di samping mama
“Pagi sayang..kok belum mandi? Memang nya kamu gak kuliah hari ini?” tanya mama padaku dengan lembut
“Kuliah siang ma..” sahut ku singkat sembari melahap roti yang telah di olesi selai kesukaan ku oleh mama.
“Yasudah..makanlah yang banyak, biar kesayangan mama cepat tumbuh besar” ucap mama memanjakan ku
“Nah..yang begitu tuh, yang membuat anak jadi kurang Ajar!!” papa menyahuti perkataan nya mama dengan nada sinis
“Apa sih papa?? Kok gak boleh banget kalau aku ngemanjain anak satu-satunya, heran...!!” sahut mama membalas papa dengan nada sinis juga.
Pagi ini terjadi perang dingin di meja makan, aku tidak saling bertegur sapa dengan papa. Dan papa malah menyerang mama dengan perkataan yang menurut ku tidak perlu.
Mau anak satu-satunya atau banyak anak, nama nya seorang ibu pasti akan memanjakan anak nya. Apalagi aku anak satu-satunya di keluarga ini.
“Kamu itu ya suka ngemanjain anak!! Jadi anak kamu gagal seperti ini!!” ucap papa lagi ,sontak perkataan papa membuat ku menggebrak meja dan aku langsung berdiri
“Aku itu bukan anak gagal pa..!! Buktinya aku masih kuliah!! Aku masih menuruti keinginan papa!!” sahut ku dengan emosi
“Gagal ya gagal saja..!! Mana pencapaian mu? Apakah nilai mu selama ini bagus? Mana?? Papa ingin lihat dan ingin tahu!!” hardik papa padaku.
“Ihhh..apaan sih!! Memang nya kesuksesan seseorang itu dilihat dari Nilai nya!! Tingkat kesuksesan seseorang itu beda-beda Pah.. gak melulu orang sukses dapat Nilai yang bagus” teriak ku membalas perkataannya papa.
Terlihat papa meletak kan garpu dan pisau nya diatas meja, lalu ia bersiap akan berdiri dari duduk nya.
Dengan refleks aku berlari meninggalkan papa dan mama yang masih di ruang makan menuju kamar ku kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments