Cerita ini berjudul " Hilangnya sebuah kepercayaan Hidup " yang sengaja saya buat sedemikian mungkin sekedar untuk menghibur para pembaca yang setia, semoga tulisan saya ini bisa bekenan dihati para pembaca, sekian dan terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis siti Maemunah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Kabar itu membuat Pak Karta dan Ibu Utami kaget bercampur gembira, setelah diberi tahu oleh Hana, dan juga telah diberi tau kepada seluruh warga kampung Bukit Putri, bahwa sosok Guruh Suseno itu adalah Hero yang dulu dikenal oleh warga Bukit Putri Hero adalah sosok seorang anak lelaki yang hilang ingatan, kini seluruh warga kampung Bukit Putri menjadi tau siapa sosok orang yang telah membantu seluruh warga kampung Bukit Putri itu, yang telah memberikannya dana bantuan untuk membangun rumah-rumah mereka, juga tempat ibadah dan tempat belajar anak-anak juga untuk bangunan sarana kesehatan yang telah disediakannya obat-obatan dan sebuah bangunan tempat pengobatan, bantuan dari Guruh Suseno itu bukan cuma itu saja tetapi termasuk juga dengan bantuan sandang pangan dan termasuk juga dengan bantuan dana yaitu sejumlah uang untuk modal usaha bagi seluruh warga Bukit Putri.
Pada pagi itu Hana dan seluruh warga akan memberi kejutan untuk Guruh, dengan diteleponnya Guruh oleh Hana, agar Guruh sesegera mungkin untuk datang, dengan dikabarinya bahwa Bapaknya Hana sakit, padahal cuma akal-akalannya Hana supaya Guruh sesegera datang kekampung Bukit Putri.
Guruh yang mendengar kabar tentang Pak Karta yang sedang sakit, langsung Guruh pun bergegas untuk pergi kekampung Bukit Putri.
Sesampainya Di Bukit Putri, Guruh setengah berlari menuju kerumahnya Pak Karta namun setelah sampainya disana Guruh langsung masuk kerumahnya Pak Karta, namun disana tidak ada satupun orang yang nampak, Guruh merasa berdebar hatinya takut ada apa-apa dengan Pak Karta.
" Apa Bapak dibawa ketempat pengobatan ?!. Begitu pikiran Guruh menebak.
Ketika Guruh berbalik arah hendak pergi ketempat pengobatan sesampainya diluar rumah, Guruh melihat tulisan disebuah spanduk yang dibentangkan didepan rumah Pak Karta dengan tulisan.
" SELAMAT UNTUK KEMBALINYA HERO KEBUKIT PUTRI "
Begitu tulisan itu dibaca oleh Guruh seluruh warga Bukit Putri keluar dengan serentak berkata.
Selamat datang Tuan Guruh Suseno ditempat kami yaitu Dikampung Bukit Putri, kami semua mengucapkan banyak-banyak berterimakasih atas bantuan yang telah diberikan oleh Tuan Guruh Suseno kepada kami seluruh warga Bukit Putri, sekali lagi terimakasih Tuan Guruh, Begitu ucap seluruh warga kampung Bukit Putri kepada Guruh.
Guruh sangat terharu menerima semua ucapan terimakasih dari seluruh warga Bukit Putri, sambil melentangkan tangan Guruh dipeluk oleh satu persatu seluruh warga Bukit Putri, dengan ucapan terimakasih Tuan Guruh atas bantuannya.
Seusai itu seluruh warga memeriahkan momen itu dengan membuat sebuah pesta, yang digelar dari siang sampai malam, dengan disediakannya pula sebuah jamuan-jamuan makanan oleh seluruh warga Bukit Putri, acara berlanjut sampai malam harinya, mereka membuat sebuah acara bakar ikan, bakar ayam dan bakar daging kambing.
Guruh dan seluruh warga Bukit Putri merasa momen itu ada momen yang paling indah bagi mereka karena pesta yang unik dan membuat mereka senang penuh rasa suka hati, karena telah bertemunya dengan sosok pahlawan bagi warga Bukit Putri.
Keesokan paginya semua warga Bukit putri membereskan seluruh bekas-bekas pestanya, sementara itu Guruh masih terlelap tidur dirumah Pak Karta, yaitu disebuah kamar kusus yang dibuat dulu memang sengaja untuk kamar Guruh kalau-kalau Hero kembali kepada mereka begitu pikir mereka sehinga dibuatkannya kamar tersebut oleh Pak Karta kusus untuk Hero setelah itu Guruh mungkin sangat kecapean sehinga Guruh tidurnya sampai sore hari, dan malam itu Guruh tidak bisa tidur karena sudah tidak ngantuk lagi, malam itu Guruh duduk diluar rumah, sambil memandang bulan sepasi Guruh lamunannya melayang membumbung tingi keangkasa, apa yang dilamunkan oleh Guruh gerangan, yang tiada lain keindahan pesta semalam yang begitu mengesankan, pikir Guruh siapakah yang telah membuat rencana kejutan seindah itu, Tanya Guruh dalam pikirannya.
Guruh yang masih duduk diluar rumah, telah diintip oleh sepasang bola mata yang indah yang tiada lain si pemilik sosok bola mata yang indah itu adalah milik Hana si gadis lugu cantik dan menawan.
" Lagi apa lagi menikmati malam dibulan sepasi ya ?" Tegur Hana.
Guruh menoleh kepada arah yang menegurnya.
" Hana ?" Kata Guruh menyebut nama Hana.
" Iya aku !" Kata Hana sambil berjalan menghampiri Guruh, dan Hana pun lantas duduk disampingnya Guruh, mereka kini menikmati indahnya malam berduaan dihalaman rumah.
Suasana kampung Bukit Putri memang sangat adem, karena tempatnya tertata dan terurus dengan rapih dan bersih, tidak ada pohon yang rindang tidak terurus, semua pohon disana yang tumbuh adalah semuanya pohon buah-buahan, dan semua halaman memiliki tanamannya masing-masing, rumah warga Bukit Putri tidak berjauhan tempatnya, semuanya satu kampung rumahnya berkumpul saling berdekatan, namun tidak terlalu dekat, cuma terhalang oleh beberapa tanaman sayuran milik warga saja.
Keesokan paginya Guruh berpamitan untuk pulang, karena banyak pekerjaan yang harus diurusnya, seluruh warga menyalaminya dan mengantarkan Guruh sampai kesungai, dengan diiringi lambaian tangan warga Bukit Putri Guruh pergi dengan rakit yang ditumpanginya.
Hana turut melambaikan tangannya mengantar Guruh pergi, karena Hana memutuskan untuk tetap tingal di Bukit Putri, tidak akan pergi lagi kekota sebagai penyanyi, karena dilarang oleh Pak Karta dan Ibu Utami mereka tidak ingin ditingal pergi oleh putrinya lagi yang semata wayang itu.
Seperginya Guruh dari Bukit Putri kesehari-hariannya Hana, diisi dengan kesibukan untuk mengajar anak-anak membaca dan menulis juga menyanyi dan menari, sehinga membuat anak-anak menjadi pintar, Hana adalah termasuk gadis periang membuat suasana dikampung Bukit Putri menjadi hangat penuh ceria.
Hana dengan bantuan dana dari Guruh juga digabung dengan uangnya sendiri, kini mendirikan sebuah perusahaan yang dibangun diarea Bukit Putri, dengan menyerap tenaga seluruh warga Bukit Putri diwaktu-waktu luangnya mereka, dengan memproduksi beberapa jenis barang-barang yang nantinya akan dijual kekota, melalui para penyalur barang-barang sesuai dengan pesanan-pesanannya masing-masing, kini Hana memiliki kegiatan disamping mengajar juga sebagai pemimpin produk ditempat usahanya yang semakin hari semakin ramai oleh para pengunjung dan pemesan yang datang dari kota.
Semakin lama semakin terkenal perusahaan Hana dikalangan para konsumen - konsumennya, sehinga nama Hana pun terkenal sebagai pengusaha yang pintar dalam membentuk model-model barang yang akan dijualnya, seperti pembuatan barang dari anyaman untuk pas bunga atau untuk kerangka bohlam lampu kamar, dan pembuatan anyaman untuk piring atau bungkus dobelan gelas, dan untuk jenis kipas, dan talanan meja kursi atau keset kaki dan banyak lagi jenis barang-barang yang dibuat oleh Hana ini.
Begitulah kesehari-hariannya Hana dipenuhi dengan kesibukan-kesibukan pekerjaannya, sampai dia lupa waktu untuk memikirkan dirinya sendiri bahwa dia itu masih lanjang belum memiliki pasangan hidupnya, tidak seperti gadis-gadis seusianya pada umumnya mereka sudah pada menikah dan memiliki anak.
B e r s a m b u n g.