Lily harus bekerja menggantikan sang ibu menjadi pelayan yang bertugas merawat tanaman di kediaman orang kaya dan terpandang yaitu keluarga Thomson. Keluarga Thomson memiliki perusahaan besar dan sudah memiliki anak perusahaan di berbagai kota bahkan di luar negri.
Lily mengira awalnya dia akan bekerja dengan lancar di kediaman Thomson untuk mengakhiri kontrak sang ibu yang tersisa 1 tahun lagi. Namun siapa sangka, takdir membuatnya menjadi rumit saat Lily bertemu dengan putra kedua keluarga Thomson yang bernama Ethan. Keduanya terlibat takdir yang rumit. Ethan yang sudah memiliki tunangan merasa sesuatu yang berbeda pada Lily. Pria dingin itu mencoba mengelak dan mulai menyadarkan dirinya untuk kembali ke jalur yang seharusnya. Namun lagi-lagi sesuatu dalam dirinya menolak dan membuat dirinya menjadi egois.
Lalu bagaimana Lily menghadapi takdir yang rumit tersebut? Apakah dia bisa bertahan selama 1 tahun di kediaman Thomson?
Ikuti kisah mereka..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Maria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjebak Hujan
Mike duduk di kursi taman dan menatap Lily yang terlihat tengah mengobati lukanya dengan tangan yang sedikit gemetar. Gadis itu terlihat gugup tentu saja karena Mike tiba-tiba memintanya untuk mengobati luka pria itu. Lily mencoba fokus dan mulai menutupi luka Mike dengan perban.
Mike menatap Lily dalam diam dan mulai membuka suaranya,
"Kau pelayan baru?" tanyanya.
Lily mengangguk dengan kaku,
"Iya" jawabnya pelan.
Setelah selesai, Lily pun dengan segera membereskan kotak P3K yang ia bawa sebelumnya. Lily kembali berdiri dan menunduk pada Mike yang tengah menatap perban di tangannya,
"Lukanya sudah selesai diobati Tuan. Kalo begitu, saya permisi dulu" ucap Lily yang hendak pergi.
Mike tersenyum kecil dan menatap Lily,
"Kau terlihat seperti tengah menatap seorang monster. Bukankah seharusnya kesempatan seperti ini membuat seorang pelayan sepertimu senang?" tanya Mike datar.
"Apa kau gugup?" tanya pria itu lagi.
Lily terdiam untuk beberapa saat dan kembali menunduk,
"Saya.. hanya tidak terlalu nyaman. Maaf Tuan, saya harus mengantarkan bunga ini. Kalau begitu.. saya permisi dulu" balas Lily cepat.
Saat Lily hendak berbalik tiba-tiba Mike kembali bersuara,
"Siapa namamu?" tanyanya.
Lily terdiam di tempatnya dan menghela nafasnya cukup dalam sebelum menjawab,
"Lily" jawabnya.
"Kalau begitu, saya permisi" ucap Lily lagi yang langsung berlalu pergi.
Mike menatap punggung Lily yang menjauh. Pria itu terdiam untuk beberapa saat dan menatap perban di tangannya,
"Lily" ucapnya pelan.
Mike pun perlahan berdiri dari duduknya dan melangkah pergi dari taman tersebut.
~
Sore ini langit terlihat mendung. Lily melepaskan topinya dan menatap kearah langit sambil mengelap sedikit keringat di keningnya. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan, pikir Lily. Gadis itu pun membereskan alat-alat nya dan hendak bergegas pergi. Lily tengah berada di taman terbuka yang ada di dekat danau. Ia membantu Tuan Herald memberikan pupuk pada beberapa tanaman. Kebetulan Tuan Herald telah kembali ke rumah kaca karena ia harus menyelesaikan beberapa pekerjaan.
"Lily, ayo kita kembali, sepertinya sebentar lagi akan hujan" ajak Susan.
Lily mengangguk,
"Bibi Susan kembalilah lebih dulu, aku harus membereskan barangku" ucap Lily.
Susan pun mengangguk,
"Baiklah, jangan terlalu lama, aku duluan" ucapnya berpamitan.
Lily mengangguk dan mulai melepaskan celemek nya. Ia membenarkan ikat rambutnya dan melepas sepatu boot miliknya. Setelah selesai, Lily pun bergegas untuk pergi. Namun sayang, bersamaan dengan itu hujan pun turun dengan cukup deras. Lily sedikit kewalahan dan mulai berlari kearah pohon besar untuk berteduh.
Hujan nya sangat deras dan membuat Lily tetap basah kuyup. Ia pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke rumah kaca. Setelah tiba di rumah kaca yang teduh, Lily pun berjalan kearah belakang rumah kaca untuk mengambil barangnya. Ia mengambil sapu tangan miliknya dan mengelap wajahnya yang basah. Sudah tidak ada orang lain di rumah kaca ini. Hari sudah hampir gelap dan Lily pun mencoba mencari payung. Untungnya ada payung yang di sediakan di rumah kaca ini.
Lily menatap bajunya yang basah dan mencoba memerasnya sedikit demi sedikit agar tidak terlalu basah. Gadis itu menatap ke sekitar dan tidak ada orang lain yang terlihat. Ia pun perlahan menaikan sedikit rok nya untuk di peras. Setelah selesai Lily pun mengangkat wajahnya dan menatap kearah depan. Namun, alangkah terkejutnya Lily saat mata gadis itu menatap keberadaan seseorang yang tidak jauh dari posisinya. Mata gadis itu seketika terbelalak dan tubuhnya membeku saat melihat seseorang tersebut adalah Ethan.
Ethan menatap Lily dengan tatapan dinginnya. Pria itu terlihat berdiri dengan santai sambil menyandarkan tubuhnya di dekat salah satu tiang di rumah kaca itu. Lily dengan cepat menunduk sambil merapihkan roknya dengan wajah malu. Gadis itu menunduk dalam kearah Ethan dan dengan segera berbalik untuk mengambil barangnya. Lily menggerutu dalam hati karena menyayangkan keberadaan Ethan disana. Mengapa pria itu ada di rumah kaca? Mengapa dirinya harus kembali lagi bertemu dengan pria itu? pikir Lily kecewa.
Ia pun mengambil payung yang tergantung di dinding dan melangkah untuk meninggalkan rumah kaca. Lily kembali bertemu pandang dengan Ethan, gadis itu kembali menunduk untuk berpamitan. Namun saat Lily melangkah, seketika Ethan membuka suaranya dan menghentikan langkah Lily,
"Payung itu rusak" ucap Ethan dingin.
Lily terdiam di tempatnya dan melihat payung yang ia bawa. Terlihat ada sobekan di payung itu, Lily seketika menghela nafasnya dan terdiam. Gadis itu sedikit melirik kearah Ethan yang berada di depannya. Apa pria itu juga terjebak hujan disini? Apa yang ia lakukan disini? Mengapa dirinya harus terjebak bersama pria itu? pikir Lily kecewa.
Ethan menatap penampilan Lily yang basah. Gadis itu terlihat jelas tidak nyaman saat melihat dirinya. Sejujurnya Ethan juga terjebak di rumah kaca ini. Ia juga telah mengambil payung itu terlebih dahulu, namun payung itu telah rusak dan membuat dirinya terjebak disini. Dan, Ethan tidak menyangka bahwa dirinya akan kembali bertemu dengan Lily.
Ethan kembali menatap Lily yang menunduk padanya. Mengapa gadis itu senang sekali menunduk? pikir pria itu. Lily terlihat menatap hujan di luar, ia pun terlihat berpikir dan kembali menunduk pada Ethan,
"Permisi Tuan, kalau begitu.. aku izin pamit dahulu" ucap Lily sopan.
Ethan mengernyitkan keningnya sedikit, apa gadis itu akan menerobos hujan lebat di luar? pikirnya. Seketika Ethan sedikit menyeringai,
"Kau akan menerobos hujan?" tanya pria itu yang terdengar sedikit meremehkan di telinga Lily.
Lily terdiam beberapa saat dan mengangguk,
"Iya" jawabnya tanpa ragu.
Lily pun kembali menunduk pada Ethan dan melangkah menuju pintu rumah kaca. Gadis itu merasa tidak nyaman dan ingin segera keluar dari rumah kaca ini. Ia tidak mau terjebak dan menunggu hujan bersama pria menyebalkan itu. Lebih baik dirinya basah kuyup daripada harus menunggu.
Lily pun berdiri di pintu rumah kaca dan melihat langit yang sudah gelap. Hujan terlihat sangat lebat dan berangin. Lily mencoba membulatkan tekadnya dan bersiap untuk menerobos hujan. Namun, saat gadis itu hendak melangkah, seketika suara petir yang keras membuat Lily terkejut dan melangkah mundur sambil menutup telinganya. Namun..
BRUK!
GREP!
Seketika itu juga, Lily merasakan punggungnya menabrak sesuatu di belakangnya. Lily yang terkejut kehilangan sedikit keseimbangan tubuhnya dan hampir terjatuh. Namun sepasang tangan menahan pinggangnya dengan erat,
DEG!
"Ceroboh" desis seseorang di belakangnya dengan pelan.
Mata Lily terbelalak dan seketika gadis itu membenarkan posisinya dan berbalik. Wajahnya dan wajah Ethan begitu dekat. Lily pun dengan cepat melepaskan dirinya dari Ethan dengan gugup,
"Ma.. maafkan aku" ucap Lily sambil menunduk dalam.
Ethan menatap Lily dengan tatapan yang sulit diartikan. Pria itu perlahan mendekati Lily dan berdiri cukup dekat di hadapannya,
"Mengapa kau senang sekali menunduk?" tanyanya pelan.
Lily yang merasa posisi Ethan begitu dekat dengannya malah semakin menundukkan wajahnya dari pria itu,
"Angkat wajahmu" ucap Ethan terdengar memerintah.
Lily terdiam cukup lama sebelum akhirnya ia mengangkat wajahnya dan pandangannya pun bertemu dengan Ethan. Gadis itu mengerjap pelan dan hendak memalingkan wajahnya dari pria itu, namun Ethan seketika menghilangkan jarak diantara mereka dan tangan pria itu perlahan meraih dagu Lily,
DEG!
Lily terdiam mematung saat tangan pria itu menyentuh dagunya. Ethan menatap wajah Lily dengan tatapan yang sulit diartikan,
"Mengapa.. kau terlihat takut dan enggan saat melihatku? Tetapi.. kau terlihat tenang dan biasa saja saat kau mengobati tangan Mike" tanyanya dengan sangat dingin.
Bersambung..
Halo, mohon bantuan nya ya para readers untuk like, komen, vote dan kasih gift di cerita ini biar author tetap semangat nulis 🥲