Novi adalah seorang wanita seorang agen mata-mata profesional sekaligus dokter jenius yang sangat ahli pengobatan dan sangat ahli membuat racun.
Meninggal ketika sedang melakukan aktivitas olahraga sambil membaca novel online setelah melakukan misi nya tadi malam. Sayangnya ia malah mati ketika sedang berolahraga.
Tak lama ia terbangun, menjadi seorang wanita bangsawan anak dari jendral di kekaisaran Dongxin, yang dipaksa menikah oleh keluarga nya kepada raja perang Liang Si Wei. Liang sangat membenci keluarga Sun karena merasa mencari dukungan dengan gelar nya sebagai salah satu pangeran sekaligus raja perang yang disayang kaisar.
Tepat setelah menikah, Novi melakukan malam pertama, ia menuliskan surat cerai dan lari. Sayangnya Liang, selalu memburu nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengubah
Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya Sun Yu Yuan tiba di sebuah kabupaten kecil yang cukup ramai. Namanya Kabupaten Fengqiu, sebuah daerah perbatasan yang dikelilingi hutan pinus dan ladang luas. Meski tidak semegah ibu kota, kabupaten ini ramai oleh para pedagang, pengelana, dan pendatang dari berbagai daerah.
Sun Yu Yuan menarik napas dalam, memandangi gerbang kota yang santrean orang-orang yang ingin masuk cukup panjang. Ia menghela napas.
"Akhirnya sampai juga," gumamnya pelan.
Ia menuntun kudanya ke antrean masuk. Di depan, para petugas memeriksa orang satu per satu, bahkan membuka penutup kepala beberapa orang mencurigakan. Sun Yu Yuan menunduk sedikit, memastikan topi bundarnya menutupi sebagian wajah.
Saat gilirannya tiba, salah satu penjaga menghentikannya. "Tuan, perlihatkan lihat identitas Anda?"
"Tentu." Ia menyerahkan dokumen palsu dengan nama Xiao Yuan
"Tolong Angkat kepala Anda, Tuan," perintah petugas itu sambil melirik kertas lukisan di tangannya.
Sun Yu Yuan mengangkat kepala perlahan, Petugas itu meneliti dengan seksama. Ia menyipitkan mata, lalu melirik bolak-balik antara lukisan dan wajah di depannya.
"Hmm, wajah nya tidak mirip dengan yang dicari. Kenapa yang mulia selalu menyuruh memeriksa setiap wanita dan pria yang masuk, padahal yang dicari jelas seorang wanita." ucapnya dalam hati.
"Ada masalah, Tuan?" tanya Sun Yu Yuan dengan suara tenang tapi berat.
"Tidak. Kau boleh lewat."
"Terima kasih," ucap Sun Yu Yuan sambil memberikan sekeping uang tembaga.
Petugas menerima koin itu, lalu memberi isyarat untuk lewat. Sun Yu Yuan menghela napas lega dan menuntun kudanya memasuki kota.
Dalam hati, ia mengumpat pelan. "Kenapa si pria itu masih juga mencariku? Aku sudah menceraikannya, bahkan surat cerai itu kutulis sendiri dengan susah payah! Menjengkelkan. Orang keras kepala sepertinya tak bisa menerima kenyataan."
Beberapa langkah kemudian, ia berhenti di depan kios penjualan kuda. Seorang pria tua dengan jenggot abu-abu menghampirinya.
"Butuh menjual kuda, Tuan Muda? Kudamu tampak sehat dan kuat."
Sun Yu Yuan mengangguk. "Benar. Aku tak akan menungganginya lagi."
"Sayang sekali. Tapi baiklah, aku akan menawar dengan harga layak."
Setelah menimbang dan berdiskusi singkat, transaksi selesai. Sun Yu Yuan menerima kantong uang dan melanjutkan langkahnya.
Ia berjalan melewati pasar hingga tiba di depan sebuah toko pakaian yang mencolok dengan deretan kain sutra warna-warni tergantung di pintu.
Pandangan matanya tertumbuk pada wadah air besar di pinggir toko. Ia menatap pantulan wajahnya yang masih berupa sosok Xie Yuan.
"Ya jelas, petugas tadi tidak mengenaliku. Tak lama lagi, wajah ini tak akan cocok lagi. Tubuh ini akan berubah," gumamnya. "Aku harus kembali menjadi wanita."
Ia masuk ke dalam toko. Seorang wanita setengah baya menyambutnya dengan ramah. "Selamat datang, Tuan Muda! Ada yang bisa saya bantu?"
Sun Yu Yuan tersenyum tipis. "Aku butuh beberapa pakaian wanita. Ukuran sedang. Aku suka warna gelap atau pastel lembut, hindari warna mencolok. Dan aku butuh kerudung penutup kepala."
Wanita itu mengangguk cepat. "Tentu! Silakan duduk. Aku akan menyiapkannya sekarang juga."
Tak butuh lama, tumpukan kain dan pakaian elegan diletakkan di hadapannya. Sun Yu Yuan memilih beberapa setelan, satu gaun luar berwarna biru keunguan dengan motif awan emas, satu gaun hijau toska pucat, dan satu set pakaian hitam sederhana untuk perjalanan. "Aku ambil semuanya."
Wanita itu segera membungkus pakaian Sun Yu Yuan dengan rapi, dan memberikannya padanya. Tanpa banyak kata, Sun Yu Yuan membayar tunai, lalu melanjutkan langkah ke arah penginapan. Ia memilih penginapan yang tak terlalu mencolok, tapi bersih dan nyaman.
Penginapan "Angin Musim Semi" terletak tak jauh dari pasar utama. Bangunannya kayu tiga lantai, dengan balkon kecil di setiap kamar dan taman bambu di dalam pekarangan. Pelayan muda menyambutnya dengan sopan.
“Selamat datang, Tuan Muda.”
“Beri aku satu kamar yang tenang di lantai dua. Dan... siapkan air hangat untuk mandi,” jawab Sun Yu Yuan. Suaranya masih suara pria.
“Segera, Tuan!”
Beberapa saat kemudian, ia sudah berada dalam kamarnya. Ruangan itu hangat, dengan tempat tidur besar, meja rias, dan bak mandi kayu yang sedang diisi air hangat berasap. Setelah memastikan pintu terkunci, Sun Yu Yuan menghela napas panjang.
Ia membuka bungkusan dari ranselnya, isi dari persiapannya selama di Desa Baihe. Di dalamnya terdapat puluhan botol kecil berisi ramuan, racun, bubuk kosmetik, hingga balsem perubah kulit. Ia juga membawa alat-alat rias, pelindung kulit dari angin dan debu, serta minyak herbal pencegah luka dan gatal. Semua buatannya sendiri, tahan air, tahan badai, bahkan tak luntur meski diguyur hujan semalam penuh.
“Semua masih lengkap, racun, ramuan, balsem, alat rias, minyak herbal.” bisiknya.
Ia masuk ke bak mandi, merendam tubuh dalam ramuan obat. Ia memejamkan mata, membiarkan kelelahan dan tekanan yang selama ini menumpuk perlahan luruh bersama uap air.
"Ini... cukup menyegarkan. Tubuhku terasa sedikit ringan. Tapi racun ini belum juga bersih. Dan sekarang, aku bahkan harus menjaga satu nyawa lain. Oh teganya, bahkan baru sebulan aku melintasi ruang waktu."
Setelah setengah jam, ia keluar dari bak mandi dan mengeringkan tubuh. Ia duduk di depan meja rias, membuka kotak kosmetiknya. Tangannya bekerja cepat namun rapi. Ia mengoleskan krim khusus yang ia racik sendiri, krim yang bisa mengubah kontur wajah sedikit demi sedikit tanpa operasi. Tulang pipi dibuat sedikit lebih tinggi, garis rahang dikaburkan, dan kelopak mata dibuat lebih lebar dengan warna cerah.
Ia menggambar alis lengkung yang lembut, menyapukan bedak penyeimbang warna kulit, dan menambahkan sedikit pewarna bibir alami. Lalu membentuk rambutnya setengah, setengah nya lagi ia biarkan, tak lupa memberikan hiasan rambut yang simpel.
Di cermin, bukan lagi Xie Yuan atau Sun Yu Yuan yang menatapnya, melainkan seorang wanita muda yang anggun, dengan sorot mata teduh dan bibir merah delima.
Ia lalu mengambil salah satu gaun yang dibelinya: gaun biru keunguan dengan sulaman awan emas di bagian dada. Ia memakainya perlahan, menutupinya dengan kerudung penutup kepala dan cadar tipis yang menyisakan mata.
"Aku harus segera pergi. Tak peduli berapa banyak yang mengejarku, aku tak akan membiarkan anak ini terlahir dalam bahaya."
Sun Yu Yuan keluar dari penginapan itu dan menuruni tangga. Tujuannya kali ini adalah sebuah pegunungan, atau desa terpencil. Dengar-dengar ketika ia sedang makan, ia mendengar sebuah desa yang dulunya sangat subur dan dekat pegunungan, beberapa hari yang lalu sedang di isolasi karena seluruh warga desa terkena penyakit. Karena rasa penasaran yang tinggi, Sun Yu Yuan akhirnya bertekad menuju ke tempat itu.