Dinikahi Miliader

"Salah paham?"

"Ya, pertemuan kami cuma terjadi sekali. itupun tanpa sengaja, bahkan aku sudah melupakannya. namun Jeremi ternyata masih mengingat ku." jawab Vella.

"Jeremy, kamu menyebutkan namanya dengan begitu mudah. sedangkan aku kami panggil dengan sebutan tuan. apa itu cara seorang istri memanggil nama suaminya?"

"Maaf, tapi aku tidak berani memangil mu dengan sebutan lain."

"Kenapa?"

"Aku belum terbiasa."

"Ganti panggilan mu."

"Baiklah, juragan?"

"Apa?"

Nada suara Alex semakin meninggi, membuat Vella berkeringat dingin sambil memikirkan kata-kata yang tepat untuk menjinakkannya.

"Mas... aatau..suamiku."

"Oke terserah, asalkan enak untuk didengar, tapi sekarang kamu harus dihukum."

"Aaaahhk..."

Alex menarik tubuh Vella hingga jatuh kedalam pangkuannya. Alex mengangkat dagu Vella diarahkan ke wajah nya.

"Pandanglah aku!"

Hembusan dan helaan nafas Alex menyapu wajah Vella, dengan aroma mint yang menyegarkan. Vella mengangkat perlahan wajahnya, ciuman hangat mendarat di bibirnya tanpa berani Vella menolak nya.

"Uuuff lepas, kamu bisa membunuh ku." teriak Vella begitu pagutan Alex terlepas. Vella mengusap bibirnya yang sedikit bengkak karena habis dihisap.

"Aku sudah sering mencium mu, kenapa kamu belum bisa juga untuk bernafas dengan benar." gerutu Alex kesal.

"Dan jangan pernah lupa, jika aku adalah peraturan yang harus kamu ikuti."

"Baiklah tuan, aku tidak akan melupakannya."

"Apa?"

"Suamiku."

"Bagus, ingat terus untuk memanggilku dengan sebutan yang pantas."

Alex membuka pakaian bagian atas nya, sekarang pria tampan itu sudah telanjang dada, memperlihatkan otot-otot tangan yang kekar, tubuh putih nyaris tanpa noda, dengan perut sispex. membuat Vella tertegun sejenak tanpa mengedipkan mata.

"Sudah mengagumi? kamu tidak hanya bisa memiliki tapi menikmati sepuas mu malam ini." ucapan Alex membuat wajah Vella langsung bersemu merah.

"Mendekatlah."

Alex menarik tangannya, Vella yang masih melonggos segera tersadar ketika tangan nya ditarik dan jatuh untuk ke-dua kalinya dalam dekapan Alex.

Tangan Vella gemetaran, ketika kedua tangannya memegang dada kejar dan kokoh dihadapannya. Vella kesusahan menarik Saliva nya, perempuan manapun pasti akan tergoda dengan penampilan fisik yang nyaris sempurna. pandangan mata mereka bertemu, aura yang terpancar membuat Vella seakan terbius dan terbawa pada suasana romantis yang tiba-tiba tercipta.

Vella merasa rabaan lembut dan usapan bibir Alex terasa begitu nyata dan memabukkan, sehingga ******* lembut keluar begitu saja dari bibir Vella tanpa bisa dia kendalikan.

"Aaassshh Alex...!!"

Alex menyantap Vella seraya tersenyum puas, karena berhasil membuat wanitanya hilang kendali dengan permainannya. hingga subuh menjelang barulah Alex tertidur pulas karena kelelahan dengan permainan yang mulai menjadi candu baginya.

Paginya, saat Vella terbagun dia merasa tubuh nya kembali remuk redam seakan habis digebukin. perlahan dia menyeret langkah menunju bactub. menikmati berendam dengan air hangat dengan aromaterapi yang menenangkan.

Alex terbangun, disampingnya sudah tidak adalagi Vella yang tidur. pandangan Alex tertuju pada pintu kamar mandi yang masih tertutup. namun sudah sekian menit mengunggu Vella belum juga keluar.

"Kenapa gadis ceroboh itu lama banget mandinya, seperti aku harus menyusul."

Alex bangkit, dengan sidik jarinya pintu kamar mandi yang semula tertutup rapat dapat dengan mudah dia buka. nampak Vella tengah memejamkan mata seraya menikmati berendam.

"Ravela!"

Suara Alex yang sedikit keras, membuat Vella terbagun. dengan gelagapan dia langsung menoleh kearah asal suara.

"Ya, ada apa Mas?"

"Kamu keenakan ya bersantai, sedangkan aku dibiarkan menunggu. sepertinya kamu sangat menyukai setiap hukuman yang aku berikan." ucap Alex menyeringai seraya melemparkan asal handuk kecil yang semula menutupi bagian intinya.

"Maaf aku tidak sengaja ketiduran di sini."

"Terlambat."

"Mas, kamu mau apa?"

"Yang jelas aku ingin memakanmu kembali."

Vella ingin kabur atau menghindar, tali percuma. dia tidak akan bisa melawannya. Alex ikut naik kedalam bactub, meminta Vella naik keatas pangkuannya. pagi ini mereka kembali bergulat, membiarkan para pelayan yang sedari tadi sudah menyiapkan sarapan pagi, serta asisten Rey yang berjalan mondar-mandir karena tuan mudanya sudah terlambat dari biasanya. namun tidak satupun diantara mereka yang berani bersuara ataupun sekedar mengingatkan.