NovelToon NovelToon
Anak Kembar Sang Penguasa

Anak Kembar Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintamanis / Anak Genius
Popularitas:19.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Amanda Daniella, gadis manis berusia 23 tahun, karena pengaruh obat yang dimasukkan ke dalam gelas minumnya, dia salah masuk kamar. Dia masuk ke dalam kamar yang diisi seorang pemuda berusia 28 tahun, yang merupakan CEO dari perusahaan besar dan sangat berpengaruh. Karena sudah tidak bisa menahan kabut gairah yang sudah menguasainya, akhirnya malam itu dia menyerahkan pada pemuda yang tidak dia kenal sama sekali itu.

Akibat dari kejadian itu, Amanda akhirnya hamil anak kembar. Tapi, dia tidak tahu pada siapa dia mau menuntut tanggung jawab, karena dia sama sekali tidak mengenal laki-laki itu, bahkan wajahnya saja dia tidak ingat sama sekali.

Bagaimana nasib Amanda setelah itu? apakah dia akan bertemu dengan laki-laki ayah dari anak-anaknya yang kebetulan terlahir genius itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Celyn.

"Bu, sepertinya, Aby tidak cocok untuk sekolah di sini," ucap ibu guru Aby dan Anin, pada Amanda ketika dia hendak menjemput kedua anaknya itu pulang.

"Kenapa, Miss? apa anakku nakal? dan selalu buat ulah atau bagaimana?"

Ibu guru dari kedua anak Amanda, tampak tersenyum seraya menggelengkan kepala, mendengar Amanda yang bertanya beruntun.

"Tidak sama sekali, Bu. Anak-anak Ibu adalah anak- anak yang baik dan sopan, hanya saja Aby, tidak sesuai lagi ada di TK, karena dia terlalu pintar. Bahkan kecepatannya dalam berhitung melebihi saya sebagai gurunya." senyuman ibu guru masih setia menghiasi bibirnya saat menjelaskan pada Amanda.

Amanda terhenyak dengan penuturan guru anaknya itu. Bagaimana tidak, bahkan dirinya sendiri juga tidak memiliki otak secemerlang Aby dari kecil. Selama menempuh dunia pendidikan dia hanya mampu menyabet peringkat 10 besar, itupun kalau gurunya dulu tidak 'khilaf'. Jadi, dia tidak menyangka kalau putranya bisa sepintar itu. Tapi, kembali lagi dia berpikir, bahwa kemampuan anaknya pasti tidak lepas dari gen pria yang sampai sekarang tidak dia ketahui itu atau papah biologis kedua anaknya

" Jadi saya harus bagaimana,Miss? tidak mungkin anak saya tidak sekolah." Amanda mengungkapkan kecemasannya.

"Pendapat saya, anak ibu di rumah saja,menunggu bulan depan. Karena bulan depankan mereka akan lulus dan masuk SD. Kalau boleh, ibu jangan masukkan dia ke sekolah biasa, karena dia juga sudah mampu berbahasa Inggris dengan fasih." lagi-lagi Amanda terkesiap dengan penjelasan si ibu guru.

"Kejutan apa lagi ini Tuhan?" bagaimana dia bisa menguasai bahasa asing itu? sedangkan aku tidak pernah menggunakan bahasa itu, dan juga tidak pernah mengajarinya," Amanda membatin sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

"Miss, biarlah anak saya tetap sekolah.Walaupun kemampuan 'kognitif'nya sangat bagus, mentalnya masih mental anak-anak yang membutuhkan lingkup sosial yang sesuai dengan usianya. Dia bisa membangun relasi dengan teman-teman seusia dia, Miss. Karena bagaimanapun putra saya masih anak-anak," ibu guru itu, mangut-mangut, merasa kagum dengan pemikiran Amanda yang visioner dan bijaksana.

"Baiklah, kalau itu yang menurut Ibu baik,"

"Kalau begitu kami pamit pulang dulu ya, Miss," Amanda berbalik dan melangkah menghampiri kedua anaknya yang sedang asik bermain perosotan, setelah guru sang anak menganggukkan kepala, mengiyakan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Mah, lihat, di sana ada anak kecil yang menangis!" Anin menunjuk ke arah gadis kecil dengan tas kecil berwarna pink, di punggungnya, menangis di tengah jalan dan sepertinya gadis kecil itu sedang ketakutan.

Amanda sebenarnya ingin melanjutkan langkahnya, dan tidak memperdulikan gadis kecil itu, mengingat kalau jaman sekarang banyak yang asal menuduh orang tanpa tanya. Amanda takut, niat hatinya yang ingin menolong, malah nanti dituduh ingin menculik anak kecil itu. Akan tetapi,naluri keibuan dan rasa kemanusiaan yang dimiliki oleh Amanda lebih dominan dari rasa takutnya. Jadi, dengan berani dia mendekati gadis kecil itu, berharap si gadis kecil tidak histeris sehingga mengundang kecurigaan orang-orang.

"Anak manis, kenapa kamu menangis? mama kamu mana?" Amanda berjongkok di depan sang anak kecil itu, dengan menerbitkan seulas senyuman di bibirnya.

Gadis kecil itu, tampak terdiam dan merasa sedikit ketakutan. Akan tetapi ketika melihat senyuman Anin dan Aby, membuat dia merasa kalau wanita yang di depannya bukanlah 'orang jahat'.

"Celyn tidak tahu ini dimana, Tante." gadis kecil itu masih terisak-isak, sambil sesekali menyeka air matanya.

"Oh namanya Celyn," gumam Amanda. " Kenapa Celyn bisa ada di sini?" Amanda mengelus rambut gadis kecil itu dengan lembut.

"Tadi, Celyn gak sengaja dibawa jauh sama mobil itu." Celyn menunjuk ke arah mobil pick up yang terparkir tidak jauh dari mereka.

"Kenapa kamu bisa dibawa sama mobil itu?" kali ini yang buka suara bukan Amanda,tapi Aby dengan nada yang dingin.

"Tadi ada kucing di mobil itu, jadi Celyn manjat, masuk ke dalam. Habis itu, Celyn main sebentar sama kucing. Celyn ngantuk dan teltidul, pas Celyn bangun, Celyn udah ada di sini." jelas anak kecil yang sepertinya belum fasih menyebut huruf 'R' itu.

"Ya udah, apa Celyn tahu dimana alamat rumahnya? biar nanti tante yang ngantar pulang ,"

Celyn menggelengkan kepalanya dan kembali menangis.

"Kenapa mama tidak coba lihat aja di dalam tasnya? Mungkin di dalam tasnya ada alamatnya." usul Aby.

"Hmm, boleh Tante lihat isi tasnya?" tanya Amanda, dan gadis kecil itu mengangguk sembari memberikan tas yang ada di gendongannya.

Amanda membuka tas kecil itu dan mencoba mencari sesuatu di dalam sana, yang bisa dia jadikan petunjuk. Akhirnya dia menemukan secarik kertas yang tertera nomor telepon di dalamnya.

"Ini nomor siapa, Sayang?" tanya Amanda dengan lembut.

"Itu nomol mamah, Tante. Mamah selalu masukkan keltas itu ke dalam tas Celyn, setiap mamah bawa Celyn ngantal bunga pesanan."

"Oh, jadi mama kamu jualan bunga?" Celyn menganggukkan kepala, membenarkan.

Amanda tersenyum dan merogoh tas untuk mengambil poselnya. Setelah benda itu dia temukan, Amanda menekan nomor yang tertera di atas kertas itu. Baru berbunyi sekali, sudah terdengar suara seorang wanita yang sepertinya sedang panik, di ujung telepon.

"Maaf, apa ini benar mamanya Celyn?" tanya Amanda memulai percakapan.

"Iya, benar! apa putriku ada bersama anda?" bukannya menjawab, Amanda justru bergeming , karena merasa suara wanita di sebrang sana sangat mirip dengan suara seseorang.

"Mbak, apa mbak dengar suara saya?" Kembali suara wanita di ujung sana terdengar tidak sabaran bahkan terkesan sedikit berteriak.

"Eh, iya, maaf, Mbak!" Amanda menjawab, gelagapan.

"Dia gak pa-pa kan Mbak? dia ada dimana sekarang, biar aku jemput ke sana." suara wanita di ujung sana masih terdengar panik, tapi tidak sepanik awal.

"Dia gak pa-pa kok, Mbak! hanya tadi sedikit ketakutan. Mbak jemput aja ke ...." Amanda menyebutkan alamat rumahnya.

"Hah, kok bisa jauh sekali dia ke sana?" wanita itu kembali panik.

Amanda lalu menceritakan sesuai penjelasan gadis kecil bernama Celyn itu.

"Ya ampun! terima kasih ya Mbak, sekarang aku langsung ke sana, jemput dia," wanita itu memutuskan panggilan setelah Amanda mengiyakan.

"Cantik, kita pulang ke rumah tante dulu ya. Nanti mamah akan jemput Celyn di sana." Celyn mengangguk dan menyambut tangan Amanda yang terulur hendak menggandengnya.

10 menit kemudian, mereka berempat sudah tiba di rumah kecil yang dihuni oleh Amada dan kedua anaknya selama ini. Amanda langsung mengajak Celyn masuk dan menyuruh kedua anaknya untuk mengajak Celyn main bersama dan tentu saja langsung mendapat penolakan dari Aby. Aby lebih memilih masuk ke kamar dan membaca buku di dalam sana.

30 menit berselang, suara seorang wanita terdengar mengucap permisi dari arah luar.

"Mama!" Celyn menghambur lari ke arah pintu dan disambut dengan pelukan dari wanita itu.

"Celyn baik-baik saja, Sayang?" Celyn menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan wanita yang sudah dapat dipastikan mamahnya Celyn.

Setelah puas memeluk buah hatinya, wanita itu mengalihkan tatapannya ke arah Anin yang juga tengah menatapnya.

"Sayang, mana mama mu?" tanya wanita itu dengan lembut.

"Ada di belakang Tante, lagi beresin pakaian, mungkin. Tunggu sebentar, Anin panggil."

"Ma, di depan ada mamanya Celyn!" benar saja, Amanda tengah membereskan pakaian-pakaian yang dititipkan orang-orang padanya hendak dicuci. Karena selain menjual sarapan pagi, Amanda juga menerima cucian, atau istilahnya 'laundry' kecil-kecilan.

"Oh iya, Nak!" Amanda segera meletakkan kembali pakaian yang ada di tangannya. Lalu melangkah menyusul Anin ke depan.

"Maaf, tadi aku lagi si ...." Amanda tercenung, terkesiap melihat sosok wanita yang ada di depannya. Bukan hanya Amanda, wanita yang merupakan mamanya Celyn itu pun sama halnya dengan Amanda.

"Amanda!"

"Jasmine!" seru keduanya bersamaan.

tbc

1
Mazree Gati
masa bocah di suruh nungguin orang sakit biasanya jengguk aja ga boleh,,,pingin ngakak takut keselek
Anonymous
ok
Ahsin
suka iri kebahagian orang dasar ulat bulu
Ahsin
dasar 😅😅😅🤣
IndraAsya
👣👣👣
Ahsin
🤣🤣🤣🤣
Ahsin
🤣🤣🤣
Ahsin
mampus sahabat bangke... Krn sft irimu yg akan menjatuhknmu
Indah Setyorini
Luar biasa
nnk pw
pernah kyk cantika. bangun2 langsung mukul 🤣
Jasmine Dwielfiza
asem lagi makan smbil baca ini biat ngakak smpe keselel tulang ceker ayam 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤭
Kecombrang
🤦‍♂️😂
Jasmine Dwielfiza
aku jg suka pusing Thor .anakku klo liat fto mama nya nikah ,bilang kenapa aku gak ada di fto kenapa aku gak diajak nikahan mama ,
dan satu lagi dia suka bilang kok mama selalu pergi sama aa aku nya mana gak diajak ,aku jawab aja Msih di perut,🤣🤣kan ikut jg..pusing makin panjang klo gak di jawab makin pusing
Mia Amilia
seru dech lanjut Thor /Shhh/
Kecombrang
😱
Khoerun Nisa
lagian kmn aja situ yg tau duluan tp ngasih kbr nya belakangan hah syg bgt kmu tor pake visual Rio dgn idola ku GK cocok bgt oon
Khoerun Nisa
kurang greget cara menyampaikan nya JD kedengaran nya biasa aja GK deg degan klu mereka ayah anak
Khoerun Nisa
novel nya trlalu santai..trbukti udh tau kbnrannya bknnya lngsung kasih tau eh malah leha2 GK tau klu nyawa anak itu kritis itulah aku kurang suka novel mu intinya kurang tegas dlm setiap masalah JD kesan nya TDK serius
Agustin Br
Kecewa
Agustin Br
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!