Jika biasanya orang yang putus cinta akan berubah sikap menjadi dingin dan cuek, tapi berbeda dengan Davion Slade. Pria tampan berusia 28 tahun itu justru berubah sikap menjadi pria paling menyebalkan dan random.
Dua tahun dia melajang setelah memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan sang kekasih, bukan karena Davion ataupun sang kekasih saling berkhianat. Tapi, karena sang kekasih memiliki kelainan penyimpangan.
Wanita yang dia jadikan kekasih selama satu tahun itu ternyata penyuka sesama jenis. Davion yang mengetahui hal tersebut menjadi jijik dan geli sendiri.
Hingga akhirnya, Davion bertemu dengan Vynessa setelah menggantikan jabatan papanya sebagai CEO.
Rasa ingin memiliki langsung muncul begitu saja saat melihat Vynessa yang begitu cekatan dan multitalenta. Tanpa Davion tau jika status Vynessa adalah mantan istri rival bisnisnya.
Mampukah Davion meluluhkan hati Vynessa yang sudah trauma dengan yang nama nya cinta?
Simak kelanjutannya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 : Pengeroyokan
Suasana makan malam dikediaman keluarga Slade itu berlangsung dengan tenang dan tak ada obrolan disela-sela makan sampai selesai.
ting!
Gelas milik Davion yang baru saja ia letakkan diatas meja makan berbahan kaca itu mengundang suara.
"Aku sudah selesai.." ucap Davion seraya mengelap bibirnya dengan tisu.
Setelah itu, Papi Dom juga baru saja menyelesaikan makan malamnya. Suami mami Eli itu langsung beranjak dari duduknya. "Dav, ikut papi keruang kerja. Ada yang ingin papi bicarakan dengan mu". Kata Papi Dom
Mendengar itu, Davion mengernyitkan dahinya dan segera berdiri dari duduknya menyusul Papi Dom yang sudah lebih dulu melangkahkan kakinya menuju ruang kerja nya.
.
.
Davion masuk keruang kerja papi Dom sesaat setelah mengetuk pintunya.
"Duduk Dav.." titah Papi Dom sambil menunjuk kursi sofa yang ada didalam ruang kerjanya itu dengan dagunya.
Davion mengangguk dan segera mendudukkan dirinya disana. Begitu juga dengan papi Dom, ia langsung berjalan mendekati Davion dan duduk berhadapan dengan putranya itu.
"Hal apa yang ingin papi bicarakan denganku ?", tanya Davion penasaran
Papi Dom tak langsung menjawabnya, ia menatap serius pada Davion. "Kamu tau rekan kerja bisnis papa, paman Fredrick?"
"Ya, bukankah dia ayah nya Vynessa?", ujar Davion bertanya balik
Papi Dom berdehem seraya menganggukkan kepalanya. "Paman Fredrick bicara sama papi kalo Vynessa ingin mengundurkan diri menjadi sekretaris mu. Sebenarnya apa yang kamu lakukan sampai membuat Vynessa berniat mengundurkan diri? Tidak mungkin, kamu memecatnya kan? papi tau betul bagaimana kinerja Vynessa. Wanita itu sangat profesional". Tukas Papi Dom penasaran
Davion diam dan hanya bisa menghela nafas panjang, Papi Dom yang melihat gelagat dan raut wajah Davion yang berubah sendu seketika langsung memicingkan matanya dan menatap putra nya itu dengan tajam.
"Dav.. Jangan katakan kalau kamu.. " Papi Dom menduga-duga
Tak ada pilihan lain lagi, Davion tak bisa berkilah ataupun beralasan. Dia menganggukkan kepalanya pasrah.
"Davion hilang kendali pi", lirihnya berucap
Mendengar itu, Papi Dom mendesahkan nafas nya panjang lalu menyandarkan punggung nya dengan kasar disandaran kursi sofa.
"Astaga Dav, apa yang sudah kamu lakukan?! Vynessa itu bukan seperti wanita kebanyakan diluaran sana meskipun dia sudah pernah menikah". Geram Papi Dom sambil memijat pelan pangkal hidungnya, ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran putranya itu. Semenjak putus dari kekasihnya, Davion berubah menjadi pria yang dungu perihal perasaan.
"Pasti Vynessa trauma dengan sikap mu ini Dav. Papi tidak mau tau kam-"
Ucapan papi Dom terpotong ketika terdengar suara pintu ruang kerja nya diketuk dari luar.
Tok..
Tok..
Tok..
"Masuk!" Teriak papi Dom mempersilahkan orang itu untuk masuk
Ceklek..
Pintu tersebut terbuka dan menampilkan Mami Eli berjalan masuk kedalam ruang kerja papi Dom sambil membawa sebuah nampan ditangannya.
"Maaf menganggu pembicaraan kalian, tapi mami bawakan kopi panas untuk papi dan Davion", kata Mami Eli lalu berjalan mendekati suami dan putranya itu kemudian meletakkan nampan berisi dua gelas kopi panas tersebut diatas meja.
"Terimakasih sayang". Ucap Papi Dom
"Thanks mam", sambung Davion ikut menimpali
"Sama-sama". Balas mami Eli sambil mengulas senyum cantiknya
"Ya sudah kalau begitu kalian lanjutkan pembicaraannya, mami akan keluar". Mami Eli langsung memutar badannya dan hendak melangkahkan kakinya keluar. Tapi seruan papi Dom seketika menghentikan langkah kakinya.
"Duduk mi, ada yang ingin papi sampaikan sama mami". Tukas Papi Dom meminta sang istri untuk duduk disebelah nya
Mami Eli mengangguk dan segera mendudukkan dirinya disamping suaminya. "Ada apa pi?"
Papi Dom tak langsung menjawabnya, ia justru kembali melanjutkan pembicaraannya dengan Davion.
"Dav, papi tidak mau tau. Kamu harus bertanggungjawab atas perbuatan mu". Kata Papi Dom dengan tegas
"Baiklah, Davion akan bertanggungjawab. Nikahkan aku dengan Vynessa secepatnya". Sahut Davion dengan begitu lugas nya tanpa pikir panjang, bahkan ia dengan santai nya malah menyeruput kopi buatan mami Eli.
Bola mata papi Dom membulat sempurna mendengar ucapan putranya itu, tapi tidak dengan mami Eli. Wanita yang sudah melahirkan Davion itu justru mengerutkan dahinya kebingungan sambil menatap Papi Dom dan Davion bergantian.
"Sembarangan kamu ini Dav, kamu pikir nikah itu gampang. Sikap mu saja masih plin-plan begitu minta dinikahkan". Papi Dom mengomeli puttanya itu habis-habisan.
"Pi.. Dav.. Ada apa ini sebenarnya?", tanya Mami Eli penasaran
Davion diam tak menjawab, ia masih dengan santai nya menikmati kopi buatan mami Eli hingga tandas. Berbeda dengan papi Dom, lelaki paruh bayab itu memijat pelipis nya yang tiba-tiba terasa pening memikirkan kelakuan putra semata wayangnya itu.
"Mi, mami tau Vynessa?", ujar Papi Dom bertanya
Mami Eli menganggukkan, "Ya, sekretaris papi dulu kan?".
"Hm.. Dia yang sekarang menjadi sekretaris Davion tapi anak mu ini malah bertingkah mi. Dia hampir memperk*sa Vynessa dan membuatnya trauma". Kata Papi Dom menjelaskan permasalahannya.
Mendengar itu, mami Eli membulatkan mata nya terkejut. Ia membungkam mulutnya menggunakan kedua telapak tangannya kemudian menatap Davion dengan serius.
"Yang dikatakan papi benar itu Dav ?" tanya mami Eli memastikan
"Tidak sepenuhnya salah mam, Davion hanya hampir hilang kendali bukan berarti sampai memasuki". Jawab Davion dengan begitu santainya.
"Astaga Tuhan.. DAVIONNNNN!!!!" Teriak Mami Eli, ia langsung beranjak dari duduknya dan mendekati Davion. Memukul lengan putranya itu dengan nampan yang ia bawa.
PLAAKKK...
"Mamii, apa yang mami lakukan", pekik Davion. Ia meringis kesakitan saat mami Eli memukul lengannya dengan nampan yang ia bawa itu dengan kuat.
"Mami dan papi tidak pernah mengajari mu menjadi lelaki brengsek Dav. Kamu malah mau merusak wanita baik-baik seperti Vynessa. Minta dipotongkan burung mu itu huh?" Mami Eli tak kalah geram nya seperti papi Dom tadi. Ia bahkan seperti tak tanggung-tanggung melampiaskan kemarahannya pada Davion.
"Mii... Bukan kah Davion sudah bilang, Davion hanya hilang kendali belum sampai memasuki. Jadi Vynessa belum merasakan besarnya mentimunku,," celetuk Davion tanpa filter
Papi Dom yang mendengar itu membulatkan matanya sempurna, begitu juga dengan Mami Eli. Ia yang tadi sudah menghentikan pukulannya pada Davion, kini kembali melayangkan nampannya pada putranya itu.
"Dasar pria gila kamu Dav.. "maki papi Dom
Tak lama kemudian, pintu ruang kerja papi Dom terbuka dan menampilkan Opa Albert berjalan masuk. Lelaki yang sudah berusia senja itu mengerutkan dahinya mendengar keributan dari dalam ruang kerja papi Dom.
"Ada apa ini?". Tanya Opa Albert penasaran, dengan dibantu tongkatnya Opa Albert melangkahkan kakinya menghampiri mereka bertiga.
Papi Dom menarik nafas dalam-dalam lalu mulai menjelaskan permasalahan nya pada Opa Albert. Mendengar penjelasan itu, Opa Albert tak kalah syoknya seperti yang dirasakan oleh mami Eli tadi. Ia kemudian menoleh menatap cucunya itu dengan tajam. Tangannya langsung bersiap mengangkat tinggi-tinggi tongkat yang ia bawa.
Tuk..
"Dasar cucu kurang ajar, mau jadi lelaki brengsek kamu huh?". Omel Opa Albert memukul pelan punggung Davion dengan tongkatnya.
"Opaa... " ringis Davion
"Apa ini?, semua beraninya main keroyokan.. " umpat Davion dalam hatinya
.
.
.
To Be Continue..
sntai bgt blng ky gt,kl vyn dngr pst dia mkin bnci tauuu...
bru bntr bcanya,udh abs aja kk....
d tnggu up ny lg....smnggtt....
kl ska jgn ky gt dong dav....
mskpn dia jnda,tp msih segel tauuu.....