"sakiiitttt."
"Aaahhh perut ku sakit sekali, tolong perut ku sakit!"
Siti terus menjerit karena perut nya sakit bukan kepalang, di usia kehamilan nya yang menginjak lima bulan ia harus pendarahan. tapi bukan cuma rasa sakit akibat pendarahan saja yang membuat dia takut, melainkan ia melihat tangan berbulu meremas remas perut.
KRAAAAUUKK.
KRAAAAAUUUK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Di bros
Betapa bahagia nya Wati dan Micel karena dapat izin dari Purnama, sebenarnya tanpa izin pun mereka bisa saja mendatangi Kopsah dan memberikan pelajaran untuk wanita itu. namun kuntilanak ini takut bila nanti malah jadi skandal pula di antara mereka, takut nya ada apa apa dan merenggut nyawa sehingga mereka akan kena fitnah kejam lagi.
Jadi lebih baik minta izin dengan Purnama sehingga Ratu ular itu sudah tau bahwa malam ini kuntilanak akan datang kerumah Kopsah untuk menakuti, boleh menakuti asal kan jangan sampai meninggal atau luka luka parah. sesekali manusia yang mulut nya ember memang perlu di beri pelajaran, agar dia jera dan tidak banyak tingkah lagi.
"Bila dia sampai celaka maka kalian akan ku hukum di dalam penjara bawah tanah!" ancam Purnama.
"Tidak kok, kami hanya akan menakuti nya sekilas saja." jawab Wati.
Purnama mengangguk setuju dan membiarkan mereka, toh dia juga sedang tidak bisa kau mengurus Kopsah karena malam ini mereka harus mencari Parakang yang akan di undang. Andini sudah menyebarkan undangan dan juga memberi tahu hadiah nya, sudah pasti saat ini ada parakang yang sudah menerima undangan.
"Semoga kalian sukses dan bisa segera menemukan pelaku nya, pokok nya aku tidak mau kena fitnah lagi." tegas Wati.
"Cara bicara mu sombong sekali ya." seringai Maharani.
"Ah mana mungkin aku sombong, aku hanya tidak ingin kena fitnah saja." ralat Wati tersenyum canggung.
Tut.
Nilam dengan usil nya mencolek pinggang Wati sehingga sudah pasti ketua kuntilanak akan loncat loncat tidak karuan, Micel yang rasa nya malu bukan kepalang apa bila melihat ketua nya latah dan tidak terkendali pula ucapan yang keluar dari mulut.
"Kont*l merah, kont*l panjang!" Wati loncat loncat.
"Ketua!" Micel menahan tangan Wati agar dia berhenti.
"Ih kalian ini, jangan mengusili aku dong." Wati membenarkan rambut nya yang berantakan karena di pakai loncat loncat.
"Pergi lah sekarang sebelum aku berubah pikiran!" sentak Purnama.
"Baik, Ratu!" Wati dan Micel segera pergi meninggalkan agensi.
Agensi nya Purnama sedang panas membara ini karena para suami sedang merajuk pada para istri nya, karena mereka harus jadi tumbal nya parakang. Purnama juga tidak punya pilihan lain selain ihklas saja suami nya di cium parakang, bila tidak mau maka yang lain juga tidak mau.
"Tunggu, Gun sejak tadi yang memberi saran tapi kenapa dia tidak ikut juga?" Hendra baru sadar.
"Nah benar, apa Gun bukan laki laki?!" Aji pun setuju.
"Dia tidak boleh lawat juga, kecuali dia bukan laki laki." sengit Arya menatap Gun yang langsung kelabakan.
"Ya sudah tinggal di masukan saja, ayo semua kita berangkat kealam ghaib." ajak Purnama agak lesu karena pipi sang suami harus di cium wanita lain.
"Aku tidak usah ikut ya, nanti aku sama Arka mau menjaga desa." pamit Arini.
"Heleh bilang saja kau tidak rela saat Jalak di cium oleh para parakang." ejek Arya.
"Bukan begitu, desa bisa saja di serang lagi kalau kita tidak ada yang berjaga." Arini memberikan alasan.
Padahal di dalam hati nya meronta ronta karena tidak rela saat kekasih tampan nya harus di cium wanita lain, sungguh hati ini sangat panas membara. dari pada menyaksikan secara langsung adegan itu, maka Arini memutuskan untuk pergi menjaga para wanita hamil yang ada di desa.
"Arini benar, desa memang harus sambil di jaga. takut nya kita semua kealam ghaib dan malam ini setan itu berulah!" Xiela juga setuju.
"Baik lah, Arini dan Arka akan tinggal di sini untuk berjaga." Purnama setuju juga.
"Sayang." Jalak menahan tangan kekasih nya karena dia tidak mau.
"Tidak apa apa ya, cuma sedikit saja kok mereka mencium nya." bujuk Arini.
Jalak rasa nya mau guling guling sangking tidak mau mau, beda dengan Sam yang tidak mau di tinggal sama sekali. Nana harus menyaksikan sendiri bagai mana dia di cium Parakang, Arka malahan yang menakuti karena di mata dia Sam lah yang paling tampan sehingga para parakang akan jatuh cinta pada Samuel.
"Kita pergi sekarang!" Purnama menggandeng suami nya yang malas malasan.
"Jarang terlibat, sekali terlibat malah di cium parakang sialan!" Zidan tidak berhenti merutuk.
"Kasihan orang orang kalau kita tidak membantu nya, sayang." bujuk Purnama.
"Kamu rela saja ya aku di cium orang lain?!" Zidan sewot tidak terima.
Purnama diam saja karena dia pun bingung harus bagai mana, sesungguh nya rasa hati pun tidak terima apa bila sang suami harus di cium wanita lain. namun bagai mana lagi karena ini mendesak, mau tak mau ya harus rela dalam pengorbanan ini.
...****************...
Kopsah kekuar dari kamar mandi dengan wajah yang segar karena dia memang baru membersih kan diri setelah seharian banyak kerjaan, Puspita akan di buat kan acara tahlilan sehingga beberapa warga juga sibuk membantu keluarga nya Eko.
Gludaaaak.
"Apa sih itu, kucing apa ya?" Kopsah kaget sekali.
Di lihat kearah dapur untuk memastikan itu suara apa, rumah nya memang sangat besar untuk ukuran para warga sini sehingga tidak bisa kalau mau di lihat dari kamar. jadi Kopsah pun keluar dari kamar, Tamrin masih di rumah nya Eko untuk baca doa.
"Bau apa ini, kok antara bau pandan dan bau busuk?" batin Kopsah mulai cemas.
"Aku kan tidak hamil, masa iya kuntilanak datang juga kesini." batin Kopsah takut juga lama lama apa bila sampai di datangi setan.
Belum hilang rasa takut nya, malah timbul bayangan putih di antara pintu ruang tengah dan dapur. Kopsah berhenti mendadak dan pikiran nya malah mengarah pada Siti, bisa saja tetangga itu jadi hantu dan mendatangi dia.
"Tidak lah, ku mohon jangan sampai dia datang." Kopsah takut sekali bila itu memang Siti.
Wuussssh.
"Aaaah!" Kopsah berbalik dan seketika tubuh nya tegang tidak karuan melihat yang sudah berdiri di belakang nya.
"Kau yang terus terusan memfitnah kami, padahal kau juga tidak tau fakta nya!" Wati mencengkeram mulut nya Kopsah.
"Mulut mu ini harus di bros agar bersih, kau baru bisa diam nanti." Micel datang membawa bros baju.
"Ja....jangan, ku mohon menjauh lah dariku!" Kopsah membuka mulut nya susah payah.
Wati mana peduli karena dia datang memang mau memberi Kopsah pelajaran yang penting, maka saat Kopsah menjerit ketakutan dia semakin semangat dan menggosok mulut nya yang kurang ajar itu dengan bros baju supaya mulut Kopsah bersih dari kuman.
Jangan lupa like dan comen nya, kalau ada hadiah juga enggak apa apa lagi biar othor semangat ini.
siap thor....lanjoooot