kawasan 18+, bijaklah dalam membaca.
Axel Brian pemuda miskin yang mepunyai cita - cita menjadi seorang milyarder
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alveandra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
Brian chek in di Marwah Hotel, setelah dia mendapat kamar ,Brian langsung masuk ke kamarnya untuk bersih - bersih dan istirahat.
Beberapa jam berlalu Brian terlelap , dia terbangun oleh bunyi dering ponselnya yang di taruh di sampingnya.
Brian mengangkat ponsel itu dengan malas tanpa melihat nama pemanggil " halo .. siapa ini..?"
" ih sayang ini kami, dan kami Video call, jangan taruh ponselmu di telinga gelap !" Tanti mengomel tidak jelas.
Brian langsung terduduk membuka matanya, dia memperlihatkan dirinya yang baru bangun tidur " ah.. maaf sayang , aku tadi ketiduran !"
Sindi yang ada di belakang Tanti ikut bicara " kamu pasti capek banget yah sayang..? ,maaf kami mengganggu istirahat kamu ."
Brian menggeleng " Tidak juga, aku hanya sedikit lelah sayang.."
Tanti dan Sindi memaklumi Brian yang kelelahan, mereka juga tidak bertanya - tanya apa saja yang Brian lakukan di sana, mereka berdua mencoba mengerti karena mau bagaimanapun Brian adalah Bos besar, dia yang sekarang benar - benar akan sibuk mengurus perusahaannya yang semakin besar.
mereka ngobrol saling bertukar kabar , dan saling melepas Rindu, walau baru di tinggal beberapa hari tetapi mereka berdua begitu bersemangat saat video call dengan Brian.
setelah satu jam ngobrol dengan mereka berdua, mereka mengakhiri video callnya.
Brian yang dari sore belum makan ,perutnya keroncongan dia bermonolog " ah... aku harus cari makan dulu !"
Marwah Hotel merupakan hotel kecil jadi mereka tidak menyiapkan makanan untuk para tamu, tetapi di luar hotel ,di pinggir jalan banyak pedagang kaki lima khas indonesia yang berjejer menyediakan berbagai makanan.
Brian keluar dari kamarnya pukul 21.00 wita. dia berjalan kaki sekitar lima puluh meter dari hotel dan duduk di tenda yang memasang sepanduk bertuliskan Nasi Bebek.
Brian memesan " bang satu porsi yah .. makan di sini !"
penjual menjawab dengan ramah " aaasiaap mas !"
pria yang seumuran dengan Brian menatap wajah Brian dengan seksama ,dia tidak melepaskan pandangan pada Brian.
kemudian pria itu menyapa " apakah kamu Brian ?"
Brian menoleh ke arah suara tersebut, dia mengerutkan keningnya " astaga... Rinto , kamu Rinto kan ?!"
Rinto salah satu teman Brian, dia juga tamatan Sekolah dasar seperti Brian, tetapi setelah dia berusia 18 tahun dia pergi bekerja ke kalimantan bersama orang tuanya ,hingga sekarang, Brian dan Rinto merupakan sahabat dari kecil ,jadi Brian tentu saja masih mengenali wajahnya.
Mereka berdua berdiri saling berpelukan, setelah melepaskan pelukan Rinto berkata " ah.. ternyata ini benar kamu Brian !"
" aku juga tidak menyangka akan ketemu kamu di sini . oh iya .. bagaimana kabar paman dan bibi ? " Brian bertanya sambil duduk disamping Rinto.
" Mereka sehat.., jadi kamu di sini untuk apa ?" Rinto bertanya dengan serius.
Brian tersenyum " aku hanya mengurus sedikit pekerjaan di sini !"
Brian tidak bohong karena dia memang sedang mengurus sedikit pekerjaan di Axel Corporation ,lebih tepatnya hanya untuk membuka Axel Corporation secara resmi.
Rinto kembali bertanya " kamu bekerja apa memangnya sampai di kalimantan ?".
" aku cuma mau melihat - lihat Axel corporation , ngomong - ngomong kamu kerja dimana Rin ?!" Brian berkata dengan jujur.
" Axel Corporation ?, kebetulan aku sudah bekerja di sana selama satu minggu , dan aku dengar bos besar akan ke situ ,untuk membuka secara resmi perusahaan tersebut , apa kamu juga akan bekerja di sana ?" Rinto bersemangat saat sahabatnya ingin melihat Axel Corporation.
Brian mengangguk " bisa di bilang begitu , kamu bekerja di bagian apa ?"
Brian rencanya akan mempromosikan Rinto di posisi yang lebih baik, karena dia tahu ,Rinto nasibnya tidak jauh berbeda dengan Brian.
Rinto tersenyum kecut " bagian apa . apanya ?, lulusan SD seperti kita cuma bisa mendapat pekerjaan di gudang ,bongkar muat barang gitu !"
Brian juga tahu jika perusahaan sekarang lebih mementingkan Resume dari pada bakat, kecuali orang itu punya rekomendasi dari atasan maka nasibnya akan sedikit berbeda.
" oh gitu... besok kita berangkat bareng ke Axel Corporatian bagaimana ?" Brian rencananya akan mempromosikan Rinto dan Anisa bersamaan.
Rinto mengangguk menyetujui, tidak berselang lama ,pesanan Brian datang , mereka menyantap makanan sambil ngobrol, sesekali mereka tertawa menceritakan masa lalu mereka.
setelah selesai mengisi perut Brian berpisah Dengan Rinto, tetapi mereka janjian bertemu di tempat itu saat mau berangkat ke Axel Corporation.
ke esokan harinya ,Brian menunggu Rinto di tempat semalam, tenda warung makan tidak ada karena mereka buka hanya di malam.
tak selang beberapa lama Rinto datang dengan Mobil bekas yang dia beli, mirip sedan tetapi penampilannya jadul .
saat Rinto keluar dari mobil , Brian menggoda Rinto " wih.. sudah punya mobil aja nih anak, ternyata kamu sukses juga yah ?"
" heleh.. ini mobil butut cuma 20 juta, bapa sama ibu menjual 2 ekor sapi kita untuk membeli mobil ini, katanya biar aku tidak bolak balik naik taksi online, jadi sedikit menghemat ongkos !" Rinto berkata dengan jujur.
Brian mengangguk - anggukan kepalanya " baguslah daripada tidak punya sama sekali !"
" ayo masuklah .. !" Rinto melambaikan tangannya.
Brian memasuki mobil tersebut, dia kagum walaupun terkesan jadul tetapi mobil itu terawat , 20 juta untuk mobil yang terawat ,menurut Brian itu sangat murah.
di dalam mobil Brian membuka suara " Rin kita ke panti asuhan Terpadu dulu, jemput temanku, dia juga bekerja di Axel Corporation !"
" tapi nanti telat Bri.. sudah jam berapa ini !" Rinto melirik jam yang ada di pergelangan tangannya.
" sudahlah.. itu nanti urusanku !, kita kesana dulu !" Brian tidak menghiraukan ucapan Rinto.
Rinto mendesah kesal, tetapi dia menuruti perintah Brian, toh cuma telat hari ini saja, Rinto menginjak gas dengan kecepatan tinggi.
sepuluh menit kemudian mereka sampai di Panti asuhan Terpadu, benar saja Anisa sedang gugup menunggu Brian, sudah hampir jam 7 belum sampai - sampai.
saat melihat sebuah mobil berhenti di hadapannya Anisa mengerutkan kening, tetapi tak selang beberapa lama Brian keluar dari mobil.
" ayo masuk.. nanti telat !" Brian melambaikan tangan pada Anisa.
Anisa hanya mengangguk, dia tidak bertanya apa - apa pada Brian, dia memasuki mobil duduk disamping Brian.
" aku bukan sopir loh Bri ?!" Rinto berdecak kesal saat melihat Brian duduk di belakang dengan Anisa.
Brian terkekeh menggoda Rinto " hehehe... untuk hari ini kamu jafi sopir aku oke !, ayo buruan nanti telat !"
Rinto hanya menggeleng melihat tingkah sahabatnya tersebut. mereka menuju Axel Corporation tanpa membuka suara sedikitpun, Brian juga sibuk bermain dengan ponselnya , Anisa cuma diam dengan canggung, dia tidak tahu harus berbicara apa, sementara Rinto fokus menyetir , jadilah hening sepanjang perjalanan mereka.