NovelToon NovelToon
Nikah Paksa Amrita Blanco

Nikah Paksa Amrita Blanco

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa
Popularitas:40.5k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Amrita Blanco merupakan gadis bangsawan dari tanah perkebunan Lunah milik keluarganya yang sedang bermasalah sebab ayahnya Blanco Frederick akan menjualnya kepada orang lain.

Blanco berniat menjual aset perkebunan Lunah kepada seorang pengusaha estate karena dia sedang mengalami masalah ekonomi yang sulit sehingga dia akan menjual tanah perkebunannya.

Hanya saja pengusaha itu lebih tertarik pada Amrita Blanco dan menginginkan adanya pernikahan dengan syarat dia akan membantu tanah perkebunan Lunah dan membelinya jika pernikahannya berjalan tiga bulan dengan Amrita Blanco.

Blanco terpaksa menyetujuinya dan memenuhi permintaan sang pengusaha kaya raya itu dengan menikahkan Amrita Blanco dan pengusaha itu.

Namun pengusaha estate itu terkenal dingin dan berhati kejam bahkan dia sangat misterius. Mampukah Amrita Blanco menjalani pernikahan paksa ini dengan pengusaha itu dan menyelamatkan tanah perkebunannya dari kebangkrutan.

Mari simak kisah ceritanya di setiap babnya, ya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4 Berjumpa Sang Pengusaha

Mobil mewah berwarna cokelat yang membawa serta Amrita Blanco tampak bergerak cepat, memasuki area Asyer Estate sedangkan mobil crossover metalik milik Blanco mengikuti dari arah belakang.

Perasaan Amrita mulai terasa aneh ketika dia melihat kejanggalan pada diri pria asing yang duduk disampingnya dan pria aneh itu sedang menyetir mobil.

Amrita melirik diam-diam ke arah kaca spion depan mobil, bermaksud memastikan apakah mobil milik ayahnya masih mengikuti mobil ini.

Rupanya mobil crossover metalik milik ayahnya masih mengikuti mobil milik pria asing dan Amrita merasa lega karenanya.

Mobil mewah berwarna cokelat tua melaju kencang ke arah depan sebuah bangunan megah mirip kastil lalu terparkir tepat di beranda teras.

Asyer Estate seperti area lahan pemukiman karena luasnya area tersebut yang mirip kawasan pemukiman penduduk kota, disekelilingnya terhampar tanah rerumputan hijau yang dipenuhi oleh tanaman bunga mawar merah dan putih sangat asri.

Tampak sebuah jembatan danau buatan di sebelah utara dari Asyer Estate.

Ditengah-tengah danau buatan terdapat sebuah pulau, untuk sampai kesana harus menggunakan perahu khusus yang tersedia di tepi danau buatan.

Pemandangan menakjubkan yang memukau mata terpampang jelas sepanjang perjalanan di area Asyer Estate.

Asyer Estate tidak hanya menjadi kediaman tinggal lagi melainkan hampir mirip sebuah area menarik yang tak ubahnya seperti kawasan wisata saking cantiknya tempat ini.

Amrita bertambah takjub setiap dia melihat pemandangan di sekitar area Asyer Estate yang memukau hati seolah-olah dirinya menjelma bak putri raja di dunia dongeng.

Senyum manis terus-menerus mengembang di sudut bibirnya yang merah merekah cantik.

Sesekali Amrita menghirup udara segar yang berhembus disekitar area Asyer Estate, mencoba merasakan kesegaran udara di tempat menakjubkan itu.

"Ehem... Ehem... Ehem... !" terdengar suara pria asing sedang berdehem pelan.

Amrita tersentak kaget lalu tertunduk malu karena sikapnya yang norak.

"Apa kau suka tempat ini ?" tanya pria asing dengan suara parau.

Amrita hanya mengangguk pelan seraya berkata.

"Ya...", sahutnya malu-malu.

"Jika kau suka Asyer Estate maka kau bisa tinggal disini sesukamu mulai dari sekarang !" kata pria asing yang mengenakan penutup kain di wajahnya.

Hanya ada dua mata yang terlihat dari wajah pria asing sebab seluruh wajahnya ditutupi oleh kain hitam.

"Apa ?!" sahut Amrita tertegun.

"Kenapa kau terkejut ?" kata pria itu.

"Aku tinggal disini..., mana mungkin...", ucap Amrita sembari tersenyum simpul.

"Kenapa tidak mungkin, semua bisa menjadi mungkin, nona...", kata pria asing dari balik penutup kainnya.

"Tempat indah ini bukan milikku dan aku tidak mungkin tinggal karena aku bukan siapa-siapa disini", kata Amrita.

"Siapa namamu ?" tanya pria asing.

Suara parau milik pria asing terdengar berwibawa sehingga siapapun tidak akan berani padanya.

"Amrita...", sahut Amrita.

"Nama yang indah...", kata pria itu.

"Dan namamu...", tanya Amrita.

Sebelum pria asing menjawab pertanyaan Amrita, datang kedua orangtua Amrita yang baru saja turun dari mobil mereka.

"Amrita...", panggil Pamela.

Tampak Pamela dan Blanco sedang berjalan menghampiri Amrita dan pria asing.

"Ibu...", sahutnya seraya menoleh kepada Pamela Blanco.

Pamela tersenyum manis ke arah pria asing kemudian melanjutkan pembicaraan.

"Kita sudah tiba di Asyer Estate, mungkinkah kami bisa bertemu dengan pengusaha estate itu, bukankah anda akan memperkenalkan kami padanya", ucap Pamela.

"Benar, aku akan membawa kalian, menemui pengusaha itu, dia ada didalam rumahnya karena aku baru saja mengirim pesan singkat kepada dia", kata pria asing seraya menoleh ke arah ponsel miliknya.

"Oh, Tuhanku..., benarkah itu ???" seru Pamela. "Demi Tuhan..., akhirnya kami dapat berjumpa dengan pengusaha estate itu... !!!" sambungnya takjub.

"Tidak usah mengulur-ulur waktu, sebaiknya kita segera menemui dia didalam", kata pria asing sembari melangkah naik ke atas teras.

"Mari kita masuk, sayangku !" ajak Pamela pada suaminya, Blanco.

Pamela segera menggandeng tangan Blanco seraya melangkah naik ke atas teras rumah yang menjadi kediaman sang pengusaha.

Dua orang pelayan menyambut kedatangan mereka di depan pintu masuk rumah serta menyapa dengan ramahnya.

"Selamat datang... !" sapa dua pelayan perempuan berseragam hitam.

"Tolong antarkan mereka ke ruangan tamu karena aku akan pergi ke lantai atas !" perintah pria asing kepada dua pelayan perempuan saat berada di dalam rumah.

"Baik...", jawab dua pelayan perempuan dengan hormat.

"Kalian bisa ikut mereka ke ruangan tamu dan tunggulah disana sebab aku akan ke lantai atas", kata pria asing seraya memutar badannya hingga menghadap ke arah Pamela beserta suaminya.

"Kenapa anda tidak ikut bersama kami ke ruangan tamu, apakah anda akan memanggil pengusaha itu ?" tanya Pamela.

"Mmmm... ?!" gumam pria asing sembari menggaruk kepalanya pelan.

Dua pelayan perempuan hanya menoleh pelan ke arah pria asing seperti sedang menunggu jawaban.

"Ummm..., sebenarnya aku adalah pengusaha estate itu dan pemilik Asyer Estate ini...", sambungnya bingung.

Pamela tidak mampu menyembunyikan keterkejutannya terhadap ucapan pria asing yang menyebutkan bahwa dirinya adalah pengusaha estate yang dimaksudkan itu.

Istri Blanco langsung melangkah mundur sembari menutup mulutnya dengan kedua tangannya rapat-rapat.

Ekspresi wajah Pamela benar-benar membeku pucat.

"Ba-bagaimana mungkin... ???" ucapnya hampir tak percaya seraya membelalakkan kedua matanya lebar-lebar.

Pamela masih tidak mempercayai bahwa pria asing itu adalah sang pengusaha estate yang dia cari.

"Ini tidak mungkin... ?!" ucap Pamela terkaget-kaget.

Pamela memandang kembali ke arah pria asing dengan tatapan tak percaya, melihat sikap dari Pamela membuat dua pelayan perempuan itu agak kesal.

Mereka membalas menatap Pamela dengan tatapan sinis.

"Apa masalahmu nyonya terhadap tuan kami, beliau adalah pemilik Asyer Estate ini, bagaimana kau tidak mempercayainya dan memandang rendah pada tuan kami ?" ucap salah seorang pelayan perempuan kepada Pamela.

"Berani sekali wanita ini memandang sepele kepada tuan, seharusnya mereka telah diusir dari sini", sambung pelayan perempuan berkuncir dua.

Amrita yang mendengar ibunya dipojokkan oleh dua pelayan perempuan, tidak terima dan membalas ucapan mereka dengan sama pedasnya.

"Lancang sekali kalian yang hanya pelayan di rumah ini bersikap tidak hormat pada orang yang lebih tua dari kalian padahal kami adalah tamu di rumah ini !" ucap Amrita.

Dua pelayan perempuan itu langsung menoleh ke arah Amrita Blanco dengan tatapan sinis.

"Memangnya siapa kamu ?" ucap kedua pelayan itu.

"Kalian tidak perlu tahu tentangku karena tujuan kami ke Asyer Estate untuk bertemu pengusaha estate", kata Amrita.

"Oh, iya... ?!" sahut dua pelayan perempuan lalu tertawa mengejek sembari melirik sinis ke arah Amrita Blanco.

"Apa yang kalian tertawakan ?" ucap Amrita.

"Tentu saja kami tertawa melihatmu, perempuan berpenampilan lusuh sepertimu ingin menemui tuan kami, mimpi sana !" hardik pelayan perempuan sembari mengibaskan tangannya.

Mereka tertawa mengejek bersama-sama seraya menatap Amrita dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Mimpi tahu !!!" ejek dua pelayan perempuan dengan tersenyum lebar, memperlihatkan deretan gigi-gigi mereka yang mengenakan kawat gigi kepada Amrita.

"Kalian... !!!" kata Amrita kesal sembari mengepalkan kedua tangannya.

"Kenapa ??? Marah ??? Yeee... Yeee... Ye... !!!" ejek dua pelayan perempuan dengan berkacak pinggang.

"Sudah... Sudah... Sudah... !!!" terdengar suara parau dari pria asing mencoba melerai perseteruan antara Amrita dengan dua pelayan perempuan.

Pria asing segera menatap tajam ke arah dua pelayan perempuan lalu berkata padanya.

"Mau dipecat ? Kenapa masih diam disini dan tidak melakukan yang aku perintahkan ?" ucapnya dingin.

Dua pelayan perempuan langsung terdiam serta tertunduk ketika pria asing berbicara kepada mereka dengan tatapan dinginnya.

1
Skyweer Skyweer
up
Anonymous
ketertarikan /Kiss/
Anonymous
fine
Anonymous
up....
Andina Spencer
damn i love you...
Andina Spencer
romantic always...
Andina Spencer
not bad...
Andina Spencer
up...
Bianca Nadia
dia juga bisa dansa
Bianca Nadia
jadi keinget sama film runway bride
Bianca Nadia
semangat amrita
Bianca Nadia
lanjut....
Bianca Nadia
misteri dibalik topeng
Bianca Nadia
semangat pagi thor
Bianca Nadia
pergi ke ibukota mencari harapan
Bianca Nadia
seru nih bakalan ceritanya 🍒
Tamara Black
lanjut...
Andina Spencer
goes 💪
Andina Spencer
something stupid that i love you /Rose/
Andina Spencer
romantic
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!