Ditolak Camer, Dinikahi MAJIKAN

Ditolak Camer, Dinikahi MAJIKAN

01 kutukan

"Tapi, janin dalam kandungan saya benar-benar anak Mas Jerry, Tuan!" Indah masih bersimpuh, air mata berurai.

"Dan kau pikir aku akan percaya? Aku tahu trik gadis miskin sepertimu. Kau pasti sengaja mendekati lalu menjebak putraku, kan? Kau ingin naik kasta menjadi menantu konglomerat, hah?"

Indah beralih menatap Jerry yang tertunduk diam. "Tolong katakan sesuatu, Mas!" Namun, Jerry bergeming. Dan itu membuat Indah benar-benar kecewa dengan sikap Jerry.

Mana kata-kata manisnya dulu saat mengejarnya? Bukankah dia bilang akan bertanggung jawab? Bukankah lelaki di hadapannya ini, yang sekarang tertunduk diam bak patung itu mengatakan bahwa apapun yang terjadi mereka akan hidup bersama dalam suka maupun duka? Tapi, kenapa sekarang pria yang dicintainya hanya pasrah pada ucapan papanya?

"Katakan sesuatu, Mas!" Mohon Indah lagi. Air matanya terus mengalir, tak bisa berhenti.

"Pa…!" Jerry melihat Tuan Handoko, mencoba memohon.

"Tidak!" Tuan Handoko memotong ucapan Jerry yang belum sepatah kata pun. "Sampai kapan pun papa tidak akan merestui hubungan kalian ataupun mengakui anak dalam kandungannya. Papa tidak percaya dengan apa yang diucapkan gadis miskin itu!" lanjut Tuan Handoko. "Jangan bodoh, Jerry, trik seperti ini biasa dimainkan rakyat jelata sepertinya!" lanjutnya lagi.

Indah menggelengkan kepala, airmatanya semakin tak terbendung, mendengar ucapan Tuan Handoko yang tak henti menghinanya. Sehina itukah dirinya?

"Dan kau boleh memilih, Jerry! Turuti keputusan papa, dan kau akan tetap hidup bergelimang harta. Atau ikuti gadis miskin itu, tapi papa akan mencabut semua fasilitas yang sudah papa berikan. Bersiaplah menjadi gembel!" Tuan Handoko memandang tajam ke arah putranya.

Jerry terduduk lesu. Dia ingin bertanggung jawab, cintanya pada Indah begitu besar, dan dalam hatinya percaya bayi dalam kandungan Indah adalah miliknya karena dia membuktikan sendiri ketika pertama kali menerobos gawang Indah.

Akan tetapi, dia juga tak sanggup hidup melarat. Apa kata teman-temannya nanti jika tiba-tiba dia berubah status menjadi rakyat jelata? Tidak, dia tidak bisa membayangkan dirinya dikucilkan dari pertemanan.

"Kau sudah lihat keputusan anakku, kan?" sinis Tuan Handoko yang melihat Jerry tak lagi bicara. "Jadi, pergilah kau dari tempat ini. Saya tidak mau tempat saya yang bersih ini ternodai oleh virus miskin yang kau bawa. Sampai kapan pun saya tidak akan pernah menerima anak dalam kandunganmu sebagai keturunanku!"

"Dasar gadis miskin murahan! Aku tidak tahu sudah berapa banyak lelaki yang menikmati tubuhmu. Dan sekarang, enak sekali kau ingin meminta anakku bertanggung jawab. Kau pikir aku bodoh? Hah?!"

"Cepat pergi dari istana ku! Aku berbelas kasih padamu! Gunakan ini untuk makan, atau… atau jika kau mau, kau bisa menggugurkan kandunganmu. Dasar pengemis!" ucap Tuan Handoko sambil melemparkan segenggam uang berwarna merah yang baru saja dia ambil dari saku celananya.

Indah menepis lembaran-lembaran uang berwarna merah yang dilempar Tuan Handoko ke wajahnya, lalu beranjak berdiri, menyeka air mata yang membasahi pipinya dengan punggung tangannya. Ditatapnya tajam lelaki tua yang sejak tadi tak henti menghinanya.

Sakit dalam hatinya tak terperi. Demi Tuhan, dia bukanlah gadis pengejar harta. Dia hanya ingin tanggung jawab Jerry sebagai ayah dari janin dalam kandungannya, tetapi inikah yang layak dia terima? Dia sungguh tak rela harga dirinya terinjak.

"Baiklah, jika itu keputusan Anda! Akan tetapi, dengar baik-baik oleh kalian berdua!"

"Demi apapun, saya tidak terima dengan penghinaan ini. Karena itu, saya, Indah Cahyani, saya bersumpah, saya mengutuk Anda, wahai Tuan Handoko yang terhormat, bahkan jika Anda menangis dengan air mata darah sekalipun, ketika Anda menginginkannya, Anda tidak akan pernah mendapatkan keturunan dari darah daging Anda sendiri!"

"Darah keturunan Anda akan terputus sampai di sini, tak akan ada lagi keturunan Anda setelah hari ini!"

"Suatu saat nanti Anda akan ingat dan akan mencari gadis yang Anda anggap miskin ini, dan pada saat itu terjadi maka semua sudah terlambat!"

Indah berucap dengan derai air mata yang kembali membasahi pipinya. Ucapan yang sesungguhnya tidak dia sendiri duga sebelumnya. Ucapan yang keluar begitu saja karena amarah dan kepedihan dalam hatinya.

Tatapan mata Indah beralih ke arah Jerry yang hanya diam membisu. Jerry menatap nanar mendengar ucapan menyakitkan yang keluar dari mulut Indah, air matanya tanpa sadar mengalir begitu saja.

"Dan kamu. Kamu yang sudah menyia-nyiakan darah dagingmu, Jerry!" Tak ada lagi sebutan 'Mas' tersemat untuk sosok yang telah menanam luka.

"Aku mengutukmu untuk tidak lagi bisa memiliki keturunan seumur hidupmu. Suatu saat kau akan mencari kami, Jerry, suatu saat kau akan bersimpuh di hadapan anakku, kau akan mengemis pada anakku, kau akan bersujud dan memohon padanya untuk dipanggil Ayah!" lanjut Indah.

"Tapi itu tidak akan pernah terjadi, Jerry. Anak ini hanya akan menjadi anakku!"

Hatinya benar-benar terasa sakit atas hinaan yang keluar dari mulut Tuan Handoko. Betapa tidak, Tuan Handoko menyebutnya sebagai seorang perempuan murahan, perempuan penjual harga diri. Tuan Handoko juga tidak mempercayai bahwa janin yang ada di dalam kandungannya adalah darah daging dari putranya, Jerry Handoko. Lebih parahnya, Tuan Handoko mengatakan bahwa dia memang berniat untuk menjebak Jerry Handoko agar dia bisa menikah dengan keluarganya yang kaya raya.

Jeduar… jeduar…

Tiba-tiba petir terdengar bersahutan di atas bangunan mewah milik Hardi Handoko, langit sore yang semula cerah tiba-tiba berubah menjadi mendung. Dan perlahan air hujan turun membasahi bumi. Alam seakan ikut menangis.

Hati Jerry dan Tuan Hardi bergidik, apakah baru saja langit mendengar dan meng-amin-i sumpah yang terucap dari mulut Indah?

Indah pergi meninggalkan tempat itu, rumah mewah kediaman keluarga Handoko, setelah mengucapkan kutukannya. Entah apa yang terjadi dengan sore yang cerah itu, kenapa tiba-tiba saja menjadi hujan yang sangat deras. Alam seakan ikut menangis dengan apa yang dialami oleh Indah.

Indah berjalan dan terus berjalan, di tengah derasnya hujan, tubuhnya sudah menggigil, tapi dia tak tahu harus ke mana. Dia sudah diusir dari tempat kosnya karena seorang teman kosnya tahu kalau dia sedang hamil, padahal dia belum bersuami, temannya itu lalu melaporkan dia pada si empunya tempat kos.

Lalu sekarang dia mau ke mana? Sedangkan di toko tempatnya bekerja, dia juga sudah dipecat. Indah menyesali semua yang telah terjadi. Kenapa dia dulunya percaya begitu saja pada mulut manis Jerry Handoko. Lebih menyesal lagi karena dia yang begitu gampangan dengan rela menyerahkan kehormatannya pada lelaki itu. Ya, mungkin dia memang layak disebut murahan.

Terpopuler

Comments

Patrick Khan

Patrick Khan

hadir q kak.. awal yg menguras emosi.. aku suka yg kyk gini

2025-02-16

2

Susanti Wahyuningsih

Susanti Wahyuningsih

q mampir thoor
penasaran sama cerita nya...

2025-02-18

1

〈⎳ Moms TZ

〈⎳ Moms TZ

nyicil atu dulu, biar ada nangkring di daftar bacaan./Facepalm/

2025-02-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!