Ketika cinta harus diakhiri karena syarat dari kedua orang tuanya yang mendambakan seorang menantu hafiz Al'quran.
Dan aku terpaksa menikah dengan perempuan lain yang tidak aku cintai karena hutang jasa.
Bagai mana kelanjutannya simak ceritanya di novel. CINTA TERHALANG 30 JUZ AL'QURAN.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 30. Kerumah Pak Imran
Keesokan pagi, Pak Imran mempersiapkan pakaian untuk Safira.
Tadi malam Pak Imran sudah menceritakan tentang keadaan Ariel yang sudah dibawa kerumah sakit besar dikota.
Dirumah Ustadz Amir, Arumi tidak keluar dari kamar, dia tidak berani keluar karena Reza mengancamnya.
Arumi tidak dikasih keluar oleh Reza, karena Reza takut Ustadz Amir dan Umi Lia akan melihat tubuh Arumi yang lebam akibat bekas tali pinggang.
Sudut Bibir Arumi juga pecah, Reza tidak memberi izin Arumi keluar, makanan dan minuman Reza bawa masuk kedalam kamar.
Reza juga sangat pandai membohongi kedua mertuanya saat ditanya kenapa Arumi tidak keluar.
"Kenapa Arumi tidak keluar untuk sarapan ?" tanya Umi Lia.
"Arumi tidak mau keluar Umi, Abi, katanya dia malu karena kejadian semalam." Bohong Reza menutupi kekejamannya terhadap Arumi.
"Oh tidak apa-apa,, biarkan dia menenangkan diri dulu dikamar, kamu bawakan saja sarapannya kekamar." Ujar Ustadz Amir membuat Reza lega.
Reza mengangguk, dia langsung membawa sarapan untuk Arumi kekamar, dia baru membolehkan Arumi keluar kalau sudah bekas tali pinggang itu pulih.
***
Deril dan Re Pagi-pagi sekali sudah berangkat dari rumah, saat ini keduanya sudah berada dirumah Pak RT kampung Pak Imran.
"Silahkan duduk !" Pak RT Mempersilahkan Deril dan Re duduk.
Re dan Deril mengangguk, dia duduk dikursi yang berhadapan dengan Pak RT.
"Kalau boleh saya tau, apa tujuan anda datang kesini ?" tanya Pak RT pada Deril dan Re.
"Begini Pak RT, sebelumnya kami mohon maaf, maksud dan tujuan kami datang kesini, kami mencari Adik kami. Kami sudah mendatangi beberapa kampung, Hanau kampung ini yang belum kami datangi." Ujar Deril.
"Benar Pak, kami sudah sangat lama mencarinya, semoga kami menemukannya dikampung ini, karena menurut ramalan Kakek kami, Adik kami berada didesa dan hilang ingatan, sebab itu kamu mencari ke kampung, seperti saat ini." Imbuh Re.
Pak RT mengangguk, kemudian dia bertanya lagi pada Deril dan Re. " Siapa nama Adik kalian, dan sudah berapa lama di hilang ?" tanya Pak RT lagi.
"Namanya Ariel, dia menghilang kurang lebih enam bulan, kami sudah mencarinya, termasuk anggota Polisi dan SAR juga mencari, tapi pencarian diberhentikan, karena sudah satu bulan lebih tidak ada hasil." Jawab Deril dan menceritakan saat pertama kali Ariel menghilang.
Pak RT mengangguk-ngangguk kepala, dia menatap kedua pemuda didepannya yaitu Deril dan Re.
Pak RT ingin memastikan apa benar kedua pemuda didepannya sekarang mencari seseorang, atau ada niat lain.
"Disini memang ada seorang pemuda yang ditemukan oleh warga saya disungai, tapi saya tidak boleh memberitahu kalian dengan mudah, sebelum kalian menunjukkan foto Adik kalian padaku." Ujar Pak RT lagi.
"Benarkah ?,itu pasti Adikku, oke, aku punya fotonya." Deril sangat senang dan antusias, dia langsung mengeluarkan ponselnya.
Deril membuka galeri, dan men scroll satu persatu gambar di galeri Hpnya.
Tangan Deril terus menggesek layar ponselnya, hingga tangannya berhenti saat dia mendapatkan foto dirinya, Mamanya dan juga Ariel.
"Ini Pak, Ini Foto Adikku, yang perempuan ini, Mamaku, ini aku, dan yang ini Ariel, Adikku yang hilang itu." Deril menunjukkan foto dirinya dan keluarganya pada Pak RT, agar Pak RT tidak ragu lagi padanya.
Pak RT, mengambil ponsel Deril, dia memperhatikan satu persatu foto itu, dia melihat kewajah Deril, kemudian melihat lagi ke foto, memang wajah Deril sama seperti difoto.
Kemudian dia melihat foto Ariel, yang berdiri disebelah kanan perempuan paruh baya.
Pak RT langsung bisa melihat, kalau yang di foto memang benar Nazriel yang tinggal dirumah Pak Imran.
"Benar, ini pemuda yang tinggal dengan salah satu warga saya, tapi yang perempuan ini ." Pak RT seperti familiar dengan wajah perempuan di Hp Deril.
"Dia Mamaku, sekarang beliau dirumah, dia kurang sehat, sejak kehilangan Ariel." Ujar Deril memberitahu Pak RT agar tidak penasaran.
Pak RT tidak mengindahkan ucapan Deril, dia diam mengingat-ingat siapa perempuan di foto yang terasa sangat familiar dimatanya.
Sesaat kemudian, Pak RT bersorak, membuat Deril dan Re kaget, saat Pak RT bisa mengingat perempuan yang ada di Hp Deril.
"Wanita ini, Rita, ya Rita, dia Putrinya Kiai Ilham, apa benar ini orang tua kami?" tanya Pak RT menatap wajah Deril.
Deril mengangguk membenarkan kalau perempuan paruh baya di Hpnya adalah Nyonya Rita Mamanya.
Pak RT kemudian mulai menceritakan dirinya dan Rita pada Deril dan Re.
Pak RT mengatakan kalau dia dengan Nyonya Rita, sangat dekat, karena dulu Pak RT pernah mondok di pesantren Kiai Ilham.
Tapi keduanya sudah tidak akrab setelah Rita yaitu Mamanya Ariel melanjutkan kuliah dikota.
Pak RT melanjutkan ceritanya saat dia kembali bertemu dengan Nyonya Rita tanpa sengaja di mall dua tahun yang lalu.
Deril dan Re hanya bisa mendengar saja, keduanya tidak tau harus berkata apa, namun dalam hati keduanya menggerutu, karena keduanya kerumah Pak RT bukan mendengar curhat Pak RT, tapi ingin bertanya keberadaan Adiknya Ariel.
Melihat Deril dan Re tidak berkomentar apa-apa, Pak RT mengakhiri ceritanya.
Kemudian Pak RT membahas tentang Ariel lagi, yang sudah dibawa kerumah sakit, namun Pak RT tidak menceritakan kronologi kejadian, biarlah nanti Pak Imran sendiri yang menceritakan Ke Deril dan Re.
"Baiklah, saya tidak bisa mengantar kalian, kalian pergi saja jalan didepan ini, sampai dipersimpangan belok kiri, setelah itu jalan lurus, kalian akan melihat rumah besar, dan pondok, setelah pondok, kalian jalan lagi hingga dua rumah, disitulah Adik kamu tinggal, di rumah Pak Imran." Pak RT memberitahu alamat rumah Pak Imran pada Deril dan Re.
"Tidak apa-apa, Pak, kami bisa pergi sendiri, terimakasih sudah memberitahu kami, kalau begitu kami permisi." Ariel menjabat tangan Pak RT, meminta terimakasih sebelum mereka pergi dari situ.
Pak Imran yang sudah siap, dengan tas yang berisi pakaian Safira ditangannya dia melangkah keluar dari rumahnya bersama Buk Siti.
Langkah Pak Imran dan Buk Siti terhenti ketika melihat sebuah mobil mewah berhenti tepat didepan pintu pagar rumahnya.
Perasaan Pak Imran mulai tidak tenang, dia belum tau siapa orang didalam mobil itu, Pak Imran berpikir mungkin polisi atau siapa yang akan membuat masalah, karena Buk Siti istrinya semalam membuat keributan dirumah Ustadz Amir.
Buk Siti juga merasa takut, dia bersembunyi dibelakang tubuh Pak Imran, dia takut kalau itu orang suruhan keluarga Reza, karena keluarga Reza orang kaya, siapa tau akan menyuruh orang untuk membunuhnya.
"Bapak, Ibuk takut." Ujar Buk Siti bersembunyi dibelakang tubuh suaminya.
"Tenang Buk, tidak usah takut, kita belum tau siapa didalam mobil itu." Ujar Pak Imran menenangkan Buk Siti, walaupun dia sendiri juga takut.
Wajah Pak Imran menjadi tegang saat pintu mobil mewah itu mulai terbuka.
Bersambung.
Double up ya , seperti permintaan pembaca ku. terimakasih.
putus dri maya,,
Gm y reaksi ustad abal" itu..