Pembalasan Istri Yang Di Ceraikan Karena Dekil

Setelah Naura pulang, Erna masih tetap berada di cafe. Dia masih asik menyantap dessert. Ntah kenapa akhir-akhir ini selera makannya tidak seperti biasanya.

Sebelum pulang dirinya menyempatkan ke toilet demi becermin sebentar. Dari jarak tidak seberapa jauh dari dia berjalan melewati satu meja, Erna sedikit kaget melihat seseorang yang dikenalnya.

“Bukankah itu wanita yang nggak sengaja di tubruk Naura tad?!’’ gumam Erna pelan.

Saat Ilham akan akan menoleh, buru-buru Erna pura-pura tidak melihat. Dirinya ingin tahu gimana reaksi sepupu suaminya tersebut.

Benar dugaan Erna, jika Ilham langsung mengajak si wanita pergi dengan terburu-buru.

“Hem, siapa dia?... Apa hubungan mereka?’’

Erna fikir, jika memang tidak ada hubungan apa-apa, kenapa juga setelah melihat dirinya Ilham jadi buru-buru meninggalkan cafe atau memang terburu-buru karena kerjaan. Mungkin saja itu klien kerjanya.

Tidak mau pusing memikirkan hal yang belum tentu benar, akhirnya Erna memutuskan pulang saja.

.

...*****...

.

Setiba di rumah, Naura langsung masuk kamar. Sedangkan mertua ntah dimana rimbanya dan Naura tidak mau tahu soal itu. Hati nya masih sakit mengingat kejadian tadi pagi saat dihina oleh sang mertua.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Naura merebahkan diri di ranjang sambil berselancar di Sosmed. Bukan hanya scroll tidak penting, Naura membagikan beberapa koleksi baju yang di desainnya sendiri.

Ya!, Satu tahun lalu Naura membuka toko kecil-kecilan dari hasil uang tabungan dirinya bekerja restoran ketika sebelum menikah. Tidak hanya berjualan di toko, dirinya juga membagikan foto serta link di beberapa aplikasi sosmed. Lumayan laku juga, sehingga Naura bisa menabung.

Tidak ada yang tahu soal toko dan tabungan nya. Dia berencana akan bercerita pada Ilham nantinya, tapi belum ada waktu luang, apalagi akhir-akhir ini Ilham selalu lembur dan keluar kota.

.

.

Malam hari nya, setelah makan malam seperti biasa Naura membereskan cucian piring. Usai beberes dirinya membuat minuman hangat untuk suami dan kedua mertua nya, tidak lupa Cookies yang di isi di toples juga di taruh dalam nampan. Tadi sore setelah istirahat sebentar, dirinya menyempatkan bikin Cookies dari resep terbarunya. Sedari kecil Naura sering melihat ibu nya membuat kue, dari situ dirinya mulai hobby bikin aneka masakan dan aneka kue. Dirinya juga berencana untuk membuka toko kue kecil-kecilan, jika uang tabungan sudah lumayan, Ia akan merealisasikan keinginannya.

.

.

Diruang keluarga, Ilham memakan cookies bikinan sang istri.

“Hem,, apapun yang kamu masak, baik itu makanan berat atau pun kue pasti rasa nya tidak pernah gagal sayang.’’ pujinya tulus.

“Biasa saja, tadi siang ibuk juga makan kue buatan Ghea. Malahan lebih enak!’’ tutur Bu Lidya mulai menjalankan rencananya.

“Siapa pun bisa bikin kue, tetapi tetap bikinan istri ku yang terenak.’’ balas Ilham.

Naura hanya mengulum senyum mendengar pujian sang suami. Sedangkan Bu Lidya menatap Naura sinis.

“Ilham benar buk, Naura menantu kita serba bisa. Sopan, pintar masak dan cantik.’’ Ayah Indra juga menimpali ucapan sang anak.

“Cantik dari mana nya. Mata kalian ini belekan kali ya!, dekil dan kusam begitu kalian bilang cantik. Aku juga heran, kemana sebenarnya uang gaji Ilham ini, kenapa dia ini tidak bisa menjaga penampilannya. Bukan hanya soal anak saja dia mempermalukan ku di depan umum, tapi juga karena dekil nya ini!.’’ Ucap Bu Lidya sarkas.

Dirinya kesal, sang suami beserta anaknya selalu membela menantu yang di anggapnya tidak sempurna itu. Kali ini, dia tidak akan tinggal diam. Dia sengaja akan selalu menekan soal anak dan penampilan, supaya Naura akhirnya menyerah dan menggugat cerai pada Ilham. Dirinya yakin, jika sang anak tidak akan mau menceraikan Naura.

“Ibuk ini apa-apaan sih?... Kenapa jadi meluber kemana-mana bahasannya. Aku kan sudah bilang, aku tidak masalah soal anak, anak itu bonus, selama ini kami tetap bahagia’’_ Ilham berhenti sejenak menahan amarahnya.

“Rasaku cintaku pada Naura sama seperti dulu, tidak berubah meskipun tidak ada anak di antara kami!’‘ lanjut Ilham meninggikan suaranya.

Naura menggenggam erat jemari suami nya. Matanya berkaca-kaca. Dia salut dan terharu akan kebesaran hati suami nya, menerima kekurangannya juga membela nya. Meskipun dia sadari dirinya sudah tidak begitu cantik, tetapi sang suami tidak pernah berubah.

“Naura, bawa Ilham ke kamar. Kamu, jangan masukin kehati ya nak, ucapan pedas istri ayah ini’’ Ucap ayah Indra. Segera dia beranjak meninggalkan sang istri.

Naura hanya mengangguk, sementara Bu Lidya menatap marah suami nya yang berjalan memasuki kamar. Tidak terima dengan ucapan sang suami.

“Kurang ajar!, apa sih istimewanya Naura itu. Sudah mandul, dekil pula. kenapa orang-orang di rumah ini selalu membelanya? Pokoknya aku harus gerak cepat menjodohkan Ilham dan Ghea.’’ batin Bu Lidya. Dirinya memilih tidur di kamar tamu. Berharap sang suami menyusul dan membujuk nya, tapi ternyata tidak sama sekali. Semakin menyalalah hati nya.

...*****...

Di dalam kamar, Naura menangis sesenggukan. Baru tadi pagi dirinya dihina, malam ini kembali dihina. Malahan Bu Lidya terang-terangan menghinanya di depan suami dan ayah mertuanya.

Ilham pun bingung, mau tinggal terpisah, dirinya terlanjur sudah berjanji pada sang ibu. Jika tidak tinggal di rumah orang tuanya, maka Bu Lidya tidak akan menyetujui perjodohan ini.

“Maaf ya sayang, karena mas kamu jadi sering dihina ibu mas, seharusnya dari awal kita tinggal di rumah sendiri saja, persetan dengan ucapan ibu. Tapi bodoh nya mas malah membawa mu ke rumah ini dan sering mendapat hinaan dari ibu mas sendiri.’’ Ucap Ilham. Dia berlutut di depan Naura , tangannya menggenggam jemari sang istri . Sedangkan Naura duduk di ranjang.

“Ini bukan salah mas kok, jadi mas nggak perlu minta maaf. Nau juga setuju untuk tinggal di sini. Selagi mas selalu mensupport Nau, Nau akan selalu kuat meski di hina oleh siapa pun. Jadi, mas tidak perlu merasa bersalah begini.’’ ucap Naura. Dia berusaha menenangkan sang suami. Tidak mungkin juga dia membuat ibu dan anak itu semakin memanas.

“Makasih ya sayang, mas begitu beruntung memiliki Nau.’’ ucap Ilham tulus.

“Nau juga beruntung jadi istri mas. Mas sudah mau menerima semua kekurangan Nau dan kasih sayang mas tidak pernah berubah seiring berjalannya waktu.’’ Naura memeluk sang suami. Air matanya kembali tumpah, antara sedih karena sakit hati karena ucapan ibu mertuanya dan ucapan serta tindakan suami yang berbesar hati melindungi serta membelanya, sehingga lupa lah iya akan kecurigaan nya terhadap suami nya tadi siang.

.

Setelah drama berpelukan, pasangan suami istri itu mengobrol ringan. Ilham kembali memakan kue buatan sang istri. Tidak pernah bosan diri nya jika memakan makanan buatan sang istri.

“Oh ya sayang, maaf ya mas baru sempat kasi tahu kamu, jika besok sepulang kerja mas langsung terbang ke luar negeri, dan sedikit lama. Hampir 2 mingguan sayang.’’ ujar Ilham tidak enak hati.

“Lo, kok luar negeri mas... Biasa nya kan cuman luar kota?, lagu pula kan kamu baru 2 hari yang lalu dinas keluarnya?!’’ tanya Naura. Karena biasanya Ilham hanya dinas luar kota dan paling lama hanya 3 hari. Kali ini hampir 2 Minggu dan luar negeri pula.

.

.

.

.

“Pasti mas Ilham mau hadiahi aku anniversary kemarin, tapi lupa membuang kwitansinya. Pasti dia juga lupa ini memberikan kadonya padaku.’’

.

.

.

.Hallo🤗

Jangan lupa like, komentar dan subscribe nya