NovelToon NovelToon
Alvaro'S Diary

Alvaro'S Diary

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Trauma masa lalu / Slice of Life
Popularitas:890
Nilai: 5
Nama Author: Wèizhī

Alvaro Ardiwinata adalah seorang remaja berusia 16 tahun yang terlahir dari keluarga kaya. Namun, meskipun hidup dalam kemewahan, dia merasa tidak pernah menjadi bagian dari keluarga tersebut. Dia lebih dianggap sebagai "anak pelayan" oleh kedua orangtuanya, Jhon dan Santi Ardiwinata. Setiap kesalahan, besar atau kecil, selalu berujung pada hukuman fisik. Meskipun ia berusaha menarik perhatian orang tuanya, mereka tidak peduli padanya, selalu lebih memperhatikan adiknya, Violet. Violet yang selalu mendapat kasih sayang dan perhatian lebih, tapi di balik itu ada rasa iri yang mendalam terhadap Alvaro.

Sementara itu, Alvaro berusaha menjalani hidupnya, tapi luka psikologis yang ia alami semakin mendalam. Saat ia beranjak dewasa, ia merasa semakin terasingkan. Tetapi di balik penderitaan itu, ada harapan dan usaha untuk menemukan siapa dirinya dan apakah hidup ini masih memiliki makna bagi dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wèizhī, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 14

“Sialan!!! Bagaimana ini bisa terjadi?!“ Tampak seorang pria berjas hitam itu melempar berkas-berkas yang ada dimeja nya ke sembarang arah.

“Tuan… tenanglah. Semua ini berkas penting” ucap sang sekertaris sembari ia memunguti berkas-berkas tersebut.

“Diamlah, Ares! Biarkan kertas tak berguna itu. Aku benar-benar kesal sekarang.,” ucap pria itu yang tak lain adalah Bhram Ardiwinata. Pria yang menjadi incaran Gintara.

Saat ini ia dengan sekertarisnya, Ares. Tengah berada di situasi tak menguntungkan. Sejak beberapa hari yang lalu, dana perusahaannya mengalami kemerosotan tak terhingga. Sampai membuatnya pusing tujuh keliling untuk memperbaikinya.

Ares menatap kesal kearah Bhram. Ia tahu semua awal mula dari semua hal ini. Semuanya berawal dari Bhram yang menantang Gintara di acara Konferensi Pers minggu lalu.

Flashback On

Saat itu tengah diadakannya sebuah Konferensi Pers dan dihadiri oleh banyak orang. Disana juga terdapat sebuah pertemuan untuk beberapa aktor dan orang-orang yang terkenal dalam bidang masing-masing. Konferensi Pers tersebut dibuat untuk mengumumkan sebuah proyek besar yang akan dimulai oleh perusahaan Entertainment A.X, dan perusahaan besar Gintara Z.E.

Semua awalnya berjalan lancar sampai Bhram menyampaikan pendapatnya.

“Bukankah seharusnya tanah tersebut tak dibenarkan untuk pembangunan? Ada yang bilang kondisinya tak stabil karena tanah yang tak kuat menahan beban material” ucap Bhram

“Tuan Ardiwinata sepertinya tak mengetahuinya. Kami merencanakan proyek ini bukan hanya untuk pembangunan, tapi juga perbaikan tanah. Semuanya dapat diperbaiki dengan adanya kecukupan sumber daya alam” jawab Samuel

“Sumber daya alam? Hal bodoh itu tak akan membuat semuanya berhasil. Kalian membuang uang hanya untuk hal tak berguna. Tanah itu akan membuat kacau sekitarnya.,” ucap Bhram penuh dengan ejekan dan sindiran yang terlihat jelas. Membuat media massa mulai menaruh perhatian mereka dan bahkan menyorotinya dengan kamera.

“Begitu ya? Bagaimana jika kita lihat saja nanti. Apakah perkataan tuan Ardiwinata benar, atau saya yang benar?!“ Samuel tampak kesal. Bahkan wajah datar dengan aura dinginnya menusuk sampai tulang membuat yang disekitar merasa tertekan begitu juga dengan Bhram.

“Seseorang yang menculik rubah dari induknya tak akan pernah berhasil.,” ucap Bhram penuh arti dan itu diketahui dengan baik oleh Samuel.

“Dan induk rubah itu akan menyesalinya karena sudah memberikan anaknya.,” ucap Samuel.

“Tentu dia akan memberikannya karena anaknya diculik bahkan tanpa ia sadari, penculik itu adalah serigala keji.,” balas Bhram dengan ekspresinya yang tampak semakin kesal.

“Serigala lebih baik karena mereka setia. Setidaknya anak rubah itu tak akan tersiksa, seperti saat ia berada dibawah naungan induknya.,” ucap Samuel.

Sejak hari itu, Samuel semakin merasa kesal dengan Bhram. Ia mempercepat renacana penghancuran keluarga Ardiwinata dan membuat mereka hancur secara perlahan.

Flashback Off

—-

“Tuan. Kita ada jadwal meeting dengan para pemegang saham hari ini. Itu dimulai dalam 5 menit lagi.,” ucap Ares mengingatkan.

“Tck. Para orang bodoh itu dibiarkan menunggu juga tak masalah.” Bhram lalu pergi dari ruangan kerjanya bersama Ares dan menuju ruang Meeting nya

—-

“Ayo nak, makanlah. Bunda membawa makanan lain selain bubur polos itu.“ Tampak saat ini Bunda Lily tengah membujuk Alvaro untuk makan. Namun anak itu tak menginginkannya, karena bagaimanapun rasanya akan hambar bila sampai di lidahnya.

“Em.. tidak, Bun..da… Aku tak ingin.,” tolak Alvaro lemah, ia diminta untuk memanggil Samuel dan Lily dengan sebutan 'Ayah & Bunda', meski begitu ia masih gugup dan merasa tak terbiasa. Seperti ada seekor kupu-kupu terbang di dalam dirinya, geli rasanya.

“Ayolah, sayang. Makanlah, kau akan cepat sembuh jika makan dengan baik” bujuk Bunda Lily tak menyerah.

“Tidak..,” tolak Alvaro memalingkan wajahnya kearah lain.

Ceklek-

Pintu terbuka dan nampaklah Ayah Samuel, Xavier juga Angga. Mereka datang setelah menyelesaikan urusan mereka yaitu kerja dan sekolah.

“Assalamu'alaikum.,” ucap ketiganya memberi salam.

“Waalaikumsalam.,” jawab Bunda Lily dan Alvaro. Namun saat Alvaro membalas salam tersebut, Bunda Lily langsung memasukkan makanan itu kedalam mulut Alvaro yang terbuka.

“Hmmmpp!!“ Tampak Alvaro kesulitan saat mengunyah makanan yang tiba-tiba masuk itu. Ia menatap tak percaya Bunda Lily.

“Ya ampun! Bunda, tak boleh begitu. Alvaro bisa semakin sakit!,” ucap Angga yang lalu ia langsung memberikan air mineral untuk diminum pada Alvaro.

“Maaf… Bunda hanya terlalu bersemangat saat melihat celah. Nak, maafkan Bunda ya?~” Bunda Lily tampak memohon meminta maaf, ia sungguh merasa bersalah akan hal tersebut.

“Tak apa. Ukhuk! Ukhuk!“ Alvaro menjawab namun ia terbatuk-batuk karena efek sentakan sendok itu. Angga dan Xavier membantunya dan menenangkannya. Bunda Lily tampak merasa semakin bersalah, Ayah Samuel yang melihat itu tersenyum dan ia mengusap surai istrinya itu.

“Tak apa, Alvaro sudah bilang, kan. Lain kali hati-hati.,” ucap Ayah Samuel dan di angguki Bunda Lily.

“Baiklah, sekarang habiskan makanannya~” ucap Bunda Lily setelah Alvaro selesai tersedak.

Alvaro menatap bekal itu sinis, entah mengapa ia merasakan permusuhan dari bekal itu. Mungkin efek dari tersedak tadi. Xavier, Angga, Bunda Lily, dan Ayah Samuel yang melihat hal itu saling melirik satu sama lain lalu mereka terkekeh bersama. Ada-ada saja Alvaro ini, bekal pun dijadikan musuhnya.

“Tidak. Yang lain saja.,” ucap Alvaro, dalam pikirnya ia merasa kesal pada kotak bekal itu. Ingin rasanya ia mencincangnya.

“Hahaha! Tak bisa begitu, sayang. Ayolah, makan ya. Nanti Bunda kasih permen deh~” bujuk Bunda Lily sembari ia memperlihatkan permen dengan rasa vanila di tangannya.

“Bund, aku bukan anak kecil. Tak perlu dibujuk seperti ini…,” ucap Alvaro dengan wajahnya yang sudah memerah semerah strawberry.

“Eh, tapi kan Alvaro memang kecil.,” ucap Bunda Lily sembari memiringkan wajahnya dengan ekspresi yang tampak polos. Sontak hal itu membuat Alvaro merasa tersindir.

Ya, dia mengakui bahwa dirinya ini terbilang kecil untuk seukuran anak SMA lainnya. Tapi kan tetap saja, ia tak suka jika dibilang begitu. Ekspresi masam dari wajah manisnya itupun keluar dan para Gintara terkekeh melihat hal itu. Ini kali pertama bagi mereka, melihat ekspresi lain dari wajah Alvaro. Biasanya yang keluar hanyalah wajah datar putus asa tanpa secercah cahaya.

“Syukurlah.,” batin ayah Samuel.

—-

“Sialan. Sebenarnya kemana sih benda itu hilang? Apa jangan-jangan anak sialan itu yang mencurinya?! Saat dia kembali sekolah, akan ku cari dia!,” ucap Violet dengan mood nya yang sudah runtuh. Selama beberapa Minggu terakhir, sejak benda yang ia cari tak kunjung ketemu, ia selalu mudah merasa marah.

Clarionne sudah kembali ke apartemennya di kota sebelah dan melanjutkan pekerjaannya. Sedang Bhram sedang kesana kemari dan mencari cara untuk membuat perusahaannya agar tak hancur.

...✧✧✧✧✧...

Alvaro's Diary

Ayah Samuel, Bunda Lily, bang Xavier, dan bang Angga. Mereka ber-empat benar-benar membuatku merasa hangat. Dirumah sakit, bahkan saat aku dalam keadaan terendah, mereka selalu berusaha untuk mengeluarkanku dari jurang tak berdasar itu. Aku ingin menjaga ikatan ini. Aku akan mencoba untuk terbuka dengan mereka.

...✧✧✧✧✧...

...End Of Chapter 14...

...✧✧✧✧✧...

1
Unknown
Halo guys. terimakasih mau nyempetin baca karya ku ini. mungkin masih banyak kurangnya dalam beberapa hal, tapi aku usahain ceritanya agar tetap seru. sekali lagi terimakasih sudah mampir. and tinggalkan jejak, oky?! ~
Hebe
Saya enggak sabar untuk membaca kelanjutannya thor!
Izuku_Uzumaki
Gak nyangka bisa ketawa terbahak-bahak saat baca ini😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!