NovelToon NovelToon
Sketsa Baby Bee

Sketsa Baby Bee

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Unik Muaaa

"Panggil Bee aja seperti biasa. Gak ada akan ada yang curiga kan kalau kita in relationship, namaku kan Bilqis keluarga panggil aku Bi."

"We have no relationship."

Samapai kapanpun aku akan mengingat kalimat itu.

>_<

Bahkan hubungan yang aku pahami, lain dari hubungan yang kamu pahami.

Kamu tidak salah.

Aku yang salah mengartikan semua kedekatan kita.

Aku yang begitu mengangumimu sejak kecil perlahan menjelma menjadi cinta, hingga salah mengartikan jika apa yang kamu lakukan untukku sebulan terakhir waktu itu adalah bentuk balasan perasaannku.

Terima kasih atas waktu sebulan yang kamu beri, itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku merasakan layaknya seorang kekasih dan memilikimu.

Tolong jangan lagi seret aku dalam jurang yang sama, perasaanku tulus, aku tidak sekuat yang terlihat. Jika sekali lagi kamu seret aku kejurang permainan yang sama, aku tidak yakin bisa kembali berdiri dan mengangkat kepala.

This is me, Bee Ganendra.
I'm not Your Baby Bee Qiss anymore

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Unik Muaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebaik Mungkin

Kepalaku seakan mau pecah.

Seharusnya ini hari pertamaku sekolah setelah liburan semester, tetapi aku enggan untuk turun dari mobil yang mengantarku kesekolah dan meminta supir mengantarku kerumah sakit untuk menemui Bang Ar.

Setiap melangkah dadaku semakin sesak rasanya, bahkan aku menahan diri untuk tidak hilang kontrol selama melangkah menuju tuangan Bang Ar. Beberapa orang yang menyapaku hanya aku balas dnegan anggukan kepala dan tersenyum.

Krek ..

Tepat setelah membuka pintu ruangan Bang Ar dan melihat Abang Ar disana, air mataku tumpah tak bisa tertahan lagi.

"Abang" cicitku.

Bang Ar yang melihatku menangis diambang pintu mengerutkan kening dan melangkah lebar menghampiriku.

"Kenapa?" Tanyanya.

Aku tidak menjawab pertanyaannya, aku hanya menangis segugukan dam menghambur dalam pelukannya.

Bang Ar menutup pintu ruangannya dan menarikku untuk masuk dan duduk disofa.

Tidak ada penghakiman apapun dari Bang Ar, Bang Ar membiarkan aku menangis cukup lama. Dia terus memelukku dna mengusap-usap rambutku menenangkanku.

"Udah lega?."

Itu pertanyaan pertama yang dia lontarkan setelah aku berhenti menangis dan hanya segugukan saja.

Bang Ar mengurai pelukan kami, tangannya dengan telaten menghapus air mataku, bahkan Bang Ar dengan telaten mengambil tisu dan membantuku untuk membuang ingus.

Meski Bang Ar selalu ngeselin dan sering beradu mulut denganku dari pada Abang yang laing, Bang Ar tetap Kakak kandungku yang selalu mengerti dan begitu perhatian dibalik sikapnya yang keras dan kaku.

"Tunggu Abang ngambil ..."

"Kenapa Abang kak bilang kalau Ayah kandung Elio adalah penculik Sakura sebelas tahun lalu?" Tanyaku sembari mencekal lengan Bang Ar mencegahnya pergi.

Bang Ar menghela nafas, kembali duduk disampingku dan tangannya mengelus rambutku lagi.

Tatapan Bang Ar seperti Bunda, begitu menenangkan dan lembut. Ini salah satu alasanku membuka segala hal padanya dari pada ke Chaka kembaranku atau Bunda.

"Kan Abang udah bilang dari awal kalau Bi gak boleh ikut campur masalah Elio."

"Tapi Abang gak bilang kalau ... Ayah Elio ... Itu ..." suaraku mencicit, air mata kembali mengalir.

"Karna Abang gak mau kami begini" Bang Ar menangkup wajahku dnegan kedua tangannya. "Merasa bersalah lagi, nangis lagi. Tapi kamunya yang bandel, demi gak membahayakan Sagara atau mau deketin Sagara, kamu malah ikut campur gak mau diem."

"Abang tahu alasannya" aku langsung cemberut mendengar nama Sagara dibawa-bawa.

Bang Ar tertawa kecil, mengacak-acak rambutku dan bersandar pada sandaran sofa.

Sudah kubilang bukan, aku menyukai Dia (Sagara) bukan lagi rahasia diantara keluarga Ganendra.

"Kasus penculikan Sakura dulu bukan salahmu, Abang tidak mau melihat kamu menangis lagi, ini terakhir kalinya kamu menangis karna merasa bersalah atas penculikan itu. Paham Bi?!."

Aku terdiam tidak langsung menjawab, namun tatapan Bang Ar yang semakin menajam membuatku mengangguk pelan.

Senyum dibibir Bang Ar terukir lebar, tangannya kembali mengusap rambutku lembut.

"Abang" panggilku lirih.

"Hem."

Aku menggigit bibirku sejenak, ragu untuk bertanya pada Bang Ar.

"Mau tanya apa lagi Baby Bi?" Tanyanya begitu lembut.

"Mereka ..." aku masih ragu, "apa mereka bisa bersama Bang?."

Bang Ar tersenyum lebar sebelum terkekeh kecil, "Abang bukan Tuhan hang bisa tahu masa depan Bi. Memangnya bersama tidaknya Elio dan Sakura ada hubungannya dengan bisa tidaknya kamu bersama Sagara?."

"Abang ...." rengekku.

Aku sedang bertanya serius tetapi Bang Ar kembali membahas Dia, otakku kan jadi bercabang sekarang.

Bang Ar tertawa lepas, terlihat bahagia, kembali duduk dengan tegap dan menatapku dengan tatapan serius namun senyum lebarnya masih terukir.

"Abang tahu alasan kenapa kamu jaga jarak dengan Sagara akhir-akhir ini" ucap Bang Ar.

Mataku langsung melotot, rahangku mengatup, dan aku tidak yakin jika pipiku sedang merona sekarang. Bang Ar pasti tahu apa yang aku katakan pada Dia.

Lagi pula apa yang bisa disembunyikan dari Bang Ar, peralatan kecil ciptaannya itu seakan berada dimanapun. Meski Bang Ar seorang dokter dan pemilik Raja Throne Hotel, Abang Ar masih hobi berkutat dnegan dunia coding. Otak jeniusnya itu seakan tidak membuat semua hal didunia ini menjadi mudah.

"Mau saran dari Abang?" Tawarnya.

Keningku mengerut, curiga ... Namun aku penasaran dengan sarannya, karna ini saran pertama Abang Ar tentang perasaanku pada Dia. Sebelum-sebelumnya, Abang Ar tidak pernah memberi saran atau berkomentar apapun.

"Gunakan waktu sebaik mungkin" ucap Bang Ar sembari menatapku dalam, "tapi dibalik itu ... Persiapkan diri untuk keadaan terburuk Bi."

*-*

Hal pertama setelah otakku merasa baik-baik saja menerima tawaran Sakura untuk menggunakan motornya selama Sakura dan Elio berpacaran entah kemana.

Aku tidak perlu pikir panjang, Gunakan waktu sebaik mungkin, kata-kata itu bukan hanya untukku, akan aku gunakan kata-kata itu untuk membantu mereka juga. Terlebih ... Mana mungkin Bilqis menolak mengendarai motor sport tampa ada yang melarang.

"Bang Tio, kenapa tempat biasa gak ada orang?" Tanyaku pada Bang Tio disebrang sana.

"Ya iyalah gak ada orang, ini masih sore Qis. Yang ada nanti semu digirin kekantor polisi."

Aku langsung cemberut mendengarnya, padahal aku sudah semangat untuk balapan dengan anak-anak yang ada di area balap liar ini.

"Ya udah kalau gitu."

Aku memutuskan komunikasi, menatap kesegala arah sembari mengjela nafas.

Kupukul-pukul pelan helm didepanku mencoba berfikir kemana lagi aku bisa pergi, karna aku tidak mungkin membawa motor Sakura pulang, terlebih Bang Ar sudah membantuku meminta izin pada Bunda dan Ayah untuk pulang malam.

Brum ...

Cit ...

Karna sibuk berfikir mau kemana, aku sampai tidak sadar jika ada motor mendekat, aku sadar saat motor itu berbelok dan berhenti tepat didepanku.

Motor, postur tubuh dan helm full face yang dikenakan sangat aku kenali, Sagara ... Gara.

Dia mestandar motornya, melepas helm full facenya, dan menatapku dnegan kening mengerut namun tajam.

Aku dnegan santainya menopang daguku membalas tatapannya dnegan senyum lebar.

"Kenapa lo pakek motor Sakura?, Sakura mana?."

Aku mengakat bahu, "bukannya lo sudah bisa melacak keberadaan orang?, kenapa malah tanya gue?."

Tatapannya semakin tajam.

Dia turun dari motornya, berjalan semakin dekat membuat jantungku bergemuruh, namun aku tetap mempertahankan wajah tenangku.

Tangannya terulur pada motor Sakura yang aku duduki, aku tidak fokus pada tangannya namun fokus membalas tatapan matanya yang tajam menatapku dnegan jarak kami yang cukup dekat.

"Gue melacak dia."

Sagara menunjukkan alat kecil tepat didepanku sehingga aku duduk dengan tegap dan membuang muka.

Aku kenal benda apa itu, itu salah satu benda pelacak milik Bang Je.

Aku tersenyum semakin lebar padanya, "ayo balapan" tantangku. "Kalau aku menang jadi pacarku."

Gunakan waktu sebaik mungkin.

*-*

.

Ketempat balapan tidaka da orang bertemu dia.

"Kenapa motor Sakura ada di lo?."

"Pinjam."

"Sakura mana?."

"Gak tau."

*-*

1
Rini Anggraini
hai thor salam kenal....saya suka baca novelnya,tp g tau jg alurnya gimana cuma ngalir ngikut aja,maaf klo boleh tau alur ceritanya kearah mana ya,soale belum nemu,ini cerita ttg cinta ato gmna ....🙏🏼🙏🏼😊
Efi Nurwardani
tidak sabar menanti mu thor
Unique: Terima Kasih 😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!