Wanita Tangguh-Ku

Weni berjalan dengan linangan air mata, ia tidak menyangka bahwa Bunda dan Ayah nya termakan oleh omongan Lauren.

Bahkan dengan tega nya Bunda Citra menampar pipi Weni. Ia sangat sakit dan sesak di dada nya saat kekecawan di mata Bunda Citra.

"Aku kira Bunda akan percaya padaku dan ia tidak akan termakan hasutan Lauren. Ternyata aku salah, Bunda menyalahkan aku dan bahkan tidak mau mendengarkan ucapan ku" lirih Weni dengan sesegukan.

Weni menunggu Hana di Halte bus, ia sudah menyuruh Hana untuk menjemput nya.

Weni terus saja terisak, ia merasa sangat di rendahkan oleh keluarga Wijaya.

"Lihat saja, aku akan buktikan bahwa aku bisa lebih dari kalian" tekad Weni dengan linangan air mata.

Tin.

Weni langsung bangun dan menyeka air mata nya, ia langsung saja masuk ke dalam mobil yang di kendarai Hana.

"Mbak, are you oke?" tanya Hana khawatir.

"Aku baik-baik saja, tolong bawa aku ke tempat yang sepi" jawab Weni dengan tatapan memohon.

Hana menganggukan kepala tanpa protes, ia tahu pasti ada sesuatu yang terjadi dengan keadaan Bos nya.

Mobil terus melaju ke arah Danau yang sepi dan damai tetapi masih di dekat taman.

Hana memarkirkan mobil nya di dekat Danau tersebut, disana masih ada beberapa orang yang sedang menikmati ketenangan.

Lalu Weni dan Hana menuju ke arah kursi yang tak jauh dari sana.

"Ada apa?" tanyq Hana lembut.

Weni tidak menjawab tetapi ia malah memeluk Hana dan menangis sejadi-jadi nya di pelukan Hana.

Hana mengusap lembut punggung Weni, ia bisa merasakan bahwa tangisan Weni ini seperti tangisan yang sangat pilu.

"Ceritalah, aku akan mendengarkan nya Mbak" ucap Hana

Weni lalu melepaskan pelukannya dan ia langsung menceritakan kejadian saat ini, dan ia juga menceritakan semua tentang Lauren yang licik dan dia juga sudah mengembalikan semua nya pada Bunda Citra, Weni menceritakan semua nya.

Hana mengepalkan tangan saat mendengar cerita dari Weni, bahkan ia juga merasa sesak saat Orang yang kita anggap pengganti Orangtua sendiri tidak mempercayai nya dan malah percaya pada oranglain.

"Aku sakit Han, rasanya dada ku sesak saat melihat Bunda tak percaya padaku" ucap Weni dengan terisak.

"Aku sudah sangat menyayangi mereka seperti Orangtua kandungku sendiri, tetapi mereka dengan gampang nya percaya pada Lauren" ucap nya lagi dengan menyeka air mata.

"Mbak yang sabar, kuat dan percayalah bahwa kebenaran akan segera datang. Aku yakin mereka akan sangat menyesal telah berbuat ini pada, Mbak" balas Hana memeluk tubuh Weni dari samping.

"Aku hanya takut Ayah dan Ibu ku akan sedih dan juga malu saat tahu semua ini, aku tidak menyesali perpisahan ini yang aku sesali kenapa aku bisa mencintai Pria seperti Mas Aldi" lirih Weni dengan air mata yang menetes kembali

Hana menyeka air mata Weni, ia merasa sakit melihat air mata wanita yang sudah ia anggap Ibu dan Kakak sendiri.

"Berhenti lah untuk menangis, bangun dan bangkitlah bahwa kamu adalah wanita kuat, tangguh dan juga bisa melebihi mereka" ucap Hana tegas.

"Jangan tunjukan wajah sembab dan putus asa mu di hadapan mereka, tunjukanlah wajah bahagia dan berani mu di hadapan mereka" ucap nya kembali.

Weni menganggukan kepala dengan tersenyum, ia akan bangkit di atas kaki nya sendiri.

Setelah meresa tenang, Weni dan Hana kembali ke Restoran. Dia akan tinggal disana terlebih dulu sebelum menemukan rumah yang pas.

Selama perjalanan berlangsung, Weni terus saja memikirkan Ayah dan Bunda nya, dia yakin bahwa mertua nya sudah memberitahu mereka.

Ting.

"Ayah tahu bahwa kamu tidak bersalah, tunggulah Ayah dan Bunda disana. Dan kirimkan alamat mu sekarang" isi pesan dari Ayah nya.

Weni meneteskan kembali air mata nya, ia lalu mengirimkan alamat Restoran diri nya.

Weni merasa terharu saat mendengar bahwa Ayah dan Bunda nya lebih percaya pada diri nya.

Sesampai nya di Restoran, Weni langsung saja masuk ke ruang kerja nya. Ia hanya tersenyum kecil pada karyawan yang ada disana.

Para Karyawan pun hanya menganggukan kepala saja, mereka tidak akan menanyakan apapun pada Weni meski penasaran yang mendera di hati mereka.

Setelah itu Hana masuk dengan wajah sembab sama seperti Weni.

"Istirahatlah, besok akan aku ceritakan" ucap Hana dengan tegas.

"Dan besok Restoran akan buka jam siang sampai sore saja, karena pagi besok akan datang Orangtua Mbak Weni" ucap nya lagi.

"Baik Mbak" balas Vio yang di angguki mereka.

Lalu mereka masuk ke kamar nya untuk istirahat, sedangkan Hana masuk ke dalam ruang kerja Weni.

"Istirahatlah, Han" ucap Weni yang sedang duduk di sofa dekat jendela.

"Mbak juga istirahatlah, Mbak harus terlihat segar besok pagi untuk menyambut Orangtua Mbak" balas Hana dengan duduk di depan Weni.

"Sebentar lagi aku tidur, Han. Aku hanya ingin duduk saja disini" ucap Weni.

"Baiklah, aku akan disini juga untuk menemani Mbak" balas Hana tegas.

Weni menghela nafas dan membiarkan Hana, ia terus saja memandang ke arah jendela luar tetapi pikirannya entah sedang berkelana kemana.

Hingga Weni memutuskan untuk pergi tidur ke kamar pribadi nya. Sebelum masuk Weni menyuruh Hana istirahat juga.

Hanq langsung mengangguk dan berjalan keluar dari sana. Dia akan membiarkan Weni sendiri dulu agar pikiran dan hati nya tenang.

***

Sedangkan di Apartemen, Aldi dan Lauren sedang merayakan semua nya dengan pesta kecil.

Orangtua Aldi sudah pulang ke mansion nya, dan besok pagi mereka akan berkumpul lagi disana.

"Ahh sayang bahagia nya aku" ucap Aldi dengan memeluk erat tubuh Lauren.

"Bagus bukan ide ku, aku yakin Bunda mu sangat membenci Weni" balas Lauren dengan memeluk leher Aldi.

"Ya kau memang sangat cerdik dan licik, Beb" kekeh Aldi dengan mencium pipi Lauren dengan gemas.

"Yang penting Bunda mu akan segera mengurus surat cerai kalian" ucap Lauren bangga.

Lalu mereka melakukan hubungan suami istri yang entah keberapa kali nya. Bahkan suara laknat tersebut menggema di dalam kamar tersebut.

Aldi tidak memikirkan bagaimana sakit nya jadi Weni, dan bagaimana keadaan Weni. Aldi malah terlihat bahagia dengan semua ini karena rencana mereka berhasil.

Setelah surat cerai nya keluar, Aldi akan langsung menikahi Lauren agar mereka tidak sembunyi-sembunyi lagi.

Aldi dan Lauren terkapar dengan penuh peluh di sekujur tubuh nya yang polos, bahkan Aldi memeluk kembali tubuh wanita yang sangat di cintai nya tersebut.

Setelah itu mereka langsung saja terlelap karena kelelahan, bahkan mereka tidak sempat untuk mengganti pakaiannya.

.

.

.