Marsya adalah seorang dokter umum yang memiliki masa lalu kelam. Bahkan akibat kejadian masa lalu, Marsya memiliki trauma akan ketakutannya kepada pria tua.
Hingga suatu malam, Marsya mendapatkan pasien yang memaksa masuk ke dalam kliniknya dengan luka tembak di tangannya. Marsya tidak tahu jika pria itu adalah ketua mafia yang paling kejam.
Marsya tidak menyangka jika pertemuan mereka adalah awal dari perjalanan baru Marsya. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ternyata ketua mafia yang bernama King itu ada kaitannya dengan masa lalu Marsya.
Akankan Marsya bisa membalaskan dendam masa lalunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20 Asal Usul Arsy dan Ratu Part II
"Sebentar, aku ke toilet dulu," seru King pada saat mereka sedang makan malam bersama.
King pun pergi meninggalkan keduanya. Raja langsung menatap tajam ke arah Tessa dan Tessa sadar itu. "Tolong jelaskan semua ini," geram Raja.
"Maafkan aku sayang, aku terpaksa melakukan ini supaya aku bisa masuk ke rumah ini dan bertemu dengan Ratu," sahut Tessa.
"Di mana kamu bertemu dengan King?" tanya Raja yang masih terlihat menahan amarahnya.
"Dulu aku kabur karena aku ingin menemui kamu, di jalan aku bertemu dengan King dan meminta bantuan kepada King tapi aku tidak tahu jika King suka kepadaku dan menyatakan cintanya kepadaku," sahut Tessa dengan perasaan bersalah.
"Kamu sudah membuat semuanya hancur berantakan, Tessa," seru Raja.
"Maafkan aku, sayang. Aku tidak punya pilihan lain, karena aku sama sekali tidak bisa menghubungi kamu soalnya pada saat kabur aku tidak membawa ponsel dan King membelikan aku ponsel," sahut Tessa.
"Terus, bagaimana jika King mengajak kamu menikah? aku tidak rela melihat kamu menikah dengan adikku sendiri," geram Raja.
Tessa menggenggam tangan Raja. "Tenang sayang, aku pastikan aku tidak akan menikah dengan King karena aku ke sini hanya karena ingin bertemu kamu dan juga Ratu, anak kita," bujuk Tessa.
"Baiklah, tapi aku minta kamu jangan macam-macam dengan King," ancam Raja.
"Iya, aku janji," sahut Tessa.
Tidak lama kemudian King datang, Tessa segera melepaskan pegangan tangannya kepada Raja. "Kak, kakak tahu tidak Tessa ini putrinya Takeda. Bagaimana kalau Tessa tinggal di sini saja, soalnya kalau tinggal di apartemen aku takut Takeda bisa menemukan Tessa," ucap King.
Raja menoleh ke arah Tessa, lalu dia mengusap wajahnya dengan kasar. "Terserah kamu saja." Raja bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Tessa dan juga King.
Tessa menghembuskan napasnya, dia tahu saat ini Raja sangat marah kepadanya namun tidak ada pilihan lain selain menerima cinta King. Semenjak itu, Tessa tinggal di rumah King dan Raja. Tanpa sepengetahuan King Tessa sering menghabiskan malam bersama Raja.
Pada saat Ratu berusia 9 tahun, Tessa kembali hamil anak kedua. King tidak mengetahuinya, hingga suatu malam King pulang dalam keadaan mabuk. Dia masuk ke dalam kamar Tessa dan memaksa Tessa, kebetulan saat ini Raja sedang berada di luar negeri.
"Jangan King, kamu jangan melakukan ini," tolak Tessa.
"Kenapa kamu selalu menolak aku, Tessa? apa kurangnya aku? padahal aku sudah melakukan apa pun yang kamu mau, aku hanya ingin menikahi kamu tapi kamu selalu banyak alasan mungkin dengan aku melakukan ini, kamu mau menikah denganku," ucap King dengan kondisi setengah sadar.
"Jangan King, aku mohon," rengek Tessa dengan deraian air matanya.
King tidak mau mendengarkan rengekan Tessa, dia terus saja memaksa Tessa hingga akhirnya Tessa pun hanya bisa pasrah karena tenaga dia kalah dengan tenaga King. Setelah puas melakukannya, King pun menjatuhkan tubuhnya di samping Tessa dan langsung tertidur sedangkan Tessa hanya bisa menangis sesenggukan. Tessa mengusap perutnya dan merasa bersalah kepada Raja.
"Semoga saja anakku baik-baik saja. Maafkan aku, Raja," batin Tessa dengan deraian air matanya.
***
Keesokan harinya...
King mulai menggerakkan tubuhnya dan memegang kepalanya yang terasa masih pusing itu. Perlahan di bangun dan membuka matanya, lalu menyisir setiap ruangan. Seketika matanya melotot kala mengingat kejadian tadi malam.
"Tessa," gumam King.
King segera bangkit dan memakai pakaiannya lalu keluar dari kamar Tessa. Dia mencari keberadaan Tessa, dan ternyata Tessa sedang duduk termenung di halaman belakang. King merasa sangat bersalah, perlahan dia pun menghampiri Tessa.
"Tessa, maafkan aku," ucap King.
Tessa masih marah kepada King, dia pun bangkit dari duduknya berniat meninggalkan King namun King dengan cepat menahan lengan Tessa. "Tessa aku mohon maafkan aku, kamu jangan takut dan khawatir jika suatu saat nanti kamu hamil, aku siap tanggung jawab," ucap King.
Tessa menghempaskan tangan King. "Bukan masalah tanggung jawab atau tidak, tapi kamu sudah membuat aku merasa sangat marah dengan perbuatan kamu. Kenapa kamu harus melakukan itu semua?" bentak Tessa.
"Iya, maaf aku salah," sahut King dengan perasaan yang sangat bersalah.
"Untuk sementara jangan ganggu aku dulu, karena aku ingin sendiri," ucap Tessa dengan sorot mata yang sangat marah.
Tessa pun pergi meninggalkan King. King merasa sangat bersalah, tapi dia tidak menyesali perbuatannya karena memang dia ingin menikahi Tessa. King benar-benar sangat mencintai Tessa.
1 bulan dari kejadian itu, Tessa semakin tidak kuat menahan rasa mual yang diakibatkan dari ngidam anak keduanya. King memanggil dokter untuk memeriksa Tessa dan ternyata Tessa sedang hamil. King sangat bahagia karena jika Tessa hamil, sudah pasti Tessa akan menerima lamaran dia tanpa dia tahu jika anak itu sebenarnya anak Raja bukan anak dia.
Semenjak tahu Tessa hamil, King sangat protektif kepada Tessa. Tapi pada saat King lengah, Tessa justru bermesraan dengan Raja di belakang King. Keduanya memang jahat, tidak jujur dari awal, mereka tidak tahu amukan seperti apa yang akan King lakukan jika dia tahu kalau selama bertahun-tahun dia dibohongi oleh Tessa dan juga kakaknya.
Flashback off....
***
Tidak membutuhkan waktu lama, King pun sampai di rumah. Raja kaget mendengar deru mobil King. "Cepat kamu keluar dari sini, kalau King tahu bisa mati kita berdua," titah Raja.
Tessa pun berlari keluar dari ruangan kerja Raja, namun sayang dia bertabrakan dengan King membuat Tessa oleng dan terjatuh ke lantai. King kaget, dia pun membantu Tessa untuk bangun. Tessa tak kaget, jantung dia benar-benar tidak aman saat ini takut King curiga kepada dirinya.
"Kamu habis ngapain dari ruangan Kakakku?" tanya King.
"Ah itu, anu---aku barusan habis minta nomor Andrew kepada Kakakmu, soalnya aku mau suruh dia perbaiki ponsel aku yang rusak," sahut Tessa gugup.
King mengerutkan keningnya, sedangkan Tessa hanya bisa menundukkan kepalanya karena takut King tahu kalau saat ini dia sedang berbohong. "Kenapa kamu tidak tanya kepadaku?" tanya King kembali.
"Aku tidak ingat nomor ponsel kamu jadi aku minta bantuan kepada Kakakmu," dusta Tessa.
"Oh. Ada yang mau aku bicarakan denganmu, apa kamu ada waktu?" seru King.
"Ah, baiklah. Aku selalu ada waktu untukmu." Tessa merangkul lengan King dan membawanya pergi dari sana.
Tessa membawa King ke halaman belakang. "Apa yang mau kamu bicarakan denganku?" tanya Tessa dengan senyumannya.
"Aku akan menikahimu minggu depan, tidak ada alasan lagi untuk kamu menolak aku. Kasihan Arsy, dia butuh identitas yang sebenarnya dari kedua orang tuanya," ucap King.
Tessa sangat kaget, seketika senyum Tessa menghilang, dia benar-benar tidak bisa menikah dengan King karena yang dia cintai Raja bukan King.