LOVE AND REVENGE

LOVE AND REVENGE

Episode 1 Pengenalan Tokoh

Marsya Beverly, wanita cantik berusia 27 tahun. Dia seorang dokter umum, Marsya adalah dokter paling dingin dan hampir tidak pernah tersenyum sama sekali. Bukan tanpa alasan Marsya memiliki sifat seperti itu, semuanya karena masa lalu yang membuat hidup Marsya bagaikan patung hidup.

King Roderick, pria tampan berusia 30 tahun. Dia adalah seorang mafia kejam namun bagi orang biasa tidak ada yang mengenal King hanya orang-orang tertentu yang mengenalinya. King hampir sama seperti Marsya, walaupun wajahnya tampan tapi terlihat menyeramkan karena sifat bengis yang selalu menghiasi wajahnya.

🍀

🍀

🍀

Flash back on.....

17 tahun yang lalu....

Marsya saat ini baru berusia 10 tahun, dia tinggal bersama kakeknya. Sebenarnya waktu bayi Marsya ditemukan di dalam sebuah kardus oleh Kakek Hengki di depan rumahnya. Dikarenakan Hengki tinggal sendiri dan tidak mempunyai anak, akhirnya Hengki pun mengurus Marsya dengan penuh kasih sayang.

"Astaga, Kakek ke mana ya sudah malam begini belum pulang juga," gumam Marsya sembari mondar-mandir di depan pintu.

Diusianya yang baru menginjak 10 tahun, sikap Marsya sudah terlihat sangat dewasa tepatnya dipaksa dewasa sebelum waktunya. Kehidupan Hengki yang susah dan serba kekurangan memaksa Marsya untuk bisa mandiri dan berjualan apa pun untuk membantu Kakeknya itu. Saat ini, Hengki bekerja di sebuah penggalian tanah di kampung itu.

Sesekali Marsya mengintip dari balik jendela, namun Kakeknya belum juga terlihat. "Ya Tuhan, semoga saja Kakek baik-baik saja," gumam Marsya kembali.

Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya membuat Marsya semakin khawatir dan ketakutan. Hingga tidak lama kemudian, terdengar suara pintu ada yang mengetuk dan Marsya pun dengan cepat membukanya tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang datang. Seketika Marsya kaget, setelah melihat pria tua yang sama sekali tidak Marsya kenal.

"Ma--af, anda siapa?" tanya Marsya gugup.

Pria tua itu mendorong pintu dan masuk begitu saja membuat Marsya ketakutan. "Tuan siapa? kalau mau bertemu dengan Kakek, dia belum pulang," tanya Marsya semakin ketakutan.

Pria tua itu menyeret Marsya masuk ke dalam kamar dan memaksa Marsya. Marsya berteriak meminta tolong, namun suara teriakannya kalah dengan suara derasnya hujan. Pria tua itu dengan biadabnya menggagahi Marsya yang saat itu masih usia 10 tahun.

Marsya tidak bisa berbuat apa-apa lagi, tenaga anak kecil jelas kalah dengan tenaga orang dewasa. Pria tua itu seorang pedo**l yang suka kepada anak kecil. Sudah puluhan anak kecil yang menjadi korbannya namun tidak ada yang bisa menangkapnya karena dia sangat licin bahkan setelah dirudapaksa, para korbannya biasanya dibunuh dengan kejinya.

"Astagfirullah, Marsya!" pekik Kakek Hengki.

Hengki sangat terkejut melihat keadaan cucu kesayangannya sedang diperlakukan dengan keji oleh pria yang tidak ia kenal. Keadaan Marsya saat ini sudah tidak sadarkan diri, sedangkan si pria tua itu tak kalah kaget saat dipergoki oleh orang lain. Lalu dia mengambil pisau dan menghujam tubuh Hengki sampai tak berdaya.

Pria tua itu pun kabur dan menghilang di pekatnya malam menerobos derasnya hujan.

"Mar--sya cu--cuku," ucap Kakek Hengki terbata.

Dengan tubuh yang bersimbah darah, Hengki merangkak menghampiri cucunya yang setengah bugil itu. Air mata Hengki mengalir, sekuat tenaga dia mengambil sarung dan menutupi tubuh Marsya. Hati Hengki sangat sakit melihat keadaannya cucunya yang masih kecil harus menerima perbuatan bejad pria tua yang seumuran dengannya.

"Ma--afkan Ka--kek, Cu," lirih Kakek Hengki.

Setelah mengatakan itu, Hengki pun terkapar tewas dengan bersimbah darah. Beberapa lama kemudian, Marsya mulai tersadar. Marsya merasakan sakit yang luar biasa dibagian sensitifnya. Marsya memaksakan diri untuk bangkit walaupun terasa sangat sakit.

Pada saat Marsya bangun, Marsya membelalakkan mata melihat keadaan Kakeknya sudah bersimbah darah terbaring di sampingnya. "Kakek, bangun Kek," ucap Marsya dengan bibir yang bergetar.

Air mata Marsya mengalir dengan derasnya, kesakitannya bertambah kala melihat Kakeknya sudah tidak bernyawa dengan luka di seluruh tubuhnya. "Kakeeeeekkkkk!" teriak Marsya menggema di keheningan malam.

Seketika warga langsung berdatangan dan kaget akan apa yang mereka lihat. Warga tidak tahu apa yang terjadi karena Marsya sama sekali tidak bisa menjawab, anak malang itu hanya bisa menangis dan berteriak sembari memeluk jasad Hengki. Warga segera mengurus jasad Hengki dan melaporkan kejadian itu kepada polisi.

Dikarenakan sudah malam, maka warga memutuskan untuk memakamkan Hengki esok hari. Marsya hanya bisa menatap kosong jasad Hengki dengan deraian air mata. Beberapa warga dan polisi yang bertanya tidak dipedulikan oleh Marsya, dia hanya bisa bungkam dan membisu.

***

Keesokan harinya jasad Hengki pun dimakamkan, tangis Marsya kembali pecah. Hatinya sakit dan hancur, satu-satunya orang yang dia punya sudah pergi meninggalkannya. Entah bagaimana nasib Marsya ke depannya, apalagi saat ini dia masih sekolah di kelas 4 sekolah dasar.

"Kek, apa yang harus Marsya lakukan? Marsya takut, Kek," gumam Marsya di samping makam Hengki.

Mulai saat itu, Marsya tinggal seorang diri di rumah peninggalan Hengki. Anak cantik yang periang itu kini berubah menjadi anak yang penutup dan dingin. Bahkan Marsya mempunyai trauma dan ketakutan tersendiri jika bertemu dengan pria tua.

Marsya terpaksa harus bekerja keras demi menghidupi dirinya sendiri. Dia melakukan apa pun yang dia bisa, dari menjadi tukang cuci gosok, ambil dagangan dari tetangganya, sampai menjadi pengasuh bayi jika ibu si bayi pergi ke kebun atau sawah. Marsya harus dipaksa dewasa sebelum waktunya oleh keadaan dan itu sangat menyedihkan.

"Marsya, kamu mau tidak ikutan belajar bela diri?" ajak Muni salah satu temannya.

"Di mana?" tanya Marsya.

"Di balas desa."

"Bayar tidak? kalau bayar, aku tidak bisa karena aku tidak punya uang," seru Marsya.

"Tidak, ini gratis kok," sahut Muni.

Marsya tertarik dan langsung menyetujui ajakan Muni. Sejak itu Marsya pun ikut belajar bela diri, dia bertekad ingin mencari pria tua yang sudah menghancurkan masa depan dan membunuh Kakeknya. Walaupun dia tidak tahu keberadaan pria itu, tapi dia yakin bahwa dia bisa menemukannya.

"Lihat saja, aku akan menemukan orang itu dan aku sendiri yang akan membunuhnya," batin Marsya dengan mengepalkan kedua tangannya.

Marsya kecil benar-benar menyimpan dendam yang sangat besar kepada pria tua itu. Dia bekerja keras mengumpulkan uang, bahkan dia belajar dengan rajin supaya dia mendapatkan beasiswa. Marsya mempunyai cita-cita ingin menjadi dokter, maka dari itu dia belajar dengan rajin dan berusaha mengumpulkan uang yang banyak supaya dia bisa sekolah tinggi dan menjadi dokter.

Hingga pada akhirnya perjuangan Marsya yang penuh dengan lika-liku dan menyedihkan berujung kebahagiaan. Setelah lulus SMA, dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah kedokteran di kota dan Marsya pun mulai melanjutkan hidupnya di kota. Tekadnya semakin kuat untuk terus mencari pria itu, karena seluruh hidup Marsya untuk saat ini hanyalah bisa membalaskan dendamnya yang semakin lama semakin mengakar di jiwanya.

Flash back off....

Terpopuler

Comments

☠☀💦Adnda🌽💫

☠☀💦Adnda🌽💫

ish kakek tua pedofil serem bngt y ,kasian marsya msh kecil udah dpt pelecehan parah bngt astaghfirullah 🤦🤦🤦

2025-02-14

0

Bunda Elsha ChaCha

Bunda Elsha ChaCha

kasihan sekali hidup Marsya, semoga kelak Marsya menemukan kebahagiaan

2025-02-13

0

🌸so0bin🌸

🌸so0bin🌸

kasian Marsya udah mah hidup susah tambah susah lagi jadi korban pedo

2025-01-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!