Sekte Kekaisaran Abadi, yang telah berdiri selama ratusan juta tahun, dihancurkan oleh para Dewa Penguasa Galaksi karena dianggap melampaui batas yang diperbolehkan. Pemimpinnya, Taixuan Dijing, menantang langit dan memimpin perlawanan sengit, tetapi bahkan kekuatannya tak mampu menahan murka Sang Dewa Pencipta.
Dalam satu genggaman, sektenya lenyap. Dipenuhi amarah dan dendam, Taixuan Dijing bertarung hingga titik darah penghabisan sebelum akhirnya gugur. Namun, sebelum mati, ia bersumpah bahwa suatu hari nanti, bahkan langit itu sendiri akan dihancurkan.
Di luar cakupan para dewa, sesuatu pun mulai bangkit dari kehampaan…
SETIAP HARI UPDATE BAB:
- 07.00 WIB
-16. 00 WIB
-18. 00 WIB
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Axellio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 KEDATANGAN YANG SPEKTAKULER, DAN DIMULAI
Langit di atas ibu kota Tianlong dipenuhi oleh simbol-simbol kekuatan besar. Kapal perang megah berlabuh, bendera sekte berkibar tinggi, dan para kultivator berkumpul di berbagai sudut arena utama, mengamati setiap sosok yang hadir.
Di arena yang telah dipersiapkan, ratusan ribu orang telah berkumpul. Setiap sekte dan keluarga besar memiliki tempatnya masing-masing, berdasarkan status dan prestise mereka. Namun, yang paling mencolok adalah barisan kursi di area tertinggi yang diperuntukkan bagi mereka yang memiliki kartu undangan tertinggi.
Salah satu tempat duduk yang paling strategis, yang berada tepat di samping perwakilan Kekaisaran Tianlong, masih kosong.
Seorang pria berjubah emas dari Sekte Pedang Langit melirik ke arah kursi tersebut dengan alis berkerut. "Tempat itu masih kosong? Bukankah semua kekuatan besar sudah hadir?" tanyanya dengan suara dalam.
Seorang pria tua dengan jubah ungu dari Klan Naga Surgawi tersenyum tipis, matanya penuh dengan ketajaman. "Menarik. Aku tidak ingat ada kekuatan baru yang mendapatkan tempat setinggi itu. Bahkan Sekte Abadi Matahari pun hanya mendapatkan kursi satu tingkat di bawahnya. Apakah Kaisar Tianlong sedang bermain politik dengan memberikan tempat istimewa kepada pihak baru?"
Di sisi lain, seorang wanita berambut perak dari Keluarga Suci Xuan mengibaskan lengan bajunya dengan anggun. "Hmph, tempat itu tidak penting. Yang lebih menarik adalah siapa yang akan duduk di sana. Jika mereka bukan orang yang cukup kuat, maka ini akan menjadi aib bagi Konferensi Jenius."
Seorang pemuda dengan pedang di punggungnya dari Sekte Petir Ilahi tersenyum sinis. "Kalau tempat itu kosong hingga acara dimulai, maka berarti Kaisar Tianlong telah membuang posisi berharga."
Di sisi tribun utama, beberapa perwakilan kekaisaran tampak berbisik di antara mereka.
"Bagaimana bisa tempat itu belum diisi?"
"Kami tidak tahu, Yang Mulia Kaisar sendiri yang memberikan undangan itu. Namun, penerimanya belum muncul hingga sekarang."
Di antara kerumunan, seorang pria tua dari Sekte Matahari Abadi mengusap janggutnya. "Hanya ada dua kemungkinan. Entah mereka sangat kuat hingga tidak peduli dengan waktu... atau mereka hanya sekumpulan orang yang tidak tahu tempat."
Di sudut lain, seorang anggota dari Asosiasi Pembunuh Benua Tengah menyipitkan matanya. "Jika ini benar-benar kekuatan baru, kita harus waspada. Benua Timur tidak butuh kekuatan lain yang bisa mengganggu keseimbangan."
Ketegangan di arena meningkat seiring berjalannya waktu. Semua orang menunggu, bertanya-tanya siapa yang akan muncul untuk menempati kursi misterius itu.
Namun satu hal yang pasti—mereka yang datang terlambat harus memiliki kekuatan untuk membuktikan bahwa mereka pantas berada di sana.
Langit di atas arena tiba-tiba menjadi tenang, seolah-olah seluruh dunia menahan napas. Kemudian, dari kejauhan, sebuah cahaya keemasan bersinar, diikuti oleh suara derap langkah kuda yang menggema di udara.
"Yang Mulia Kaisar Tianlong telah tiba!"
Suara seorang penjaga menggelegar di seluruh arena, membuat semua orang yang hadir langsung membungkuk dalam-dalam sebagai bentuk penghormatan.
Dari langit, sebuah kereta kuda emas yang megah muncul, ditarik oleh empat ekor Kuda Langit dengan sayap perak berkilauan. Setiap langkah mereka di udara meninggalkan jejak cahaya suci, menunjukkan betapa agungnya makhluk ini.
Aura Transenden Awal yang luar biasa langsung menyebar ke seluruh arena, menekan para kultivator yang lebih lemah hingga mereka menggigil. Bahkan beberapa murid sekte yang lebih kecil harus berlutut karena tidak mampu menahan tekanan spiritual yang begitu besar.
Di dalam kereta, seorang pria duduk dengan anggun. Dia mengenakan jubah emas bergaris naga hitam, dengan mahkota yang dihiasi batu giok langka di kepalanya. Matanya bersinar tajam, penuh dengan kebijaksanaan dan dominasi seorang penguasa sejati.
Saat pintu kereta terbuka, Kaisar Tianlong—Long Xuanyuan melangkah keluar dengan tenang.
Meskipun dia tampak santai, setiap gerakannya mengandung aura yang luar biasa, membuat semua orang merasa seperti mereka sedang berdiri di hadapan gunung yang tidak tergoyahkan.
Di tribun utama, para tetua dari berbagai sekte besar langsung berdiri dan membungkuk hormat.
"Salam kepada Yang Mulia Kaisar Tianlong!"
Suara mereka menggema, menciptakan pemandangan yang benar-benar megah.
Long Xuanyuan hanya melambaikan tangannya dengan ringan, dan seketika tekanan di udara mereda.
"Tidak perlu berlebihan. Hari ini adalah hari untuk menyaksikan kehebatan para jenius benua Timur. Aku tidak ingin mengganggu jalannya acara."
Setelah itu, dia melangkah menuju singgasana emasnya yang terletak di tribun utama, tepat di atas semua kekuatan besar lainnya.
Namun, bahkan setelah kedatangannya, satu tempat duduk strategis di sampingnya masih kosong.
Banyak orang yang mulai berbisik.
"Bahkan setelah Kaisar datang, mereka masih belum muncul?"
"Apakah mereka benar-benar berani datang terlambat?"
"Siapakah mereka sebenarnya?"
Long Xuanyuan melirik sekilas ke arah kursi kosong itu, lalu tersenyum tipis, seolah dia sudah mengetahui sesuatu.
"Menarik..."
Namun, di tengah keheningan itu, tiba-tiba suara gemuruh terdengar dari kejauhan.
Langit yang tadinya cerah tiba-tiba berubah mendung, dan angin kencang bertiup melintasi arena.
"Mereka datang."
Long Xuanyuan berbisik pelan, dan seketika, semua orang mengalihkan pandangan mereka ke langit.
Di kejauhan, sebuah celah ruang terbuka, dan dari dalamnya muncul sosok raksasa berwujud naga hitam pekat dengan mata keemasan yang tajam.
"Naga Void!"
Seseorang dari Sekte Matahari Abadi berteriak kaget.
Namun yang lebih mengejutkan adalah sosok-sosok yang berdiri di atas kepala naga itu—seseorang dengan aura yang tak terduga, dan di belakangnya, tiga orang dengan kehadiran luar biasa.
Semua mata kini tertuju pada mereka, penuh dengan rasa penasaran, keterkejutan, dan ketegangan.
"Siapa mereka?"
Langit masih bergetar oleh kehadiran naga hitam raksasa yang muncul dari celah ruang. Aura kuno dan menindas terpancar dari tubuhnya, membuat banyak kultivator yang hadir merasakan tekanan luar biasa. Bahkan para tetua sekte besar yang telah bertahan di dunia ini selama ratusan tahun pun tak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka.
Salah satu tetua dari Sekte Matahari Abadi menggertakkan giginya sambil mengusap keringat dingin di dahinya.
"Binatang mistik kuno... bagaimana mungkin makhluk seperti itu masih ada di benua ini?"
Dari tribun utama, seorang pria tua berjubah putih dengan rambut panjang berwarna perak menyipitkan matanya, mencoba menahan tekanan yang semakin berat.
"Kuda Langit milik Kaisar bahkan tidak dapat dibandingkan dengan keberadaan ini..."
Di sisi lain, Kaisar Tianlong, Long Xuanyuan, yang duduk di singgasana emasnya, tampak sedikit tegang. Aura Transenden Awalnya memang kuat, namun di hadapan naga hitam ini, dia masih merasakan tekanan luar biasa.
Namun, sebagai penguasa Kekaisaran Tianlong, dia tak boleh menunjukkan kelemahan. Dengan tarikan napas dalam, dia mengedarkan energi sejatinya untuk menahan tekanan itu dan tetap duduk tegak di singgasananya.
Orang-orang di bawah arena masih membeku, mata mereka terpaku ke langit, ke arah empat sosok yang berdiri di atas kepala naga hitam.
Salah satu murid muda dari Sekte Azure Dragon berbisik kepada rekannya, suaranya gemetar, "Siapa mereka? Kenapa aku belum pernah mendengar tentang kekuatan seperti ini di benua Timur?"
"Kita tidak tahu... tapi yang pasti, mereka bukan orang biasa," jawab rekannya dengan wajah pucat.
Di langit, angin berputar dengan liar saat suara berat dan penuh otoritas terdengar dari salah satu sosok di atas kepala naga.
"Apakah ini cara Kekaisaran Tianlong menyambut para tamu?"
Suara itu bergema di seluruh arena, mengandung tekanan yang membuat banyak orang di bawah tidak bisa bernapas dengan normal.
Mata Kaisar Tianlong sedikit menyipit. Dia menatap sosok utama yang berbicara, seorang pria dengan jubah hitam yang memiliki aura agung dan misterius.
"Tuan, identitas anda?"
Taixuan Dijiing tersenyum tipis, tatapannya tenang namun memiliki kedalaman yang sulit diukur.
"Kami hanya tamu yang diundang untuk menghadiri konferensi ini."
Beberapa tetua di tribun utama saling bertukar pandang, jelas tidak puas dengan jawaban yang begitu samar.
Seorang tetua dari Sekte Angin Langit berdiri, matanya penuh dengan kewaspadaan.
"Tamu yang diundang? Bagaimana mungkin kami tidak mengetahui kedatangan kalian sebelumnya? Kekaisaran Tianlong hanya memberikan kartu undangan tertinggi kepada segelintir kekuatan!"
Salah satu sosok di belakang Taixuan Dijiing, seorang pria tua berbadan besar dengan aura api membara—Huo Sheng—melangkah maju dengan senyum mengejek.
"Apa kau mengatakan bahwa kami tidak pantas untuk mendapatkan undangan itu?"
Tatapan tajamnya menyapu para tetua yang hadir, dan dalam sekejap, mereka merasa seperti dikelilingi oleh lautan api yang membakar tubuh mereka.
Beberapa orang menundukkan kepala, tidak berani menatap balik.
Kaisar Tianlong akhirnya mengangkat tangannya, menenangkan ketegangan di arena.
"Jika kalian memiliki undangan resmi, maka tentu saja kalian berhak mendapatkan tempat yang layak di konferensi ini."
Taixuan Dijiing mengangkat tangannya, dan dalam sekejap, secarik kartu undangan emas muncul dari telapak tangannya.
"Kami memang memiliki undangan tertinggi. Apakah masih perlu dipertanyakan?"
Saat kartu itu muncul, mata para tetua yang hadir melebar. Itu benar-benar kartu undangan tertinggi!
Kaisar Tianlong menatap kartu itu dengan penuh perhatian. Setelah beberapa saat, dia mengangguk perlahan.
"Baiklah, kursi kehormatan yang kosong itu memang dipersiapkan untuk kalian. Silakan duduk."
Taixuan Dijiing tersenyum tipis, lalu menepuk kepala naga hitam di bawahnya.
Naga itu menggeram pelan sebelum perlahan turun, membawa keempat sosok di atasnya ke tribun utama.
Saat mereka melangkah turun dan berjalan menuju kursi yang telah disediakan, orang-orang di arena masih bergumam, belum bisa menerima kenyataan bahwa ada kekuatan yang begitu besar namun tidak pernah terdengar sebelumnya.
"Siapa mereka sebenarnya?"
"Mungkinkah mereka berasal dari dunia luar?"
"Atau mungkin dari sekte tersembunyi yang baru muncul?"
Di antara semua kebingungan itu, hanya Kaisar Tianlong yang diam, matanya masih tertuju pada Taixuan Dijiing dengan ketertarikan yang mendalam.
"Menarik... sangat menarik..." dia bergumam pelan.
Acara konferensi belum dimulai, namun kehadiran mereka sudah cukup untuk mengguncang seluruh arena.
Langit di atas arena Kekaisaran Tianlong masih bergetar akibat kedatangan sosok yang begitu misterius dan mendominasi. Banyak pihak yang masih terpaku, belum bisa menerima kenyataan bahwa ada kekuatan sehebat ini yang mereka sama sekali tidak ketahui asal-usulnya.
Beberapa pemimpin sekte besar dan keluarga bangsawan mulai berbisik di antara mereka.
"Siapa sebenarnya mereka?"
"Aura yang mereka miliki... setidaknya sebanding dengan sekte-sekte tertua di benua ini!"
"Kita harus mencari tahu asal-usul mereka setelah konferensi ini selesai."
Namun, tak ada yang berani menanyakan langsung kepada Taixuan Dijiing dan rombongannya. Aura yang mereka pancarkan begitu mendominasi, seolah siapa pun yang mencoba menginterogasi mereka hanya akan mempermalukan diri sendiri.
Di tengah kesunyian yang menggantung, Kaisar Tianlong akhirnya berbicara, suaranya bergema di seluruh arena.
"Karena semua tamu telah hadir, maka dengan ini, Konferensi Jenius Benua Timur secara resmi"
"Dimulai"